1

Muspika Jambe Swadaya Bersama Perbaiki Jembatan Ambruk

Jembatan ambruk di Jambe. (shy)

Kabar6-Jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Jambe, Kabupaten Tangerang akan melakukan perbaikan pada Jembatan Parung Lawang yang beberapa waktu ambruk.

“Kita akan secara swadaya bersama masyarakat dan pihak Kecamatan Jambe memperbaiki jembatan yang rusak ini, karena kasihan masyarakat agak jauh mencari akses lain,” ungkap Danramil Tigaraksa, Kapten Bambang E. P, Jumat (14/7/2017).**Baca Juga: Abdi Teh Lewat Mana, Jembatan Cimatuk Rusak Parung Lawang Ambruk

Nantinya, pihak kecamatan dan masyarakat setempat akan melakukan pengawasan terhadap kendaraan yang melalui jembatan tersebut.

“Kalau mau lewat jembatan ini ya tonasenya jangan terlalu berat, karena ini hanya terbuat dari kayu,” ujarnya.**Baca Juga: Jembatan Parung Lawang di Jambe Roboh, 4 Luka-luka

Diketahui, sementara ini masyarakat Kabupaten Tangerang yang ingin menuju Kabupaten Bogor ataupun sebalikanya harus melalui jembatan lainnya yakni, Jembatan Cimatuk yang kondisinya pun rusak. (Shy)




Dishub Kab.Tangerang Berbenah Usai Ditegur Ombudsman

Kepala UPT PKB Kab.Tangerang,Topik.(foto:shy) 

Kabar6-Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang melalui UPT PKB di Kecamatan Balaraja, melakukan pembenahan pada fasilitas pelayanan uji kendaraan bermotor atau KIR.

“Memang beberapa waktu lalu kita sempat ditegur dan diminta ombudsman untuk memperbaiki ataupun meningkatkan fasilitas pelayanan pada uji KIR, karena area ruang tunggu tersebut belum memenuhi standar,” ungkap Kasubag TU Pengujian Kendaraan Bermotor, Bambang Dwi Purwanto, Jumat (14/7/2017).

Hal tersebut lantaran fasilitas pelayanan seperti ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi ataupun pendingin ruangan masih belum tersedia.

“Saat ini belum ada kursi yang layak, hanya kursi kayu saja yang ada untuk pemohon uji KIR, ruang tunggu pun masih apa adanya, tidak sesuai standar,” terangnya.

Sejauh ini, pihak UPT ataupun Dishub Kabupaten Tangerang telah mengajukan pengadaan fasilitas.” Sudah kita ajukan, apa saja kekurangan fasilitas di UPT ini. Semoga nantinya dapat terealisasi,” tutupnya. (Shy)




Ratusan Warga Jayanti Ikut Tablig Akbar

Tablig Akbar di Jayanti. (Tim K6)

Kabar6-Ratusan warga di Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, mengikuti acara tabliq akbar. Acara tersebut dipimpin Abuya Muhtadi, ulama terkemuka asal Pandeglang-Banten, Kamis (13/7/2017).

Koordinator Acara Saepudin Juhri mengatakan, pihaknya sengaja mengundang ulama yang paling disegani di wilayah Banten ini untuk memimpin tabliq akbar tersebut.

Kegiatan itu digelar, dalam rangka halal bihalal pascalebaran, sekaligus mendoakan Kabupaten Tangerang yang dipimpin Bupati Ahmed Zaki Iskandar ini, agar terus maju, aman, damai dan sejahtera.**Baca Juga: Ini Tanggapan Zaki Soal Kartu Kuning Online

“Alhamdulillah, Abuya Muhtadi, menyempatkan waktunya untuk hadir dan pimpin acara tabliq akbar. Dalam acara itu, seluruh peserta yang hadir mendo’akan agar Tangerang makin gemilang,” ungkap Juhri, kepada Kabar6.com, petang tadi.

Diketahui, tabliq akbar yang berlangsung di Kampung Bakung, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang tersebut, tak hanya dihadiri Abuya Muhtadi, namun juga melibatkan Pejabat Daerah setempat, di antaranya Kepala Dinas Sosial, Arsyad Husen, Camat Jayanti, para Kepala Desa dan tokoh masyarakat lainnya.(Tim K6)




Ini Tanggapan Zaki Soal Kartu Kuning Online

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. (shy)

Kabar6-Adanya gagasan pembuatan kartu kuning online oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, ditanggapi oleh Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.

