1

Pemkab Tangerang Akui Kesulitan Stabilkan Harga

Pedagang cabai dan bawang.(ist)

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengaku kesulitan mengontrol harga kebutuhan pokok di pasaran. Ini terkait kenaikan harga cabai merah dan bawang merah saat ini.

Hal itu setidaknya diakui oleh Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Tubagus Bukhori, Senin (31/10/2016).

“Kami agak susah juga menstabilkan harga, karena surat edaran peraturan menteri perdagangan terkait adanya batas harga belum sampai ke daerah,” ujarnya.**Baca juga: Sengketa Lahan, Yayasan Daarul Mujtahidin Disegel Ahli Waris.

Diketahui, sesuai dengan Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan, red) Nomor 63 Tahun 2016 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, diatur batas harga sejumlah kebutuhan pokok dan komoditas yakni, beras, jagung, kedelai, gula, cabai, bawang merah serta daging sapi.**Baca juga: Harga Cabai dan Bawang di Cikupa Merangkak Naik.

“Karena, belum ada peraturannya. Sampai saat ini juga cara kami menstabilkan harga hanya dengan melakukan operasi pasar,” tambahnya.(shy)




Harga Cabai dan Bawang di Cikupa Merangkak Naik

Pedagang cabai.(ist)

Kabar6-Harga komoditas berupa cabai dan bawang merah di Pasar Cikupa, Kabupaten Tangerang, terus mengalami kenaikan.

Harga cabai merah yang sebelumnya Rp65 ribu, kini melonjak menjadi Rp70 ribu per kilogram. Sedangkan, harga bawang merah yang sebelumnya Rp36 ribu kini naik menjadi Rp40 ribu per kilogram.**Baca juga: Sengketa Lahan, Yayasan Daarul Mujtahidin Disegel Ahli Waris.

Ajid, salah seorang pedagang di Pasar Cikupa mengatakan, kenaikan harga komoditas, terlebih cabai dan bawang merah, mengalami kenaikan lantaran faktor cuaca yang buruk.**Baca juga: Pembangunan RSUD Pantura Ditarget Rampung 2017.

“Kalau harganya naik karena, cuaca buruk. Dari distributornya sendiri bilang pasokannya juga agak kurang makanya mahal,” ungkapnya, Senin (31/10/2016).(shy)




Pembangunan RSUD Pantura Ditarget Rampung 2017

Rapat pembangunan RSUD Pantura.(hms)

Kabar6-Hingga kini, pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pantura di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, terus dikebut.

Pembangunan RSUD ini terkait dengan upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dei wilayah berjuluk seribu industri tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad mengatakan, pihaknya menargetkan proyek pembangunan RSUD Pantura rampung akhir tahun 2017. Saat ini, sedang dievaluasi oleh tim bahwa pekerjaan mencapai 75 persen.

“Posisi aktual sekarang baru 75,2 persen. Saya sangat berharap RSUD Pantura bisa rampung sesuai target. Dan, nanti pada HUT Kabupaten Tangerang, kita bisa meresmikanannya,” ungkap Iskandar, Senin (31/10/2016).**Baca juga: Sengketa Lahan, Yayasan Daarul Mujtahidin Disegel Ahli Waris.

Diyakini, bila hadirnya RSUD Pantura ini nantinya akan lebih mempermudah masyarakat yang bermukim di Kecamatan Kosambi, Pakuhaji, Teluknaga, Kronjo, Mauk dan Kecamatan Sukadiri, mendapatkan layanan kesehatan.**Baca juga: KPU Kabupaten Tangerang “Rangkul” Penyandang Disabilitas.

“Nantinya masyarakat Pantura tidak perlu berobat ke RSUD Tangerang lagi, karena jaraknya relatif jauh,” tambahnya.(hms/zar)




Sengketa Lahan, Yayasan Daarul Mujtahidin Disegel Ahli Waris

Sekolah Yayasan Daarul Mujtahidin yang disegel ahli waris.(shy)

Kabar6-SMP dan SMA Yayasan Daarul Mujtahidin, di Kampung Pabuaran RT. 03/06, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, disegel, Senin (31/10/2016).

