Menteri Enggartiasto Bakal Putus “Mata Rantai” Niaga Daging Sapi

Mendag Enggartiasto di PT. TUM, Kab. Tangerang.(Fbi)

Kabar6-Usai mengunjungi Pasar Modern BSD City di Tangerang Selatan (Tangsel) dan Pasar Anyar di Kota Tangerang, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, kemudian mendatangi Feedloter atau tempat penggemukan sapi PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Minggu (7/8/2016).

Ya, di lokasi ini, Menteri Enggartiasto meninjau proses penggemukan sapi dan melihat kualitas pakan sapi langsung di kandangnya, didampingi Direktur PT TUM, Sanko Hasan dan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.

Dalam kesempatan itu, Menteri Enggartiasto juga bertemu dan berdiskusi dengan beberapa perwakilan asosiasi seperti Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI), Asosiasi Industri dan Distributor Daging Indonesia (AIDDI), Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI), Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO), National Meat Processor Association (NAMPA), serta beberapa perwakilan industri pengolah daging sapi.

Enggar mengatakan, bahwa perlu adanya pemangkasan mata rantai mulai dari pembibitan ternak sapi, hingga ke konsumen.

“Setelah saya sidak tadi ke Pasar Modern BSD dan Pasar Anyar, harga daging impor memang lebih murah dari pada daging lokal. Itu ternyata karena daging lokal mata rantainya lebih panjang dari impor, jadi kita akan kita pangkas,” ujarnya.

Enggar juga mengatakan, bahwa feedloter tidak harus selamanya hanya berkutat pada menggemukan sapi, tetapi juga dapat diinvestasikan untuk keuntungan jangka panjang.

“Jika sebelumnya ada spesialisasi penggemukan lalu dipotong, kita akan buat ada keuntungan jangka panjang lewat pembibitan,” ujarnya.

Hal itu dilakukan, agar adanya kemandirian Indonesia dan tidak lagi tergantung pada dua negara pengimpor sapi, yaitu Australia dan New Zealand.

“Jika ini dilakukan pasti kita akan mandiri, tapi nanti lima tahun kedepan baru kita bisa lihat hasilnya,” ujarnya. **Baca juga: Warga Protes, Akses Jalan di Kawasan Serpong dan Setu Lumpuh.

Enggar berharap, dengan luasnya area kandang yang dimiliki PT TUM, dapat dimaksimalkan agar selalu ada ketersediaan daging dipasaran sehingga harganya akan stabil. **Baca juga: Ke Tangerang, Mendag Pantau Harga Daging Sapi.

“Kita dorong PT TUM untuk di maksimalkan tempatnya, kita dorong juga untuk ternak kerbau tidak hanya sapi, jika di ternak dengan baik, dagingnya akan lebih enak daripada daging sapi,” ujarnya.(shy)




Ke Tangerang, Mendag Pantau Harga Daging Sapi

Mendag Enggartiasto Lukita saat di Pasar Modern BSD.(Fbi)

Kabar6-Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah wilayah di Tangerang Raya, Minggu (7/8/2016).

Sedianya, dalam kunjungannya Mendag tampak berkomunikasi langsung dengan warga. Adapun bahasan dalam pembicaraannya, seputar harga jual.

“Alhamdulillah, kondisi pasar cukup bersih dan rapih, mungkin ini karena Walikotanya cantik,” ujar Mendag Enggartiasto Lukita, saat menyambangi Pasar Modern BSD di dampingi Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

Dalam kunjungannya itu, Mendag juga mendatangi lapak daging sapi dan menemukan harga jual yang masih terlalu tinggi. Sementara, untuk harga ayam potong sedikit mengalami penurunan.

Ditanya mengenai indikasi bila kenaikan harga kebutuhan pangan juga akibat permainan oknum pengusaha nakal, Menteri Enggar mengatakan bahwa dalam waktu dekat dirinya akan memanggil sejumlah pelaku dunia usaha, untuk membahas masalah yang dihadapi.

“Dalam waktu dekat semua akan kita panggil,” ujarnya.

Usai mengunjungi Pasar Modern BSD City, rombongan Mendag kemudian lanjut mengunjungi Pasar Anyar di Kota Tangerang.

