Tolong Pak Walikota, Jalan Sentosa Pasar Doyong Rusak

Jalan Sentosa Pasar Doyong yang rusak.(tia)

Kabar6-Sejumlah warga mengeluhkan kondisi kerusakan di sepanjang ruas Jalan Sentosa, kawasan Pasar Doyong, Kelurahan Gembong, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.

Selain menilai bila jalan tersebut sudah tidak layak untuk dilalui, warga juga khawatir saat musim penghujan sekarang ini, ruas jalan tersebut bisa mengancam keselamatan warga.

Narti (40), warga sekitar mengatakan, kerusakan yang ada di sepanjang Jalan Sentosa sudah terjadi bertahun-tahun tanpa penanganan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.

“Jalan ini baru dibeton sekitar 2003 dan sampai saat ini (2016-red) belum pernah diperbaiki. Padahal, kondisi kerusakannya sudah sangat parah. Kawat beton sudah berantakan, sampai betonnya saja jadi keriting,” ungkap Narti kepada kabar6.com, Minggu (20/11/2016).

Tak hanya itu, saat hujan deras tiba, jalan tersebut juga seringkali terendam banjir akibat drainase yang dangkal.

“Ya, saat hujan turun lubang-lubang di jalan tertutup genangan air hingga 30 sentimeter. Saat jalanan kering saja motor sering jatuh karena masuk lubang, apalagi saat lubang tertutup genangan air,” paparnya.

Sementara itu, Fitri (30) karyawati salah satu perusahaan yang sering melintasi jalan tersebut mengakui, bila kondisi jalan itu sangat berbahaya.

“Kondisi jalan seperti ini jelas sangat mengganggu para pengendara. Kalau lewat jalan ini harus ekstra hati-hati, sudah banyak korban yang tergelincir di lubang-lubang sepanjang jalan ini,” ujarnya.**Baca juga: Pedagang Mainan Anak Terkapar di Lapangan Ciputat.

Ia menambahkan agar Pemerintah Kota Tangerang juga memperhatikan kondisi jalan di pinggiran kota.**Baca juga: Rumah Sayur Tangsel Bakal “Jegal” Dua Pasar Induk.

“Pak Walikota, tolong perhatikan jalan pinggiran kota juga jangan hanya fokus pada jalan kota saja,” tutupnya. (tia)




Rumah Sayur Tangsel Bakal “Jegal” Dua Pasar Induk

Pedagang di Pasar Ciputat tunggu pembeli.(yud)

Kabar6-‎Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) untuk membuat Rumah Sayur, kiranya bukan tanpa tujuan.

Salah satunya adalah, agar pedagang pasar tradisional diwilayah itu, tidak lagi membeli pasokan sayur mayur dari Pasar Induk Tanah Tinggi di Kota Tangerang dan Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta.

“Ada sekitar 10 ton sayuran setiap harinya masuk ke pasar-pasar tridisional di Tangsel,” kata Kepala Pasar Ciputat, Ardani ditemui di Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, kemarin.

Menurutnya, setelah ada Rumah Sayur nanti, maka para pedagang di pasar-pasar tradisional dan modern di Kota Tangsel, tak perlu lagi belanja ke pasar induk.

Berkaitan dengan Rumah Sayur, diutarakan Ardanih, pihaknya pertama kali menyampaikan rencana tersebut ke pihak UPT Pasar Kota Tangsel.

Hal itu menyikapi sering adanya keluhan pedagang terkait kenaikan harga sayur di pasar tersebut.**Baca juga: Pedagang Mainan Anak Terkapar di Lapangan Ciputat.

“Ahamdulillah UPT Pasar menerima masukan kita adanya Rumah Pasar. Kita buat percontohan disini. Sosialisasinya juga sudah kita berikan ke pedagang,” utaranya.**Baca juga: Polisi Bekuk Pengguna Ganja di Depan Teras Kota.

Ardanih bilang, dirinya dengan optimis dengan adanya Rumah Sayur. Selain mampu memenuhi kebutuhan pasar, dengan sistem jemput langsung sayur ke tangan petani, kualitas barang dapat jauh lebih terjamin.**Baca juga: Pemkot Tangsel Bakal Terapkan Layanan Jemput Bola.

“Pasti aman stoknya. Kita terus buka komunikasi dengan para petani di daerah. Paling tidak, jumlah barang yang disediakan diatas kebutuhan,” pungkasnya.(yud)




Pemkot Tangsel Bakal Terapkan Layanan Jemput Bola

Camat Wahyudi serahkan nasi tumpeng.(yud)

Kabar6-Warga di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mulai kini bakal lebih mudah mendapatkan pelayanan dokumen penting.