“Hal itu sangat bagus. Namun, tahun ini belum bisa dan masih harus melayani secara manual,” ujarnya usai melakukan pengecekan pembuatan kartu kuning di Gedung Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, Kamis (13/7/2017).**Baca Juga: Tajudin si Tukang Cobek Diperiksa Propam Polda Metro Jaya

Hal tersebut lantaran, sejauh ini identitas kependudukan belum dapat disinkronkan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang.

“Jadi, kalau mau online harus single identity dulu yakni, seluruh adminitrasi kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga dan yang lainnya terdapat dalam satu kartu. Baru nantinya, kita (Pemerintah Daerah-red) dapat dengan mudah mengakses dan si pemohon pun tak perlu susah payah lagi,” ungkap Zaki.**Baca Juga: Lurah Jurang Mangu Panggil Ibu yang Ngancam “Topless”

Nantinya, pun akan tercapai tujuan dari memudahkan masyarakat untuk membuat kartu kuning.

“Atau nantinya, bila memang mendesak kebutuhan untuk memudahkan masyarakat yang jauh membuat kartu kuning. Kita bisa limpahkan ke Kecamatan tapi dengan syarat harus sudah tersistematis,” pungkasnya. (Shy)




Kapolresta Tangerang Sabilul Alif Orasi Ilmiah di Akpol

      

     Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif, ketika orasi ilmiah di Akpol, Semarang.( foto: Ist)

Kabar6-Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Tangerang, AKBP Sabilul Alif, diberi kepercayaan untuk menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Wisuda Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen Hastadharma di Gedung Cendekia Akademi Kepolisian Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/7/2017) kemarin.

“Alhamdulillah, berkat ridho Allah SWT. saya telah diberi kesempatan menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Wisuda Taruna Akpol 48 Detasemen Hastadharma. Saya sangat bersyukur bisa berdiri di mimbar mulia itu,” ungkap Kapolres Sabilul Alif, kepada Kabar6.com, melalui pesan WhatsApp, Kamis (13/07/2017).

Menurutnya, ada perasaan yang tidak bisa dia jelaskan saat menutup salam tanda orasi ilmiah tersebut. Entah perasaan apa namanya, namun di dalam dadanya tertanam rasa bangga, tidak percaya, haru dan lainnya.

“Sejujurnya, saya masih belum percaya diberi amanat menyampaikan orasi ilmiah itu. Saya sadar betul, kompetensi saya belum seberapa. Saya sebenarnya belum pantas berdiri di podium menyampaikan ceramah ilmiah. Saya yakin, masih banyak anggota Polri yang memiliki kapabilitas melebihi kemampuan saya. Namun kembali saya sampaikan rasa hormat dan terimakasih karena kepercayaan diberikan kepada saya,” ujarnya.

Dijelaskan Kapolres, orasi ilmiah yang dibawakannya berjudul “Implementasi Ilmu Kepolisian Untuk Kinerja Polri yang Profesional, Modern, dan Terpercaya”. 

Kehadiran Akademi Kepolisian sebagai lembaga pendidikan pembentukan bagi perwira kepolisian, merupakan bukti bahwa ilmu kepolisian menjadi fondasi dalam upaya Polri melaksanakan tugas pokok dengan langkah-langkah yang sistematis dan juga dilandasi dengan kajian akademik.

Dengan demikian, harapan agar lembaga ini menghasilkan polisi yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern harus ditunjukkan dengan kinerja yang dapat memberikan solusi bagi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat di negeri ini. Dengan begitu, implementasi ilmu kepolisian harus ditunjukkan dengan kinerja Polri yang berkualitas.

“Dalam orasi ilmiah itu diantaranya saya menyampaikan mengenai semangat kebangsaan kepada para Taruna Akpol. Saya katakan, pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa (founding fathers). Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.

Terkait dengan sistem pendidikan di Akademi Kepolisian, kata dia, sebagai lembaga pendidikan Polri Akademi Kepolisian dituntut untuk melahirkan perwira kepolisian yang mempunyai karakter kebangsaan yang kuat. 

Sebagai institusi yang saat ini dinilai sebagai salah satu penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Akpol sebagai lembaga pendidikan pembentukan Polri mempunyai andil yang sangat besar.

