1

Badik Untuk Tikam Kapolsek Tangerang Cuma Rp40 Ribu

Disinilah badik pesanan SA dibuat.(agm)

Kabar6-SA (22), pemuda penikam tiga polisi di bilangan Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (20/10/2016) kemarin, kiranya sudah merencanakan aksinya.

Bahkan, sebelum menjalankan aksi nekadnya, SA terlebih dahulu memesan badik kepada H. Jamin, seorang pandai besi di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

“Beberapa hari sebelum kejadian kemarin, memang ada yang mesan badik. Kalau ada yang mesan, pastinya saya buatkan,” ujar H. Jamin.

Untuk sebilah badik yang dipesan SA, H. Jamin tidak mematok harga tinggi. Dia hanya membandrol seharga Rp40 ribu.

“Dia datang minta dibuatkan badik, ya saya buatkan seharga Rp 40 ribu,” jelas Jamin.

Sedianya, Jamin sendiri mengaku tidak begitu mengenal SA. Bahkan, disekitar tempat tinggalnya, SA dikenal sebagai warga pendiam dan jarang mengikuti kegiatan dengan masyarakat sekitar.

“SA itu orang baru disini, jarang bergaul ke tetangga. Jarang ada yang kenal dia,” terang Jamin.‎

Seperti diketahui, SA secara mendadak menyerang tiga polisi dengan pisau di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kawasan pendidikan Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang.

Aksi liar tersebut mengakibatkan tiga polisi terluka. Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi terluka di torak jantung dan dirawat intesif di RS Siloam.**Baca juga: Buntut Penikaman Kapolsek, Bupati Zaki Instruksikan Pendatang Wajib Lapor.

Sedangkan Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polrestro Tangerang yang luka dada di kiri dan punggung kiri, kini dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT.

Sementara Bripka Sukardi, anggota Satlantas Polsek Tangerang yang luka di punggung kanan dan lengan kanan dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Keluarga Penikam Kapolsek Tangerang Minta Maaf.

Pelaku sendiri diringkus dengan cara ditembak kakinya oleh petugas yang ada dilokasi. Beberapa jam kemudian, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Polri.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

Pihak keluarga selanjutnya memakamkan SA di  Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.(agm)

**Baca juga: Polisi Sergap 24 Orang Pengoplos Gas Elpiji di Hutan Cisauk.




Buntut Penikaman Kapolsek, Bupati Zaki Instruksikan Pendatang Wajib Lapor

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.(shy)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengimbau warga diwilayahnya untuk menjaga keamanan lingkungan masing-masing.

“Perhatikan semua pendatang. Dan, haus dilakukan wajib lapor,” ungkapnya Bupati Zaki saat menjenguk Kapolsek Tangerang Kompol Efendi di RS Siloam Karawaci, Jumat (20/10/2016).

Ya, imbauan itu diserukan Bupati Zaki, menyusul aksi nekad SA (22), yang menikam tiga polisi di kawasan Cikokol, Kota Tangerang, termasuk Kapolsek Tangerang Kompol Efendi.

“Melihat kejadia ini, saya imbau masyarakat lebih menjaga keamanan lingkungannya. Perhatikan semua pendatang dan harus dilakukan wajib lapor,” ujar Bupati Zaki lagi.**Baca juga: Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar.

Ditanya mengenai masuknya paham radikal ke wilayah Kabupaten Tangerang, Bupati Zaki mengatakan hal itu perlu dilakukan pendalaman.**Baca juga: Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT.

“Ini perlu pendalaman. Apakah ada kelompok atau hanya perorangan. Dan, Pemkab Tangerang akan mendiskusikan kembali mengenai sosialisasi paham radikal,” terangnya.**Baca juga: Keluarga Penikam Kapolsek Tangerang Minta Maaf.

Bupati Zaki tak menampik, bila Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang dipenuhi oleh kaum urban. Dan, banyak sekali pergerakan dari Jakarta dan Jabodetabek.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

Meski begitu, pengamanan di Kabupaten Tangerang sudah dilakukan bekerjasama dengan pihak kepolisian dan seluruh instansi terkait.(shy)

**Baca juga: Polisi Sergap 24 Orang Pengoplos Gas Elpiji di Hutan Cisauk.




Polisi Sergap 24 Orang Pengoplos Gas Elpiji di Hutan Cisauk

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Petugas Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap 24 pelaku pengoplosan gas di kawasan hutan karet Cisauk, Kabupaten Tangerang.