Pemohon sudah tak perlu lagi repot-repot datang ke kantor-kantor pelayanan, karena diterapkan sistem jemput bola.

Demikian diungkapkan Camat Setu, ‎Wahyudi Leksono di Jalan Pahlawan Seribu, Minggu (20/11/2016). “Petugas kami namakan Tim Raider,” ungkapnya.

Menurutnya, pembentukan Tim Raider ini bertepatan dalam rangkaian acara hari jadi Kota Tangsel ke-8. Aparatur wilayah di Kecamatan Setu yang tergabung dalam Tim Raider, bertugas mengantarkan segala dokumen yang diurus warga setempat.

Dan, terang Wahyudi, jika dokumen milik warga telah selesai, maka tak perlu lagi mengambil ke kantor-kantor pelayanan di sekitar Kecamatan Setu. Tapi Tim Raider akan mengantarkan langsung ke rumah pemohon pembuatan dokumen.

“Contohnya seperti KTP Elektronik, akan diantarkan langsung ke rumah pemohon tanpa dipungut biaya oleh petugas‎,” terangnya.**Baca juga: Rencana Pendirian Rumah Sayur Ditanggpi Dingin Oleh Pedagang.

Wahyudi menyebut, bila semua aparatur kelurahan ada koordinatornya yang akan mengantarkan seluruh permasalahan kependudukan yang ada di Kecamatan Setu.
“Tim ini yang bertanggung jawab mengantarkan KTP maupun berkas lainnya dari kelurahan ke kecamatan, bahkan hingga ke rumah warga langsung,” jelasnya. **Baca juga: Polisi Bekuk Pengguna Ganja di Depan Teras Kota.

Manakala ada warga yang tidak bisa hadir ke kecamatan, maka kata Camat Wahyudi, warga bisa menelepon untuk dijemput berkasnya oleh tim rider ini. Sehingga berkas aman dan dapat membantu masyarakat yang sedang sibuk. (yud)




Polisi Bekuk Pengguna Ganja di Depan Teras Kota

NH, pemuda pengguna ganja yang ditangkap.(cep)

Kabar6-NH (26), warga Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabuaten Tangerang, dibekuk aparat Satresnarkoba Polresta Tangerang Selatan (Tangsel), lantaran terlibat kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja, Minggu (20/11/2016).

NH dibekuk usai bertransaksi narkoba dengan salah seorang pengedar di depan Mal Teras Kota, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel.

Dari tangan pelaku, petugas berhasil menyita barang bukti berupa dua paket kecil ganja kering siap pakai seberat 5,56 gram.

Kasubag Humas Polres Tangsel, Kompol Mansuri mengatakan, penangkapan bermula dari informasi masyarakat jika kerap terjadi transaksi ganja di wilayah tersebut.

“Info warga itu ditindaklanjuti anggota Unit II Satresnarkoba, dengan melakukan  penyelidikan. Setelah mendapati pria yang dicurigai, kemudian dilakukan penggeledahan dan didapati dua paket narkotika jenis ganja,” kata Mansuri.

Kepada petugas, tersangka mengaku memperoleh narkotika jenis ganja dari seorang pria bernama Alfian, yang kini masuk dalam DPO.**Baca juga: Rencana Pendirian Rumah Sayur Ditanggpi Dingin Oleh Pedagang.

“Tersangka mengaku sudah membeli ganja tujuh kali, namun barang itu hanya untuk diserahkan kepada orang lain,” kata Mansuri.**Baca juga: Pedagang Mainan Anak Terkapar di Lapangan Ciputat.

Tersangka dan barang bukti selanjutnya dibawa ke Mapolres Tangsel guna penyelidikan lebih lanjut.(cep)




Rencana Pendirian Rumah Sayur Ditanggpi Dingin Oleh Pedagang

Pedagang sayur mayur di Tangsel.(yud)

Kabar6-Renca‎na pendirian Rumah Sayur di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditanggapi datar oleh para pedagang. Harapan mereka sederhana, pasokan komoditi pertanian tercukupi dan harga stabil.

Eko (43), salah satu pedagang sayuran di Pasar Ciputat dijanjikan bila nantinya harga komoditi yang disediakan dinilai akan lebih murah dari distributor. Ia juga belum paham soal masalah teknis distribusi yang akan dijalankan oleh pengelola Rumah Sayur.

“Katanya resiko rugi kita berjualan menjadi kecil. Nanti katanya kita membeli sayur sama koordinator Rumah Sayur,” katanya, Sabtu (19/11/2016).

