Pemkot Tangerang Dorong Percepatan Proyek PLTSa

Walikota Tangerang, Arief Wismansyah.(hms)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memastikan telah siap untuk menghadapi pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah (PLTSa) di Kota Tangerang.

Hal itu disampaikan Walikota Tangerang, Arief Wismansyah saat menghadiri  undangan Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman, di Hotel Grand Zuri BSD Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), membahas progres persiapan pembangunan PLTSa di daerah.

“Kalau kita sudah all out. Persiapan kita sudah selesai. Justru kita nunggu arahan dari Kementrian Keuangan dan International Finance Corporation (IFC). Belum lagi arahan dari Mendagri terkait Tipping Fee-nya,” ujar Walikota, Senin (17/10/2016).

Dalam pertemuan itu, Walikota didampingi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Ivan Yudianto, menyampaikan berbagai progres yang telah dilaksanakan pihaknya, guna mempercepat realisasi PLTSa diwilayahnya.**Baca juga: Retribusi Pengendalian Menara BTS di Tangerang Ditarget Naik.

“Hari ini dikumpulkan tujuh Kabupaten dan Kota di Banten, khususunya wilayah yang mendapatkan tugas Perpres berkaitan dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah,” ujar Walikota.**Baca juga: Gadis SMP Balaraja Diperkosa Sopir dan Kernet Truk Kontainer.

Sedianya, proyek PLTSa tersebut merupakan proyek nasional yang mengacu pada Perpres No. 18 tahun 2016, yang menunjuk tujuh Kota dan Kabupaten, termasuk Kota Tangerang, sebagai pilot project PLTSa.**Baca juga: Ini Tiga Badan Jadi Dinas di Kabupaten Tangerang.

Konon katanya, dari 1.000 ton lebih sampah yang dihasilkan warga Kota Tangerang setiap harinya, bisa menghasilkan hingga 12 MW listrik.(hms/tom migran)




Ini Tiga Badan Jadi Dinas di Kabupaten Tangerang

Ilustrasi.(bbs)

Kabar6-DPRD Kabupaten Tangerang akhirnya mengesahkan Raperda Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi Perda.

Pengesahan Raperda tersebut mengacu pada Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

“Sebelum disahkannya Perda OPD ini, kami melakukan pemetaan urusan pekerjaan terlebih dahulu terhadap penyatuan sejumlah badan-badan yang akan menjadi Dinas,” ujar Ketua Panitia Khusus (Pansus) OPD, Raden Dahyat Tunggara, di ruang rapat Pripurna DPRD Kabupaten Tangerang, Senin (17/10/2016).

Sementara itu, Kabag OPD Kabupaten Tangerang, Yeni menjelaskan, badan-badan yang dirubah menjadi Dinas, sedianya dilihat dari tiga aspek. Yaitu Tipe A beban kerjanya besar, Tipe B beban kerjanya sedang, Tipe C beban kerjanya kecil.

“Tiga badan yang sudah menjadi Dinas yaitu Arsip Daerah, Perpustakaan Daerah (Perpusda) dan Pemakaman dan Pertamanan,” jelasnya.

Sedangkan, untuk sejumlah kantor lainnya yang akan menjadi Dinas atau Badan di Pemkab Tangerang, masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres).**Baca juga: Gadis SMP Balaraja Diperkosa Sopir dan Kernet Truk Kontainer.

Diantaranya seperti Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pendidikan, Satpol PP, Pemberdayaan Perempuan dan Pemerintahan Desa dan RSU Daerah.**Baca juga: Retribusi Pengendalian Menara BTS di Tangerang Ditarget Naik.

