Soal SHM Lapangan Balaraja, Aliansi LSM Geruduk BPN Tangerang

Aksi demo LSM di Kantor BPN Tangerang.(din)

Kabar6-Puluhan aktivis yang tergabung dalam wadah Aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat Tangerang (ALSMT), menggeruduk kantor Kementrian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Tangerang, Rabu (31/8/2016).

Hal ini, menyusul adanya dugaan tindak pidana korupsi atas penerbitan sertifikat tanah lapang seluas 7.000 meter persegi yang terletak di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Koordinator aksi, Inuar Gumay mengatakan, aksi unjuk rasa yang berlangsung sekitar dua jam di halaman kantor Kementrian ATR/ BPN Kabupaten Tangerang ini, dilakukan karena adanya indikasi permainan dalam proses penerbitan sertifikat tanah tersebut.

Pasalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, baru-baru ini telah mengeluarkan uang sebesar Rp22,951,500,000,00 dari kas daerah, untuk pembebasan tanah lapangan olahraga Balaraja.

Seharusnya, Pemkab Tangerang tak perlu membayar tanah tersebut, karena tanah itu milik negara.

“Sertifikat bernomor 01433 yang dikeluarkan Kementrian ATR/ BPN Kabupaten Tangerang pada 30 September 2015 itu cacat hukum,” ungkap Gumay, dalam orasinya siang tadi.

Dijelaskan Gumay, pihaknya meragukan keabsahan dari tanah itu, karena tanpa disertai asal usul pemilik.

Sejak 31 Desember 1962, tanah tersebut belum diretribusikan dan dinyatakan sebagai tanah yang langsung dikuasai Negara, karena pemiliknya tidak mengalihkan haknya kepada orang lain atau pindah ke tempat letak tanah pada tenggang waktu yang diberikan Pemerintah.

Itu, merujuk pada Surat Kepala Kantor BPN Kabupaten Tangerang No.420.41/1674/VI/1989 ; 30 Juni 1989. **Baca juga: September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki.

Dalam aksi ini, kata dia, ada tiga poin yang dituntut, pertama, bahwa tanah tersebut merupakan tanah sisa guntai (absentee) yang secara hukum dikuasai oleh Negara, sebagai tanah untuk kepentingan umum, dan kepada pihak lain, sebab tanah tersebut telah ditinggalkan pemiliknya. **Baca juga: Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan.

Kedua, bahwa penerbitan Setifikat Hak Milik (SHM) Nomor 01433 cacat hukum dan Sertifikat Hak tersebut patut untuk di cabut. **Baca juga: Ini Delapan Wilayah di Banten Akan Dilalui GMC.

Dan poin terakhir, bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, pemerintahan segera menarik uang yang telah dikeluarkan dan mengembalikan ke kas daerah.(Tim K6)




Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan

Walikota Tangerang, Arief Wismansyah saat sidak.(hms)

Kabar6-Di tengah gencarnya kampanye peningkatan pelayanan publik yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, ternyata masih banyak aparat kelurahan yang belum mengerti tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Hal itu terungkap ketika Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah melakukan kunjungan mendadak (sidak) ke Kantor Kelurahan Sudimara Selatan, di Kecamatan Ciledug.

Saat sidak, Arief tampak tak puas dengan kinerja aparatur di kelurahan tersebut. Bahkan, Arief tak sungkan memamerkan raut wajah kecewa.

Kekecewaan itu tak terbendung, manakala orang nomor satu di Kota bervisi Akhlakul Karimah itu mendapati salah seorang warga yang menunggu lama untuk mendapatkan surat pengantar perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dari Kelurahan.

“Masak gara-gara mesin fotocopy enggak ada, terus warganya disuruh nunggu lama begini. Coba Yoga (Ajudan Walikota, red), bilang ke kecamatan buat beliin mesin fotocopy,” tegas Arief, Rabu (31/8/2016).

Arief juga mengomentari kinerja petugas kelurahan setempat, lantaran mendapati berkas pemohon e-KTP berantakan.

“Emang kalau mau bikin e-KTP harus memfotokopi KTP lama? Bukannya cukup pakai KK sama KTP lama saja? Kalau enggak ada mesin fotocopy-kan bisa difoto simpen di komputer. Jadi berkasnya enggak berceceran begini,” ujarnya.

Kekecewaan Walikota juga bertambah ketika melihat kondisi beras yang diperuntukkan untuk keluarga tidak mampu alias Raskin.