Selama ini para pedagang membeli komoditi pertanian di pasar induk. Mereka seringkali tidak mengetahui bila harga sayuran naik. Eko bilang, karena terpaksa pedagang akhirnya belanja meski harganya mahal.

Ia menambahkan, dengan konsep perdagangan di pasar tradisional seperti ini, rupanya masih menyisakan kekhawatiran pedagang. Menjadi pertanyaan, apakah ketersediaan barang di tingkat petani bakal mencukupi kebutuhan pedagang dan konsumen atau tidak. Sementara, pasokan sayur dari pasar induk atau pedagang besar sebelumnya bakal terputus.

“Pedagang biasanya enggak cuma belanja barang dari satu tempat. Kalau satu kosong ya pindah cari ke tempat lain. Katanya lewat Rumah Sayur lebih murah. Mudah-mudahan stok barangnya juga lengkap,” harapnya.

Yatni, 51, pedagang sayur lainnya di Pasar Ciputat ikut menimpali, selama ini pedagang pasar sering menjadi kambing hitam apabila harga kebutuhan pokok sedang melonjak. Padahal, kondisi demikian sudah terjadi di tingkat pasar induk.**Baca juga: Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur.

“Pembeli pada enggak mau tahu. Komplainnya ke kita, katanya mahal banget. Kita juga enggak mau jualan mahal. Untungnya juga sama saja, yang ada masih risiko rugi,” ketusnya.**Baca juga: Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur.

Meski kerap menjumpai kelangkaan barang di tingkat hulu, namun dikatakan Yatni aktifitas perdagangan masih tetap berjalan. Hanya saja jumlah pembelian lebih sedikit untuk meminimalisir kerugian sebagai dampak kenaikan harga.**Baca juga: Pedagang Mainan Anak Terkapar di Lapangan Ciputat.

“Jual harga mahal bukan berarti dapat untung besar. Malah bisa rugi karena keburu menyetok barang. Pembeli mau belanja pada bingung karena duitnya (uang) kurang atau karena apa,” terangnya.(yud)




Pedagang Mainan Anak Terkapar di Lapangan Ciputat

Kabar6-Seorang pria pedagang mainan anak-anak, Kusmana (54), ditemukan tewas telungkup di Lapangan Pitamia, RT 03/03, Parung Beunying, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (20/11/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, Kompol Mansuri mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh Ingka alias Andi Unli (52), warga sekitar.

“Saat ditemukan, korban sudah dalam posisi telungkup di Lapangan Pitamia dan sudah tak bernyawa lagi. Tidak ada tanda-tanda kekerasan maupun luka ditubuhnya,” ujar Mansuri.

Diduga, korban tewas akibat penyakit darah tinggi yang dideritanya. “Dari keterangan Mulyati, istri korban, memang korban memiliki riwayat penyakit darah tinggi,” ujar Mansuri.**Baca juga: Kader HMI se-Jabotabeka-Banten Diminta Tenang.

Sementara, di saku celana korban juga ditemukan sebuah dompet berisi uang Rp544.000, SIM C atas nama korban dan STNK motor B 6203 WJQ, berikut sepeda motor Honda Vario B 6203 WJQ.**Baca juga: Tidak Capai Target, Karyawan Perusahaan Ini Dihukum Makan Cacing Hidup.

Mengingat istri korban meminta agar jenazah langsung disemayamkan di rumah duka di Jalan Aria Putra, RT 06/15, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Tangsel, maka tidak dilakukan visum ata jenazah korban.(cep)




Kader HMI se-Jabotabeka-Banten Diminta Tenang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jabotabeka-Banten, diimbau agar tetap tenang dan tidak gaduh, dalam menyikapi kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Demikian disampaikan Ketua Umum Badan Koordinasi HMI Jabotabeka-Banten, Abdul Robbi Syahrir, lewat siaran pers yang diterima redaksi kabar6.com melalui surat elektronik, Sabtu (19/11/2016).

Dalam keterangan tertulisnya, Robbi Syahrir menyerukan kepada seluruh kader HMI, untuk mempercayakan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian, dimana ini Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Kami mengapresiasi kinerja kepolisian yang telah melaksanakan tugasnya secara profesional, sehingga akhirnya Ahok menjadi tersangka,” ujar Abdul.

Selain itu, Abdul juga meminta kepada seluruh cabang se-Jabotabeka Banten, untuk tetap menjaga situasi kondusif, mengingatperjuangan yang dilakukan oleh HMI, merupakan perjuangan umat Islam.

“Kepada seluruh kader HMI se-Jabodetabeka-Banten untuk tetap tenang dan menahan diri, aktif mengawal proses penegakan hukum Ahok,” ujarnya.

