1

Baru Diresmikan, Terminal 3 Ultimate Bandara Soetta Banjir

Terminal 3 Bandara Soetta banjir.(sosmed)

Kabar6-Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang yang baru diresmikan beberapa waktu lalu, Minggu (14/8/2016) hari ini,  tergenang air.

Genangan air diduga karena beberapa talang air yang ada di Terminal Ultimate yang digadang-gadang semegah Bandara Changi itu bocor saat saat hujan deras mengguyur.

Akibanya, pada lantai satu atau terminal kedatangan di Terminal 3 Ultimete yang masih mengalami perbaikan disana-sini itu tegenang air hingga ketinggian 10 centi meter. **Baca juga: Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri.

Bahkan, tidak sedikit penumpang atau penjemput yang mengaku tidak nyaman atas peristiwa itu. **Baca juga: Investasi Tol Serpong-Balaraja Sedot Rp6,03 Triliun.

“Sepertinya terminal ini memang belum siap diopreasikan. Ya karena dipasksakan beginilah jadinya,” kata Andre yang sedang menunggu kedatangan saudaranya di terminal itu.(alby)

**Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.




Tabrak Pohon Palem, Pemotor Tewas di Serpong

Pemotor yang mengalami kecelakaan di Serpong, Tangsel.(cep)

Kabar6-Seorang pengendara Honda Mega Pro B 4217 TEH tewas mengenaskan setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Bukit Golf Sektor 6, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (14/8/2016).

Kuat dugaan, pemuda bernama Beni Prima Utama (19), warga Dusun Mekarsari, RT 03/01, Desa Kalijati Timur, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang itu mengantuk saat berkendara.

Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Prayogga Angga yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa kecelakaan tunggal tersebut.

Menurutnya, peristiwa itu bermula ketika korban melajukan sepeda motornya dari arah Nanyang School menujuh BSD Plaza. **Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.

Setibanya di Jalan Bukit Golf Sektor 6, Beni yang diduga mengantuk kehilangan kontrol atas sepeda motornya, hingga menabrak pohon palem dilokasi. **Baca juga: Investasi Tol Serpong-Balaraja Sedot Rp6,03 Triliun.

Akibat kecelakaan itu, Beni mengalami luka serius dan dilarikan ke RS Medika BSD. Namun sayang, meski sempat mendapatkan penanganan medis, nyawa Beni tak tertolong. **Baca juga: Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri.

“Pemotor itu menderita luka kaki kiri robek, mata kiri dan pinggang kanan memar dan lecet, sedangkan hidung dan mulut mengeluarkan darah,” ujar Kasat Lantas lagi. **Baca juga: Curi Motor, Polsek Pagedangan Tangkap “Badut”.

Sementara, sepeda motor pemuda itu yang juga rusak parah, diamankan di Polres Tangsel. “Kasus ini ditangani Satlantas,” ujar Mansuri lagi.(cep)




Curi Motor, Polsek Pagedangan Tangkap “Badut”

Badut saat diamankan di Polsek Pagedangan.(cep)

Kabar6-Seorang pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) disergap polisi saat beraksi di Kampung  Cijantra, RT 03/02, Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten  Tangerang.

Ya, saat disergap, pria berinisial YH alias Badut (27) itu baru saja menggondol sepeda motor dari garasi rumah Abdullah Syukur (39).

Kasubag Humas Polres Tangsel AKP H Mansuri, yang dikonfirmasi Minggu (14/8/2016) mengatakan, pelaku mengambil kunci kontak sepeda motor yang tergeletak di kursi dalam garasi.

“Aksi pelaku berjalan mulus membawa pergi sepeda motor korban,” jelas Mansuri lagi. **Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.

Sementara, korban yang sadar sepeda motornya hilang dari garasi rumah, langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Pagedangan. **Baca juga: Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri.