“Dalam waktu dekat, para wisudawan akan bertugas di seluruh penjuru Nusantara. Mereka akan langsung terjun bertugas bersinggungan langsung dengan masyarakat. Anggota polisi bisa bersentuhan dengan masyarakat dari latar belakang apa saja. Untuk itulah, wawasan dan semangat kebangsaan perlu dimiliki anggota Polri. Agar dalam pelaksanaan tugas senantiasa berpedoman kepada nilai keadilan dan nilai Bhineka Tunggal Ika,” katanya.

Dalam kesempatan itu, lanjutnya, dia juga menyampaikan pemikiran dan pengalamannya saat bertugas yang berkaitan dengan implementasi ilmu kepolisian untuk kinerja Polri yang profesional, modern dan terpercaya. 

Dalam rangka mewujudkan kinerja Polri yang memenuhi harapan masyarakat, harus diawali dulu dengan pendekatan ke masyarakat yang baik(social approach) dengan tiga pendekatan, yaitu fisik, intelektual, dan emosional.

Fisik yaitu sering bertemu, intelektual yaitu sering diskusi atau sharing pemikiran, dan emosional, yaitu sering berinteraksi melalui pertemuaan-pertemuan yang sering kita sebut silaturahmi dan anjangsana.

“Saya sampaikan, polisi atau kepolisian jangan menjadi “Istana Barbie” atau “menara gading”, yang hanya indah dipandang saja, namun tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Polisi jangan menjadi sosok yang ditakuti namun tidak dikagumi apalagi dicintai. Polisi harus senantiasa berinovasi sebab dicintai masyarakat adalah kata kunci menuju kesuksesan,” katanya.

Ditambahkannya, pada kesempatan itu pihaknya juga menceritakan pengalamannya membangun komunikasi dengan seluruh unsur masyarakat. 

Oleh karenanya, polisi harus mampu menemukan chemistry dengan masyarakat agar ada keterikatan dalam satu kesatuan dengan masyarakat. 

Setelah kita mampu menyatu dengan masyarakat, barulah kita mulai berpikir untuk meningkatkan pelayanan.

“Saya juga membagi cerita mengenai awal mula gagasan pemilihan nama untuk program inovasi. Suatu hari, ketika sedang menyusuri pelosok kampung, saya bertemu dengan kuliner kebanggaan kota Jember. Sejauh memperhatian dan merasakan kuliner itu, kreasi di kepala saya perlahan-lahan mulai meracik untuk menciptakan program inovasi yang mudah dikenal dan dihafal masyarakat Jember,” imbuhnya.

Dari sini, ujarnya, muncul gagasan untuk memilih istilah tertentu sebagai ikon yang mudah dikenal masyarakat. 

Hal ini, merupakan jalan pemikiran yang sering digunakan oleh kalangan pemasaran, yaitu memilih nama yang mudah dikenal atau nama yang ikonik. Akhirnya saya pilih nama “Jember Suwar-suwir” untuk memudahkan masyarakat mengingat nama program inovasi Polres Jember.

“Pengalaman itu, saya ceritakan untuk menginspirasi dan memotivasi Taruna Akpol agar senantiasa tanggap dengan keadaan di sekitar. Anggota polisi harus kreatif, inovatif, sekaligus peka terhadap potensi dan situasi di sekitarnya. Seperti halnya saat saya melihat proses pembuatan suwar-suwir. Kepala saya langsung berpikir kreatif membuat inovasi yang bisa menyentuh dan familiar di masyarakat. Maka lahirlah berbagai program inovasi di Polres Jember dengan nama-nama khas makanan daerah, yang menunjukkan lokalitas dengan harapan akan menjadi nama yang global,” katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga sampaikan raihan penghargaan saat saya menjabat sebagai Kapolres Jember. 

Saat itu, dirinya diberi penghargaan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur. 

Penghargaan diberikan, karena Polres Jember dan beberapa Polres lain di Jawa Timur sebagai percontohan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; baik melalui sistem IT, maupun sinergitas antar-stakeholder.

“Raihan penghargaan ini bukan untuk menyombongkan diri atau pencitraan. Namun sebagai pelecut untuk meningkatkan ghirah para Taruna Akpol dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri,” ujarnya.

Lebih jauh Sabilul Alif menegaskan, pendidikan pembentukan karakter di Akademi Kepolisian menjadi modal dalam pelaksanaan tugas. 

Di lapangan, para Taruna Akpol akan memperoleh pelajaran baru, baik dari para senior, dari masyarakat, maupun pembelajaran ketika melaksanakan tugas. 