Kondisi Raskin dinilainya tidak layak untuk dikonsumsi dan berwana kehitaman. “Ini beras kondisi begini amat. Buat masyarakat kok kayak begini. Coba sambungin ke Kepala Bulog,” perintahnya kepada Ajudan.

Selesai melihat kondisi pelayanan dan beras raskin, Walikota selanjutnya melihat taman yang berada persis di depan kantor kelurahan, yang dipenuhi oleh rumput liar dan sampah. **Baca juga: Gatot Purwanto, Anggota DPRD Kota Tangerang Tutup Usia.

“Ayo mana ini staf kelurahan, Walikotanya nyabutin rumput malah bergaya aja,” papar Walikota sambil mencabuti rumput liar sementara para staf kelurahan hanya menonton. **Baca juga: Bayi Pemakan Ular di Banten Alami Infeksi Paru-paru.

“Gimana warganya mau hidup bersih, kalau aparatnya ngasih contohnya enggak benar,” sambungnya lagi.(hms/zar)




Gatot Purwanto, Anggota DPRD Kota Tangerang Tutup Usia

Gatot Purwanto semasa hidup.(bbs)

Kabar6-Anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang, Gatot Purwanto yang juga sebagai Wakil Ketua Fraksi Demokrat, berpulang ke Rahmatullah, Rabu dini hari (31/8/2016).

Gatot meninggal karena menderita sakit jantung, setelah sebelumnya sempat dirawat di RS Siloam, Karawaci, Tangerang.

Kepergian Gatot Purwanto mengejutkan para anggota DPRD Kota Tangerang lainnya. Pasalnya, sebelumnya bapak dua anak itu terlihat sehat dan tidak memiliki tanda-tanda menderita penyakit jantung.

“Begitu mendengar Pak Gatot meninggal, saya dan anggota DPRD lain, khususnya di Komisi I kaget. Karena selama ini tidak pernah mendengar almarhum menderita sakit jantung,” kata Kuswara, Anggota Komisi 1 dari Fraksi Golkar.

Bahkan, kata Kuswara, sehari sebelum meninggal, almarhum sempat diskusi dengan sejumlah anggota Komisi I lainnya. “Saat itu Pak Gatot terlihat ceria dan sangat menguasai materi. Karenanya, kami sangat kehilangan,” katanya.

Sama halnya dengan Ketua Komisi I, Hartoto. Anggota dari Fraksi PDIP tersebut merasa kehilangan, karena Gatot Purwanto merupakan anggota DPRD Kota Tangerang dua periode yang tidak segan-segan menularkan ilmu kepada junior. **Baca juga: Kondisi Memi Kian Memburuk.

“Terus terang saya masih banyak belajar dari beliau.  Karenanya saya sangat merasa kehilangan,” kata Hartoto. **Baca juga: September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki.

Jenazah almarhum disemayamkan di Jalan Kelapa Sawit XVIII Blok BH 6 No. 14, Peruwahan Gading Serpong, Tangerang dimakamkan di kampung halamannya di Jalan Pakel Baru Utara Nomor 3445, Yogyakarta.(Alby)




September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki

Kerusakan di ruas Jalan Raya Legok, Kabupaten Tangerang.(bbs)

Kabar6-Awal September 2016 nanti, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang segera melakukan perbaikan pada ruas Jalan Raya Legok.

“Saat ini sudah didapatkan pemenang tender dan awal September nanti, kita lakukan perbaikan jalannya,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, Slamet Budhi, Rabu (31/8/2016).

Sedianya, Jalan Raya Legok yang memiliki panjang 8,82 kilometer. Sebelumnya ruas jalan ini milik Pemprov Banten. Namun, kini ruas jalan raya tersebut sudah dialihkan menjadi milik Pemkab Tangerang.

Dalam perbaikan tersebut, Pemkab Kabupaten Tangerang menyediakan anggaran sebesar Rp miliar. **Baca juga: September, Tender Proyek ABT di Kabupaten Tangerang.

“Perbaikan kita lakukan bertahap, karena keterbatasan anggaran. Saat ini, kita akan memperbaiki ruas jalan rusak parah yang kondisinya sudah mendesak,” ungkap Slamet. **Baca juga: DBMSDA Kabupaten Tangerang Bakal Normalisasi Sungai Cisadane.

Slamet menyebut, bila dilakukan perbaikan menyeluruh di ruas Jalan Raya Legok, maka dibutuhkan anggaran hingga mencapai ratusan miliar. **Baca juga: Ini Delapan Wilayah di Banten Akan Dilalui GMC.