Di Pasar itu, Mendag mendengar langsung curhat pedagang daging sapi yang mengeluhkan perihal tingginya harga daging sapi lokal, dan kurangnya minat masyarakat terhadap daging sapi beku impor.

“Harga daging sapi lokal disini Rp110.000 per kilo gram (KG). Sedangkan daging beku kurang diminati. TOlong pak, turunin harga daging sapi lokal,” kata Abdul, salah seorang pedagang daging sapi kepada rombongan Mendag di Pasar Anyar, Kota Tangerang.

Mendag Enggartiasto Lukita yang mendengar curhat pedagang, juga sempat bertanya perihal penyebab keengganan masyarakat membeli dan mengonsumsi daging beku, padahal daging sapi beku jauh lebih sehat dan higienis. **Baca juga: Di Tangsel, WH Ngaku PeDe Maju di Pilgub Banten 2017.

“Berarti di sini daging beku kurang peminatnya?. Padahal kan daging beku lebih higienis,” kata Mendag bertanya. **Baca juga: Warga Protes, Akses Jalan di Kawasan Serpong dan Setu Lumpuh.

Abdul yang ditanya kemudian menjawab, kemungkinan masyarakat masih belum tahu, bila daging beku lebih higienis. “Buktinya mereka lebih memilih daging lokal,” ujar Abdul.

Di sela blusukan di Tangerang, Enggartiasto menegaskan bahwa pemerintah akan bekerja keras mengendalikan harga pangan, termasuk di antaranya harga daging sapi segar.

“Kita akan meninjau kembali harga harga daging ke pasar-pasar, kita akan lihat dari hulu sampai ke hilirnya. Kalau daging impor saja bisa Rp80.000, kenapa daging lokal tidak bisa,” ungkap Mendag.

Sesuai rencana, usai mengunjungi Pasar Anyar di Kota Tangerang, Mendag akan melanjutkan kunjungannya ke Feedlot atau tempat penggemukan sapi PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.(tmn/fbi)




Warga Protes, Akses Jalan di Kawasan Serpong dan Setu Lumpuh

Proyek pembangunan saluran air bikin macet.(ist)

Kabar6-Pembangunan saluran pembuangan air atau drainase di sekitar Jalan Raya ‎Buaran Viktor, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), berimbas kemacetan parah.

 
Arus lalu lintas dari dan menuju Jalan Raya Buaran Viktor lumpuh. Kemacetan bahkan merembet hingga ke ruas Jalan Puspiptek, Kecamatan Setu, Tangsel.

Megawati, warga Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, bahkan menyebut kemacetan yang terjadi kali ini sudah parah.

Bahkan, wanita yang berencana menghadiri acara yang digelar di Kampung Anggrek Resto yang berada di Jalan Raya Buaran Viktor, harus memutar melalui Taman Tekno dan Jalan Raya Puspiptek.

“Masa dari rumah ke lokasi sampai tiga jam. Pelaksana proyeknya ngawur. Harusnya itu proyek dikerjakan malam hari,” katanya kepada kabar6.com, Minggu (‎7/8/2016).

Ia menceritakan, dari kawasan pergudangan di Taman Tekno 2 hingga perempatan Muncul arus kendaraan juga tidak bergerak. Titik kemacetan parah bahkan sudah terlihat dari perempatan lampu merah Muncul.

“Itu proyek terlihat enggak ‎dipersiapkan secara matang. Rekayasa lalu lintasnya juga berantakan,” ujarnya kesal.

Keluhan senada disampaikan Sianipar, pemilik tambal ban di Jalan Desa Kademangan, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu. **Baca juga: Hore..! Banten Juara Umum MTQ Nasional 2016.

Kemacetan yang terjadi sejak pagi hari itu, otomatis membuat usahanya terimbas kehilangan konsumen. **Baca juga: Polsek Ciputat Sergap Dua Pengedar Sabu di Pamulang.