Tak lama setelah menerima laporan, petugas yang melakukan penyelidikan akhirnya berhasil meringkus Badut saat tengah mengendarai motor curian Yamaha Vixion B 4019 NBJ. **Baca juga: Investasi Tol Serpong-Balaraja Sedot Rp6,03 Triliun.

“Badut ditangkap tanpa perlawanan berarti. Kini, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Pagedangan,” ujar Mansuri.(cep)




Investasi Tol Serpong-Balaraja Sedot Rp6,03 Triliun

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pembangunan Tol Serpong-Balaraja sepanjang 30 kilo meter diyakini bakal berdampak positif bagi wilayah yang dilaluinya. Nilai investasi jalan Tol Serpong-Balaraja itu pun tidak sedikit, hingga sebesar Rp6,03 triliun.

Presiden  Direktur PT Trans Bumi Serbaraja (TBS) Krist Ade Sudiyono mengatakan, perkembangan Tol Serpong-Balaraja akan terus berdampak positif dalam mengembangkan pembangunan di sekitarnya.
 
“Ini semua perlu percepatan, hingga pembangunan Tol Serpong-Balaraja terealisasi dengan baik. Saya memprediksi pembangunan proyek residensial, komersial di sekitar Serpong dan Balaraja semakin dinamis dengan kenaikan permintaan,” ungkap Krist menjelaskan usai rapat pembahasan Tol Serpong-Balaraja di Room Garuda Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Kabupaten Tangerang, akhir pekan kemarin. **Baca juga: Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri.

Sebelumnya, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memprediksi pembanguan Tol Serpong-Balaraja akan membuka akses pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Pasalnya, jalur Tol Serpong-Balaraja ini akan membuka akses dari Serpong ke pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa hingga menyambung ke Tol Jakarta-Merak. **Baca juga: Pemkab Tangerang Bahas Percepatan Proyek Tol Serpong-Balaraja.

“Insya Allah kita percepat pembangunannya. Untuk tahun ini sudah ditentukan jalur pembangunan. Target di tahun 2019 Tol Serpong-Balaraja bisa selesai,” ucapnya.(hms/zar)




Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, melayangkan surat kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian.

Itu, lantaran tercecernya Wilayah Hukum (Wilkum) di Kota Seribu Industri ini, pascapengalihan wilayah yang dipimpin Bupati Ahmed Zaki Iskandar itu ke Polda Banten.

Pemisahan sebagian Wilkum yang berada dibawah naungan Polda Metro Jaya ini, dianggap telah menyulitkan koordinasi antar Pemkab Tangerang dengan pihak Kepolisian.

Pasalnya, Pemkab Tangerang kini harus berkoordinasi dengan tiga Wilkum, diantaranya Polres Kota (Polresta) Tangerang, Polres Metro (Polrestro) Tangerang dan Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

“Ya, kami sudah kirim surat ke Pak Kapolri, terkait masalah ini. Terus terang, dengan kondisi seperti ini, kami bingung untuk koordinasi. Apalagi, di wilayah ini banyak obyek vital nasional yang harus dijaga keamanannya,” ungkap Bupati Zaki, kepada Kabar6.com, Minggu (14/8/2016).

Menurutnya, sejumlah Obyek vital yang tersebar di daerah penyeimbang DKI Jakarta itu antara lain, Bandara Internasional Soekarno- Hatta, PLTU Lontar, Jalan Tol, Perusahaan Gas Negara dan lainnya.

Untuk itu, pihaknya berharap adanya penyatuan kembali Wilkum yang telah terecer tersebut. “Enggak masalah Wilkum kami masuk ke Polda Banten atau Polda Metro Jaya. Asal, Wilkum ini dijadikan satu supaya koordinasinya jelas dan mudah,” katanya.

