1

Koordinasi Wilkum Sulit, Pemkab Tangerang Surati Kapolri

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, melayangkan surat kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian.

Itu, lantaran tercecernya Wilayah Hukum (Wilkum) di Kota Seribu Industri ini, pascapengalihan wilayah yang dipimpin Bupati Ahmed Zaki Iskandar itu ke Polda Banten.

Pemisahan sebagian Wilkum yang berada dibawah naungan Polda Metro Jaya ini, dianggap telah menyulitkan koordinasi antar Pemkab Tangerang dengan pihak Kepolisian.

Pasalnya, Pemkab Tangerang kini harus berkoordinasi dengan tiga Wilkum, diantaranya Polres Kota (Polresta) Tangerang, Polres Metro (Polrestro) Tangerang dan Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

“Ya, kami sudah kirim surat ke Pak Kapolri, terkait masalah ini. Terus terang, dengan kondisi seperti ini, kami bingung untuk koordinasi. Apalagi, di wilayah ini banyak obyek vital nasional yang harus dijaga keamanannya,” ungkap Bupati Zaki, kepada Kabar6.com, Minggu (14/8/2016).

Menurutnya, sejumlah Obyek vital yang tersebar di daerah penyeimbang DKI Jakarta itu antara lain, Bandara Internasional Soekarno- Hatta, PLTU Lontar, Jalan Tol, Perusahaan Gas Negara dan lainnya.

Untuk itu, pihaknya berharap adanya penyatuan kembali Wilkum yang telah terecer tersebut. “Enggak masalah Wilkum kami masuk ke Polda Banten atau Polda Metro Jaya. Asal, Wilkum ini dijadikan satu supaya koordinasinya jelas dan mudah,” katanya.

Diketahui, dari 19 Polsek yang sebelumnya ada di Kabupaten Tangerang, sebanyak 10 Polsek masuk kedalam naungan Polda Banten. Sedangkan sisanya, masih menginduk ke Wilkum Polda Metro Jaya. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Pengalihan Wilkum Polsek tersebut, seiring dengan pengalihan Wilkum Polresta Tangerang dari Polda Metro Jaya ke Polda Banten, mengacu Surat Keputusan (SK) Kapolri tertanggal 26 Januari 2016. **Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.

Ironisnya, sejak dilakukan pengalihan itu, setidaknya sembilan Polsek hengkang dari Polresta Tangerang, yakni enam Polsek masuk ke Polres Tangsel dan tiga Polsek lagi masuk Polres Metro Tangerang. **Baca juga: Sah…! Polresta Tangerang Dibawah Polda Banten.

Adapun 10 Polsek yang masuk ke Polda Banten adalah, Polsek Balaraja (meliputi Kecamatan Balaraja dan Kecamatan Sukamulya), Polsek Cikupa, Polsek Tiga Raksa (meliputi Kecamatan Tiga Raksa dan Kecamatan Jambe), Polsek Cisoka (meliputi Kecamatan Cisoka, Kecamatan Solear, dan Kecamatan Jayanti), Polsek Rajeg, Polsek Kresek (meliputi Kecamatan Kresek dan Kecamatan Gunung Kaler), Polsek Kronjo (meliputi Kecamatan Kronjo dan Kecamatan Mekar Baru), Polsek Pasar Kemis (meliputi Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Sindang Jaya), dan Polsek Panongan.(Tim K6)




Tak Berizin, Satpol PP Segel Tower BTS di Kota Tangerang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyegel sebuah tower Base Transceiver Station (BTS) milik salah satu provider di bilangan Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, Sabtu (13/8/2016).

SIkap tegas itu diambil petugas Satpol PP dan dibantu petugas kepolisian setempat, mengingat keberadaan BTS itu tidak mengantongi izin dari pemerintah setempat.

Dalam penyegelan itu, petugas juga memutus aliran listrik ke BTS tersebut serta membongkar adaptor signal yang terpasang di tower BTS tersebut.

