1

Ini 9 Cabang di MTQ ke-45 Kabupaten Tangerang

Kabar6-Ketua Umum LPTQ Iskandar Mirsad, AK, MM menyatakan, sebanyak 1.071 kafilah yang berlaga di MTQ ke-45, berasal dari 29 kecamatan se-Kabupaten Tangerang.

 

Sedianya, ribuan kafilah tersebut memperebutkan posisi terbaik di sembilan cabang yang dipertandingan. ** Baca juga: 1.071 Kafilah Berlaga di MTQ ke-45 Kabupaten Tangerang

 

Adapun kesembilan cabang yang dipertandingkan tersebut adalah:

 

1. Cabang Tilawah (281 peserta).

2. Cabang Hifzil Qur’an (221 peserta).

3. Cabang Tafsir Al-Qur’an (47 peserta).

4. Cabang Qiro’atul Kutub (120 peserta).

5. Cabang Syarhil Qur’an (50 grup).

6. Cabang Fahmil Qur’an (48 grup).

7. Cabang Kaligrafi (79 peserta).

8. Cabang Musabaqoh Makalah Al-Qur’an (25 peserta).

9. Cabang Hifzil Hadits (5 peserta).

 

Sedangkan cabang MTQ yang dipertandingkan itu digelar di 10 lokasi yang berbeda-beda.

 

“MTQ ke-45 ini sebagai sarana melatih kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an, sehingga yang membaca dan mendengarkan dapat mengimplementasikan,” ujar Camat Sukadiri, Tedi Muryanto, Senin (23/2/2015).(hms/tom migran)




PPKA Amartapura Sebut Air Produksi Lippo Tidak Siap Minum

Kabar6-Klaim Lippo Group atas kualitas air olahannya yang bisa langsung dikonsumsi dari kran, dibantah oleh warga.

 

Sebelumnya, klaim itu dilontarkan oleh juru bicara Lippo Group, Danang Kemayanjati, bila air bersih yang dialirkan ke konsumen di kawasan Lippo Karawaci, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, bisa langsung dikonsumsi lewat kran.

 

“Bohong itu. Di kawasan ini enggak ada air yang bisa diminum langsung dari kran,” ungkap Ketua Perhimpunan Penghuni Kondominium Amartapura (PPKA), Andreas Susanto, kepada kabar6.com, Senin (23/2/2015).

 

Menurutnya, air yang disuplai Lippo Group ke kawasan hunian mewah itu berwarna kuning dan tak bisa konsumsi langsung, seperti yang dikatakan Danang. ** Baca juga: Usut Tarif Air Lippo, Kejari Panggil PDAM TKR

 

Bahkan, kondisi serupa tak hanya dikeluhkan penghuni Amartapura, tapi di gedung-gedung lainnya, seperti Dynaplast juga turut merasakannya.

 

“Kalau enggak percaya, silakan tanyakan saja ke Dynaplast atau Building manajernya,” ujar Andreas.

 

Pada kesempatan yang sama, Andreas, meralat tarif air yang dipatok sepihak oleh Lippo Group ke Amartapura. Sebelumnya, harga air tersebut ditulis media ini diangka Rp20.050 permeter kubik.

 

Namun, belakangan diketahui bahwa harga air yang diberlakukan oleh perusahaan milik James Riyadi, konglomerat terkenal ini adalah sebesar Rp12.050 per meter kubik.

 

“Harganya yang benar sebesar Rp12.050 per rmeter kubik,” katanya.

 

Diinformasikan, harga air bersih yang dijual Lippo Group ke penghuni Amartapura, dinilai sangat memberatkan warga. Jika dibandingkan dengan Aetra, salah satu perusahaan penyedia air siap minum di Tangerang, maka tarif air Lippo Group termasuk mahal. ** Baca juga: DBMSDA Tangsel Fokus Bongkar Bangli di Situ-Situ

 

Di Aetra, tarif air untuk golongan rumah tangga, saat ini hanya sebesar Rp5.300 per meter kubik dan golongan industri sebesar Rp14.700 per meter kubik. Harga yang ditetapkan Aetra ini, berlaku tertanggal 1 Desember 2014 lalu, hingga sekarang.(ges/din)




DBMSDA Tangsel Fokus Bongkar Bangli di Situ-Situ

Kabar6-Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali melanjutkan program revitalisasi daerah aliran dan resapan air. Pasalnya, pada Tahun Anggaran 2014 lalu program sempat tak mulus lantaran baru menyentuh normalisasi sendimen kedalaman situ-situ.