Diketahui, dari 19 Polsek yang sebelumnya ada di Kabupaten Tangerang, sebanyak 10 Polsek masuk kedalam naungan Polda Banten. Sedangkan sisanya, masih menginduk ke Wilkum Polda Metro Jaya. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Pengalihan Wilkum Polsek tersebut, seiring dengan pengalihan Wilkum Polresta Tangerang dari Polda Metro Jaya ke Polda Banten, mengacu Surat Keputusan (SK) Kapolri tertanggal 26 Januari 2016. **Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.

Ironisnya, sejak dilakukan pengalihan itu, setidaknya sembilan Polsek hengkang dari Polresta Tangerang, yakni enam Polsek masuk ke Polres Tangsel dan tiga Polsek lagi masuk Polres Metro Tangerang. **Baca juga: Sah…! Polresta Tangerang Dibawah Polda Banten.

Adapun 10 Polsek yang masuk ke Polda Banten adalah, Polsek Balaraja (meliputi Kecamatan Balaraja dan Kecamatan Sukamulya), Polsek Cikupa, Polsek Tiga Raksa (meliputi Kecamatan Tiga Raksa dan Kecamatan Jambe), Polsek Cisoka (meliputi Kecamatan Cisoka, Kecamatan Solear, dan Kecamatan Jayanti), Polsek Rajeg, Polsek Kresek (meliputi Kecamatan Kresek dan Kecamatan Gunung Kaler), Polsek Kronjo (meliputi Kecamatan Kronjo dan Kecamatan Mekar Baru), Polsek Pasar Kemis (meliputi Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Sindang Jaya), dan Polsek Panongan.(Tim K6)




Tak Berizin, Satpol PP Segel Tower BTS di Kota Tangerang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyegel sebuah tower Base Transceiver Station (BTS) milik salah satu provider di bilangan Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, Sabtu (13/8/2016).

SIkap tegas itu diambil petugas Satpol PP dan dibantu petugas kepolisian setempat, mengingat keberadaan BTS itu tidak mengantongi izin dari pemerintah setempat.

Dalam penyegelan itu, petugas juga memutus aliran listrik ke BTS tersebut serta membongkar adaptor signal yang terpasang di tower BTS tersebut.

“Ini adalah sanksi tegas yang kita berikan kepada pemilik BTS, karena mengabaikan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah daerah,” tegas Reza, Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum Perda pada Satpol PP Kota Tangerang.

Dijelaskan Reza, pemilik tower BTS itu melanggar Perda Kota Tangerang nomor 19 tahun 2015, tentang Penataan dan Pengendalian  Menara Telekomunikasi Bersama, serta pasal 22 ayat 2, dengan sanksi administratif berupa teguran, peringatan, pengenaan denda, pencabutan izin hingga pembongkaran.

Sementara, Yadi, petugas PT PLN Area Cikokol Disjaya Tangerang mengatakan, bila langkah pemutusan listrik sementara itu dilakukan atas perintah dari Pemkot Tangerang.(rani)




Intan, Anak Tukang Cuci Penderita Meningitis Dipindahkan ke RS Fatmawati

Intan saat mendapatkan penanganan medis.(yud)

Kabar6-‎Intan Febrizka (9), anak tukang cuci yang menderita penyakit hepatitis A atau meningitis, kini sudah melewati masa kritis.

Jika saja ia terlambat mendapatkan pertolongan medis, maka nasibnya terancam sama dengan adiknya yang sepekan lalu meninggal dunia akibat penyakit serupa.

Sophie Raksadinata, salahsatu relawan‎ mengatakan, Intan sempat mendapatkan perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit (RS) Mayapada.

Kini, warga yang bermukim di Jalan Parkit RT 04 RW 04, Kampung Sawah, Kecamatan Ciputat, itu telah siuman.

“Intan tadi sudah dipindahkan ‎ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan,” katanya saat dihubungi kabar6.com, Sabtu (13/8/2016).

Sophie jelaskan, selama Intan mendapatkan pengobatan dan perawatan di ruangan khusus anak atau PICU (Pediatric Intensive Care Unit), ongkosnya selangit. Tentu saja total biaya tak mampu dijangkau Siti Rachmah (40), ibu Intan.