“Sama seperti yang dialami oleh para senior, pengalaman di lapangan yang dipadukan dengan pengayaan lewat pembelajaran di kampus selama pendidikan akan menjadi kekuatan dalam memberikan pengabdian sebagai insan Bhayangkara,” ungkapnya.

Diutarakannya, pihaknya berharap sedikit pengalaman dan pemikiran yang di sampaikan dalam orasi ilmiah itu dapat menjadi tambahan bekal nanti dalam pelaksanaan tugas. 

Tentunya, apa yang telah disampaikan masih jauh dari sempurna, yang nanti akan dilengkapi dari pengalaman ketika berdinas, serta dari bimbingan para senior.

“Dalam kesempatan ini, dengan tulus dan rendah hati saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kapolri, Bapak Kepala Lemdiklat Polri, Bapak Gubernur Akademi Kepolisian, para Gubernur Akpol pada masanya, segenap Sivitas Akademika Akademi Kepolisian, para wisudawan Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen Hastadharana, serta semua pihak yang senantiasa mendukung dan saya dalam pelaksanaan tugas,” tutupnya.(Tim K6)




Bupati Zaki: Jembatan Itu Wewenang Provinsi

 

Jembatan Parung Lawang yang ambruk.(foto:shy)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menanggapi ambruknya Jembatan Parung Lawang, Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.

“Itu jembatan bukan kewenangan Pemerintah Kabupaten Tangerang, tapi kewenangan Pemerintah Provinsi Banten,” tegasnya, Kamis (13/7/2017).

Diketahui, jembatan yang terbuat dari bambu tersebut pun ambruk hingga, mengakibatkan empat warga Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang mengalami luka-luka.

Ambruknya jembatan yang berada di Kali Cimatuk tersebut lantaran, bambu yang sudah rapuh serta tak mampu menahan berat dari kendaraan yang melalui akses tersebut. (Shy)

 




Pingin Jadi Sekdakab Tangerang Harus Bisa Pakai Smarthphone

    

    Salah seorang calon Sekda melakukan tes kesehatan.(foto:dok)

Kabar6-Dalam penyelenggaraan lelang jabatan posisi Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar punya kriteria khusus terhadap calon Sekda.

“Kalau idealnya tentu pejabat yang mengisi posisi Sekda nanti harus memiliki kemampuan dalam manajer umum, dan harus paham pada setiap sektor SKPD di Kabupaten Tangerang. Tapi khususnya si calon ini harus bisa menggunakan smarthphone atau tidak gagap teknologi,” ungkapnya, Kamis (13/7/2017).

Sejauh ini, hasil dari tes kesehatan telah diserahkan ke Panitia Seleksi (pansel), kemudian, akan diseleksi menjadi lima calon.

Nanti diseleksi lagi jadi lima calon kemudian, tiga calon, baru diserahkan ke saya,” ujar Zaki.

Diketahui, sejumlah pejabat yang mengikuti seleksi calon Sekda yakni : Kepala Bapenda Kabupaten Tangerang, Rudy Maesal,Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Soma Atmaja, Asda I Pemkab Tangerang, Hery Heriyanto, Kepala Dinas Sosial, Arsyad Husein, Kepala Disporabudpar, Ahmad Taufik, Kepala Dinas Bina Marga dan SDA (Sumber Daya Air), Slamet Budhi, Sekertaris DPRD Kabupaten Tangerang, Firzada Mahali. (Shy)




Abdi Teh Lewat Mana, Jembatan Cimatuk Rusak Parung Lawang Ambruk

Jembatan Cimatuk milik Pemkab Bogor yang digunakan warga Jambe rusak parah (foto:shy)

Kabar6- warga Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang terpaksa melalui akses lainnya untuk mempercepat menuju Kabupaten Bogor, karena akses yang biasa dilalui warga menuju Tangerang-Bogor ataupun sebaliknya rusak.

“Ya, karena jembatannya rusak, kita harus cari jalan lain, yakni menggunakan jembatan Cimatuk sebagai akses penyeberangan menuju Bogor atau juga sebaliknya,” ungkap Cecep, salah seorang warga setempat, Kamis (13/7/2017).

Namun sayangnya, akses jembatan yang digunakan warga saat ini kondisinya sangat memperihatinkan. Jembatan dengan lebar 4 meter tersebut juga mengalami kerusakan pada setengah ruas jembatan.** baca juga :Korban Jembatan Ambruk di Jambe Syok. 

Kayu yang menjadi landasan jembatan  lepas, serta terdapat beberapa lubang di jembatan tersebut. Bahkan, diperparah dengan kondisi jalur yang tidak memiliki penerangan.