“Dari 24 pelaku yang diamankan, dua diantaranya merupakan pengelola. Sedangkan lainnya adalah pekerja,” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F KurniawanJumat (21/10/2016).

Sedangkan dari lokasi, polisi mengamankan barang bukti berupa uang tunai 18 juta, mobil hiace, alat regulator, timbangan, ratusan tabung gas 3 Kilogram (Kg), ratusan gas 12 Kg dan puluhan tabung gas 50 Kg.

“Saat ini, ke 24 pelaku dan barang bukti diamankan di Polda Metro Jaya guna pengusutan lebih lanjut,” ujarnya.**Baca juga: Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT.

Dikatakan Hendy, sebelum penggerebekan dil;akukan, pihaknya terlebih dahulu menerima laporan terkait tindak pengoplosan gas diwilayah Depok dan Tangerang.**Baca juga: Dua Penguntil Minimarket di Pondok Aren Kepergok.

Dari hasil penyelidikan, polisi pun mengendus adanya aktivitas mencurigakan di kawasan hutan Cisauk. Hingga kemudian dilakukan penyergapan.(HP/tom migran)

**Baca juga: Empat Pabrik yang Hasilkan Polusi Terbanyak.




Dua Pengutil Minimarket di Pondok Aren Kepergok

Kapolsek Pondok Aren, Indra Ranudikarta.(ist)

Kabar6-Dua pelaku pencurian atau pengutil di‎ Indomart Jombang, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), ditangkap polisi.

Keduanya, masing-masing berinisial masing-masing berinisial AHP (18) dan DMT (33), tertangkap tangan usai mengutil sejumlah produk di minimarket tersebut.

Kepala Polsek Pondok Aren, Komisaris Indra Ranudikarta mengatakan, aksi kedua pelaku terbongkar dari kecurigaan kasir minimarket, Dian Lismiati.

“Saksi curiga, pelaku DMT mengambil barang dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah itu, DMT langsung keluar tanpa membayar terlebih dahulu,” kata Kapolsek kepada kabar6.com, Jum’at (21/10/2016).

Sementara, seorang rekannya, AHP tampak menunggu di areal parkir, dengan sepeda motor Yamaha Mio B 6071 VJO.

Oleh Dian, pelaku yang sudah hendak naik ke atas motor kemudian ditegur. dan diminta untuk membayar barang-barang yang telah diambil dari toko.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

“Kemudian, karyawan minimarket mengamankan kedua pelaku dan melaporkan tindak kejahatan pencurian itu kepada kami,” terangnya.**Baca juga: Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT.

Dari tangan kedua pengutil itu, polisi mendapati barang bukti seperti susu kemasan dus dan kaleng, kosmetik, cokelat serta masih banyak produk lainnya.**Baca juga: Rumah Penikam Kapolsek Sepi, Tanpa Police Line dan Bendera Kuning.

Ata‎s perbuatannya, kedua pelaku penguntil dijerat Pasal 363 KUH Pidana tentang Pencurian. “Ancaman hukumannya penjara paling lama tujuh tahun,” tambahnya.(cep)




Rumah Penikam Kapolsek Sepi, Tanpa Police Line dan Bendera Kuning

Kediaman SA di Sepatan, Kab. Tangerang.(shy)

Kabar6-Kediaman Sultan Azianzah atau SA (22), di RT 04/02, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/10/2016) pagi hingga siang terlihat sepi.

Tak terlihat aktivitas apapun. Selain pintu rumah yang tertutup rapat, garis polisi (police line) yang sebelumnya terpasang, juga sudah tak terlihat lagi. Begitupun dengan bendera kuning yang lazimnya dipasang sebagai tanda duka cita.

Meski demikian, beberapa personel dari kepolisian masih terlihat berjaga-jaga dilokasi.