“Sejak pagi usaha saya mandeg kayak gini. Jangan asal main garap proyek dong, tapi mesti dipikirkan juga akibat dan manfaatnya,” sungutnya.(yud)




Polsek Ciputat Sergap Dua Pengedar Sabu di Pamulang

Dua pengedar sabu yang diamankan petugas.(cep)

Kabar6-Dua terduga pengedar narkoba disergap di dua lokasi terpisah oleh jajaran petugas Polsek Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Keduanya masing-masing berinisial BW (33) dan FZ alias Ferry (37), warga Pamulang Permai II, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri saat dikonfirmasi Minggu (7/8/2016) mengatakan, pengungkapan kasus itu diawali dengan penangkapan BW di Jalan  Benda Baru, Kelurahan Benda Baru.

“Dari tangan BW, petugas mendapati tiga paket sabu dengan berat masing-masing 0,22 gram, 0,22 gram, 0,20 gram,” ujar Mansuri.

Dari pengakuan BW, petugas kembali mendapatkan nama tersangka lain, yaitu Ferry. Tak mau membuang waktu, petugas langsung menyergap Ferry dirumahnya. **Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Pria Penuh Luka di Ciputat.

“Dari tangan ferry, petugas mendapati barang bukti berupa dua paket sabu dengan berat 0,60 gram,” jelas Mansuri. **Baca juga: Andika dan Jaman Daftar ke PKB Banten.

Kini, kedua tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Ciputat.(cep)




Polisi Selidiki Kematian Pria Penuh Luka di Ciputat

Polisi saat olah TKP di lokasi temuan mayat.(cep)

Kabar6-Pihak Polsek Ciputat masih terus menyelidiki penyabab kematian Sukamto (47), pria yang ditemukan tewas penuh luka di dalam warung kopinya di jalan KI Hajar Dewantoro, RT01/06, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (6/8/2016).

Meski belum bisa memastikan penyebab kematian korban, namun polisi juga tak menampik dugaan bila korban merupakan korban pembunuhan.

“Saat kita temukan, korban sudah tak bernyawa, dengan posisi tubuh miring di dalam warung. Ada luka di kepala dan dagunya. Sementara mulut tersumpal kain, sedangkan kaki dan tangan terikat tali rafia,” uajr Kapolsek Ciputat, Kompol Tatang Syarif.

Kini, jenazah korban sudah dievakuasi ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan, guna dilakukan visum. “Mudah-mudahan kasus ini segera terungkap,” ujar Kapolsek. **Baca juga: Begini Saran Untuk Benahi “Karut-Marut” Sistem Pendidikan di Tangsel.

Sementara, Ebon, Ketua RT setempat menyebut bila selama ini memang warung kopi korban acap dijadkan tempat nongkrong para pak ogah diwilayah tersebut. **Baca juga: Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat.

“Warungnya terbilang ramai. Banyak anak muda yang nongkrong. Biasanya para timer angkutan umum dan ada juga pak ogah,” ujarnya.(cep)




Begini Saran Untuk Benahi “Karut-Marut” Sistem Pendidikan di Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Ada banyak ide serta saran yang terlontar untuk membenahi karut marutnya sistem pendidikan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Salah satunya adalah, bahwa Dinas Pendidikan (Dindik) Tangsel dinilai mesti punya komitmen kuat, dibantu kawalan seluruh komponen masyarakat atau civil society.

Tokoh masyarakat asal Kecamatan Ciputat, Heri Sumardi mengusulkan perlu adanya kebijakan kanalisasi jenjang pendidikan.‎ Misalkan, seorang siswa sekolah dasar di suatu wilayah secara otomatis masuk ke jenjang pendidikan.

“Yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan,” katanya di acara diskusi bertema‎ “Mengurai Benang Kusut Komersialisasi Pendidikan di Kota Tangerang Selatan” di kantor LABH, Kecamatan Serpong, kemarin.

Menurut Heri, dengan sistem seperti itu, maka tidak perlu ada repot-repot adakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahun ajaran baru dimulai. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya praktek-praktek pungutan liar saat penerimaan siswa baru.

Sementara itu, Uten Sutendi, pengamat dunia pendidikan di Kota Tangsel melihat saat ini cenderung sudah menjadi industri. Dimana praktek mencari untung sudah tidak dinafikan lagi setiap tahun ajaran baru bergulir. **Baca juga: Mathodah Minta Wali Murid “Dipungli LKS” Lapor ke Dindik Tangsel.