“Kalau diestimasi untuk perbaikan Jalan Raya Legok sepenuhnya seperti, pelebaran jalan dan penerangan mampu mengabiskan kurang lebih 300 miliar,” pungkasnya.(shy)




Kondisi Memi Kian Memburuk

Memi, warga Balaraja yang kini buta.(agm)

Kabar6-Muhammad Memi (24), warga Desa Saga, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, kini mengalami ketergantungan dengan lingkungan sekitar.

Ya, Memi mengalami kebutaan pada kedua matanya, setelah melakukan operasi getah bening di RSUD Balaraja.

Kini, Memi tak mampu lagi beraktivitas seperti semula. Bahkan, kondisinya kian hari memburuk. Itu lantaran cairan darah bercampur nanah keluar terus menerus dari hidungnya.

“Udah gak bisa ngapa-ngapain. Untuk bangun saja Memi kesulitan. Karena badannya sudah lemas dan sakit. Memi udah gak bisa makan, paling minum doang. Soalnya udah sulit mencerna makanan,” ujar Saepudin, kakak Ipar Memi kepada kabar6.com, Rabu (31/8/2016).

Tak hanya itu, kini salah satu bola mata Memi tampak keluar dan memerah. Bahkan, cairan putih seperti nanah dan berbau juga keluar dari bola matanya.

“Bola matanya udah keluar seperti ini sejak seminggu yang lalu. Memi pun sudah mulai sulit mendengar. Jadi, kalau ngomong sama dia harus dekat dengan telinganya. Dia juga sering kesakitan di bagian kepala dan dekat bola matanya,” ungkapnya. **Baca juga: RSUD Balaraja Pastikan Kebutaan Memi Bukan Akibat Pascaoperasi.

Kini, keluarga pasrah menunggu kepastian pihak RSUD Balaraja agar bisa membantu kesembuhan Memi. **Baca juga: Memi, Pemuda Desa Saga yang Buta Usai Operasi di RSUD Balaraja.

“Kita gak minta apa-apa, cukup Memi bisa kembali semula pun kami senang. Karena kasihan melihat Memi seperti ini. Walaupun nanti, kedua mata Memi tak bisa kembali normal, asal Memi bisa sehat,” tuturnya.(shy)




RSUD Balaraja Pastikan Kebutaan Memi Bukan Akibat Pascaoperasi

Memi, pasien RSUD Balaraja yang kini buta.(agm)

Kabar6-Pihak RSUD Balaraja memastikan bila kebutaan yang dialami Memi (24), warga Kampung Pekong Kalong, RT 08/02, Desa Saga, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, bukan disebabkan pascaoperasi kelenjar getah bening.

Sedianya, pihak RSUD Balaraja tak menampik bila sebelum mengalami kebutaan Memi memang sempat menjalani operasi kelenjar getah bening di rumah sakit tersebut.

“Benar, pasien pernah melakukan operasi kelenjar getah bening di RSUD Balaraja. Saat operasi berjalan, ditemukan masa padat (benjolan) pada leher pasien, dan segera dilakukan proses pengangkatan, pada 29 Desember 2015 lalu. Dan, operasinya berhasil,” ujar Kepala Bidang Pelayanan RSUD Balaraja, dr. Meis Larissa Tanaka‎, Rabu (31/8/2016).

Pascaoperasi, kata dr. Meis, pihak RSUD Balaraja meminta pasien untuk rutin melakukan kontrol tiap satu minggu sekali. Dan, setelah dinyatakan sehat dan pasien bisa pulang pada tanggal 31 Desember 2016 lalu.

“Tapi pasien hanya kontrol sekali pada tanggal 4 Januari 2016 lalu. Padahal kami sudah mengimbau pasien agar rutin kontrol seminggu sekali selama satu bulan,” ungkap dr. Meis lagi.

Ia mengaku, bila pihak RSUD sempat kaget mendengar kabar dari media, bahwa pasien tersebut telah mengalami kebutaan akibat pascaoperasi.

“Kami kaget mendengar berita itu. Loh kan operasinya berjalan lancar dan tidak ada masalah. Ketika pasien datang untuk melakukan kontrol pertama, juga nggak ada masalah itu. Malahan si pasien mengatakan sudah baikan setelah dioperasi. Kok tiba-tiba di bulan ini (Agustus), si pasien menderita kebutaan,” jelas dr. Meis.