“Habis diperiksa sama polisi, sekarang sudah sepi. Cuma kamarin keluarganya jemput jenazah mas Sultan untuk dimakamin,” ungkap Uci, salah seorang warga setempat.

Uci juga menyebut, tidak adanya bendera kuning yang dipasang di rumah tersebut, dikarenakan jenazah Sultan saat tiba langsung dimakamkan oleh pihak keluarga.

“Gak ada bendera kuning, soalnya mas Sultan langsung dimakamin keluarga di TPU Sodong, Tigaraksa,” terangnya.

Seperti diketahui, SA secara mendadak menyerang tiga polisi dengan pisau di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kawasan pendidikan Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang.**Baca juga: Polisi Geledah Kediaman Penikam Kapolsek Tangerang.

Aksi liar tersebut mengakibatkan tiga polisi terluka. Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi terluka di torak jantung dan dirawat intesif di RS Siloam.**Baca juga: Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT.

Sedangkan Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polrestro Tangerang yang luka dada di kiri dan punggung kiri, kini dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Keluarga Penikam Kapolsek Tangerang Minta Maaf.

Sementara Bripka Sukardi, anggota Satlantas Polsek Tangerang yang luka di punggung kanan dan lengan kanan dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

Pelaku sendiri diringkus dengan cara ditembak kakinya oleh petugas yang ada dilokasi. Beberapa jam kemudian, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Polri.(shy)

**Baca juga: Daftar Racun Paling Mematikan di Dunia.




Kapolri Duga Penikam Kapolsek Tangerang Pengikut JAT

Kapolri Tito saat di RS Siloam Karawaci.(shy)

Kabar6-Pihak kepolisian menduga bila SA (22), pelaku penikam tiga polisi di bilangan Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (20/10/2016) kemarin, diduga terpengaruh dengan gerakan jaringan teroris melalui internet.

Hal itu disampaikan Kapolri Jendral Tito Karnavian, saat membesuk Kapolsek Tangerang Kompol Efendi, korban penikaman SA yang kini masih terbaring di RS Siloam Karawaci.
 
“Dari pengakuan keluarga, SA ini ternyata sering main internet. Dan, kami duga SA terpengaruh jaringan radikal melalui internet. SA pun sempat melarikan diri ke Pondok Pesantren yang dikelola FA di kawasan Ciamis, Jawa Barat,” terangnya.

Diketahui, Pondok Pesantren yang diikuti SA dikelola oleh FA, yang merupakan jaringan lama yang terkait dengan Jamaah Islamiyah, pendukung ISIS dengan pemimpin Maman Abdurachman.

“SA ini diduga salah satu pengikut FA yang merupakan anggota jaringan lama pecahan Jamaah Islamiyah. Namun, FA sendiri sudah meninggal pada 2015 lalu. Dari data yang kami lihat, FA kerap berkunjung ke Nusa kambangan menjenguk Abu Bakar Ba`asyir,” terang Kapolri.

Diketahui, di Indonesia pecahan Jamaah Al Islamiyah yang mendukung ISIS dinamakan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Dan, JAT ini adalah kelompok supporter terkuat di Indonesia untuk ISIS.

Saat ini, pihak kepolisian masih terus menyelidiki jaringan radikal dikawasan Ciamis tersebut. “Masih kita selidiki terus, begitupun dengan apa motif dari SA melakukan hal tersebut,” pungkasnya.

Sementara, Kabid Humas Mapolda Metro Jaya, Kombes Awi mengatakan, bila jenazah SA sudah dijemput dan dimakamkan oleh keluarganya dinihari tadi sekitar pukul 02.30 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

“Waktu pemakaman tengah malam atas permintaan keluarga, karena tidak ingin menunggu terlalu lama. Pemakaman juga dihadiri oleh Wadirkrimum Polda Metro Jaya dan Kapolres Metro Tangerang Kota. Ada orangtua, kakak saudara-saudara SA,” ujar Awi.

Seperti diketahui, SA secara mendadak menyerang tiga polisi dengan pisau di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kawasan pendidikan Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang.