 

“Tahun ini untuk pembongkaran bangunan liar (Bangli) menjadi fokus utama kami,” terang Kepala Bidang Bina Manfaat, Aji Awan saat menggelar rapat koordinasi di kantornya yang terletak di Jalan Pahlawan Seribu, Senin (23/2/2015).

 

Di hadapan para aktivis penggiat lingkungan, Aji menjelaskan, program tersebut tersendat lantaran sempat terjadi perombakan nomenkelatur di Kementerian Pekerjaan Umum. Sehingga program strategis yang telah dirancang pun dilanjutkan.

 

Nantinya bangunan-bangunan liar yang dibidik untuk dibongkar berdiri dekat di sekitar area lahan konservasi. Kebijakan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Garis Sempadan Sungai.

 

“Dinas Bina Marga sedang menyusun langkah strategis membongkar bangunan yang ada di bantaran situ-situ,” terang Kepala Bidang Sumber Daya Air, Ade Suprizal di lokasi yang sama. ** Baca juga: Usut Tarif Air Lippo, Kejari Panggil PDAM TKR

 

Ditambahkan, kini pihaknya sedang mengidentifikasi titik dan jumlah bangunan yang berdiri mentereng di bantaran situ-situ. Bangunan tersebut juga akan ditanyakan bersertifikat tidaknya kepada Bagian Aset pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah setempat.

 

“Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) yang melakukan pembongkaran bangunan liar,” tambah Ade.(yud)




Usut Tarif Air Lippo, Kejari Panggil PDAM TKR

Kabar6-Kejaksaan Negeri Tigaraksa, menyatakan dalam waktu dekat ini akan memanggil Pejabat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang.

 

 

Pemanggilan itu, terkait persoalan tarif air bersih yang dipatok sepihak oleh Lippo Group, dengan harga selangit kepada penghuni Kondominium Amartapura.

 

“Kami panggil PDAM dulu, untuk dimintai keterangan seputar masalah itu,” ungkap Kepala Kepala Seksi Intelijen, Hadiyanto, kepada Kabar6.com, Senin (23/2/2015).  ** Baca juga: Soal Air Amartapura, Danang Lippo: Aneh, Kalau Kejaksaan Masuk

 

Selain memanggil Pejabat PDAM TKR, kata mantan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, juga akan memanggil pihak Lippo Group.

 

Itu, dilakukan atas instruksi pimpinannya agar segera mengumpulkan data dan bahan keterangan, ihwal kasus tersebut.

 

“Kami akan pelajari isi perjanjian kerjasama antar kedua pihak itu,” ujarnya.

 

Diketahui, pihak Lippo Group mematok tarif air bersih di kawasan hunian elite itu, dengan harga sebesar Rp20.050 per meter kubik.

 

Akibatnya, sekitar 1500 penghuni Amartapura, melalui Perhimpunan Pengurus Kondominium Amartapura (PPKA) keberatan atas harga air yang dipatok sepihak tanpa melibatkan penghuni. ** Baca juga: Harga Beras dan Sayuran Juga Naik di Pasar Ciung

 

Sehingga, PPKA mengambil sikap enggan membayar tagihan air sejak 1999 yang mencapai Rp40 miliar, sebelum diturunkan pada batas harga wajar sesuai aturan.(ges/din)




Harga Beras dan Sayuran Juga Naik di Pasar Ciung

Kabar6-Seperti halnya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), lonjakan harga beras juga terjadi di Kabupaten Tangerang.

