1

TRC Dinsos Kabupaten Tangerang Sambangi Warga Tak Mampu di Sukamulya

Kabar6-Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang, menyambangi kediaman Jannah (37), warga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang.

Kedatangan TRC Dinas Dinsos Kabupaten Tangerang yang didampingi Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang Erman Anom ini, guna memberikan bantuan bahan pangan secara gratis.

Ketua TRC Dinsos Kabupaten Tangerang Ahmad Hidayat mengatakan setelah mendapat informasi bahwa ada warga yang kondisi ekonominya cukup memprihatinkan, pihaknya tidak berpikir panjang dan langsung bergerak menuju rumah Jannah.**Baca Juga: Walikota Tangerang Sidak Pembangunan Puskesmas Manis Jaya.

“Begitu dapat info itu, tentunya langkah awal TRC Dinsos melakukan wawancara, identifikasi permasalahan, konseling, serta menyalurkan bantuan berupa beras dan bahan pangan lainnya,” ungkap Dayat, kepada Kabar6.com, Senin (6/11/2017).

Tak hanya menemui Jannah, kata Dayat, TRC Disnsos, berinteraksi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat dan aparatur wilayah, seperti Ketua RT/RW, Kepala Desa Kubang, termasuk Bidan Desa serta Koordinator Keluarga Berencana (KB) di wilayah tersebut.

“Hasil pantauan kami ternyata masih banyak warga prasejahtera di wilayah itu,” katanya.(Tim K6)




Tragis..! Warga Bekasi Ditemukan Tewas di Balaraja

Kabar6-Aruna Prabu (AP), warga Pondok Ungu Permai Blok B.2 No .01 RT004/020 Desa Bahagia, Kec Babelan, Kabupaten Bekasi, ditemukan membusuk dirumah kontrakan yang dihuninya di Kampung Talaga, RT001/002, Desa Talaga Sari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Sabtu (4/11/2017).

Kapolsek Balaraja Kompol Wendy Adrianto mengatakan, jasad korban ditemukan warga terbujur kaku dengan kondisi tubuh membiru dan mengeluarkan darah dari hidung.

Pria yang diketahui bekerja di PT Maju Bersama yang berlokasi di kawasan industri Baja Mas Balaraja ini, diduga meninggal karena sakit.

“Barang- barang yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) hanya obat resep. Disinyalir, Almarhum memang sakit dan ditambah keterangan- keterangan yang kami peroleh dari rekan- rekan kerjanya,” ungkap Kapolsek Wendy, kepada Kabar6.com, melalui pesan WhatsApp, siang tadi.

Informasi tentang meninggalnya AP, kata Kapolsek, berawal dari Adi Gunadi, rekan kerjanya, yang mendatangi rumah kontrakan milik Ahmad Murhani, tempat tinggal korban, sekitar Pukul 09.30 WIB, pagi tadi.

Pasalnya, sejak Selasa 31 Oktober 2017 silam, korban tidak lagi menjalankan aktivitas di pabrik tersebut.

Merasa penasaran, rekan kerja korban bersama- sama dengan pemilik kontrakan melakukan pengecekan dan membuka kunci pintu dengan menggunakan kunci cadangan.

“Saat dicek, didapati korban sudah meninggal dalam keadaan terlentang dengan kondisi keluar darah dari hidung dan badan sudah membiru dan mengeluarkan bau busuk. Korban, meninggal tidak diketahui oleh orang sekitarnya, karena korban tinggal sendiri dikontrakan. Selanjutnya pemilik kontrakan melaporkan kejadian tersebut Ke Polsek Balaraja,” ujarnya.

Mendapat informasi itu, lanjut Kapolsek, pihaknya Kanit Intelkam, Panit 1 Reskrim, beserta Piket Fungsi Gabungan Langsung bergerak ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.

Tak lama berselang, sekira Pukul 12.30 WIB, keluaraga korban tiba dilokasi dan keberatan untuk diautopsi serta membuat surat pernyataan untuk tidak diautopsi.**Baca juga: Curi HP, Pedagang Ini Diringkus Polsek Rajeg.

Selanjutnya, jenasah dimandikan dan dibawa oleh kelurganya untuk dimakamkan di pemakaman umum dibilangan Bekasi dengan menggunakan ambulans dari RSU Balaraja.**Baca juga: Diduga Sakit, Purnomo Ditemukan Tewas di Cikupa.