“Ini adalah sanksi tegas yang kita berikan kepada pemilik BTS, karena mengabaikan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah daerah,” tegas Reza, Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum Perda pada Satpol PP Kota Tangerang.

Dijelaskan Reza, pemilik tower BTS itu melanggar Perda Kota Tangerang nomor 19 tahun 2015, tentang Penataan dan Pengendalian  Menara Telekomunikasi Bersama, serta pasal 22 ayat 2, dengan sanksi administratif berupa teguran, peringatan, pengenaan denda, pencabutan izin hingga pembongkaran.

Sementara, Yadi, petugas PT PLN Area Cikokol Disjaya Tangerang mengatakan, bila langkah pemutusan listrik sementara itu dilakukan atas perintah dari Pemkot Tangerang.(rani)




Intan, Anak Tukang Cuci Penderita Meningitis Dipindahkan ke RS Fatmawati

Intan saat mendapatkan penanganan medis.(yud)

Kabar6-‎Intan Febrizka (9), anak tukang cuci yang menderita penyakit hepatitis A atau meningitis, kini sudah melewati masa kritis.

Jika saja ia terlambat mendapatkan pertolongan medis, maka nasibnya terancam sama dengan adiknya yang sepekan lalu meninggal dunia akibat penyakit serupa.

Sophie Raksadinata, salahsatu relawan‎ mengatakan, Intan sempat mendapatkan perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit (RS) Mayapada.

Kini, warga yang bermukim di Jalan Parkit RT 04 RW 04, Kampung Sawah, Kecamatan Ciputat, itu telah siuman.

“Intan tadi sudah dipindahkan ‎ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan,” katanya saat dihubungi kabar6.com, Sabtu (13/8/2016).

Sophie jelaskan, selama Intan mendapatkan pengobatan dan perawatan di ruangan khusus anak atau PICU (Pediatric Intensive Care Unit), ongkosnya selangit. Tentu saja total biaya tak mampu dijangkau Siti Rachmah (40), ibu Intan.

Sebab, janda beranak lima yang hanya bekerja sebagai buruh cuci. Iapun bersyukur, penggalangan dana bantuan dari para dermawan telah mampu terkumpul.

Sophie berujar, uang sebanyak Rp50 juta sumbangan dermawan telah disalurkan untuk menutupi biaya selama Intan dirawat di RS Mayapada. Bantuan itupun telah menyelamatkan Intan dari ancaman serangan virus di paru-paru dan otaknya. **Baca juga: Begini Cara MA Bantai Pedagang Kopi di Ciputat.

“Pertimbangannya soal biaya, makanya perawatan Intan dipindahkan ke Ruang PICU Fatmawati,” ujarnya. **Baca juga: Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas.

Irma, relawan lainnya mengutarakan, Intan masih membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Bantuan donasi bisa langsung disalurkan ke orangtua Intan di ruang PICU lantai 7 RS Fatmawati. **Baca juga: Intan, Anak Buruh Cuci di Ciputat Butuh Bantuan.

“Semoga amal ibadah para dermawan mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan Intan lekas sembuh,” tambahnya.(yud)




Begini Cara MA Bantai Pedagang Kopi di Ciputat

Warga memadati lokasi rekontruksi pembunuhan pedagang kopi di Tangsel.(cep)

Kabar6-Pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Ciputat menggelar reka ulang kasus pembunuhan  terhadap Sukamto (47), pedagang kopi dan rokok di Jalan Ki Hajar Dewantara, RT 01/06, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/8/2014.

Ya, dalam rekontruksi tersebut, tersangka MA (66), seorang timer angkot D10 jurusan Ciputat – Bintaro itu memperagakan sebanyak 69 adegan, mulai dari awal mulai dilakukannya pembunuhan.

Pada adegan ke 18 hingga 21, MA tampak mulai menghabisi nyawa Sukamto dengan menusukkan pisau dapur ke punggung korban, dilanjutkan ke bagian dagu. Sementara pada adegan berikutnya, MA memukul kepala korban dengan batu.