Sedianya, penyegelan itu dilakukan oleh Rohman, pihak yang mengklaim sebagai ahli waris pemilik lahan, yang kemudian dihibahkan untuk dibangunan sekolah tersebut.

Akibat penyegelan itu, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah itu terhenti. Sedangkan 400 siswa dan siswi pun terlantar.

Rohman, pihak pemilik awal lahan mengatakan, bila sedianya lahan seluas 1.944 meter persegi itu, sebelumnya dihibahkannya kepada Achmad Djarnudji, untuk kemudian dibangun sekolah.

Kedua belaha pihak, dibawah naungan Yayasan Mujtahidin, sepakat untuk bekerjasama dalam bidang pendidikan dan membangun sekolah.

“Sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2005, Achmad Djarnudji menyampaikan, agar saya bersabar untuk memperoleh profit (keuntungan-red),” ujar Rohman.

Namun kemudian, dalam perjalannya Achmad Djarnudji meninggal dunia. Urusan pengelolaan Yayasan kemudian diambil-alih oleh anaknya, Ghazali Taufik.

“Ghazali Taufik yang meneruskan pengelolaan sekolah itu, kemudian mengklaim bila tanah tersebut adalah milik ayahnya. Dia juga mengklaim atas kepemilikan yayasan, hingga tidak mengikutsertakan saya dalam kepengurusan inti,”  ujar Rohman.**Baca juga: Waspada Demo Periksa Ahok, Panglima TNI Siap “Turun Gunung”.

Akibatnya, Rohman yang kecewa dengan tindakan Ghazali Taufik, kemudian mencabut kembali hak hibahnya atas yayasan tersebut.**Baca juga: Puluhan Rumah di Cikupa Masih Terendam Banjir.

“Saya mencabut hak hibah saya. Dan, untuk urusan Yayasan ini saya juga tidak mau lagi ikut campur. Tapi, untuk para anak didiknya tentu masih bisa belajar, asalkan bukan di area tanah milik saya,” pungkasnya.(shy)




Puluhan Rumah di Cikupa Masih Terendam Banjir

Banjir merendam pemukiman warga di Desa Cibadak beberapa waktu lalu.(agm)

Kabar6-Hingga kini, puluhan rumah di Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang masih terendam banjir setinggi 50 sentimeter.

Meski intensitas banjir yang terjadi sejak Minggu (30/10/2016) kemarin itu sudah mulai surut, namun aktivitas warga menjadi terganggu.

Salah seorang warga, Nurohim mengatakan, genangan air terjadi lantaran saluran air di pemukiman warga tersumbat. Akibatnya, sekira 30 rumah warga terendam air pascahujan yang turun cukup lebat sejak kemarin.

“Air masuk ke rumah sejak Minggu malam warga masih tetap bertahan di rumah masing-masing,” ungkap Nurohim menjelaskan, Senin (31/10/2016).**Baca juga: Buruh KSPSI Banten Desak Kenaikan UMSK 10 Persen.

Namun, sebagian warga memilih untuk mengungsi di pos ronda terdekat hingg air surut. Menurut Nurohim, banjir ini terjadi sudah tiga kali dalam dua minggu terakhir.**Baca juga: Pemkot Cilegon Usulkan Pembangunan Tandon Banjir.

“Banyak peralatan elektronik yang rusak. Warga juga membutuhkan bantuan obat-obatan dan makanan,” paparnya.(rani)




Di Tangerang, Ada 9 Kasus Pekerja Seks di Bawah Umur

Ilustrasi (ist)

Kabar6-Sepanjang 2016 ini, tercatat ada sembilan kasus pekerja seksual dengan usia di bawah 17 tahun yang berada di Kabupaten Tangerang.

“Kurun waktu Januari sampai Oktober 2016 ini, ada sembilan kasus pekerja seks di bawah umur. Namun, untuk tahun 2015 saya tidak begitu hafal berapa angka kasusnya,” ujar Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintah Desa (BPMPPD) Kabupaten Tangerang Dhian Hartati, Minggu (30/10/2016).

