1

Insiden Kapak Maut di Tangsel Mirip Kartun Tom dan Jerry

Tim identifikasi Polres Tangsel memeriksa jasad Andri.(yud)

Kabar6-‎Kepala Sub Bagian Humas Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ajun Komisaris Mansuri mengatakan, kasus perseteruan yang melibatkan kakak dan adik di Kecamatan Ciputat Timur itu sudah sering terjadi.

Tim identifikasi pun sudah terjun ke lokasi perkara, guna meakukan penyelidikan.

Dalam insiden itu, Andri Hidayat (20), tewas setelah senjata kapak yang disabetkan ke arah sang kakak, justru mengenai dirinya sendiri.‎

Peristiwa berdarah itu terjadi di Jalan WR Supratman Gang Kramat RT 03/01, Kelurahan Rengas.

“Saksi mata bilang hubungan ked‎uanya mirip Tom and Jerry,” katanya saat dihubungi kabar6.com, Sabtu (17/6/2016).

Mansuri jelaskan, keterangan pasti itu diperoleh dari Adul, saksi mata yang saat insiden terjadi sedang nongkrong di ujung gang bersama Syarif Hidayat (25) kakak korban‎.

Bagi warga sekitar, bilangnya, hubungan antara kakak beradik tersebut mirip tokoh cerita kartun Tom and Jerry. Andri dan Hidayat tidak pernah akur. Keduanya sering terlibat percekcokan.

“Tapi kakaknya kepada petugas penyidik mengaku tidak mengira kalau keributan selama ini sampai berujung Andri tewas,” bilangnya. **Baca juga: Wartawan Tangsel “Terjangkit” Game Pokemon Go.

Meski begitu, tambah Mansuri, Hidayat dijerat Pasal 351 Ayat 3 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang Tindak Penganiayaan Berat. Payung hukum itu mengkategorikan adanya korban nyawa. **Baca juga: Duel Kakak Beradik di Tangsel, Satu Tewas Tersabet Kapak.

“Ancaman hukumannya penjara selama tujuh tahun,” tambah mantan Kasat Intelkam Polres Aceh Selatan itu.(cep/yud)




Wartawan Tangsel “Terjangkit” Game Pokemon Go

Wartawan di Tangsel saat bermain Pokemon Go.(fbi)

Kabar6-Demam Pokemon Go, kiranya juga melanda sejumlah awak media yang biasa melakukan peliputan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ya, game berbasis augmented-reality yang dikembangkan oleh Pokemon Company bekerja sama dengan Nintendo dan Niantic itu, kini menjadi teman para jurnalis saat mengisi waktu luang usai peliputan.

Pantauan kabar6.com di tempat mangkal para awak media di bilangan Kecamatan Pamulang, Sabtu (16/7/2016), terlihat sejumlah jurnalis sibuk bermain Pokemon Go melalui handphonenya.

Muhammad Kurnianto, salah seorang reporter media cetak nasional mengatakan, bahwa dirinya bermain game itu karena terbawa akan suasana di lingkungan tempat tinggalnya.

“Ia mas, saya main game ini karena melihat temen-temen saya. Jadi ikutan main deh,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Mato ini menyebut, bila game itu juga membuat dirinya bertambah sehat, karena dirinya selalu berjalan kaki saat mencari keberadaan lokasi si pokemon dalam game itu.

Selain Mato, hal serupa juga diakui Demy Sanjaya, fotografer disalah satu media cetak lokal di Kota Tangsel.

“Ini saya maen game pokemon sampai ke warung-warung untuk mencari keberadaan lokasi pokemon mas. Selain warung, saya juga sempet menemukan lokasi pokemon yang ternyata berada di salah satu Masjid di Pamulang,” ujarnya. **Baca juga: Empat Hal di Luar Dugaan yang Bisa Bikin Wanita Terangsang.

Bapak satu anak ini menambahkan, dirinya bermain Pokemon Go untuk mengisi waktu senggang usai menjalankan tugas peliputan. **Baca juga: Ngeri, Tujuh Negara yang Miliki Angka Bunuh Diri Tertinggi.