Sementara, pada adegan ke 29, MA justru baru merasa menyesal, hingga mengusap bekas luka yang berumuran darah di tubuh korban menggunakan sapu tangan. Tapi sebelum itu, MA terlihat mengikat kedua kaki Sukamto, agar tidak berontak. **Baca juga: Mayat Pria Tua Tergeletak di Rawa Buntu Serpong.

Sebelum meninggalkan jasad korban dan bersembunyi di rumah cucunya dibilangan Tegal Rotan, Kecamatan Ciputat, MA juga sempat mengambil uang milik korban sebesar Rp400 ribu. **Baca juga: Pembunuh Sukamto Diancam Penjara Seumur Hidup.

Kapolsek Ciputat, Kompol Tatang Syarif yang ditemui dilokasi rekontruksi mengatakan, bahwa dari hasil penyelidikan, MA diuketahui nekat menghabisi nyawa Sukamto karena dendam. **Baca juga: Timer Angkot di Tangsel Bunuh Sukamto Karena Dibilang Gembel.

“Motifnya dendam, ini yang sangat kita sesalkan. Karena dari rasa dendam itulah kemudian MA memiliki niat untuk mengabisi sukamto,” ujar Tatang. **Baca juga: Polsek Ciputat Tangkap Pembunuh Sukamto.

Mantan Kasat Sabhara Polres Tangsel itui menambahkan, jika rekontruksi ini digelar guna mendapatkan keterangan, kejelasan tersangka atau saksi atau barang bukti maupun unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi hal itu sebagai penguat saat proses persidangan nanti. **Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Pria Penuh Luka di Ciputat.

Sementara itu, pantauan kabar6.com dilokasi rekontruksi, tampak sejumlah warga memadati area luar pagar TKP. Umumnya, warga penasaran ingin melihat langsuing wajah sang pembunuh, yang belakangan diketahui masih memiliki hubungan saudara dengan korban. **Baca juga: Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat.

Banyaknya warga juga sempat membuat polisi kewalahan. Bahkan, ruas Jalan Ki Hajar Dewantara sempat mengalami kemacetan panjang.(Cep/Fbi)




Mayat Pria Tua Tergeletak di Rawa Buntu Serpong

Mayat pria tua di Rawa Buntu, Serpong.(cep)

Kabar6-Sesosok mayat pria gaek tanpa identitas tergeletak kaku di jembatan rel Kereta Api (KA) Rawa Buntu, Kampung Rawabuntu, RT 01/01, Kelurahan  Rawa Buntu, Kecamatan  Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/8/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar bernama Ma’mun Maulana (39).

Saat ditemukan, posisi mayat ditemukan terlentang dengan kaki tertekuk kebelakang. “Temuan itu dilaporkan saksi ke Polsek Serpong,” ucap  Mansuri.

Tak Lama berselang, anggota Polsek Serpong langsung mendatangi lokasi guna melakukan olah Tempat KEjadian Perkara (TKP).

“Korban mengenakan kaos berkerah warna coklat, celana jeans panjang warna hitam, celana dalam warna hijau, sarung warna coklat motif kotak,” imbuhnya. **Baca juga: Empat Suku Pemburu Kepala Manusia yang Pernah Ada.

Dari hasil pengecekan awal, polisi Tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban. “Diduga korban meninggal karena sakit,” jelasnya. **Baca juga: Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, jasad pria tanpa identitas itu kemudian dievakuasi ke RSUD Tangerang.(yud/cep)




Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas

SDN Kademangan 2 di Kecamatan Setu, Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Secara umum sekolah-sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memang masih kekurangan ruangan kelas. Fakta itu dapat dilihat, dari sistem penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah yang masih dua shift.

Demikian diungkapkan juru bicara Dewan Pendidikan Kota Tangsel, Eddy Mistam saat dihubungi kabar6.com (13/8/2016). “Pertama, jumlah sekolah negeri masih terbatas, dan yang pasti hampir semua sekolah kekurangan kelas,” ungkapnya.

