1

Pakai Bambu, APK Calon Walikota Cilegon Roboh

Kabar6-Sejumlah Alat Peraga Kampanye (APK) calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, roboh diterjang angin, Sabtu (12/9/2015).

 

 

Warga menduga, APK tersebut dipasang secara asal, sehingga tak kuat saat diterpa angin kencang. Padahal, APK itu baru saja dipasang.

 

Suradi, warga Aga Baja, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, mengatakan alat peraga yang dipasang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cilegon mudah roboh akibat buruknya kualitas tiang-tiang penyanggah yang digunakan untuk memasang alat peraga.

 

“Sudah kurang lebih tiga hari roboh, sampai sekarang belum diperbaiki. Gimana gak roboh, tiangnya aja bambu tipis,” kata sardi.

 

Menanggapi hal tersebut, koordinator supervisi Pilkada wilayah Kota Cilegon, Syaeful Bachri, mengatakan KPU Cilegon akan segera melakukan upaya perbaikan APK yang rusak. ** Baca juga: Konstruksi Atribut Kampanye Pilkada Tangsel Rapuh

 

“Panwaskasa juga sudah menegur, dan KPU Cilegon berjanji akan segera memperbaikinya. Tidak hanya soal spanduk yang roboh, termasuk baliho yang dipasang asal-asalan juga akan kembali diperbaiki,” kata Syaeful.(sus)




Konstruksi Atribut Kampanye Pilkada Tangsel Rapuh

Kabar6-Kontruksi alat peraga kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya tidak kokoh.

 

 

Kondisi itu pun tak pelak memicu serangkaian insiden rusaknya atribut kampanye di beberapa titik wilayah di Tangsel. ** Baca juga: Atribut Kampanye di Jalan Raya Serpong Berantakan

 

Robohnya jejeran umbul-umbul kampanye itu setidaknya terlihat di Jalan Raya Serpong, tepatnya seberang perumahan Villa Melati Mas, Kecamatan Serpong Utara, pada Minggu (12/9/2015).

 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel menyatakan, telah memperbaiki mbul-umbul yang roboh tersebut. Belum lama insiden serupa juga membuat baliho di Bundaran Maruga, Kelurahan Serua, Ciputat, sobek akibat diterpa angin kencang.

 

“Saya sudah minta sekretaris untuk perintahkan pihak ketiga agar memperbaiki,” kata Pokja Divisi Kampanye KPU Kota Tangsel, Badrusalam, dihubungi kabar6.com, Sabtu (12/9/2015).

 

Diakuinya, kurang dalamnya penanaman batangan besi penyangga umbul-umbul, membuat alat peraga itu ,menjadi roboh saat diterpa angin kencang.

 

Badrusalam pun mengaku telah meminta petugas untuk menambah kedalaman besi, menyerupai titik lokasi di depan komplek perumahan Universitas Indonesia, Kecamatan Ciputat Timur.

 

Badrus jelaskan, panjangnya batangan besi pancang umbul-umbul yang ditanam ke tanah harus sedalam setengah meter. Tiang besi itu pun harus ditopang lagi pakai besi di bagian sebelum permukaan tanah.

 

Desain seperti itu diyakininya bisa menopang beban terpaan angin kencang. “Kalau dilihat di lapangan (depan Cluster Victoria di Jalan Raya Serpong) karena faktor angin,” klaimnya.

 

Badrus percaya warga kelompok di Kota Tangsel masih patuh pada azas hukum. Artinya, dari wacana yang berkembang bahwa kerusakan alat peraga akibat dilakukan sabotase oleh oknum tertentu tidak benar. ** Baca juga: Pameran Alutsista Jembatani TNI Dengan Kalangan Akademisi

 

“Karena dari beberapa umbul-umbul yang jatuh tidak ada kerusakan di materi alat peraga. Semua jatuh tercerabut dari pangkal tanamnya,” tambahnya.(yud)




Atribut Kampanye di Jalan Raya Serpong Berantakan

Kabar6-Kasus rusaknya alat peraga kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2015 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kembali terjadi.