Dari angka tersebut diketahui, wilayah rawan akan kasus pekerja seksual pada anak di Kabupaten Tangerang merupakan wilayah Utara Kabupaten Tangerang.**Baca juga: Polres Tangsel Persiapkan e-Tilang.

“Dari sembilan kasus itu, lebih banyak di wilayah Utara dan tentunya hal ini menjadi catatan di Kabupaten Tangerang karena. Alasan utama para anak anak tersebut bekerja sebagai pekerja seks lantaran faktor ekonomi dan keluarga yang tidak memperhatikan mereka,” ungkapnya.**Baca juga: Polisi Sergap Pengedar Narkoba Wilayah Mauk.

Pihaknya pun akan terus melakukan sosialisasi untuk menekan angka pekerja seks di bawah umur.**Baca juga: Buruh KSPSI Banten Desak Kenaikan UMSK 10 Persen.

“Kami terus melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan para stakeholder di Desa atau Kecamatan untuk dengan segera melakukan deteksi dini dan memberikan arahan pada sang anak,” tambahnya.(Shy)




Buruh KSPSI Banten Desak Kenaikan UMSK 10 Persen

KSPSI se Banten.(shy)

Kabar6-Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) se-Provinsi Banten menggelar rapat persiapan pengawalan penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK).

Rapat itu sedianya dihelat di Kantor DPC KSPSI Kabupaten Tangerang, dikawasan Perumahan Sudirman Indah, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Minggu (30/10/2016).

Ketua DPD KSPSI Provinsi Banten, Dwi Jatmiko mengatakan, para buruh di Banten akan mengawal kenaikan upah minimum 2017.

“Dalam penetapan upah minimum nanti, kita tak mau kenaikan disamakan dengan daerah lain. Karena, harga kebutuhan hidup di tiap daerah berbeda,” ujarnya.**Baca juga: Begini Kronologis Perampokan Bos Limbah di Tangerang.

Dikatakan Dwi, pihaknya menginginkan kenaikan upah minimum sebesar 10 persen. Dan, dalam penetapan kenaikan upah minimum, pemerintah diharapkan tidak mengacu pada PP 78 tahun 2015, tapi pada Undang-Undang 13.**Baca juga: Gasak Avanza, Perampok Tembak Bos Limbah di Tangerang.

“Merujuk UU 13, penetapan upah minimum berdasarkan survei pasar,” ungkapnya.**Baca juga: Polisi Sergap Pengedar Narkoba Wilayah Mauk.

Dwi pun mengingatkan, bila Pemerintah Pusat dan Provinsi mendengarkan aspirasi buruh, maka buruh akan melakukan mobilisasi buruh secara besar-besaran.**Baca juga: 1.500 Warga Tigaraksa Ikuti Jalan Sehat.

“Kita akan melakukan aksi besar-besaran. Bukan dengan menutup pintu keluar dan masuk tol, tapi buruh akan mengadakan konvoi besar-besaran di Banten,” ujarnya.(shy)




Polisi Sergap Pengedar Narkoba Wilayah Mauk

HB, terduga pengedar narkoba di Mauk.(agm)

Kabar6-Seorang pria terduga pengedar narkoba jenis sabu, disergap Unit II Satuan Narkoba Polres Kota (Polresta) Tangerang, di Jalan Gang Pelelangan, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Pria yang belakangan diketahui berinisial HB (33) itu, sedianya sempat berupaya membuang barang bukti sabu. Namun, aksi itu diketahui oleh petugas yang menyergapnya.**Baca juga: Gasak Avanza, Perampok Tembak Bos Limbah di Tangerang.

“Informasi dari warga, pelaku merupakan seorang bandar narkoba diwilayah itu. Dan, setelah Tim bergerak menyelidiki, ternyata benar,” ungkap Kasat Narkoba Polresta Tangerang, Kompol Sukardi, Minggu (30/10/2016).**Baca juga: 1.500 Warga Tigaraksa Ikuti Jalan Sehat.