Seperti diketahui, akhir-akhir ini game Pokemon Go memang tengah menjadi tren bahkan game terfavorit bagi penggemarnya. **Baca juga: Duel Kakak Beradik di Tangsel, Satu Tewas Tersabet Kapak.

Dalam game tersebut, para pemain harus mencari keberadaan si pokemon dengan menggunakan handpone miliknya.(fbi)




Duel Kakak Beradik di Tangsel, Satu Tewas Tersabet Kapak

Andri, pemuda yang tewas oleh kapaknya sendiri.(yud)

Kabar6-Sepasang kakak beradik terlibat duel bersenjata di Jalan WR Supratman Gang Kramat RT 03/01, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, ‎Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Dalam peristiwa itu, sang adik Andri Hidayat (20), tewas oleh senjata tajam jenis kapak miliknya sendiri. Sedangkan si kakak, Syarif Hidayat (25), kini diamankan Polsek Ciputat.

‎”Keduanya sudah sering ribut mulut sebelumnya,” kata Kapolsek Ciputat, Ajun Komisaris Tatang Syarif, Sabtu (17/6/2016).

Menurutnya, puncak insiden pertengkaran berdarah itu terjadi saat Hidayat sedang nongkrong di ujung gang bersama temannya bernama Adul.

Tiba-tiba, korban datang ke lokasi sambil membawa kapak dan langsung menyerang sang kakak.

Tatang jelaskan, sang kakak yang diserang dari belakang oleh adiknya sendiri, berupaya memberikan perlawanan.

Hingga, tidak diduga, senjata kapak yang disabeti Andri ke arah Hidayat justru mengenai dirinya sendiri.

“‎Luka-luka dibagian leher belakang kepala kanan dengan lebar 10 centi,” jelas mantan Kapolsek Pamulang itu. **Baca juga: Soal Parkir, Warga Ruko Versailles Sempat Curhat ke Anggota Dewan Tangsel.

Tatang menambahkan, sedianya Andri yang dalam kondisi terluka selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah. **Baca juga: Dua RS di Tangsel Klaim Stok Vaksin Distributor Resmi Kosong.

Namun, berselang satu setengah jam berikutnya, akibat luka parah yang diderita korban menghembuskan nafas terakhir. **Baca juga: RSIA Mutiara Bunda Tangerang Akui Beli Vaksin Bermasalah.

“Hidayat sudah kami amankan dan masih dimintai keterangan oleh anggota,” tambahnya.(yud/cep)




Dua RS di Tangsel Klaim Stok Vaksin Distributor Resmi Kosong

Ilustrasi (bbs)

Kabar‎6-Dua dari lima Rumah Sakit (RS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya angkat bicara.

Ini menyusul adanya temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, saat inspeksi mendadak terindikasi menggunakan vaksin palsu.

Presiden Direktur RS Bhineka Bakti Husada, Fajar Sidiq keberatan bila institusinya disebut menggunakan vaksin palsu.

Hanya lantaran ada 22 botol serum dari distributor tidak resmi yang ‎ditemukan saat inspeksi mendadak pada 23 Juni kemarin.

“Sedangkan vaksin yang lain tidak bermasalah,” kilahnya kepada wartawan, Jum’at (15/6/2016).

Fajar bilang, rumah sakit yang terletak di Jalan Cabe Raya Nomor 17, Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang itu, menggunakan vaksin serum anti tetanus dari Langgeng Wijaya Medika sejak 2014 lalu.

Sementara, persediaan vaksin dari distributor resmi yakni, Bio Farma, hingga kini masih kosong.

Ia mengklaim, persediaan vaksin serum anti tetanus bagi setiap RS harus selalu tersedia. Sehingga‎ tidak boleh kosong.

Sedangkan informasi resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun hingga kini belum diterima oleh pihaknya.

“Nanti kalau stok vaksin kosong kami juga yang ditegur Dinas Kesehatan Tangsel. Kami tegaskan, yang benar bukan vaksin palsu, tapi dari distributor yang tidak resmi,” tegas Fajar.