Sementara, terkait empat kader HMI yang sempat diamankan polisi beserta Sekretaris Jenderal PB HMI, Ami Jaya beberapa waktu, Abdul mengimbau agar kader HMI tidak terhasut dan terpropokasi dalam kasus ini.

Itu mengingat kini empat kader HMI yang terindikasi sebagai provokator dalam aksi demo tersebut, sudah ditangguhkan penahanannya, dan hanya diberikan status wajib lapor.**Baca juga: KPU RI: Meski Jadi Tersangka, Ahok Masih Jadi Cagub.

“Kader HMI jangan terpengaruh oleh hasutan-hasutan dan isu-isu, dari pihak yang tidak bertanggungjawab, serta upaya-upaya yang memanfaatkan situasi ini sebagai komoditas politik,” ujarnya.**Baca juga: 20 Tahun Beroperasi Ilegal, BTS di Serpong Disegel.

Berikut pernyataan sikap Badan Koordinasi HMI Jabotabeka-Banten;

1.  Syukur yang mendalam kami ucapkan kehadirat Illahi Rabbi atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang senantiasa tercurah limpahkan kepada seluruh kader HMI, terutama pada keempat kader HMI jabodetabeka-Banten yang ditahan dan hari Kamis, 17 November 2016 lalu sudah dibebaskan.

Kemudian atas perjuangan seluruh kader HMI se-Jabodetabeka-Banten dalam mengawal penegakkan hukum Penistaan Agama yang dilakukan oleh saudara Basuki Tjahaya Purnama yang kemarin telah dinyatakan sebagai tersangka.

2. Mengapresiasi kinerja kepolisian Republik Indonesia yang telah melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga akhirnya Ahok menjadi tersangka.

3. Menyerukan kepada seluruh kader HMI se-Jabodetabeka-Banten untuk tetap tenang dan menahan diri, aktif mengawal proses penegakan hukum Ahok selanjutnya, serta tidak terpengaruh oleh hasutan-hasutan dan isu-isu dari pihak yang tidak bertanggungjawab serta upaya-upaya yang memanfaatkan situasi ini sebagai komoditas politik.

4.  Mengimbau kepada seluruh cabang-cabang HMI se-Jabodetabeka-Banten untuk senantiasa berdo’a dan tetap yakin bahwa usaha dan perjuangan ini adalah semata-mata dalam upaya mewujudkan keadilan bagi umat islam, atas penistaan agama oleh Ahok.(rilis/tom migran)




20 Tahun Beroperasi Ilegal, BTS di Serpong Disegel

Menara BTS di Serpong yang disegel.(yud)

Kabar6-‎Bangunan menara jaringan telekomunikasi atau Base Traceiver Station (BTS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali disegel.

Kali ini, sanksi tegas itu diberikan pada BTS yang terletak di RW 09, Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong. Itu lantaran tidak mengantongi dokumen resmi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Kota Tangsel, Muhdini mengungkapkan, BTS milik PT Inti Bangun Sejahtera ini dipastikan illegal.

Regulasi yang dilanggar yakni Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Dishubkominfo. “BTS ini telah mencuri star, ngebangun sebelum memiliki IMB,” kata Muhdini, Sabtu (19/11/2016).

Ia menerangkan, ketika penyegelan BTS dilaksanakan pihaknya juga turut menghadirkan pemilik tanah sebagai saksi.

Satpol PP Kota Tangsel mengaku‎ tidak akan melepas segelan sebelum perusahaan jaringan telekomunikasi Smartfren mengantongi perizinan resmi.

“Tentunya BTS bisa dioperasikan kembali kalau pemiliknya sudah punya IMB resmi,” terang Muhdini.

Staf PPNS Satpol PP Tangsel Muhdini menjelaskan, BTS milik PT Inti Bangun Sejahtera telah mencuri star membangun menara, padahal mereka belum mengantongi ijin.

“Kita menyegel BTS Smartfren ini, karena belum mengantongi ijin, dan BTS ini telah melanggar Perda No 5 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan komunikasi dan informasi,”ungkapnya.

Pihaknya menyegel dengan kertas segel nomor 026/November/SET-PPNS Tangsel. “Kita segel, dan pihak pemilik tanah menyaksikan, BTS ini bisa berfungsi jika sudah memiliki IMB, namun jika tidak Satpol PP tidak dapat membuka segel tersebut,”katanya.

Ika, pemilik lahan menara BTS telah menyewa lahan kepada orangtuanya selama 20 tahun. “Itu milik Smartfren, dan telah menyewa selama 20 tahun, dengan biaya per tahunnya sebesar Rp 20 juta,” ungkapnya.**Baca juga: HUT PGRI ke-71, 30 Ribu Guru di Kota Tangerang Ikut Gerak Jalan.