Kali ini, giliran media komunikasi model umbul-umbul yang terletak di Jalan Raya Serpong, tepatnya diseberang perumahan Villa Melati Mas, Kecamatan Serpong Utara.

Pantauan kabar6.com pada pukul 05.30 WIB, jejeran umbul-umbul sebanyak 15 unit yang memuat gambar tiga pasangan calon ini sedianya belum lama dipasang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel.

Tapi kini kondisinya sudah berantakan. Alat peraga kampanye berdiameter sekitar 5X1,5 meter ini didirikan menggunakan material batangan pipa besi.

“Padahal pas dinihari tadi saya keluar beli nasi goreng masih pada berdiri kokoh bang,” ungkap Ismail Haryanto, salah seorang petugas keamanan Cluster Victoria ditemui di pos jaga, Sabtu (12/9/2015).

Dari 15 titik umbul-umbul yang dipasang lembaga penyelenggara pemilu, lima diantaranya masih berdiri kokoh. Sedangkan delapan titik lainnya tiang pancang batangan besi dalam kondisi patah.

“Ini satu umbul-umbul punya Airin mah kayaknya dirusak orang. Enggak mungkin kalo roboh kena angin tapi rusak berantakan sobekannya kemana-mana,” klaim Ismail.

Kasus ini menambah deret panjang persoalan rusaknya alat peraga kampanye di Kota Tangsel. Sebelumnya, penemuan kerusakan juga terjadi pada baliho yang terpasang di sekitar Bundaran Maruga, Kelurahan Serua, Ciputat.

Kemudian hal serupa juga terjadi di beberapa titik wilayah yang dapat dipastikan rusak akibat terpaan angin kencang. **Baca juga: Penggiat UIN Cermati Ada Politik Dagang Sapi di Tangsel.

Wakapolres Tangsel Komisaris Bachtiar Alponso, sebelumnya telah mengajak seluruh elemen dan kelompok masyarakat bisa menjaga alat peraga kampanye.

Media informasi ini termasuk dalam kategori aset negara karena pembuatannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel 2015.

“Bagi individu ataupun kelompok yang terbukti secara sah dan meyakinkan merusak dapat dikenai pelanggaran KUH Pidana Pasal 170 tentang Pengrusakan Fasilitas Milik Negara atau Pasal 362 tentang Pencurian. Ancaman hukumannya maksimal 12 tahun kurungan penjara,” tegas mantan Kapolsek Pondok Aren itu.(yud)




Penggiat UIN Cermati Ada Politik Dagang Sapi di Tangsel

Kabar6-Kandidat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, diakui masih menjadi lawan berat di Pilkada Tangsel, 9 Desember 2015 mendatang.

Setidaknya, itu diungkap Ahmad Syarif, penggiat Pusat Studi Nusantara (Pusara) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, di Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel.

Dalam pandangannya, Syarif menyebut bila popularitas dan elektabilitas Airin-Benyamin, masih cenderung tinggi.

“Sangat dimungkinkan, lawan pasangan petahana melakukan kompromi politik. Atau istilah populernya politik dagang sapi,” klaimnya kepada wartawan, Jumat (11/9/2015).

Syarif berpendapat, manuver politik dimaksud bisa dipilih pasangan calon Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra dan Arsid-Elvier Aridiannie Soedarto Poetri, sebagai jurus jitu meladeni ketangguhan petahana.

Analisa ini didasari dari konstalasi politik yang telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. **Baca juga: Arsid-Elvier Diuntungkan dari Konflik Pasangan Rival.

Syarif melihat, tim pemenangan Ikhsan-Alin begitu gencar protes serta menuding ada tindak pelanggaran kampanye yang telah dilakukan oleh pasangan Airin-Benyamin.**Baca juga: Lawan Airin, Ikhsan Dongkrak Popularitas, Arsid Politik Teraniaya.