Sementara itu, Direktur PT Permata Sarana Husada, pengelola Rumah Sakit Permata Sarana Husada, Reza Kemal, mengutarakan pihaknya mengakui menggunakan vaksin dari distributor yang tidak resmi. Hal itu dipilih lantaran dari distributor resmi stoknya tidak tersedia. **Baca juga: RSIA Mutiara Bunda Tangerang Akui Beli Vaksin Bermasalah.

“Kami hanya ditegur secara administrasi karena gunakan distributor yang tidak resmi. Untuk masalah palsu dan tidaknya belum dapat dibuktikan,” ujarnya. **Baca juga: Lima RS di Tangsel Terindikasi gunakan Vaksin Palsu.

Reza menambahkan,‎ untuk mengatasi serta menghindari kepanikan dari orangtua yang pernah diberikan vaksin, kini telah dibuka posko informasi. **Baca juga: Dinkes Tangerang Akui Ada RS Swasta Pakai Vaksin Bermasalah.

“Kami dirikan posko informasi, bisa lewat telpon atau datang langsung untuk memberikan informasi terkait vaksin. Kami juga mendata pasien yang pernah vaksin disini,” tambahnya‎.(yud)




Soal Parkir, Warga Ruko Versailles Sempat Curhat ke Anggota Dewan Tangsel

Adu mulut warga Ruko Versailles dengan petugas.(yud)

Kabar6-Warga Ruko Versailles BSD,‎ Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya masih bersikukuh menolak rencana pemberlakukan layanan jasa parkir di kawasan itu.

Bahkan, penolakan warga berujung adu mulut dengan petugas Dishubkominfo dan Satpol PP yang kala itu hendak menyopot spanduk penolakan pemberlakuan parkir dalam area gedung atau off street dikawasan itu pada Kamis (‎14/7/2015) kemarin, juga sempat dilihat oleh anggota DPRD setempat.
 
Ya, secara kebetulan, saat aksi adu warga penghuni Ruko Versailles BSD, dengan aparatur Pemerintah Kota Tangsel terjadi, Rommie Adhie Santoso, anggota DPRD dari Partai Demokrat, baru saja keluar dari gerai salah satu ritel di Ruko Versailles.

Dan, Romie pun sempat menjadi sandaran curahan hati (curhat) warga Ruko Versailles yang menolak lantaran bakal dipasang plang pintu parkir dalam area gedung (off street).

Iapun mempersilahkan kepada warga penghuni Ruko Versailles untuk segera membuat salinan surat resmi ulang. 

“Bapak dan Ibu silahkan buat lagi surat audiensi ke kami,” terang anggota Komisi IV Bidang Pembangunan DPRD Kota Tangsel itu.

Menurut Romi,‎ selanjutnya Dewan akan segera memanggil pejabat berwenang di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel. **Baca juga: BPSK Tangsel Segera Bentuk Majelis Sidang Gugatan Parkir.

Pihaknya ingin melihat dokumen resmi terkait status kepemilikan aset lahan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum (Fasos Fasum) di area parkir. **Baca juga: Adu Mulut, Warga Ruko Versailles BSD Tolak Parkir Meter‎ .

“Apakah ada dasar hukumnya terkait pengelolaan parkir dan lain‎ sebagainya. Nanti akan kami panggil Dishub,” tambahnya. **Baca juga: Waduh..!! ‎Tarif Parkir Tangsel Digugat ke BPSK.

Sementara itu, Kepala Seksi Parkir dan Terminal Dishubkominfo Kota Tangsel, Dito Chandra Wirastyo saat Romie datang menghampiri kerumunan warga dan aparatur daerah langsung pergi meninggalkan warga penghuni Ruko Versailles BSD.(yud)




60 Personel Damkar Tangsel Masih Siaga di Gudang Ban Ciater

Asap tipis masih muncul dari kebakaran gudang ban di Tangsel.(yud)

Kabar6-Kebakaran yang terjadi sejak Jumat (15/7/2016) siang di gudang ban yang berdampingan dengan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di RT 02 RW 01, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, sudah berhasil di padamkan.