“Total OPD di Kabupaten Tangerang itu ada 35 diluar Kecamatan. Namun, dengan adanya Perda OPD ini tentu akan mengalami pengurang mengingat sejumlah dinas yang nantinya akan disatukan dan hal tersebut masih kita tunggu dalam Peraturan Presiden,” pungkasnya.(shy)




Retribusi Pengendalian Menara BTS di Tangerang Ditarget Naik

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pemerintah Daerah beserta DPRD Kabupaten Tangerang telah mengesahkan Raperda tentang Perubahan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

Ketua Pansus III pada DPRD Kabupaten Tangerang, Fakrudin mengatakan, penetapan Perda tersebut sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XII/2016, Kamis (26/05/16) lalu, bahwa Perda Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Tarif Retribusi Daerah bertentangan dengan UUD 1945.

“Dalam penetapan Perda ini tentu diharapkan adanya peningkatan retribusi yang dapat mendongkrak APBD Kabupaten Tangerang serta dapat meningkatkan pelayanan,” ungkapnya, Senin (17/10/2016).

Untuk target pemasukan retribusi, piihaknya ingin yang pada tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasi BTS (Base Transceiver Station) bisa meningkat Rp300 juta dengan nilai yang sebelum Rp70 juta.**Baca juga: Dua Perampok Truk Sepatu Tewas Ditembak.

“Peningkatan retribusi ini pun dilihat dari tingginya menara, lokasi dan struktur menara,” ujarnya.**Baca juga: Proses Perobohan “Gedung Hantu” Panin Bank Dikeluhkan Warga.

Ia memaparkan, para SKPD Kabupaten Tangerang harus bekerja sama dalam melaksanakan Perda Retribusi Jasa Umum tersebut, terutama pada pengawasan serta, pengendalian.**Baca juga: Gadis SMP Balaraja Diperkosa Sopir dan Kernet Truk Kontainer.

“Di Kabupaten Tangerang terdapat 410 menara provider yang rata-rata berdiri di tanah masyarakat dan masih di cek pula apakah ada menara provider yang memang berdiri di tanah negara.  Hal ini pun, menjadi tugas para SKPD agar Perda berjalan sesuai yang diharapkan,” tambahnya.(shy)

**Baca juga: Wow, Jepang Punya Kuil Payudara Lho.




Gadis SMP Balaraja Diperkosa Sopir dan Kernet Truk Kontainer

Polisi menunjukkan barang bukti dan empat pelaku.(shy)

Kabar6-Tragis kisah hidup Bunga (bukan nama sebenarnya). Selama empat hari, gadis ABG 14 tahun warga Kabupaten Tangerang ini, diperkosa bergantian oleh empat sopir truk kontainer yang tidak dikenalnya.

Meski kemudian Bunga bisa kembali kerumah dan empat sopir angkot bejat yang menggilirnya berhasil ditangkap, namun tetap saja kegadisan Bunga sudah terenggut.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu bermula ketika siswi salah satu SMP di bilangan Keamatan Balaraja itu, tengah mengejar anjing peliharaan yang kabur dari rumahnya di  Kampung Bunar Nyimas Melati, Kecamatan Sukamulya, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Saat itu,  pelaku SA yang melihat ada gadis ABG yang tengah kebingungan sendirian, kemudian mendatangi. Setelah ditanyai, SA akhirnya tahu bila Bunga sedang mencari anjingnya yang kabur.

Saat itu, akal jahat SA pun langsung bekerja. Dengan dalih ingin membantu, SA kemudian mengajak Bunga naik ke sepeda motornya untuk mencari anjing yang kabur tersebut.

Sementara, Bunga yang masih polos akhirnya mau diajak bergoncengan dengan SA menggunakan sepeda motor.

Kala itu, SA membawa Bunga ke semak-semak tak seberapa jauh dari lokasi awal, dan memperkosa gadis ABG tersebut. Aksi itu berlangsung lancar, karena BUnga tak kuasa menolak dan melawan.

Kemudian, SA membawa Bunga ke rumah salah seorang temannya berinisial AW. Nah, dirumah itu SA dan AW kembali meniduri Bunga secara bergantian.