“Almarhum, dikenal sopan dan taat beribadah,” tandasnya.(Tim K6)




Bus Murni Seruduk Colt Diesel di Tol Tamer

Kabar6-Bus Murni, menyeruduk sebuah Colt Diesel Box di Jalan Tol Tangerang- Merak (Tamer) KM.48.600 arah Merak, Banten, tepatnya di Kampung Pasir Sadang, Desa Koper, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Sabtu (4/11/2017).

Kecelakaan Lalulintas (Lakalantas) yang terjadi sekira Pukul 07.45 WIB tersebut, mengakibatkan 4 orang penumpang mengalami luka serius.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Banten AKBP Zaenudin mengatakan, Bus Murni bernomor polisi A 7618 KC ini melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Tangerang menuju pelabuhan Merak- Banten.

Sementara, kendaraan Colt Diesel Box bernomor polisi B 9152 YL, juga melaju dari arah yang sama dan berada di lajur lambat.

Setibanya di lokasi kejadian, yakni di Kilometer 48.600, Bus Murni pindah lajur ke lajur lambat, namun karena kecepatan tinggi bus yang membawa puluhan penumpang ini oleng dan tidak bisa dikendalikan, sehingga menabrak bagian belakang kendaraan Colt Diesel Box.

“Akibat kejadian itu, kedua kendaraan yang terlibat Lakalantas mengalami kerusakan cukup parah. Sedangkan 4 orang korban luka berat dan ringan dievakuasi ke Rumah Sakit Sari Asih Serang dan RSUD Banten untuk mendapat perawatan,” ungkap Zaenudin, kepada Kabar6.com, melalui pesan WhatsApp malam ini.**Baca juga: Listrik Padam, Rumah Kontrakan Terbakar di Tangerang.

Ditambahkannya, posisi akhir kendaraan Colt Diesel Box, tampak terbalik miring dengan roda kiri diatas. Tak hanya itu, Bus Murni juga mengalami hal serupa.**Baca juga: Tragis..! Warga Bekasi Ditemukan Tewas di Balaraja.

“Sekarang kedua mobil itu tengah dievakuasi, supaya tidak menimbulkan kemacetan,” katanya.(Tim K6)




Curi HP, Pedagang Ini Diringkus Polsek Rajeg

Kabar6-Nekat mencuri Handphone (HP) milik temannya, seorang pedagang diamankan petugas Polsek Rajeg, Sabtu (4/1/2017).

Pelaku yang diketahui berinisial JH (39), warga Kampung Galih, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, kini diamankan guna pemeriksaan lebih lanjut di Polsek Rajeg.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, peristiwa itu terjadi saat Muhammad Rudi (32), tengah tertidur di teras rumahnya di Kampung Tegal Sari, RT 002/003, Desa Mekarsari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Sabtu sekira pukul 04.00 WIB.

Tiba-tiba, Rudi dibangunkan oleh dua temannya, Hendar dan Juheri, yang curiga setelah mendapati JH keluar dari rumah Rudi dengan tergesa-gesa.

Korban kemudian langsung memeriksa handhone miliknya, namun sudah tidak ada, karena curiga selanjutnya Rudi bersama Hendar dan Juher berupaya mengejarpelaku, namun sayang ketiganya sudah kehilangan jejak.

Saat bersamaan, melintas anggota Polsek Rajeg di sekitar lokasi, dan korban pun berinisiatif melaporkan kejadian tersebut.

Tak lama berselang, petugas langsung melakukan pencarian hingga akhirnya pelaku berhasil ditemukan dan diamankan.

Kepada polisi, pelaku mengakui telah mengambil hp milik korban namun telah di buang tidak jauh dari lokasi berikut sebilah pisau kujang miliknya.

Petugas yang tak mau percaya begitu saat dengan pelaku, segera melakukan pencarian. Untungnya, Handphone dan pisau pelaku berhasil ditemukan. Alhasil, pelaku pun digelandang ke Mapolsek Rajeg.**Baca juga: Cafe ‘Remang-remang’ di Serang Digerebek Warga.

Kapolsek Rajeg, AKP Ambarita membenarkan adanya peristiwa itu. “Pelaku berhasil ditangkap sesaat setelah korban minta tolong oleh petugas patroli kami yang lewat dilokasi,” ujar Kapolsek lagi.(Tim K6)




Diduga Sakit, Purnomo Ditemukan Tewas di Cikupa

Kabar6-Purnomo (41), ditemukan tewas di dalam kontrakannya di Kampung Pabuaran RT08/03, Desa Dukuh, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Jumat (3/11/2017).