Sebab, janda beranak lima yang hanya bekerja sebagai buruh cuci. Iapun bersyukur, penggalangan dana bantuan dari para dermawan telah mampu terkumpul.

Sophie berujar, uang sebanyak Rp50 juta sumbangan dermawan telah disalurkan untuk menutupi biaya selama Intan dirawat di RS Mayapada. Bantuan itupun telah menyelamatkan Intan dari ancaman serangan virus di paru-paru dan otaknya. **Baca juga: Begini Cara MA Bantai Pedagang Kopi di Ciputat.

“Pertimbangannya soal biaya, makanya perawatan Intan dipindahkan ke Ruang PICU Fatmawati,” ujarnya. **Baca juga: Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas.

Irma, relawan lainnya mengutarakan, Intan masih membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Bantuan donasi bisa langsung disalurkan ke orangtua Intan di ruang PICU lantai 7 RS Fatmawati. **Baca juga: Intan, Anak Buruh Cuci di Ciputat Butuh Bantuan.

“Semoga amal ibadah para dermawan mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan Intan lekas sembuh,” tambahnya.(yud)




Begini Cara MA Bantai Pedagang Kopi di Ciputat

Warga memadati lokasi rekontruksi pembunuhan pedagang kopi di Tangsel.(cep)

Kabar6-Pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Ciputat menggelar reka ulang kasus pembunuhan  terhadap Sukamto (47), pedagang kopi dan rokok di Jalan Ki Hajar Dewantara, RT 01/06, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/8/2014.

Ya, dalam rekontruksi tersebut, tersangka MA (66), seorang timer angkot D10 jurusan Ciputat – Bintaro itu memperagakan sebanyak 69 adegan, mulai dari awal mulai dilakukannya pembunuhan.

Pada adegan ke 18 hingga 21, MA tampak mulai menghabisi nyawa Sukamto dengan menusukkan pisau dapur ke punggung korban, dilanjutkan ke bagian dagu. Sementara pada adegan berikutnya, MA memukul kepala korban dengan batu.

Sementara, pada adegan ke 29, MA justru baru merasa menyesal, hingga mengusap bekas luka yang berumuran darah di tubuh korban menggunakan sapu tangan. Tapi sebelum itu, MA terlihat mengikat kedua kaki Sukamto, agar tidak berontak. **Baca juga: Mayat Pria Tua Tergeletak di Rawa Buntu Serpong.

Sebelum meninggalkan jasad korban dan bersembunyi di rumah cucunya dibilangan Tegal Rotan, Kecamatan Ciputat, MA juga sempat mengambil uang milik korban sebesar Rp400 ribu. **Baca juga: Pembunuh Sukamto Diancam Penjara Seumur Hidup.

Kapolsek Ciputat, Kompol Tatang Syarif yang ditemui dilokasi rekontruksi mengatakan, bahwa dari hasil penyelidikan, MA diuketahui nekat menghabisi nyawa Sukamto karena dendam. **Baca juga: Timer Angkot di Tangsel Bunuh Sukamto Karena Dibilang Gembel.

“Motifnya dendam, ini yang sangat kita sesalkan. Karena dari rasa dendam itulah kemudian MA memiliki niat untuk mengabisi sukamto,” ujar Tatang. **Baca juga: Polsek Ciputat Tangkap Pembunuh Sukamto.

Mantan Kasat Sabhara Polres Tangsel itui menambahkan, jika rekontruksi ini digelar guna mendapatkan keterangan, kejelasan tersangka atau saksi atau barang bukti maupun unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi hal itu sebagai penguat saat proses persidangan nanti. **Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Pria Penuh Luka di Ciputat.