“Setelah itu saya bawa dia (Bunga) ke Jakarta menggunakan mobil container. Dan, sesampainya di Jakarta saya beserta AW, dan dua teman lainnya, RD dan KD, kembali memperkosanya di dalam peti kemas kontainer,” kata SA dihadapan petugas, Senin (17/10/2016).

Puas melampiaskan hasrat bejatnya, AW kemudian membawa Bunga ke kawasan Balaraja, dan menurunkannya di pinggir Jalan Raya Balaraja. “Saya turunkan Bunga di pinggir jalan, kemudian saya kasih uang Rp50 ribu,” jelas SA.

Kapolsek Balaraja, Kompol Wiwin Setiawan mengatakan, awalnya laporan yang diterima pihaknya adalah anak hilang. Namun, setelah Bunga kembali, petugas langsung mengintrogasinya, hingga berhasil menangkap empat pelaku.

“Pelaku pertama yang kita tangkap adalah SA dan AW di kawasan Balaraja. Kemudian RD dan KD sempat buron beberapa hari, namun kami berhasil menangkapnya tidak jauh dari lokasi penangkapan pertama. Keempatnya merupakan sopir dan kernet truk kontainer,” kata Kompol Wiwin Setiawan.**Baca juga: Dua Perampok Truk Sepatu Tewas Ditembak.

Atas perbuatannya, keempat pelaku dijerat pasal 81 ayat 2 UU RI No 35 tahun 2014 tentang undang-undang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.**Baca juga: Proses Perobohan “Gedung Hantu” Panin Bank Dikeluhkan Warga.

Seiring itu, Kapolsek juga mengimbau kepada para orangtua agar lebih memperhatikan pergaulan putra-putrinya, guna mewaspadai kejadian yang tidak diinginkan.(agm)

**Baca juga: Foreplay “Manis” Dengan Madu.




Perobohan “Gedung Hantu” Panin Bank Dijadwal Malam Hari

Gedung Panin Bank di BIntaro Masih berdiri.(Fbi)

Kabar6-Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kota Tangerang Selatan‎ (Tangsel) ternyata tidak menemukan gambar perencanaan pertama “gedung hantu” milik Panin Bank di Bintaro, Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren.

Data gambar terlaksana (as built drawing) itu sedianya sudah tidak ada lagi, lantaran dokumen pembangunan pertama telah dimusnahkan. Padahal, data itu dibutuhkan guna mempermudah proses perobohan gedung tersebut.

Demikian dikatakan Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman Kota Tangsel, Mukkodas Syuhada lewat siaran pers yang diterima kabar6.com, Senin (17/10/2016).‎

“Karena sudah menjadi prosedur untuk memusnahkan dokumen hardcopy yang sudah lebih dari sepuluh tahun. Terlebih lagi, pemilik bangunan itu sudah berganti hingga beberapa kali,” katanya.

‎Saat ini, pihak kontraktor sudah meletakkan beban berupa karung berisi pasir basah dengan total berat mencapai 150 ton. Dan, balok prategang pada gedung itu sudah melengkung hingga lima centimeter, tepat sesuai prediksi.

Namun sayangnya, konstruksi bangunan “gedung hantu”  tersebut masih belum juga ambruk.‎

Berdasarkan perencanaan pertama, maka beban karung pasir akan ditambah hingga 400 ton. Dan, pelaksanaan pembongkaran pun telah disepakati tidak pada saat jam sibuk agar gangguan terhadap masyarakat sekitar bisa diminimalisir.**Baca juga: Proses Perobohan “Gedung Hantu” Panin Bank Dikeluhkan Warga.

Mukkodas mengakui adanya permintaan perobohan bangunan tidak dilakukan pada jam kerja.‎ Meskipun pada malam hari. Sebab dapat mengganggu beberapa peralatan sensitif yang dimiliki beberapa perusahaan di sekitar “gedung hantu”.**Baca juga: Perobohan “Ged‎ung Hantu” Butuh 400 Ton Karung Pasir.