Puluhan personel gabungan pemadam kebakaran (Dam‎kar) bekerja ekstra menjinakan kobaran api yang membara, hingga berhasil dipadamkan pada Jumat tengah malam.

Pantauan kabar6.com pada Sabtu (16/7/2016) pukul 08.15 WIB, kepulan asap hitam tipis masih membumbung tinggi. Bangunan gudang ban dan mess pegawai tampak ludes terbakar.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemadaman, Kantor Pemadam‎ Kebakaran Kota Tangsel, Widada mengaku bahan material karet ban jadi sumber penyebab sulitnya proses pemadaman api.

“Sampai sekarang masih dalam proses pendinginan,” katanya ditemui usai memimpin apel personel pemadam kebakaran di lokasi perkara.

Widada menjelaskan, dalam insiden kebakaran besar itu pihaknya mengerahkan seluruh kekuatan 120 orang personel dan armada pemadam. Bahkan sampai mesti mendatangkan bantuan dari daerah tetangga.

Seperti personel pemadam kebakaran dari Kota Depok yang datang dengan kekuatan delapan unit mobil penyuplai air (suplai water) ukuran besar dan kecil.

Begitu juga dari DKI Jakarta 4 unit mobil dan Kabupaten Tangerang 2 unit. “Sekarang ini gantian shift kedua yang tugas 60 orang.‎ Karena timbul kondisi panas,” jelas Widada. **Baca juga: RSIA Mutiara Bunda Tangerang Akui Beli Vaksin Bermasalah.

Ia memastikan, dalam peristiwa kebakaran ‎itu tidak menimbulkan korban jiwa. Widada memprediksi total kerugian mencapai miliaran rupiah, dan kepastian sumber penyebab kebakaran diduga akibat hubungan arus pendek dari mess karyawan. **Baca juga: Lima RS di Tangsel Terindikasi gunakan Vaksin Palsu.

“Kalau gedung kantor Dinas Kesehatan tidak sampai terbakar, tapi memang para pegawai sempat panik akibat kejadian itu,” tambah Widada.(yud)




RSIA Mutiara Bunda Tangerang Akui Beli Vaksin Bermasalah

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-BPOM Provinsi Banten memberikan catatan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, ihwal rumah sakit yang diduga belanja vaksin bermasalah alias ilegal.

Beberapa rumah sakit yang masuk dalam catatan tersebut adalah, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, RS Bhakti Asih, RS Pratiwi, Klinik Bersalin (KB) Melati dan Klinik Diana.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Roostiwi mengatakan, pihaknya juga langsung melakukan tindaklanjut terkait laporan tersebut dengan cara mengecek kebenarannya.

“Tim kami sudah turun ke bawah. Namun, dari lima RS yang diduga menggunakan vaksin palsu tersebut, dugaan menguat hanya pada RSIA Mutiara Bunda saja,” kata Roostiwi.

Sementara, Toniman, perwakiland ari RSIA Mutiara Bunda, saat dikonfirmasi tidak menampik dugaan tersebut.

Meski demikian, pihak rumah sakit yang berlokasi di Jalan H Mencong, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mengklaim belum sempat menggunakan vaksin palsu jenis DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) tersebut.

“Kita hanya kedapatan vaksin yang diduga palsu, tapi belum dipakai, karena BPOM sudah datang mengambil vaksin itu untuk diuji. Vaksin itu ada di kita sejak tiga bulan lalu,” kata Toniman, yang merupakan Dokter Spesialis Anak di RSIA Mutiara Bunda.
 
Lebih jauh Toniman mengatakan, vaksin tersebut dibeli dari sales langganannya, karena stok vaksin DPT yang tidak menyebabkan panas pada anak dari pabrikan sedang kosong sejak awal 2016.

Kemudian, sales tersebut datang ke rumah sakit menawarkan vaksin pada 23 April lalu. Namun belakangan, vaksin tersebut justru jadi masalah. **Baca juga: Lima RS di Tangsel Terindikasi gunakan Vaksin Palsu.