“Mulai dari buku sekolah, LKS, seragam sekolah,dan segala biaya-biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan belajar-mengajar,” terangnya. **Baca juga: Kepsek di Tangsel Sebut Ada LKS Tak “Tercover” BOSDA.

Diakhir diskusi, ada tiga catatan rekomendasi penting lainnya yang ‎disampaikan. Pertama, Dinas Pendidikan Kota Tangsel perlu segera membentuk Satuan Tugas Pengawasan. Tim itu bertugas mengawasi segala bentuk komersialisasi pendidikan. **Baca juga: Wali Murid Tuding Pendidikan Gratis di Tangsel Cuma Isapan Jempol.

Satgas pendidikan juga berfungsi untuk menerima pengaduan masyarakat agar praktek komersialisasi pendidikan di Kota Tangsel dapat dihentikan.‎(yud)

**Baca juga: Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat.




Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat

Polisi mengevakuasi mayat pria yang tewas di Ciputat.(cep)

Kabar6-Sesosok mayat pria ditemukan tewas dalam rumahnya di Jalan Ki Hajar Dewantara, RT 01/06, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (6/8/2016).

Belum diketahui pasti penyebab tewasnya pria yang diketahui bernama  Sukanta (47) tersebut. Namuk, pada bagian kepala dan dagu korban, terdapat luka yang diduga akibat senjata tajam.

“Kita belum bisa memastikan penyabab kematiannya. Tapi, diduga luka di kepala dan dagunya akibat senjata tajam,” ujar Kanit Reskrim Polsek Ciputat, Iptu Eka Wijaya kepada kabar6.com di lokasi temuan mayat tersbeut.

Saat ini, polisi masih terus berjibaku melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), guna mencari berbagai petunjuk penyebab kematian korban. **Baca juga: Satpol PP Tangerang Razia Panti Pijat, Satu Disegel

Sementara, informasi yang didapat kabar6.com dilokasi, rumah tersebut diketahui milik Guntur. Korban sendiri tinggal menumpang dan menempati salah satu kamar yang bangunannya masih menyambung dengan rumah utama. **Baca juga: Mathodah Minta Wali Murid “Dipungli LKS” Lapor ke Dindik Tangsel.

“Jadi, korban ini sudah dianggap saudara sama pemilik rumah. Saat ini, pemilik rumah sedang keluar kota, dan korban sekaligus bertugas menjaga rumah tersebut,” ujar salah seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.(cep)




Mathodah Minta Wali Murid “Dipungli LKS” Lapor ke Dindik Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Mathodah S menegaskan, bila persoalan Lembaran Kerja Siswa (LKS) sudah dialokasikan oleh Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA).‎

Pernyataan itu disampaikan Mathodah, dalam acara diskusi pendidikan yang berlangsung di kantor LABH Tangsel, Kecamatan Serpong, Jum’at (5/8/2016).

Dan, pernyataan itu sekaligus menepis pernyataan yang disampaikan Nendi, Kepala salah satu SMP Negeri di Tangsel sebelumnya.

Bahkan, Mathodah  mempersilahkan kepada orangtua dan wali murid yang dimintai uang oleh pihak sekolah, segera bereaksi dan melaporkan hal itu secara resmi ke Dindik.

‎”Kalau bayar, silahkan bapak laporkan langsung kepada kami. Biar kami lakukan investigasi ke sekolah yang bersangkutan,” tegasnya. **Baca juga: Wali Murid Tuding Pendidikan Gratis di Tangsel Cuma Isapan Jempol.

Mathodah pun gerah atas wacana yang kadung beredar selama ini, bila dirinya disebut telah menerima aliran dana dari sekolah-sekolah. Khususnya pada saat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)‎. **Baca juga: Kepsek di Tangsel Sebut Ada LKS Tak Tercover BOSDA.

“Saya pastikan kalau itu fitnah,” ujarnya sembari tak menampik bila karut-marut persoalan bidang pendidikan butuh dicarikan solusi.(yud)




Kepsek di Tangsel Sebut Ada LKS Tak “Tercover” BOSDA

Acara diskusi pendidikan di Kota Tangsel.(yud)

Kabar6-Kepala Sekolah (Kepsek) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) angkat bicara perihal mengguritanya dugaan pungli di sekolah.