Pria yang berprofesi sebagai sopir ini diketahui berasal dari Kampung Purwosari, RT003/005, Desa Redisari, Kecamatan Purwolele, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.**Baca Juga: Pegawai UPT Pendidikan Tangerang Terjun Dari JPO Cikupa.

Kepala Kepolisian Sektor Cikupa Kompol Idrus Madaris mengatakan, Purnomo ditemukan telah meninggal dunia di sebuah kontrakan milik Madhaer yang dihuninya, sekitar Pukul 18.00 WIB, petang tadi. Korban, diketahui meninggal dunia karena sakit.

“Korban meninggal karena sakit. Saat ini jenazahnya sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Tangerang, untuk divisum,” ungkap Idrus.(Tim K6)




Pegawai UPT Pendidikan Tangerang Terjun Dari JPO Cikupa

Kabar6-Seorang pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kabupaten Tangerang berinisial M (50), mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas Jembatan Pemyeberangan Orang (JPO) Tol Cikupa, pada Jum’at (3/11/2017).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Tangerang Kompol Wiwin Setiawan mengatakan, aksi nekat yang dilakukan warga Desa Sindang Panon, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang ini berlangsung sekira Pukul 17.00 WIB, petang tadi.

“Iya benar ada kejadian itu. Dia, lompat dari atas JPO tol Cikupa dan sepeda motor yang digunakannya diparkir dipinggir jalan itu. Tapi, korbannya masih hidup,” ungkap Wiwin, kepada Kabar6.com saat dihubungi melalui telepon selulernya malam ini.

Saat kejadian, kata Wiwin, korban langsung dievakuasi oleh petugas jalan tol Cikupa dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja, Kabupaten Tangerang. Korban, mengalami luka serius di bagian tangan kiri dan punggungnya.**Baca juga: Kota Tangsel Mulai Terapkan 139 Perizinan Secara Online.

“Tangan kiri dan punggungnya patah. Sekarang sedang dirawat intensif di RSUD Balaraja. Saat ini belum bisa meminta keterangan dari korban, karena kondisinya cukup lemah,” katanya.(Tim K6)




Tragedi di Pabrik Kembang Api Kosambi, KSPSI: Pemprov Banten Harus Tanggungjawab

Kabar6-DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk bertanggungjawab atas tragedi kebakaran disertai ledakan di pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS).

Pasalnya, tragedi mengenaskan itu membawa dampak serta kerugian cukup luar biasa bagi para pekerja dan keluarga korban.

“Pemprov Banten, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten harus bertanggungjawab atas tragedi yang merenggut puluhan nyawa pekerja tersebut,” ujar Dedi kepada Kabar6.com, Jum’at (3/11/2017).**Baca Juga: Samih, Korban Ledakan Pabrik Kembang Api di Kosambi Tewas di RSUD Tangerang.

Menurut Dedi, munculnya tragedi kebakaran disertai ledakan di pabrik kembang api milik Indra Liono yang berlokasi di Jalan SMPN 1 Kosambi, RT020/010, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang ini, tak lepas dari lemahnya pengawasan dari Pemprov Banten.

Pabrik yang mempekerjakan sebanyak 103 tenaga kerja ini ditemukan telah melanggar UU Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenagakerjaan dan UU Nomor 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

“Pabrik ini melanggar semua aturan yang ada, seperti mempekerjakan anak di bawah umur, upah di bawah standar serta tidak menerapkan sistem manajemen K3. Tapi, kenapa dibiarkan beroperasi tanpa adanya pengawasan,” katanya.

Untuk itu, kata Dedi, pihaknya dalam waktu dekat akan melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo, Kementrian Tenaga Kerja dan Pemprov Banten, agar segera menyelesaikan permasalahan tersebut.

Tak hanya itu, para pengurus organisasi besutan Yorry Raweyai ini juga meminta secara khusus kepada pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus itu.

“Pekan depan suratnya akan kami kirim. Kasus ini harus diselesaikan secara tuntas, jangan sampai pihak keluarga korban dirugikan,” tandasnya.(Vero)




KSPSI Banten Santuni Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Kembang Api di Kosambi

Kabar6-Usai menggelar aksi tabur bunga di lokasi pabrik kembang api, sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Provinsi Banten langsung menyambangi rumah korban tewas atas nama Epih (15), di Desa Belimbing, Kosambi, Kabupaten Tangerang.