Aksi liar tersebut mengakibatkan tiga polisi terluka. Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi terluka di torak jantung dan dirawat intesif di RS Siloam.**Baca juga: Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar.

Sedangkan Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polrestro Tangerang yang luka dada di kiri dan punggung kiri, kini dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Keluarga Penikam Kapolsek Tangerang Minta Maaf.

Sementara Bripka Sukardi, anggota Satlantas Polsek Tangerang yang luka di punggung kanan dan lengan kanan dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

Pelaku sendiri diringkus dengan cara ditembak kakinya oleh petugas yang ada dilokasi. Beberapa jam kemudian, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Polri.(shy)




Keluarga Penikam Kapolsek Tangerang Minta Maaf

Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan.(shy)

Kabar6-Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan memastikan, bila jasad SA, terduga jaringan teroris yang menyerang tiga polisi di Cikokol Tangerang Kamis (20/10/2016) kemarin, telah dibawa oleh pihak keluarga.

“Kemarin pihak keluarga telah mengambil jasad SA, untuk dimakamkan di sekitar rumahnya,” ujar Kapolda, Jumat (21/10/2016).

Pihak keluarga juga telah meminta maaf atas segala perbuatan SA. “Keluarga sudah minta maaf dan keluarga juga tidak ada keterlibatan atas perbuatan yang dilakukan SA,” ungkap Iriawan.

Seperti diketahui, SA secara mendadak menyerang tiga polisi dengan pisau di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kawasan pendidikan Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang.

Aksi liar tersebut mengakibatkan tiga polisi terluka. Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi terluka di torak jantung dan dirawat intesif di RS Siloam. Kondisinya kritis.**Baca juga: Sebelum Tewas, Penikam Kapolsek Mengaku Suruhan Khilafah di Irak.

Sedangkan Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polrestro Tangerang yang luka dada di kiri dan punggung kiri, kini dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Hari Ini, 60 Siswa Ikuti Seleksi Tim Nasional ASMOPS.

Sementara Bripka Sukardi, anggota Satlantas Polsek Tangerang yang luka di punggung kanan dan lengan kanan dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif.

Pelaku sendiri diringkus dengan cara ditembak kakinya oleh petugas yang ada dilokasi. Beberapa jam kemudian, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Polri.(shy)

**Baca juga: Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar.




Kapolda Iriawan Akui Penikam Kapolsek Punya Kakak Polisi Aktif

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Iriawan.(shy)

Kabar6-Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Iriawan membenarkan bila SA, pelaku penikaman terhadap tiga polisi di Pospol Cikokol pada Kamis (20/10/2016) kemarin, memiliki dua kakak anggota polisi.

“Memang benar, ada dua kakak SA yang merupakan anggota kita (Polda Metro Jaya) dan masih anggota aktif,” ujar Kapolda saat membesuk Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi di RS Siloam Karawaci, Jumat (21/10/2016).

Kapolda menjelaskan, bila kedua kakak SA bahkan telah menjalani rangkaian pemeriksaan di Propam Polda Metro Jaya.

“Hasilnya, tidak ditemukan keterlibatan dua kakaknya. Artinya, SA ini merupakan pelaku tunggal,” ujar Kapolda lagi.

Dijelaskan, bila sedianya SA memang dikenal tertutup. Hubungan adik dan kedua kakanya tidak terlalu akrab. Hanya saja, SA pernah berpamitan pergi ke pesantren di Ciamis.

“Namun, karena SA tidak pulang, maka dua kakaknya itu curiga. Hingga kemudian SA dijemput paksa dan kembali kerumah,” terang Kapolda lagi.

Terkait kepemilikan peluru oleh SA, kedua kakaknya juga tidak mengetahui hal tersebut. “Mereka enggak tahu apa-apa,” ujar Kapolda.

Saat ini pun, Polda Metro Jaya beserta Polda Jawa Barat tengah melakukan pengembangam untuk mencari lokasi pesantresn di Ciamis, Jawa Barat.
Seperti diketahui, SA secara mendadak menyerang tiga polisi dengan pisau di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kawasan pendidikan Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang.

Aksi liar tersebut mengakibatkan tiga polisi terluka. Kapolsek Tangerang, Kompol Efendi terluka di torak jantung dan dirawat intesif di RS Siloam. Kondisinya kritis.**baca juga: Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar.