“Kita sering pesan dari dia sejak tahun 2014 lalu. Tapi biasanya kita pesan vaksin biofarma. Sedangkan untuk yang DPT sejak awal tahun ini kosong, tidak tahu mungkin barangnya dari luar negeri tidak produksi. Akhirnya ditawarin vaksin dari dia, harganya lebih murah. Kita beli 130 ampuls, per ampulsnya seharga Rp200 ribu,” katanya. **Baca juga: Dinkes Tangerang Akui Ada RS Swasta Pakai Vaksin Bermasalah.

Perihal status vaksin itu sendiri, Toniman mengaku tidak yakin apakah palsu atau tidak. “Hingga kini kami belum yakin, apakah vaksin itu palsu atau tidak,” kata dia. **Baca juga: Dinkes Banten Sebut Vaksin Ilegal Akibat RS dan Distributor Nakal.

Untuk itu, katanya, pihaknya masih menunggu langkah selanjutnya dari Kemenkes yang akan melakukan vaksin ulang.(Alby)




Kebakaran Gudang Ban Samping Dinkes Tangsel Masih Belum Padam

Petugas Damkar memadamkan kebakaran gudang ban disamping Kantor Dinkes Tangsel.(cep)

Kabar6-Kobaran api yang membakar mess karyawan sekaligus gudang ban PT Gunung Sumber Murni (GSM) yang berdampingan dengan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan (Tangsel), hingga Jumat (15/7/2016) malam, masih menyala.

Titik api yang berada pada jalur sempit, membuat petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) wilayah setempat kesulitan menjinakkan lidah api.

“Kobaran api berada di jalan sempit. Mobil Damkar kita tidak bisa mendekat, untuk menjangkau titik api,” ujar Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Kota Tangsel, Agus Budi Darmawan. **Baca juga: Dinkes Tangsel Pastikan Kantornya Tidak Sampai Terbakar.

Agus menyebut, hingga malam ini sudah 29 mobil Damkar diterjunkan kelokasi untuk memadamkan api. **Baca juga: 15 Armada Damkar Diterjunkan ke Dinkes Tangsel, Api Masih Berkobar .

Dari total armada tersebut, sebanyak 12 berasal dari Damkar Tangsel, empat unit armada milik unit pertamanan BSD, dua unit Damkar dari Puspiptek, tiga unit Damkar Kabupaten Tangerang serta delapan unit Damkar Pemkot Depok. **Baca juga: Kebakaran di Dinkes Tangsel Diawali Suara Ledakan.

Sementara, pantauan kabar6.com dilokasi, ruas Jalan Raya Ciater Barat, BSD, Kecamatan Serpong yang sebelumnya sempat ditutup, malam ini sudah dibuka kembali. **Baca juga: Macet Akibat Kebakaran, Hindari Jalan Depan Kantor Dinkes Tangsel.

Namun demikian, kemacetan masih belum terurai sempurna. Bahkan, penutupan ruas jalan yang sebelumnya dilakukan petugas, juga memicu kemacetan panang di Jalan Raya Serpong hingga perempatan Muncul. **Baca juga: Gedung Kantor Dinkes Tangsel Terbakar.

“Sampai saat ini kami masih berupaya memadamkan titik api. Dan, kami pastikan, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa kebakaran ini,” ujar Agus Budi.(cep/yud/rani)

**Baca juga: Dinkes Tangerang Akui Ada RS Swasta Pakai Vaksin Bermasalah.




Lima RS di Tangsel Terindikasi gunakan Vaksin Palsu

Tim medis RSU Tangsel berikan vaksin polio.(yud)

Kabar6-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mensinyalir masih ada rumah sakit dan klinik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang menggunakan vaksin bermasalah alias ilegal.‎

Bagi masyarakat yang khawatir atas isu beredarnya vaksin palsu, maka bisa membawa kembali balitanya ke unit kesehatan terdekat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Suharno mengakui, bila informasi perihal kelima rumah sakit tersebut sudah diterimanya.