Ika mengatakan, awalnya keluarga tidak mau, namun karena orangtuanya sudah melakukan perjanjian dan meminta nominal, yang sebelumnya diajukan Rp 23 juta menjadi Rp 20 juta per tahunnya.**Baca juga: Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur.

Namun Ika mengklaim tidak mengetahui kalau BTS Smartfren tidak memiliki izin resmi. “Kalau soal ijin saya gak tahu, biarkan itu urusan pemilik BTS,” ujarnya.(yud)




HUT PGRI ke-71, 30 Ribu Guru di Kota Tangerang Ikut Gerak Jalan

Gerak Jalan HUT PGRI ke 71.(tia)

Kabar6-Sebanyak 30 ribu guru dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tangerang, ikut ambil bagian dalam event gerak jalan santai yang dimulai di kawasan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Sabtu (19/11/2016).

Sedianya, kegiatan ini diselenggarakan guna memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional 2016 dan HUT PGRI ke 71.

“Selain gerak jalan, juga ada beberapa kegiatan seperti lomba volly, paduan suara hingga tenis meja tingkat Kota Tangerang,” ujar Ketua PGRI Kota Tangerang, Jamaludin.**Baca juga: Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur.

Kegiatan gerak jalan santai ini dibuka langsung oleh Walikota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah dan dihadiri oleh segenap pimpinan SKPD, pelajar dan masyarakat Kota Tangerang.**Baca juga: Hadiri Festival Budaya, Airin Sapa Warga dengan Bahasa Jawa.

“Pak Walikota juga turut berpartisipasi dalam gerak jalan bersama ini, bahkan memberikan sumbangan doorprize umrah ke tanah suci, bagi peserta gerak jalan yang beruntung,” tutupnya.(tia)




Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur

Pedagang sayur mayur di Kota Tangsel.(yud)

Kabar6-Penjajakan dengan kelompok tani dan pemerintah daerah tetangga sedang digalang. Langkah ini terkait rencana didirikannya Rumah Sayur di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai tahun depan.

‎Sedianya, kerjasama dengan daerah lain dalam bidang pertanian itu, sudah dilaksanakan Kota Tangsel sejak periode 2015 lalu.

Seperti dengan daerah di Bandung, Bogor, dan Sukabumi, Jawa Barat. Point kesepakatan dalam kerjasama ini adalah, semua pihak mendapat keuntungan.

“Kita bisa beli murah, sedangkan hasil kebun petani laku terjual. Sedangkan soal bagaimana sayurannya cepat terjual, terkadang masih menjadi permasalahan di kalangan petani,” kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, Rohidin, Sabtu (19/11/2016).

Ia menjelaskan, dalam menjalankan program ini, Unit Pelayanan Tekhnis (UPT) Pasar Tangsel menunjuk Pasar Ciputat sebagai pilot project atau program percontohan Rumah Sayur.

Kedepan, semua pasar di Kota Tangsel akan bekerjasama dengan Rumah Sayur untuk memutus rantai distribusi sayur dan memperoleh barang dengan harga murah.

“Para pedagang di enam pasar secara bertahap akan bekerja sama dengan Rumah Sayur. Jadi kita seakan punya enam pasar induk. Nantinya juga kita layani penjualan ke daerah lain seperti Jakarta,” paparnya.

Koordinator Rumah Sayur, Husein Hamidy menambahkan, setiap hari barang diantar kelompok tani rekanan atau dijemput langsung Rumah Sayur. Pergerakan harga tetap mendapat pengawasan secara ketat. Dengan begini, kontrol harga dapat dengan mudah dilakukan.

“Harga di pasar tradisional kita harus lebih murah dari pasar induk. Jelas berapa membeli dan harus menjualnya. Harus ada keseragaman harga,” ujar Husein.**Baca juga: KPK Tunjuk Aplikasi SIMRAL di Tangsel Sebagai Rujukan.

Saat ini, tim Rumah Sayur Tangsel terus melakukan survei ketersediaan sayur ke beberapa daerah. Peninjauan akan dilakukan apabila ada titik yang dapat mengakomodir kebutuhan pasar di Kota Tangsel.**Baca juga: Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur.

“Kita sekarang sedang lakukan survei di daerah Bandung Barat. Petani lebih memilih bekerjaama dengan pemerintah ketimbang tengkulak, karena lebih aman. Terkadang tengkulak justru sengaja menjatuhkan harga di lingkungan petani,” tandasnya.(yud)