Sementara itu, pantauan kabar6.com dilokasi rekontruksi, tampak sejumlah warga memadati area luar pagar TKP. Umumnya, warga penasaran ingin melihat langsuing wajah sang pembunuh, yang belakangan diketahui masih memiliki hubungan saudara dengan korban. **Baca juga: Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat.

Banyaknya warga juga sempat membuat polisi kewalahan. Bahkan, ruas Jalan Ki Hajar Dewantara sempat mengalami kemacetan panjang.(Cep/Fbi)




Mayat Pria Tua Tergeletak di Rawa Buntu Serpong

Mayat pria tua di Rawa Buntu, Serpong.(cep)

Kabar6-Sesosok mayat pria gaek tanpa identitas tergeletak kaku di jembatan rel Kereta Api (KA) Rawa Buntu, Kampung Rawabuntu, RT 01/01, Kelurahan  Rawa Buntu, Kecamatan  Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/8/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar bernama Ma’mun Maulana (39).

Saat ditemukan, posisi mayat ditemukan terlentang dengan kaki tertekuk kebelakang. “Temuan itu dilaporkan saksi ke Polsek Serpong,” ucap  Mansuri.

Tak Lama berselang, anggota Polsek Serpong langsung mendatangi lokasi guna melakukan olah Tempat KEjadian Perkara (TKP).

“Korban mengenakan kaos berkerah warna coklat, celana jeans panjang warna hitam, celana dalam warna hijau, sarung warna coklat motif kotak,” imbuhnya. **Baca juga: Empat Suku Pemburu Kepala Manusia yang Pernah Ada.

Dari hasil pengecekan awal, polisi Tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban. “Diduga korban meninggal karena sakit,” jelasnya. **Baca juga: Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, jasad pria tanpa identitas itu kemudian dievakuasi ke RSUD Tangerang.(yud/cep)




Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas

SDN Kademangan 2 di Kecamatan Setu, Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Secara umum sekolah-sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memang masih kekurangan ruangan kelas. Fakta itu dapat dilihat, dari sistem penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah yang masih dua shift.

Demikian diungkapkan juru bicara Dewan Pendidikan Kota Tangsel, Eddy Mistam saat dihubungi kabar6.com (13/8/2016). “Pertama, jumlah sekolah negeri masih terbatas, dan yang pasti hampir semua sekolah kekurangan kelas,” ungkapnya.

Ia mengatakan, ketersediaan ruangan kelas lokal pada sekolah-sekolah negeri belum mencukupi. Jumlahnya tidak sebanding dengan calon didik yang ada.

Eddy bilang, masyarakat umumnya lebih memilih mengenyam ilmu di lembaga pendidikan milik pemerintah daerah. Tentu saja karena orangtua/wali murid merasa tidak perlu banyak merogoh kocek, seperti di sekolah‎-sekolah yang dikelola oleh pihak yayasan swasta.

“Demikian juga ketersediaan guru, masih kurang‎,” bilangnya.

Minat para ‘pahlawan tanda jasa’ untuk mengabdi di sekolah-sekolah negeri, bahkan cenderung masih minim. Alasannya klasik, penghasilan sebagai tenaga kerja honorer masih jauh dari beban biaya hidup guru.

Masalah lainnya pada saat Penerimaan‎ Peserta Didik Baru (PPDB) pihak sekolah tidak bisa menolak peserta pendaftar. Akibatnya jumlah murid di setiap kelas membludak. **Baca juga: Begini Celoteh Murid SDN di Tangsel Soal Ruang Kelas Kurang.

“Sesuai amanat undang-undang wajib belajar,” ungkap Eddy. Menurutnya, wajib belajar 12 tahun bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) telah diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. **Baca juga: SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet .

‎Eddy pun mengusulkan agar penambahan gedung dan ruang kelas memang wajib dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangsel. Tahun ajaran baru ini tidak semua sekolah negeri mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas sederajat dapat menerima PPDB. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Kalau teknis, jumlahnya secara pasti saya harus keliling dulu,” tambahnya.(yud)