Diketahui, tepat tanggal 8 Agustus 2016, pasien kembali datang ke RSUD Balaraja diantar oleh keluarganya (Setelah tujuh bulan tidak kontrol) dengan mengeluhkan, bila sejak tiga bulan lalu kedua matanya tidak bisa melihat dan terasa menonjol, tetapi belum pernah berobat ke Dokter Mata. **Baca juga: Mensos Berharap Persoalan Kemniskinan Cepat Terselesaikan.

Oleh Petugas, pasien diarahkan untuk dilakukan pemeriksaan ke Poliklinik Mata. Hasil pemeriksaan dokter Spesialis Mata di dapatkan adanya penekanan pada syaraf mata. Selanjutnya pasien dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas Dokter Spesialis Bedah Syaraf. **Baca juga: Memi, Pemuda Desa Saga yang Buta Usai Operasi di RSUD Balaraja.

dr. Meis menjelaskan, operasi pengangkatan benjolan itu tidak ada kaitannya dengan kebutaan. “Dari leher menuju mata tidak ada kaitannya. Karena leher tidak tersentuh kepada pusat saraf mata. Kenapa jadi RSUD Balaraja yang disangka malpraktik,” ujar Meis.(agm)




Daya Beli dan Harga Hewan Kurban di Tangsel Naik

Pedagang rumput ternak kurban di Serpong.(yud)

Kabar6-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat, adanya kenaikan daya beli masyarakat sekitar ‎terhadap hewan ternak kurban.

Trend peningkatan itu juga dibarengi dengan melonjaknya harga hewan kurban yang ada di lapak-lapak milik pedagang.

Data yang diperoleh, pada 2014 jumlah ternak yang disalurkan ke titik panitia penerimaan hewan kurban‎ sebanyak 6.630 ekor. Jumlahnya melonjak tajam pada tahun berikutnya menjadi 11.193 ekor.

Rully, salah seorang pedagang memastikan, bila harga hewan ternak kurban dipasaran meningkat signifikan. Kenaikan harga sudah rutin terjadi setiap tahunnya.

“Sapi naik sekitar Rp3 juta sampai Rp4 jutaan. Kalau harga kambing naik dikisaran Rp300 ribu per ekor,” katanya kepada kabar6.com ditemui di Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong,‎ Rabu (31/8/2016).

Pria bertubuh kurus itu bilang, ada banyak faktor yang memicu kenaikan harga‎ hewan ternak kurban. Kenaikan sudah terjadi dari tingkat petani serta peternak, dan jumlah pasokannya pun menurun.

Rully mengaku, hewan kurban miliknya berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah. Semua hewan yang dijual kesehatannya dalam kondisi baik. Sehingga aman untuk dikonsumsi. **Baca juga: DP2KP Kabupaten Tangerang Soroti Kenaikan Harga Hewan Kurban.

Saat proses pendistribusian dari Pati ke Tangerang, lanjutnya, semua hewan ternak yang melintasi daerah Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, akan diperiksa kesehatannya di pos cek point. **Baca juga: Teliti Kesehatan Hewan Kurban Sebelum Dibeli.

“Surat-surat kesehatan semua hewan yang saya jual ada. Sekarang suratnya lagi menuju kemari,” klaimnya.(yud)




Mensos Berharap Persoalan Kemniskinan Cepat Terselesaikan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.(yud)

Kabar6-Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, berharap persoalan kemisikinan, kelaparan dan kesenjangan sosial di tanah air, bisa cepat terselesaikan dengan terbentuknya lembaga tripartit diluar institusi milik Pemerintah.

Diutarakannya, beberapa lembaga seperti Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) yang menaungi Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) dan Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) di 32 Cabang Provinsi, Badan Amil Zakat Nasional dan Forum CSR nasional, bisa mempercepat pengurangan kemiskinan, mempersempit kesenjangan sosial dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

“Kemensos berharap mudah-mudahan bisa menjadi tripartit yang akan mempercepat proses pengurangan kemiskinan, proses mempersempit kesenjangan sosial dan sekaligus proses perwujudan kesejahteraan sosial,” tandasnya dalam acara penutupan rakernas DNIKS sekaligus pengukuhan Forum CSR Nasional, di Tangerang, Rabu (31/8/2016).

Menurutnya, cita-cita tersebut juga berkaitan erat dengan program dunia. Suistanable Development Goals yang menginginkan masyarakat yang lebih sejahtera.

“Jadi SDGs ini sebetulnya yang punya kaitan erat dengan Kemensos itu, pada butir pertama, kedua dan kesepuluh. Jadi tiga item tersebut, harus ditutup dengan yang ke-17 itu kemitraan. Maka upaya menurunkan kemiskinan, menghapuskan kelaparan, upaya mempersempit kesenjangan, Kita semua butuh kemitraan,” tandas Mensos. **Baca juga: DBMSDA Kabupaten Tangerang Bakal Normalisasi Sungai Cisadane.