 

Di Pasar Ciung, Kecamatan Tigaraksa, harga beras mengalami kenaikan, meski lonjakannya tidak sedrastis di Pasar Serpong. ** Baca juga: Ibu-Ibu di Tangerang Resah, Harga Beras Melonjak

 

“Sekarang pembelian untuk agen dikurangi. Itu akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah beberapa waktu lalu,” ujar Halimah, pedagang sembako di Pasar Ciung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

 

Untuk beras kualitas bagus yang semula dijual Rp9.000 per liter, kini naik menjadi Rp9.500 per liter. Sedangkan beras kualitas biasa yang semula Rp7.500 per liter, naik menjadi Rp8.000 per liter.

 

Tidak hanya itu, selain beras, kenaikan harga juga terjadi pada jenis kebutuhan sayur-mayur. Seperti sayur mayur jenis kentang, wortel, dan tomat, rat-rata mengalami kenaikan berkisar Rp500 sampai Rp1.000. ** Baca juga: Mayat Bayi Perempuan Tercecer di Bak Sampah Cikupa

 

“Ini mungkin akibat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah pekan kemarin, hingga mengakibatkan banyak areal persawahan yang terendam. Makanya kemudian terjadi gagal panen,” ujar Halimah.(shy)




Mayat Bayi Perempuan Tercecer di Bak Sampah Cikupa

Kabar6-Sesosok mayat bayi perempuan menghebohkan warga Kampung Kadu, Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Senin (23/2/2015).

 

Saat ditemukan, mayat bayi tercecer di bak sampah di pinggir Jalan Gatot Subroto KM 12, persisnya di depan PT Jabarwood.

 

Kuat dugaan, bayi malang tersebut merupakan hasil hubungan gelap yang sengaja dibuang orangtuanya guna menutupi aib.

 

Informasi yang dihimpun kabar6.com, jenazah bayi pertama kali ditemukan oleh Rudi Wijaya, sopir mobil pengangkut sampah yang bertugas di lokasi. ** Baca juga: Ibu-Ibu di Tangerang Resah, Harga Beras Melonjak

 

Saat mengangkut sampah, Rudi curiga sewaktu mendapati bungkusan plastik merah yang mengeluarkan bau busuk dan dihinggapi oleh lalat.

 

Setelah dicek, ternyata isi bungkusan plastik tersebut adalah mayat bayi. Temuan mengerikan itu pun kemudian dilaporkan ke Polsek Cikupa.

 

“Saat ini, kami masih mengumpulkan keterangan para saksi guna menyelidiki kasus tersebut. Sedangkan jenazah bayi sudah dievakuasi ke RSU Tangerang,” terang Kanit Reskrim Polsek Cikupa, Iptu Soemiran.(agm)




Ibu-Ibu di Tangerang Resah, Harga Beras Melonjak

Kabar6-Harga beras melonjak naik di Tangerang. Kenaikan harga beras diindikasi akibat berkurangnya pasokan dari agen.

 

Kondisi ini pun tak urung memicu keresahan bagi pembeli, khususnya di kalangan ibu rumah tangga.

 

Pantauan kabar6.com di Pasar Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kenaikan harga beras bahkan sampai tembus di angka 30 persen.

 

“Kenaikan harga beras lumayan tinggi. Beras IR-4 misalnya, biasanya dijual Rp10.400, kini naik menjadi Rp11.700,” ujar Sri, warga Perumahan Griya Serpong, KEcamatan Setu, saat berbelanja di Pasar Serpong.

 

Keluhan serupa juga dilontarkan Eva, ibu rumah tangga lainnya. Dia berharap, pemerintah segera merespon kondisi kenaikan harga tersebut dengan operasi pasar. ** Baca juga: Blusukan di Panimbang, Presiden Bantu Nelayan Rp50 Juta

 

“Biasanyakan, kalau harga beras naik, ada operasi pasar. Tapi sudah beberapa hari ini harga beras naik, belum ada juga operasi pasar,” ujar Eva.

 

Sementara Yahya, salah seorang pedagang beras mengatakan, kenaikan itu akibat berkurangnya pasokan dari agen.