“Jadi jika aparat keamanan mengijinkan, penambahan beban hanya bisa dilakukan tiap malam pada hari kerja, namun hanya bisa sampai tingkat beban yang punya jarak aman terhadap kritis,” tambahnya.(yud)




Proses Perobohan “Gedung Hantu” Panin Bank Dikeluhkan Warga

Tumpukan pasir di puncak “gedung hantu”.(yud)

Kabar6-Proses peruntuhan gedung tua atau biasa disebut “gedung hantu” setinggi 18 lantai milik Panin Bank di Boulevard Bintaro Sektor VII, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mulai dikeluhkan warga.

Proses peruntuhan gedung yang sudah 20 tahun mangkrak itu, dianggap mengganggu aktivitas warga lantaran akses jalan yang ditutup.

Setidaknya hal itu yang disuarakan Silvie, salah seorang warga sekitar lokasi gedung Panin Bank. Tak kunjung selesainya proses peruntuhan gedung itu, membuatnya resah.

“Ini akses jalan jadi ditutup terus. Aktivitas kita kan jadi terganggu,” ungkapnya menjelaskan, Senin (17/10/2016).

Bahkkan, tak sedikit warga yangg khawatir gedung tersebut bakal roboh lagi tanpa pengawasan, seperti yang sudah terjadi beberapa waktu waktu lalu.

“Kalau roboh mendadak kan bisa jadi bahaya,” katanya.**Baca juga: Hendak Jual Mio Bodong, Dua Pria Disergap Polres Tangsel.

Sedianya, gedung tua rencananya akan dirobohkan pada Jumat 14 Oktober lalu. Namun, hingga kini gedung tersebut masih tetap berdiri.**Baca juga: Dua Perampok Truk Sepatu Tewas Ditembak

Padahal, kontraktor sudah meletakkan beban berupa karung pasir basah seberat 180 ton di puncak gedung tersebut.**Baca juga: Perobohan “Ged‎ung Hantu” Butuh 400 Ton Karung Pasir.

Rencananya, hari ini, pihak kontraktor akan menaikan beban pasir basah seberat 400 ton untuk meruntuhkan gedung tersebut.(rani)




Hendak Jual Mio Bodong, Dua Pria Disergap Polres Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Dua penjual sepeda motor tanpa surat-surat alias bodong, disergap petugas Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

Kedua pria yang masing-masing berinisial HW (28) dan Lj (26) tersebut, disergap persis di depan pintu masuk Kampus STAN, Bintaro Sektor 5, Kecamatan Pondok Aren.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri, Senin (17/10/2016) mengatakan, kedua pelaku ditangkap saat akan menawarkan sepeda motor Yamaha Mio tanpa surat di gerbang masuk Kampus STAN.**Baca juga: Perobohan “Ged‎ung Hantu” Butuh 400 Ton Karung Pasir.

“Saat diinterogasi, pelaku tak bisa menunjukkan bukti surat-surat kendaraan. Diduga, motor tersebut merupakan hasil kejahatan. Dan, rencananya motor itu akan dijual dengan harga Rp2 juta,” ujar Mansuri lagi.**Baca juga: Dua Perampok Truk Sepatu Tewas Ditembak.

Kini, kedua pelaku berikut barang bukti diamankan ke Mapolres Tangsel guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.(HP/tom migran)

**Baca juga: Cari Tahu Beberapa Istilah Dalam Seks.




Dua Perampok Truk Sepatu Tewas Ditembak

Sopir dan petugas keamanan truk sepatu yang dibuang di Serpong.(yud)

Kabar6-Dua dari lima pelaku pembajakan truk bermuatan sepatu merek terkenal yang tega membuang korbannya di bilangan Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 15 Oktober lalu, akhirnya tewas ditembak petugas.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy Febrianto Kurniawan mengatakan, ada lima pelaku perampokan tersebut yang berhasil ditangkap. Masing-masing berinisial SA, CIP, SAS, NU dan FRK.