Maka kemensos, lanjutnya, berterima kasih dengan DNIKS yang sudah mengolaborasikan seluruh kekuatan BK3S, LKKS dan ditambah Baznas dan  forum CSR tingkat nasional. Lembaga tersebut telah secara bahu-membahu berupaya meningkatkan kesejahteraan bangsa. **Baca juga: Airin Usul Bintaro Jaya Bikin Tandon di Pondok Aren .

“Saya ucapkan terima kasih kepada DNIKS yang sudah membantu Kemensos,” ujarnya.(yud)




Airin Usul Bintaro Jaya Bikin Tandon di Pondok Aren

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.(yud)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany, mendadak blusukan ke lokasi jebolnya tanggul aliran anak Kali Angke di Kecamatan Pondok Aren.

Ia memberikan catatan rekomendasi sebagai langkah komprehensif agar wilayah pemukiman tidak lagi dilanda banjir.

“Tidak mungkin kita langsung seketika membuka, karena masih ada aliran sungai,”‎ ungkapnya kepada kabar6.com di Serpong, Rabu (31/8/2016).

Airin jelaskan, ‎hari ini jajarannya mengagendakan rapat koordinasi. Bahkan pertemuan itu dilaksanakan dengan melibatkan pihak pengembang Bintaro Jaya dan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten.

‎Dipaparkan, ada beberapa alternatif yang diusulkan kepada pihak terkait sebagai langkah penanganan jebolnya tanggul. Diantaranya, bronjong tetap ada dan terpasang di sekitar jebolnya tanggul.

Kemudian lahan milik Bintaro Jaya sebanyak dua meter dipakai untuk lahan resapan air. Jika warga sekitar berkenan‎, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel akan memagar kawasan banjir yang dihuni sekitar 30 kepala keluarga.

“Nantinya ingin dipasang pompa air penyedot‎, atau nanti pihak Bintaro kami minta untuk membuat tandon,” paparnya. **Baca juga: Waduh..! Kampung Bulak Kembali Dikepung Banjir.

Airin berharap, solusi penanganan banjir dapat dihasilkan lewat rapat koordinasi tersebut. Ia juga mengingatkan kepada warganya untuk rutin membersihkan saluran air atau gorong-gorong di sekitar pemukiman rumahnya. **Baca juga: Airin dan Benyamin “Semprot” Anak Buah yang Terlambat.

‎Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), Camat serta Lurah dan perangkat daerah lainnya di Kota Tangsel, diinstruksikan agar secara rutin memeriksa tanggul-tanggul kali serta sungai yang berpotensi jebol. **Baca juga: DBMSDA Kabupaten Tangerang Bakal Normalisasi Sungai Cisadane.

“BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) juga untuk segera turun apabila ditemukan ada bencana,” tambah Airin.(yud)




DBMSDA Kabupaten Tangerang Bakal Normalisasi Sungai Cisadane

Kepala DBMSDA Kab. Tangerang, Slamet Budhi.(yud)

Kabar6-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PeRa) serta Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang segera melakukan normalisasi pada Sungai Cisadane.

Rencana normalisasi itu guna mengatasi banjir dan kekeringan yang sering melanda wilayah Kabupaten Tangerang, khususnya di wilayah utara. **Baca juga: September, Tender Proyek ABT di Kabupaten Tangerang.

“Saat ini masih dalam proses pembebasan lahan. Kemungkinan Oktober nanti baru akan dilakukan pengerjaannya,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, Slamet Budhi, Rabu (31/8/2016). **Baca juga: DBMDA Tangerang Imbau Kontraktor Lengkapi Proyek Rambu Lalin.

Slamet mengatakan, normalisasi Sungai Cisadane tersebut nantinya akan dikerjakan oleh pihak Kementerian PU-PeRa. Begitupun denganm prses lelang proyeknya ditangani oleh Kementerian PU-PeRa. **Baca juga: Proyek Jalan dan Jembatan di Kabupaten Tangerang Lampaui Target.

“Kita hanya terkait pembebasan lahan kurang lebih sepanjang enam kilometer untuk normalisasi saja, selebihnya dilakukan oleh Kementerian PU-PeRa. Kami (Pemkab Tangerang) pun akan bekerja sama dengan pihak SKPD terkait, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat pemilik lahan,” pungkasnya.(shy)