Ia mengatakan, ketersediaan ruangan kelas lokal pada sekolah-sekolah negeri belum mencukupi. Jumlahnya tidak sebanding dengan calon didik yang ada.

Eddy bilang, masyarakat umumnya lebih memilih mengenyam ilmu di lembaga pendidikan milik pemerintah daerah. Tentu saja karena orangtua/wali murid merasa tidak perlu banyak merogoh kocek, seperti di sekolah‎-sekolah yang dikelola oleh pihak yayasan swasta.

“Demikian juga ketersediaan guru, masih kurang‎,” bilangnya.

Minat para ‘pahlawan tanda jasa’ untuk mengabdi di sekolah-sekolah negeri, bahkan cenderung masih minim. Alasannya klasik, penghasilan sebagai tenaga kerja honorer masih jauh dari beban biaya hidup guru.

Masalah lainnya pada saat Penerimaan‎ Peserta Didik Baru (PPDB) pihak sekolah tidak bisa menolak peserta pendaftar. Akibatnya jumlah murid di setiap kelas membludak. **Baca juga: Begini Celoteh Murid SDN di Tangsel Soal Ruang Kelas Kurang.

“Sesuai amanat undang-undang wajib belajar,” ungkap Eddy. Menurutnya, wajib belajar 12 tahun bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) telah diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. **Baca juga: SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet .

‎Eddy pun mengusulkan agar penambahan gedung dan ruang kelas memang wajib dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangsel. Tahun ajaran baru ini tidak semua sekolah negeri mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas sederajat dapat menerima PPDB. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Kalau teknis, jumlahnya secara pasti saya harus keliling dulu,” tambahnya.(yud)




Begini Celoteh Murid SDN di Tangsel Soal Ruang Kelas Kurang

siswi SDN Kademangan 2 belajar di dapur.(yud)

Kabar6-Berlakunya pembagian waktu belajar mengajar di SDN Kademangan 2, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dianggap bukan persoalan serius.

Ada segelintir peserta didik yang justru merasa senang, bila kegiatan dibagi menjadi dua shift lantaran persoalan kekurangan ruang kelas di sekolah itu.

Seperti penuturan yang disampaikan oleh Putri, murid kelas III B.‎ Bocah periang itu merasakan tidak terganggu, meski setiap harinya harus mengikuti kegiatan belajar mengajar mulai pukul 01.00 WIB hingga 16.00 WIB.

“Enggak apa-apa sekolahnya siang. Kan kelasnya gantian sama temen‎,” tuturnya ditemui di RT 03 RW 05, Kademangan, Kecamatan Setu, Sabtu (13/8/2016).

Kondisi itu, terang Putri, bahkan sudah sering disampaikan oleh guru yang menjadi wali kelasnya. “Ibu guru juga udah bilang kok,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Angga, murid SDN Kademangan 2 lainnya. Bocah polos itu mengaku, selama mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hari, Angga tidak merasakan kendala serius.

“Enak aja sekolah siang. Jadi (tidur) bangun‎nya enggak terburu-buru,” katanya sambil tersenyum simpul.

Sebelumnya di lokasi sama, pejabat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait pun gerah atas santernya pemberitaan bertendensi buruk santer beredar.

Sikap reaktif memuncak akibat ramainya berita tentang sejumlah murid sedang belajar di ruangan dapur.

Kepala SDN Kademangan 2, Suhendi tak menampik bila dirinya telah dimarahi oleh atasannya. Padahal yang sebenarnya terjadi hanya ada masalah miss komunikasi saja antara dirinya ketika diwawancarai awak media.

“‎Jadi pas wartawan konfirmasi ke saya salah tanggap,” ujarnya.

Interaksi itu tak sengaja ketika awak media sedang meliput peristiwa bencana alam, dua unit rumah tertimbun tanah longsor.