Tiga pelaku diantaranya terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas, karena berupaya kabur dan melawan. Dan, dua pelaku diantaranya tewas.

“Kami akan melakukan tindakan tegas terhadap begal dan kejahatan jalanan lainnya, bahkan perintah juga sudah kami pegang, katanya kepada wartawan, Senin (17/10/2016).

Hendy menyebut, saat ini pihaknya masih berupaya memburu penadah dari sepatu hasil rampokan tersebut. Sedangkan tiga pelaku yang masih hidup kini masih dalam pemeriksaan intensif.

Diketahui, komplotan pelaku menggunakan mobil Toyota Avanza membajak truk fuso pengangkut sepatu merek terkenal yang dikirim dari Sukabumi, Jawa Barat, pada pada Sabtu 8 Oktober 2016 pukul 04.05 WIB.

Setibanya di jalan layang Tol JORR arah Cakung, pelaku sengaja mempetkan mobil Avanza ke truk, hingga mengakibatkan sopir yang mengemudikan truk, Sugianto (35), menghentikan laju truk. Saat itulah, komplotan pelaku beraksi.

Seorang pelaku menodong sopir menggunakan pistol, sedangkan dua pelaku lainnya melumpuhkan ‎Ujang Lukman (33), petugas keamanan yang ikut di dalam truk menggunakan cairan seperti gas air mata.**Baca juga: Perobohan “Ged‎ung Hantu” Butuh 400 Ton Karung Pasir.

Kedua korban kemudian diikat dan dimasukan ke dalam mobil yang dibawa oleh pelaku. Selama dua jam, kedua korban dibawa berkeliling dengan posisi terlungkup dan terikat.**Baca juga: Begini Kronologis Perampokan Truk Sepatu Adidas.

Hingga akhirnya korban dimasukkan ke dalam peti berbahan seng aluminium. Korban dibuang di lapangan dikawasan Kecamatan Serpong.**Baca juga: Awak Truk Korban Perampokan Dibuang di Serpong.

Korban berteriak meminta pertolongan. Warga sekitar yang mendengar langsung memberikan bantuan.(HP/tom migran)




Perobohan “Ged‎ung Hantu” Butuh 400 Ton Karung Pasir

Tumpukan pasir di puncak “gedung hantu”.(yud)

Kabar6-Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) serta Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), merekomendasikan evaluasi dalam tekhnis perobohan “gedung hantu”.

Ya, rekomendasi itu menyusul belum robohnya “gedung hantu” milik Panin Grup yang berada di kawasan CBD Sektor VII Bintaro, Kecamatan Pondok Aren.

Padahal, upaya perobohan sudah dilakukan dengan memberikan beban pada gedung hingga ratusan ton karung pasir.

Adang Sura‎hman, anggota TABG Kota Tangsel mengatakan, pembongkaran tahap pertama sudah dilaksanakan selama 31,5 jam, selama dua hari terakhir.

Pihak kontraktor pelaksana perobohan gedung tersebut, telah memberikan beban hingga 180 ton pasir pada lantai 18 gedung tersebut.

“Bangunan itu luar biasa, lebih kuat dari biasanya. Jadi sulit dirubuhkan‎. Balok prategang telah melengkung tujuh centimeter,” katanya lewat keterangan resmi yang diterima kabar6.com, Senin (17/10/2016).

Menurut Adang, hasil rapat koordinasi disimpulkan, bila tekhnis perobohan akan dilakukan dengan menambah beban kantong pasir di puncak gedung tersebut.‎

Metode pembebanan sampai tingkat konservatif tersebut diperkirakan akan membutuhkan waktu paling cepat hingga sepekan.

‎Adang memaparkan, merujuk gambar perencanaan pertama bangunan yang dibuat pada 1990 itu, diperoleh data bahwa untuk merobohkan “gedung hantu” diperlukan beban seberat 2,5 hingga 2,8 ton per meter kubik.