Sedangkan sisi lainnya, ia lanjutkan, kegaduhan politik yang berkembang coba dimanfaatkan pasangan Arsid-Elvier.

Musuh bebuyutan pasangan petahana ini secara intens terus turun menyosialisasikan diri ke lapisan masyarakat paling bawah.

“Dalam analisis politik yang tersirat ataupun tersurat, harus dicermati. Dari rentetan pemberitaan, belum pernah sekalipun pasangan Ikhsan protes ke pasangan Arsid,” ujar Syarif berpendapat.

Atas serangkaian pemicu insiden itulah, Syarif berasumsi bila telah terjadi politik dagang sapi yang kini sedang dilancarkan oleh pasangan pesaing petahana.

Tim pemenangan Ikhsan-Alin tampak konsentrasi mempelototi pemberitaan media massa yang sering mengekspos pasangan Airin-Benyamin.

Padahal, Syarif menambahkan, rasanya cukup wajar jika pasangan petahana mendapatkan porsi berita lebih banyak ketimbang para pesaingnya.

Sebab, keduanya masih memimpin singgasana kursi pemerintahan sebagai kepala daerah di Kota Tangsel, setidaknya sampai April 2016 mendatang.

“Saya melihatnya justru jaringan di bawah belum bergerak. Ini sekaligus semakin menegaskan bahwa timses Ikhsan-Li Claudia belum siap dalam hal infrastruktur. Terlebih lagi soal logistik,” tambahnya.(yud)

 




Billboard Calon Petahana Walikota Cilegon Belum Dicopot

Kabar6-Atribut sosialisasi Pemerintah Kota Cilegon yang memasang foto mantan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon periode 2010-2015, Tb Iman Ariyadi-Edi Aryadi, masih terpasang di sejumlah titik di Kota Cilegon. Padahal, saat ini keduanya merupakan pasangan Calon Walikota dan Walikota Cilegon.

 

Ketua Panwaskada Kota Cilegon, Achmad Achrom, mendesak instansi pemerintak segera mencopot atribut-atribut sosialisasi yang memuat foto Iman-Edi.

 

“Kami masih temukan sejumlah billboard di Kota Cilegon bergambar wajah mantan walikota. Itu sudah tidak boleh, harus segera dicopot. Kan dia sudah jadi calon walikota,” kata Achrom.

 

Panwaskada berharap sterilisasi jalur Kota Cilegon dari spanduk liar dan baliho pasangan calon ilegal maupun spanduk pemerintah yang terindikasi merugikan pasangan calon lain segera dilakukan. ** Baca juga: KPU Cilegon Dinilai Asal Pasang Alat Peraga

 

Terlebih saat ini sudah memasuki masa kampanye sehingga keberadaan baliho tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi kondusifitas pelaksanaan tahapan pilkada.(sus)




KPU Cilegon Dinilai Asal Pasang Alat Peraga

Kabar6-KPU Kota Cilegon dinilai memasang alat peraga kampanye secara asal. Akibatnya, sosialisasi Pilkada Cilegon tidak maksimal sehingga berpotensi merugikan pasangan calon Kepala Daerah.

 

Terkait hal tersebut, Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah (Panwaskada) Cilegon mengancam akan memberikan teguran keras kepada KPU. Berdasarkan hasil pengawasan, alat peraga kampanye terpantau dipasang secara asal di sejumlah titik.

 

Selain pemasangan alat peraga secara asal, Panwaskada juga menemukan alat peraga yang rusak, hilang, dan terbengkalai.

 

Di beberapa titik seperti di pintu masuk Pelabuhan Merak, hanya  terlihat spanduk dan umbul-umbul saja, sementara alat peraga kampanye berupa baliho dibiarkan tergeletak di lokasi.