 

“Seperti biasa, tentu kami yang kena damprat oleh pembeli. Padahal, kenaikan harga beras bukan kami yang tentukan,” ujar Yahya.(rani)




Begini Suara Warga Kota Tangerang Jelang HUT ke 22

Kabar6-Diusianya menjelang HUT ke 22 Kota Tangerang, berbagai instansi di pemerintah telah disibukan dengan berbagai macam kegiatan.

Sayangnya, dari agenda yang disuguhkan belum melibatkan unsur masyarakat dan hanya dijadikan sebagai objek.

Hal tersebut dikatakan Ryan Erlangga, Direktur Eksekutif Tangerang Publik Servis (TPS), Senin (23/2/2015) malam.

Menurutnya, jika menengok kebelakang kesuksesan yang diraih kota ini, kekhawatiran yang muncul adalah jangan sampai merasa kota ini sudah sangat baik, sudah sangat maju dan terlihat mempesona.

“Dibalik itu ada hal-hal yang kasat mata terlupakan atau sengaja dilupakan, bagaikan dua sisi mata uang. Penghargaan yang diraih oleh pemerintah di berbagai kriteria, belum menjadi kesuksesan masyarakatnya. Ataukah memang sengaja dibentuk suatu GAP pemisah antara pemerintah dan masyarakat??,” tegas Ryan.

Ryan berharap, di HUT Kota Tangerang jangan pernah melupakan kemiskinan yang hampir mewarnai tiap sisi-sisi gelap masyarakat Kota Tangerang, di bawah gemerlapnya real estate, apartemen, mall mewah dan pembangunan lainnya.

Kemudian, lanjutnya, jangan juga dilupakan pengangguran yang menjamur dibawah berdirinya pabrik-pabrik multinasional. **Baca juga: Ini Beragam Event di HUT ke 22 Kota Tangerang.

“Jangan lupakan pendidikan yang menjadi hak fundamental seluruh masyarakat di Republik ini. Disaat seluruh rumah sakit mendapat jangkauan program baik negeri maupun swasta, mengapa sekolah tidak?,” ungkapnya.

Menurutnya, 28 februari nanti menjadi titik nadir Kota Tangerang mencapai usia 22 tahun. Bukan hanya untuk diperingati dan dirayakan, tapi juga momentum untuk introspeksi dan renungan seluruh elemen entitas Kota Tangerang.

“Kota Tangerang ini milik kita, bukan hanya pemerintah saja. Tapi kita lihat saja, HUT Kota Tangerang sosialisasi kepada masyarakat sangat kurang. Masyarakat juga tidak dilibatkan, hanya dijadikan subjek saja,” ucapnya.

Sementara itu, Lutfi, salah seorang pemuda asal Kelurahan Grendeng mengatakan, bahwa selama ini HUT Kota Tangerang masyarakat belum dilibatkan, tapi kenapa hanya instansi terkait saja yang dilibatkan dan disibukan.

Lanjutnya, kata Luthfi, mayarakat kangen dengan adanya pesta rakyat. Tapi kini sudah menghilang.

“Dulu kita identik setiap HUT merayakan di kali cisadane dengan melibatkan masyarakat. Tapi sekarang masyarakat hanya menjadi penonton,” pungkasnya.(ges)

 




Ternyata, Pengembang Villa Pamulang Ingin Bangun Cluster

Kabar6-Tujuan pemanfaatan lahan sengketa di kawasan perumahan Villa Pamulang, Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) semakin terang.

Kini, polemik pada lahan yang disebut warga masih berada dikawasan Situ Ciledug atau daerah resapan air dan sedang digarap oleh PT Respati Bangun Jaya itu, semakin meluas karena warga sekitar ikut protes.

Informasi atas rencana pemanfaatan lahan seluas sekitar satu hektare itu disampaikan oleh seorang pria yang mengaku mantan Lurah Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.

Menurutnya, Jhony Wantah selaku direktur perusahaan real estate dan developer PT Respati Bangun Jaya, ingin melebarkan sayap bisnis hunian model cluster.