“Ya, mau tidak mau lewat sini meskipun gelap dan kayunya sudah lepas,” keluhnya.

Akan hal tersebut, warga berharap adanya pembenahan Jembatan Cimatuk yang berada dibawah wewenang Pemerintah Kabupaten Bogor, serta pengadaan penerangan jalan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang.** baca juga:Jembatan di Jambe Ambruk, Akses Tangerang-Bogor Terputus. 

Diketahui, jembatan Parung Lawang, Kecamatan Jambe yang merupakan akses warga, ambruk pada Rabu (12/7/2017) hingga mengakibatkan, korban luka.

Jembatan yang terbuat dari bambu tersebut rapuh hingga tak mampu menahan beban kendaraan yang melalui jalur tersebut. (Shy)




Kasus Bendera Setengah Tiang di Jayanti Lebay

Syaiful Hidayat.(foto: dok)

Kabar6-Kasus pengibaran bendera setengah tiang oleh sejumlah warga di kantor kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang belum lama ini, yang berujung ke polisi dianggap ‘lebay’.

Syaiful Hidayat, salah seorang praktisi hukum mengatakan, pengibaran bendera setengah tiang yang dilakukan warga Jayanti itu, bukan termasuk tindakan pidana.

Pasalnya, dalam UU Nomor 24/2009, Tentang Bendera, sedikit pun tak memuat soal sanksi hukum terhadap penurunan bendera setengah tiang.** baca juga:Polisi siap Usut Kasus Bendera Setengah Tiang di Jayanti.

“Kalau menurut saya, kedua pihak baik Pelapor maupun Terlapor, sama- sama lebay,” ungkapnya kepada Kabar6.com, saat ditemui di Kantor Hukum Syaiful Hidayat & Partners di kawasan Modernland, Kota Tangerang, Kamis (13/7/2017).

Syaiful menegaskan, dirinya menyarankan ke pihak Penyidik di Polresta Tangerang, untuk tidak melanjutkan proses hukum atas kasus yang dilaporkan sekelompok warga yang mengatasnamakan Aliansi Perisai Bela Merah Putih (ABMP) tersebut.** baca juga :Gara-gara Bendera Setengah Tiang, APBM Demo Kantor Bupati Tangerang.

Kecuali, bendera merah putih yang dikibarkan itu sengaja dirusak, dicorat- coret, dibakar dan di pasang terbalik, hal itu memungkinkan adanya unsur tindak pidana.

“Saya, tidak melihat adanya unsur pidana dalam kasus itu. Ini, hanya salah paham saja. Sebaiknya, kedua pihak duduk bareng saja lah,” katanya.(Tim K6)




Penjambret di Balaraja Ditabrak Polisi

        

       Pelaku, Robi  asal Lampung Selatan.(foto:ist)

Kabar6-Robi (19) pemuda asal Lampung Selatan ini diringkus aparat Polsek Balaraja setelah menjambret tas milik seorang pelajar, Nanda (16) warga Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Bermula saat Nanda tengah mengendarai kendaraan roda dua di Jalan Raya Serang Km 25, Sentul Jaya, Balaraja. Tiba-tiba pelaku datang mengendarai sepeda motor dan langsung mendekati kendaraan korban.

Saat itu korban dengan otomatis mengurangi laju kendaraan yang langsung dimanfaatkan pelaku untuk mengambil tas korban yang terletak di dasbor motor.

“Saat tasnya dirampas, korban langsung berteriak minta tolong. waktu itu petugas kami sedang patroli dan berusaha mengejar pelaku,” ungkap Kapolsek Balaraja Kompol Wiwin Setiawan, Kamis (13/7/2017).

Sempat terjadi aksi saling kejar antara pelaku dan petugas kepolisian. Namun, pelaku berhasil diringkus setelah kendaraan roda dua yang dikendarai pelaku ditabrak dari belakang oleh petugas.

“Petugas mendekati kendaraan pelaku dan langsung menabraknya dari belakang di Jalan Raya Serang, Balaraja. Kemudian, pelaku terjatuh dan langsung diamankan petugas,” terangnya.

Dari tangan pelaku, petugas mengamankan satu unit telepon genggam, uang tunai sebesar Rp 600 ribu dan sepeda motor milik pelaku.

“Pelaku kita amankan di Mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasal yang dikenakan yakni, 363 dengan hukuman diatas 4 tahun penjara,” pungkasnya. (Shy)