Meski begitu, ia tak punya kewenangan penuh untuk mengekspose kepada media massa terkait Rumah Sakit (RS) yang memberikan vaksin palsu.

“Ada lima rumah sakit yang terindikasi memberikan vaksin palsu,” katanya, Jum’at‎ (15/7/2016).

Suharno bilang, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Banten merupakan lembaga yang punya kewenangan penuh mempublikasikan rumah sakit pemberi vaksin palsu.

Alasannya, ia terangkan, BPOM Banten punya otoritas melakukan pemeriksaan kualitas vaksin yang dimiliki setiap rumah sakit.

“Sampai saat ini kami masih menunggu nama-nama rumah sakit tersebut,” terang Suharno. **Baca juga: Pemulung di Tangerang Perkosa Gadis ABG Sampai Hamil.

Iapun mengingatkan kepada masyarakat ‎bila merasa ragu dengan kualitas vaksin yang telah diterima anak balitanya tak perlu cemas. Orangtua balita dipersilahkan untuk memberikan vaksin ulang. **Baca juga: Dinkes Tangerang Akui Ada RS Swasta Pakai Vaksin Bermasalah.

“Pemberian vaksin ulang bisa dilakukan di RSU (Rumah Sakit Umum) ataupun ke Puskesmas yang ada di Tangsel,” pesan Suharno.‎(yud)




Pembunuh Anggota BPPKB Banten Ditangkap Polsek Jatiuwung

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-IA (25), pembunuh Lukman Hakim, seorang anggota BPPKB Banten, ditangkap tim buser Polsek Jatiuwung di tempat persembunyiannya di Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Sebelumnya, pemuda asal Palembang, Sumatera Selatan itu nekat menghujani korban dengan pisau dapur, di lapak dagangan pelaku di Pasar Duta Mas Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang.

Kapolsek Jatiuwung Kompol Dermawan Karosekali mengatakan, peristiwa berdarah itu terjadi dua hari sebelum Idul Fitri 1437 lalu.

Bermula ketika korban mencoba membantu Erik, temannya, yang terlibat cekcok mulut dengan pelaku. Cek cok itu dipicu persoalan sepele, setelah Erik menyenggol pembeli di lapak pelaku.

“Pertikaian dipicu lantaran Erik menyenggol pembeli di lapak pelaku. Tak terima, pelaku memaksa Erik agar meminta maaf. Namun, Erik menolak,” ucap Karosekali, Jumat (15/7/2016) sore.

Tak lama berselang, Lukman Hakim datang ke lokasi. Tujuannya untuk melerai cek-cok yang terjadi.

Namun, pelaku yang diduga salah sangka, langsung mengambil pisau milik pedagang nasi goreng yang bersebelahan dengan lapaknya. Ia pun langsung menghujami belati ke tubuh Lukman.

“Korban mengalami luka tusuk di punggung, perut dan lengan. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya meninggal dunia,” kata Kapolsek.

Usai menusuk korban, pelaku yang merupakan pedagang pakaian itu melarikan diri ke tempat persembunyiannya di Kampung Rumput, Desa Nameng. **Baca juga: Dinkes Tangerang Akui Ada RS Swasta Pakai Vaksin Bermasalah.

Sementara, Tim Buser pimpinan Kanitreskrim Iptu Yono langsung melakukan perburuan. Alhasil, izun pun pelaku berhasil disergap petugas saat tertidur pulas. “Kami tangkap tanpa perlawanan,” ujar Kapolsek. **Baca juga: Pemulung di Tangerang Perkosa Gadis ABG Sampai Hamil.

Dari tangan Izun, polisi mengamankan barang bukti berupa pisau yang digunakan untuk menghabisi korban. Akibat perbuatannya itu, hukuman diatas lima tahun penjara mengancam pedagang pakaian tersebut. **Baca juga: Polisi Tangkap Kebo si Pembobol Rumsong di Tangerang.

“Pelaku kami jerat dengan Pasal 351 ayat 3 KUHP,” terang Karosekali.(abie)