Sedangkan Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Polrestro Tangerang yang luka dada di kiri dan punggung kiri, kini dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Sebelum Tewas, Penikam Kapolsek Mengaku Suruhan Khilafah di Irak.

Sementara Bripka Sukardi, anggota Satlantas Polsek Tangerang yang luka di punggung kanan dan lengan kanan dibawa ke RSUD Tangerang.**Baca juga: Polisi Pastikan Penikam Kapolsek Tangerang Tewas.

Pelaku sendiri diringkus dengan cara ditembak kakinya oleh petugas yang ada dilokasi. Beberapa jam kemudian, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Polri.(shy)




Hari Ini, 60 Siswa Ikuti Seleksi Tim Nasional ASMOPS

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Hari ini, 60 siswa Sekolah Dasar (SD) dari seluruh Indonesia mengikuti seleksi tim nasional untuk bisa mengikuti Asian Science & Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS) 2016.

Olimpiade sains dan matematika tingkat Asia ini digelar oleh Surya Institute melalui divisi Surya Institute for the Promotion of Science (SIPS).

Ketua Panitia ASMOPS, Christina Simanjuntak mengatakan rencananya, seleksi nasional ini akan dilaksanakan selama tiga hari yakni 21Oktober Hingga 24 Oktober 2016 di Puspitek, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

“Sebelum seleksi para peserta juga akan diberi pelatihan untuk persiapan ASMOPS 2016,” ungkap Christina, Jumat (21/10/2016).

Dari 60 peserta ini akan dipilih 16 siswa yang akan ikut serta dalam ajang ASMOPS 2016. 16 peserta terbaik itu terbagi dalam delapan peserta di bidang study sains dan delapan lainnya untuk bidang matematika, yang kemudian akan dibentuk menjadi empat Tim Nasional.**Baca juga: Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar.

“Empat Tim Nasional ini yang akan berlaga di olimpiade sains dan matematika melawan peserta dari negara lainnya,” ujarnya.(az)




Waspada, Radikalisme “Menyusup” di Ekstrakurikuler Pelajar

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Perkembangan gerakan radikal untuk melawan atau negara di kalangan generasi muda belakangan ini semakin memprihatinkan.

Yang lebih memprihatinkan, radikalisme bahkan disusupkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Muhamad Qustulani dalam sebuah diskusi di Tangerang, Kamis (20/10/2016).

“Kelomlok-kelompok tertentu itu sudah berhasil menyusup ke kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler keagamaan di sekolah-sekolah. Baik tingkat SD, SMP, maupun SMA/SMK,” kata Qustulani.

Menurut dia, saat ini pondasi moral untuk menjadikan generasi muda yang kukuh dalam mencintai Negara Republik Indonesia (NKRI) di sekolah-sekolah, semakin tipis. Akibatnya, mereka  mudah disusupi oleh kelompok tertentu yang mengatasnamakan kepentingan agama.

Yang mengejutkan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan  pihaknya, saat ini tingkat radikalisme di kalangan pelajar cenderung sangat tinggi, mencapai 75 persen.**Baca juga: Sebelum Tewas, Penikam Kapolsek Mengaku Suruhan Khilafah di Irak.

Sehingga mereka sangat mudah untuk melakukan gerakan-gerakan yang radikal.**Baca juga: Kesbangpol Tangerang Minta Warga Tidak Khawatir Terorisme.

Untuk memutus mata rantai paham radikakime tersebut, kata dia, pemerintah harus memasukkan kurikulum atau mata pelajaran tentang nilai-nilai luhur kebangsaan, bahwa bangsa Indonesia itu bukan negara Islam, melainkankan negara yang beridiologi Pancasila.**Baca juga: Polres Cilegon Sosialisasikan Bahaya Narkoba ke Pelajar.

“Permintaan harus dimasukkannya kurikulum itu akan kami berikan kepada pemerintah  melalui Pemda kota Tangerang, Pemkab Tangerang dan Pemda kota Tangerang Selatan,” kata Qustulani.(alby)