Jumlah itu setara dengan 355 hingga 400 ton beban kantong pasir. Dan, angka tersebut sangat fantastis, karena‎ beban gedung perkantoran pada umumnya hanya dikisaran 250 kilogram per meter kubik. Jika ditambah beban lain, maka tak akan lebih dari 500 kilogram per meter kubik.**Baca juga: Liput Bentrokan, Suporter Ancam Wartawan Pakai Clurit.

“Dengan penggunaan angka keamanan yang umum, beban satu ton per meter kubik atau setara seratus lima puluh ton beban seharusnya sudah bisa merobohkan bangunan,” papar Adang.‎**Baca juga: Ditiban 160 Ton Pasir, “Gedung Hantu” di Bintaro Belum Roboh.

Sementara, seiring masih belum robohnya gedung Panin Bank tersebut, pihak Satlantas Polres Tangsel, Senin (17/10/2016) hari ini kembali membuka sejumlah ruas jalan di area sekitar gedung yang sebelumnya sempat ditutup sejak Jumat (14/10/2016) malam.**Baca juga: Pembongkar “Gedung Hantu” di Bintaro Siap Pasang Badan .

“Hasil koordinasi dengan pihak kontraktor perobohan gedung, hari ini semua jalan disekitar gedung normal. Belum ada penutupan atau rekayasa seperti yang kemarin,” ujar Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Hedwin Hanggara.

Diketahui, akses yang sempat ditutup kemarin adalah, dua jalur di flyover Jalan Boulevard Bintaro Jaya, yang berada persis di depan gedung Panin Bank.(yud)




Liput Bentrokan, Suporter Ancam Wartawan Pakai Clurit

Polisi saat menghalau bentrokan suporter di Tangerang.(agm)

Kabar6-Seorang wartawan turut menjadi korban saat bentrokan dua kelompok suporter sepak bola di Jalan Raya Curug Sangereng, Desa Curug Sangereng, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/10/2016).

Ya, Riki Ferdinan (30), wartawan Radar Banten yang tengah meliput aksi saling serang menggunakan senjata tajam itu, turut tersasar kemarahan suporter Persita.
Riki diancam menggtunakan clurit. Salah seorang suporter juga mengambil kamera dan menahan kartu pers milik Riki.

“Selain diancam pakai clurit, kamera dan kartu pers saya sempat diambil tadi. Mereka mengancam akan mencari saya, bila berita tentang tawuran itu saya muat di media tempat saya bekerja,” terang Riki kepada kabar6.com.

Meski demikian, Riki juga masih belum memikirkan apakah akan melaporkan peristiwa itu kepada pihak berwajib atau tidak. Dia mengaku masih shock dengan peristiwa yang baru saja dialaminya.

“Untungnya saya tidak sampai dilukai tadi. Ini juga saya masih takut, apakah mau nulis beritanya atau tidak. KArena mereka mengancam saya.

Seperti diketahui, tidak ada korban dalam peristiwa tawuran antara suporter Persita dengan suporter PSS Sleman yang sempat emngaku sebagai The Jack (suporter Persija Jakarta) tersebut.**Baca juga: Warga Kota Tangerang Keluhkan Parkir Liar.

Aksi saling kejar dan serang menggunakan senjata tajam itu baru berhenti, setelah petugas Polsek Panongan datang ke lokasi usai mendapat laporan dari warga sekitar.**Baca juga: Tujuh Motor Balap Liar Diamankan Satlantas Tangerang.

Polisi juga sempat mengamankan empat orang suporter Persita ke Mapolsek, meski kemudian dibebaskan kembali.**Baca juga: Suporter Persita Bentrok di Tangerang, Empat Orang Diamankan.

“Mereka kita pulangkan karena ini bentuk dari Problem Solving,” kata Kapolsek Panongan AKP Muhamad said.(agm)