KSPSI Provinsi Banten memberikan bantuan berupa uang tunai kepada kedua orangtua korban di kediamannya.

“Kami sangat prihatin atas tragedi ini. Oleh karenanya, kami merasa terpanggil untuk membantu keluarga korban,” ungkap Ketua DPD KSPSI Provinsi Banten Dedi Sudarajat, kepada Kabar6.com, Jumat (3/11/17).**Baca Juga: KSPSI Banten Tabur Bunga di Pabrik Kembang Api Kosambi.

Menurut Dedi, pihaknya mengaku siap memberikan bantuan hukum kepada seluruh korban tewas maupun yang saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit agar mendapatkan hak-haknya sesuai dengan aturan.

“Kami siap kawal hak-hak mereka dengan memberikan bantuan hukum,” kata Dedi, didampingi sejumlah pengurus DPD KSPSI Banten.

Sementara itu, Udin, orangtua korban menuturkan bahwa hingga kini dirinya belum mendapatkan bantuan apapun baik dari pemilik perusahaan maupun pemerintah daerah setempat.

“Sampai sekarang saya belum terima bantuan dari siapapun. Sapi saja harganya ratusan juta, masak nyawa manusia enggak ada tanggungjawabnya,” tuturnya dengan nada sedih.

Udin menambahkan, dia bersama istrinya tampak bahagia ketika menerima bantuan yang diberikan para pengurus DPD KSPSI Banten tersebut. Secara khusus, dia menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan yang diterimanya.

“Saya berterimakasih atas santunan yang diberikan kepada keluarga saya,” katanya. ujarnya.(Vero)




Penerapan Pembayaran Non Tunai Picu Kemacetan di Tol Bitung

Kabar-Salah seorang petugas di Pintu Tol Bitung mengakui bahwa kemacetan sepanjang tiga kilometer akibat penerapan pembayaran tol non tunai atau e-Tol

“Iya benar, macetnya gara-gara pake e-Tol,” ungkap Abdul singkat kepada Kabar6.com saat melayani transaksi di pintu keluar Tol Cikupa, Jumat (3/11/17).

Diberitakan sebelumnya pengguna jalan Tol mengeluhkan kemacetan panjang yang terjadi di Tol Bitung Cikupa. Kemacetan sepanjang tiga kilometer yang berlangsung sekitar pukul 14.00 tersebut diduga karena penerapan pembayaran tol dengan sistem elektronik atau e-Tol.**Baca Juga: Macet 3 Km di Tol Bitung, Pengguna Jalan Ngeluh.

Jepri salah seorang pengguna jalan tol merasa sangat dirugikan dari segi waktu. Membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk menemukan gerbang Tol Cikupa.

” Parah ini macetnya, mana panas banget, jalan merayap, dari tadi belum sampe juga ke gerbang Cikupa,” ucap Jepri kepada Kabar6.com.

Penerapan pembayaran tol non tunai ini menuai protes dari pengguna jalan. Sistem pembayaran elektronik itu bukan menjadi sebuah solusi untuk mengurai kemacetan. Namun memperparah arus lalulintas.

“Sistem pembayaran non tunai ini bukan jadi solusi, malah macetnya makin parah,” katanya.(vero)




Macet 3 Km di Tol Bitung, Pengguna Jalan Ngeluh

Kabar6-Kemacetan panjang terjadi di Tol Bitung Cikupa, Kabuoaten Tangerang. Kemacetan sepanjang tiga kilometer tersebut diduga dipicu penerapan pembayaran tol non tunai.

“Parah ini macetnya, mana panas banget, jalan merayap, dari tadi belum sampe juga ke gerbang Cikupa,” ucap salah seorang pengguna jalan, Jepri kepada Kabar6.com, Jumat (3/11/2017).**Baca Juga: KSPSI Banten Tabur Bunga di Pabrik Kembang Api Kosambi.

Penerapan pembayaran tol non tunai ini menuai protes dari pengguna jalan. Sistem pembayaran elektronik itu bukan menjadi sebuah solusi untuk mengurai kemacetan. Namun memperparah arus lalulintas.

“Sistem pembayaran non tunai ini bukan jadi solusi, malah macetnya makin parah,” katanya.(vero)