‎Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa satu bungkus klip bening jenis Sabu.‎ Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 114 ayat (1) Sub Pasal 112 ayat (1) Undang Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.(agm)

**Baca juga: Begini Kronologis Perampokan Bos Limbah di Tangerang.




Begini Kronologis Perampokan Bos Limbah di Tangerang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sedianya, komplotan perampok yang menyasar bos limbah UD. Nila di Kampung Cilongok, RT 02/03, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/10/2016), beraksi layaknya koboi.

Tak hanya menembak perut korban, komplotan pelaku juga sempat mengumbar tembakan beberapa kali ke arah lemari di kamar korban, sebelum akhirnya kabur membawa Toyota Avanza, Motor Yamaha Vega dan Televisi.

Kapolsek Pasar Kemis, Kompol Kosasih yang dikonfirmasi membenarkan kejadian itu, dan kini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Sedianya, kasus itu bermula ketika Kotijah (35), istri bos limbah UD Nila,  Abdul Syakur, mendengar suara aneh di luar kamar rumahnya.

Karena takut, Kotijah pun melaporkan hal itu kepada korban. Korban yang penasaran, kemudian membuka pintu kamar guna mengecek.

Ternyata, begitu pintu dibuka, korban kaget karena mendapati ada tiga orang tak dikenal di dalam rumahnya. Sadar ada bahaya yang tengah mengincarnya, korbanpun langsung kembali menutup pintu kamar.

Namun, pelaku dengan sigap juga mendorong pintu kamar tersebut. Hingga, aksi saling dorong antara korban dan pelaku pun terjadi.

Tapi, aksi tersebut tidak berlangsung lama. Karena korban yang kalah jumlah, akhirnya tak kuasa menghadang pelaku masuk ke dalam kamarnya.

Dibawah todongan pistol, pelaku pun memaksa korban agar menyerahkan kunci kontak mobil dan motor. Tapi permintaan itu ditolak korban. Hingga, pelaku marah dan memuntahkan timah panas ke arah perut korban.

Tak hanya itu, pelaku kemudian kembali menembak ke arah lemari, sebelum kemudian berhasil mendapatkan kunci mobil dan sepeda motor.

Selanjutnya, dengan leluasa pelaku kabur meninggalkan lokasi, dengan membawa serta mobil, motor, televisi berikut dua hanphone milik korban.**Baca juga: Lokasi Uji KIR Tangsel Diusulkan Pindah ke Muncul.

Setelah pelaku pergi, barulah korban berani berteriak minta tolong, hingga warga sekitar berdatangan ke lokasi. Oleh warga, korban dilarikan ke RSU Tangerang. Sementara kasusnya dilaporkan ke Polsek Pasar Kemis.**Baca juga: Gasak Avanza, Perampok Tembak Bos Limbah di Tangerang.

“Ciri-ciri tiga pelaku sudah kami ketahui, dan sekarang masih kami kejar,” ujar Kapolsek.(agm)




Gasak Avanza, Perampok Tembak Bos Limbah di Tangerang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kawanan perampok menyasar sebuah lapak limbah UD. Nila di Kampung Cilongok, RT 02/03, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/10/2016).

Dalam aksinya, komplotan pelaku sempat menembak Abdul Syukur, pemilik UD. Nila, sebelum kemudian kabur dengan menggasak Toyota Avanza, sepeda motor Yamaha Vega, Handphone Samsung dan Cross serta sebuah televisi.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, peristiwa pencurian dengan kekerasan itu berlangsung cepat.**Baca juga: Picu Polemik, “Distributor” Buku LEKAS di Tangsel Harus Tanggungjawab.

“Pelakunya diduga berjumlah lebih dari tiga orang. Pelaku diduga sempat menembak perut korban, sebelum kemudian kabur membawa mobil, motor, televisi serta handphone milik korban,” ujar sumber kabar6.com yang minta dirahasiakan identitasnya di Mapolres Kota (Mapolresta) Tangerang.**Baca juga: Pengamat: Andika Jadi Titik Lemah Pasangannya di Pilgub Banten .

Sementara, Kapolsek Pasar Kemis, Kompol Kosasih yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan petugas. Sedangkan korban kini mendapatkan penanganan medis di RSU Tangerang.(agm)