Kebetulan letak antara rumah warga korban dan SDN Kademangan 2 saling berdekatan. Suhendi bilang, awak media rupanya melihat ada kegiatan yang dian‎ggap tak lazim. Wartawan lantas langsung mengkonfirmasi kepadanya.

Hasil reportase pemberitaan yang dituding miring itupun ‎cepat muncul diberbagai media massa lokal hingga nasional. Informasi itulah yang memicu atasannya sampai marah.

Suhendi diinstruksikan si bos agar bisa segera mengklarifikasi tentang hal yang sebenarnya. “Iya sih, saya sempat langsung kena tegur dari atasan,” ungkapnya. Teguran itupun hanya berselang sehari setelah pemberitaan mencuat. **Baca juga: SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet.

Tetapi ia menolak sebutkan identitas atasannya dari Dinas Pendidikan Kota Tangsel atau kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) kecamatan setempat.‎ Suhendi menjelaskan kepada atasannya, bahwa ketika itu muridnya sedang ikut les. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Sebenarnya yang bener lagi ikut pelajaran tambahan. Itupun pas selesai kegiatan belajar mengajar di kelas reguler,” tambahnya.(yud)




Lagi, Polisi Tangkap Pria Miliki Ganja dan Sabu di Pamulang

Pengedar narkoba yang disergap Polsek Pamulang.(cep)

Kabar6-Peredaran narkotika dan obat terlarang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kian memprihatinkan. Sanksi tegas yang diberikan polisi dengan meringkus pengguna dan pengedar narkoba, namun kiranya belum memunculkan efek jera.

Faktanya, hampir setiap hari selalu ada saja pengguna dan pengedar narkoba yang ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.

Kali ini, giliran JS yang diringkus petugas Polsek Pamulang, karena kedapatan menggunakan dan menyimpan narkotika jenis ganja dan sabu. JS diringkus di sekitar Jalan Benda Timur l, Kecamatan Pamulang.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri mengungkapkan, penangkapan JS merupakan pengembangan pascaditangkapnya MR, seorang pengguna narkoba dikawasan Kecamatan Serpong. **Baca juga: Polisi Sergap Staff Kelurahan di Serpong Saat Transaksi Sabu.

“Nama pelaku kami dapat dari MR. Petugas lalu memancing pelaku untuk bertransaksi lewat handphone dan langsung bergerak ke posisi yang telah disepakati bersama,” kata Mansuri, Jumat (12/8/2016). **Baca juga: Intan, Anak Buruh Cuci di Ciputat Butuh Bantuan.

Saat ditangkap, pelaku sedang melintas di TKP dengan mengendarai sepeda onthel. “Dari tangan pelaku didapat barang bukti satu paket ganja seharga Rp50 ribu yang di bungkus plastik hitam, dan diselipkan dibawah sadel jok sepeda onthel,” kata Mansuri. **Baca juga: Lagi, Polisi Tangkap Pemuda Bawa Narkoba di Alam Sutera.

Selanjutnya, penggeledahan dilanjutkan hingga ke rumah pelaku. Dilokasi itu, petugas kembali menemukan barang bukti setengah garis ganja seharga Rp350 ribu dan dibungkus kantong plastik hitam. Petugas juga menemukan satu gram sabu yang akan dijual seharga Rp1,3 juta.(yud/cep)

**Baca juga: Jika Dua Pasangan Ini Bertarung, Pilgub Banten Bakal Seru.




Resmikan Kantor Desa Belimbing, Bupati Zaki Harap Pelayanan Meningkat

Bupati Zaki meresmikan Kantor Desa Belimbing.(hms)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar meresmikan Kantor Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Jumat (12/8/2016).

Dalam sambutannya, orang nomor satu di wilayah berjuluk seribu industri itu berharap, pembangunan kantor baru tersebut dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat setempat.

Menurut Zaki, pembangunan infrastruktur desa sangatlah penting karena pembangunan desa langsung bersentuhan kepada masyarakat sesa.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sangat mengapresiasi peresmian Kantor Desa Belimbing.