“Saya sama Pak Wantah dimintain bantuan memasarkan perumahan ini,” terang pria yang enggan menyebutkan namanya kepada wartawan di lokasi perkara Situ Ciledug, Minggu (22/2/2015).

Menurutnya, pengembang telah rampung membuat desain bangunan. Nantinya hunian memiliki model cluster dengan type 45, dengan luas lahan 120 meter persegi. Sedangkan harganya dibanderol Rp400 juta per unit.

Pria yang ditemui di empang pemancingan dekat titik lokasi demonstrasi warga itu juga mengaku pernah diminta untuk memborongi proyek pekerjaan meratakan tanah. Tapi tawaran itu langsung ditolaknya.

Ia beralasan, resikonya tinggi lantaran Jhony Wantah belum mengantongi dokumen rekomendasi resmi proyek pembangunan. Akhirnya proyek pengurukan dikerjakan oleh pemborong bernama Kennedy alias Yungken.

“Saya mau ngerjain kalau udah ada rekom izin koordinasi,” terang pria yang mengenakan kaos polo warna biru itu.  Akibatnya, kini sikap penolakan atas pengurukan lahan resapan air semakin memanas.

Ia mengakui pengembang Villa Pamulang terpaksa menerapkan pola kucing-kucingan. Pola itu dianggap pilihan terbaik selama kegiatan proyek pembangunan berjalan.

“Kalau warga diam ya (proyek) jalan lagi,” terangnya. **Baca juga: Warga Villa Pamulang Demo, Alat Berat Jhony Wantah Menghilang.

Sadar pertanyaan awak media semakin gencar, seorang pria rekannya pun mengajak pergi. Maka pria bertubuh gempal itu langsung bergegas pergi menjauh dari lokasi.(yud)




Finalisasi Musancab PDI-P Kota Tangerang Digelar

Kabar6-Finalisasi Musyawarah Anak Cabang PAC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan se-Kota Tangerang, Minggu (22/2/2015) siang, digelar.

 

Dari seluruh peserta yang sedianya telah mengikuti tes, selanjutnya mengerucut menjadi tiga nama, masing-masing PAC dari tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP).

 

Ketua DPC PDI-P Kota Tangerang, Hendri Zein mengungkapkan, mekanisme musyawarah ini dilakukan, agar tidak lagi terjadi perpecahan kader di dalam partai.

 

“Karena metode dengan pemiilihan, sangat rentan dengan perpecahan. PDI-Perjuangan sebagai partai pemenang, ke depan lebih ingin membangun kekuatan dan persatuan dalam partai,” ungkapnya.

 

Dalam mekanisme ini pun, kata Hendri, pihaknya lebih mengedepankan integritas, ideologi, dan visi misi para calon/peserta. ** Baca juga: Hingga Lusa, Cuaca di Wilayah Banten Cerah Berawan

 

“Sesuai petunjuk teknis muscab, pada hakekatnya musyawarah untuk mufakat, menjaga eksistensi partai, bahu membahu tahun lalu kita sebagai pemenang. Mudah-mudahan kemenangan itu kita jaga dengan kepengurusan yang baru, baru semangatnya, mau bekerja, meraih kemenangan,” tukasnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Hendri yang masa kepemimpinannya juga akan berakhir ini berpesan, agar seluruh kader tidak saling menyingkirkan, tetapi justru harus berkolaborasi komponen di bawahnya.

 

“Siapa yang diberikan mandat oleh DPD untuk memimpin partai mari sama-sama kita rangkul. Kesampingkan beda pendapat dan sikap, tapi bagaimana agar partai ini kembali bekerja. Kita punya ideologi dan satu-satunya partai yang menideologi, siapa pun yang nanti ditunjuk untuk mimpin partai di tingkat kecamatan harus dapat memperbaiki yang kurang baik, kita satu partai, musyawarah anak cabang bisa kita gelar sekaligus, karena ingin mencapai musyawarah yang mufakat,” pintanya.(ges)