 

“Alat peraga kampanye pasangan calon dipasang menghadap ke arah serang, secara otomatis yang banyak melihat sosialisasi calon walikota adalah pengguna jalan yang berasal dari luar Cilegon yang bukan pemilih,” kata ketua Panwaskada, Achmad Achrom.

 

Panwaskada juga menghimbau semua pasangan calon ikut serta mengawasi pemasangan alat peraga dan tidak segan untuk melaporkan adanya pemasangan alat peraga kampanye yang terindikasi merugikan pasangan calon. ** Baca juga: Arsid-Elvier Diuntungkan dari Konflik Pasangan Rival

 

“Saya harap pasangan maupun timses melapor jika ada temuan di lapangan,” ujarnya.(sus)




Arsid-Elvier Diuntungkan dari Konflik Pasangan Rival

Kabar6-Perseteruan antara tim sukses Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra dan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, yang saling lapor atas dalih dugaan terjadinya pelanggaran kampanye bisa menguntungkan pasangan calon Arsid-Elvier.

Meski belakangan, seteru tersebut justru juga melibatkan Panwaslu dan KPU Kota Tangsel yang dituduh oleh timses Ikhsan Modjo-Li Claudia sebagai bagian dari timses salah satu calon.

Dimana keuntungan bagi pasangan Arsid-Elvier? Penggiat Lingkar Kaji Isu-isu Strategis (LaKIS) Majid Daeng Tarang menjelaskan bahwa aksi saling serang tersebut justru memberi ruang untuk timses paslon Arsid-Elvier terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Jika timses Airin-Ben terus merespon serangan-serangan dari timses paslon Ikhsan-Li, maka energinya bisa habis terkuras, sementara timses Arsid-Elvier energinya digunakan untuk bersosialisasi ke masyarakat,” jelasnya, Rabu (9/9/2015).

Daeng Tarang, demikian ia akrab disapa, punya pendapat agak nyeleneh melihat kegaduhan politik antara timses paslon nomor urut 1 dan 3.

Pertanyaannya kenapa timses paslon 1 selalu menyerang timses paslon 3, tidak pernah melaporkan timses paslon 2 yang mungkin saja juga melakukan dugaan pelanggaran kampanye.

Kuat dugaan, paslon 1 diposisikan sebagai “penyerang” hingga nanti di akhir melakukan kompromi politik di antara dua paslon lainnya.

“Skemanya sangat jelas sekali, bisa saja terkait dengan pembagian kekuasaan pasca-pilkada,” tuturnya. **Baca juga: GP Ansor: Awasi Daftar Pemilih Pilkada Tangsel.

Tengah terjadi upaya kapitalisasi isu yang dibangun di media dengan penyelesaian kompromi politik tadi. “Tapi saya tidak ingin berpendapat lebih jauh, kita lihat saja perkembangannya,” tegasnya.(yud)




GP Ansor: Awasi Daftar Pemilih Pilkada Tangsel

Kabar6-Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tangsel, Asrori, mengajak semua pihak, termasuk masing-masing tim pemenangan pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangsel, ikut aktif dalam mengawasi jumlah daftar pemilih pada pilkada 9 Desember mendatang.

 

Seluruh timses jangan lagi menciptakan keributan politik. “Harus diawasi proses rekapitulasi daftar pemilih sementara (DPS) sebelum difinalisasi menjadi daftar pemilih tetap (DPT),” ujarnya, Selasa (8/9/2015).

 

Dari banyak kasus pemilu maupun pilkada, kata dia, DPT selalu menjadi akar permasalahan terjadinya konflik antar-pendukung masing-masing calon, bahkan sampai kepada proses gugatan di pengadilan.

 

“Pengawasan jumlah pemilih ini lebih penting ketimbang saling tuding antar-timses, karena ini menyangkut hak politik warga negara,” tandasnya. “Masih ada waktu untuk dicermati sebelum ditetapkan menjadi DPT.”