“Saya berharap Desa Belimbing ini dapat lebih optimal dalam melayani masyarakat, dan bisa dijadikan percontohan untuk desa-desa lainnya yang ada di Kabupaten Tangerang,” ucapnya.

Kantor Desa Belimbing sendiri, dibangun dari hasil swadaya masyarakat setempat dan peran serta pemerintah daerah maupun pusat. **Baca juga: Pemkab Tangerang Bahas Percepatan Proyek Tol Serpong-Balaraja.

Kantor tersebut dibangun di atas lahan seluas sekitar 300 meter persegi dari rencana semula seluat 700 meter persegi. Lahan kantor dipangkas, lantaran sisanya akan digunakan untuk bangunan sekolah. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Dalam peresmian tersebut, Bupati Tangerang bersama Camat Kosambi, Kepala Desa Belimbing dan Kapolsek Kosambi melakukan pemotongan pita secara simbolis dan meninjau langsung Kantor Kepala Desa Belimbing.(hms/van)

**Baca juga: Jika Dua Pasangan Ini Bertarung, Pilgub Banten Bakal Seru.




SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet

Aktivitas belajar murid di SDN Kademangan 2, Tangsel.(yud)

Kabar6-SDN Kademangan 2, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui telah lama kekurangan sar‎ana ruang kelas lokal.

Akibatnya, setiap hari proses kegiatan belajar mengajar pada sekolah yang terletak di RT 03 RW 05, Kecamatan Setu, itu mesti dibagi menjadi dua shift.

Demikian dikatakan Kepala SDN Kademangan 2, Suhendi saat ditemui wartawan di kantornya, Jum’at (12/6/2016). “Kebutuhan mendesak kami belakangan ini memang ruang kelas lokal ditambah lagi,” katanya.

Ia jelaskan, untuk kelas 3 saja ada dua yakni, kelompok A dan B. Kekurangan sarana ruang kelas lantaran setiap tahun jumlah peserta didik terus bertambah.

Suhendi ungkapkan, realitas itu cukup dipahami. Unit-unit perumahan sewaan atau kontrakan serta cluster terus bermunculan.‎ Alhasil, jumlah murid pun juga ikut meningkat.

‎Selain penambahan ruang kelas lokal, ia berujar, SDN Kademangan 2 juga perlu sarana pendukung lainnya. Seperti pemagaran di sekeliling area sekolah serta dibangun toilet khusus untuk murid.

“Biar kalau buang hajat enggak nyampur toilet buat murid laki-laki dan perempuan‎,” jelasnya. Usulan penambahan sarana ruangan diatas, Suhendi klaim, sudah sering disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangsel.

Tetapi dirinya menyadari bila pastinya jumlah sekolah yang dibangun‎ cukup banyak. Pihak pengelola SDN Kademangan 2 pun mesti menunggu antrian pembangunan sarana dan prasarana yang diinginkan.

‎”Mungkin belum dapat jatah saja. Besok-besok kalau sudah dapat kuota sekolah kami juga dikerjakan,” ujar Suhendi bernada penuh harap. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Iapun keberatan atas informasi yang kadung santer tersiar ihwal ada anak didiknya terpaksa belajar di dapur. Suhendi tegaskan, ada miss komunikasi ketika awak media menerima keterangan darinya. **Baca juga: Hilang Semalam di Kali Jalatreng Serpong, “Pemuda Aneh” Ini Selamat.

Baginya waktu belajar yang diatur mulai pukul 07.00-11.00 dan 13.16.00 sudah dapat mengatasi persoalan kekurangan kelas. Sehingga informasi ada sejumlah muridnya terpaksa mesti belajar di dapur tidaklah benar. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Tapi karena murid saya lagi ikut les tambahan pelajaran. Itupun selesai mereka ikut kegiatan belajar mengajar di kelas reguler,” tambah Suhendi.(yud)

**Baca juga: Jika Dua Pasangan Ini Bertarung, Pilgub Banten Bakal Seru.