Dugaan pungli itu mencuat, merujuk dari keluhan orangtua dan wali murid perihal banyakan uang pungutan yang diberlakukan sekolah, terutama saat memasuki tahun ajaran baru.

Nendi, salah seorang Kepala di salah satu SMP Negeri di Kota Tangsel, tersirat tak menampik perihal adanya pungutan uang baju seragam sekolah dari orangtua wali murid tersebut.

“Biar tidak jadi polemik di masyarakat ada LKS yang tidak di cover oleh BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah),” katanya pada acara diskusi di kantor LABH Tangsel, Kecamatan Serpong, Jum’at (5/8/2016). **Baca juga: Cabuli Bocah SD, Pedagang Mainan Ditangkap Warga Tangerang.

Ia beralasan, ketentuannya telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. **Baca juga: Satpol PP Tangerang Razia Panti Pijat, Satu Disegel.

Nendi sebutkan, nilai besaran uang pungutan yang dipatok sekolah idealnya tidak lebih dari Rp100 ribu. Kemudian pihak sekolah mesti fleksibel atau tidak mewajibkan kepada setiap peserta didik. **Baca juga: Wali Murid Tuding Pendidikan Gratis di Tangsel Cuma Isapan Jempol.

“Saya usulkan kepada Pak Kadis (Kepala Dinas) Pendidikan untuk menerbitkan Perwal (Peraturan Walikota) saja tentang masalah ini,” kilah Nendi.(yud)




Wah, Bintaro Jaya Belum Lunasi PBB Rp8,4 Miliar

Kantor layanan PBB Kota Tangsel di Cilenggang.(yud)

Kabar6-‎PT Jaya Real Property Tbk, selaku pengembang kawasan Bintaro Jaya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terdeteksi belum menyelesaikan urusan pembayaran pajak daerah.

Kepala Bidang PBB dan BPHTB, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangsel, Indri Sari Yuniandri mengatakan, total jumlah PBB yang mesti dilunasi tahun ini senilai Rp8,4 Miliar. Bintaro Jaya pun sudah Didesak agar segera melunasi.

“Kami sudah melayangkan surat kepada PT JRP perihal pemberitahuan pembayaran pajak senilai Rp8,4 miliar‎,” katanya, Jum’at (5/8/2016).

Indri menjelaskan, jatuh tempo pembayaran PBB ditetapkan pada 31 Agustus besok. Sehingga pihak Bintaro Jaya belum masuk dalam kategori penunggak PBB, karena masih memiliki waktu untuk melunasi.

DPPKAD Kota Tangsel juga telah menerima surat balasan kesanggupan dari Bintaro Jaya untuk segera melunasi PBB. Pihaknya, lanjut Indri, juga meminta kepada Bintaro Jaya untuk segera memberikan data valid tentang jumlah wajib pajak.

“Kalau sampai lewat jatuh tempo baru bisa dikatakan nunggak pajak,” jelas Indri.‎

Ia meyakini, pihak Bintaro Jaya tidak akan sulit mengidentifikasi jumlah dan pemilik bangunan serta lahan selaku wajib pajak.

Bintaro Jaya disebut-sebut bukan hanya tahun ini saja meski bersinggungan dengan masalah PBB. Pada tahun-tahun sebelumnya juga selalu ada tunggakan pajak yang berujung menjadi piutang. **Baca juga: Satpol PP Tangerang Razia Panti Pijat, Satu Disegel.

“Sebelumnya juga selalu menunggak pajak, setiap tahun jumlahnya bervariasi. Tidak selalu sama, tapi di tahun berikutnya biasanya dilunasi,” tambah Indri. **Baca juga: Wali Murid Tuding Pendidikan Gratis di Tangsel Cuma Isapan Jempol.

Sayangnya, hingga berita ini dilansir, pihak pengembang kawasan Bintaro Jaya masih belum berhasil di kanfirmasi. Namun, kabar6.com masih terus berupaya mendapatkan konfirmasi dari pengembang itu, perihal kwajiban PBB dimaksud.(yud)