 

KPU Kota Tangsel sebelumnya telah menggelar pleno terbuka membahas rekapitulasi DPS pilkada.

 

Ketua KPU Kota Tangsel, M. Subhan, mengatakan bahwa jumlah DPS di tujuh kecamatan, 54 kelurahan sebanyak 939.674 pemilih, yang terdiri dari 468.397 pemilih laki-laki dan 471.277 pemilih perempuan. Sedangkan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada 2.245 TPS.

 

Jumlah DPS ini lebih kecil dibandingkan DPT pada Pilpres 2014 lalu yang mencapai 1.164.965 pemilih. Dengan demikian ada penurunan sampai 19,33 persen.

 

KPU juga meminta kepada warga yang belum terdaftar di DPS, bisa menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan mengonfirmasi status kepada petugas kelurahan.

 

Selain itu, laman HYPERLINK “www.data.kpu.go.id” juga dapat dijadikan alternatif mengkonfirmasi status kepemilihan warga. ** Baca juga: Ikhsan-Li Claudia Minta KPU Waspadai Isu SARA

 

Sedangkan dengan fasilitas SMS, warga Tangsel diminta untuk mengirimkan nomor induk KTP ke nomor 0813 10000969. Jika telah terdaftar dalam DPS, maka ada pemberitahuan status terdaftar.

 

Jika belum, akan dibalas SMS-nya yang isinya arahan untuk mengecek status kepemilihan kepada kelurahan setempat.(yud)




Ikhsan-Li Claudia Minta KPU Waspadai Isu SARA

Kabar6-Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra, meminta KPU Provinsi Banten mewaspadai isu SARA di Pilkada Tangsel.

“Kami meminta KPU memantau jalannya kampanye, jangan sampai ada isu SARA. Jangan campuradukkan masalah politik dengan agama,” kata calon Ikhsan Modjo. **Baca juga: Panwaslu Tangsel Selektif Tegakan Regulasi Idul Adha.

Pernyataan tersebut disampaikan Ikhsan terkait adanya salah satu pasangan calon yang dituding memanfaatkan momentum Idul Adha untuk kampanye. **Baca juga: Pasangan Calon Tak Boleh Pasang Alat Peraga Kampanye.

“Kalau menyumbang ke masjid dengan mengatasnamakan diri saya, tidak apa-apa. Asalkan tidak dikaitkan politik. Kalau masalah pelanggaran biar KPU saja yang menjelaskan,” ujarnya.(fir)

 




Pasangan Calon Tak Boleh Pasang Alat Peraga Kampanye

Kabar6-Pasangan calon Kepala Daerah tidak diperbolehkan memasang alat peraga kampanye. Kewenangan pemasangan alat peraga, diambil alih oleh negara melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU).

 

 

“Kita mengikuti revisi Undang-undang dan Peraturan KPU tentang pedoman kampanye,” kata Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Banten, Eka Satya Laksamana, usai menghadiri Rapat koordinasi di Aula KPU Provinsi Banten, Selasa (8/9/2015).

 

Dalam Undang-undang Pilkada, kata Eka, semua calon Kepala Daerah tidak diperbolehkan menggunakan alat kampanye atau branding calon.

 

“Alat peraga kampanye yang boleh digunakan hanya dari KPU saja. Dan, alat yang sudah kami produksi adalah umbul-umbul, spanduk dan baliho, dan sudah kami sebar di beberapa titik,” ujarnya.

 

Pasangan calon maupun tim sukses yang membandel dan tetap menggunakan alat peraga sendiri, kata Eka, akan diproses sesuai peraturan yang berlaku. ** Baca juga: Calon Petahana Janji Benahi Limbah Industri di Cilegon

 

“Panwaslu akan mencatat semua bentuk pelanggaran. Baik pemasangan atribut di mobil, jalan, dan mana pun akan didata. Hal ini untuk mencegah konfik antar simpatisan,” kata Eka.(fir)