1

KNPI: Pemkot Tangsel Gagal Laksanakan PPDB

Massa dari KNPI Kota Tangsel unjuk rasa di depan Pemkot Tangsel. (yud)

Kabar6-Puluhan orang dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel)‎ melakukan unjuk rasa. Mereka menilai Pemkot Tangsel telah gagal dalam melaksanakan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB). Lantaran banyak ditemukan kecurangan.

Koordinator Aksi Aan Sunarya mengatakan KNPI Kota Tangsel telah membuka posko pengaduan. Sejak dibuka sudah banyak orangtua/wali murid warga sekitar yang resmi melaporkan adanya kecurangan.**Baca Juga: Anang: Pemkot Tangsel Membunuh Masa Depan Anak Saya

“Ada sekitar 10 data laporan yang sudah kami terima,” kata Aan kepada kabar6.com di Balaikota Tangsel, Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, Rabu (‎12/7/2017).

Menurutnya, domisili warga pelapor tersebar dari tujuh wilayah kecamatan di Kota Tangsel. Mekanisme awal setiap warga pelapor diwajibkan mengisi form identitas dan petanggungjawaban terhadap data yang diberikan.

“Kami tidak ingin laporan dan data yang disampaikan asbun (asal bunyi, red),” terang Aan.**Baca Juga: PPDB Online di Tangsel Dianggap Belum Siap 

Pantauan di lapangan, massa aksi unjuk rasa membentangkan spanduk dan leaflet bertuliskan sikap protes atas carut marutnya PPDB online tingkat SMP di Kota Tangsel. Sebut saja seperti, ‘Jangan Rampas Hak Kami’, ‘Tangsel Butuh Pendidikan yang Layak’, ‘Turunkan Airin’.

Aan mengaku pihaknya menolak saat Pemerintah Kota Tangsel mengajak berdialog dengan tujuh orang delegasi pendemo. Ia bilang pertemuan dengan pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Taryono, tidak akan ada artinya.

“Dia itu tidak punya kebijakan‎ kuat soal PPDB. Lihat saja, kami akan demo lagi sebelum kepala daerah di Tangsel punya political will (kemauan politik) yang baik,” tegasnya.(yud)

 




Disnaker Tangerang Akui Server Bursa Kerja Online “Lemot”

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang mengakui masih lemot atau lemahnya server Online untuk Bursa Ketenangankerjaan diwilayahnya.

“Sebetulnya untuk memudahkan masyarakat mencari pekerjaan, kita membuat sistem bursa kerja online. Namun, karena perangkatnya tidak memadai, terpaksa hal itu tertunda,” ungkap Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja pada Disnaker Kabupaten Tangerang, Tifna Purnama, Rabu (12/7/2017).

Lemahnya sistem tersebut, kata Tifna, dipicu oleh minimnya perangkat keras dan sumber daya manusia guna menunjang sistem bursa kerja online.**Baca juga: Cegah Teroris dan Esek-esek, Polisi Data Rumah Kos di Tangerang.

Padahal, pihaknya sudah mengajukan pada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang terkait pengadaan perangkat keras berupa server, guna menunjang bursa kerja online.**Baca juga: Server Bursa Kerja Online di Tangerang “Lemot”.

“Untuk server itu kurang lebih memakan dana 700 juta. Sebetulnya pun, sistemnya sudah berjalan namun, perangkatnya yang tidak memadai,” pungkasnya.(agm/shy)




Cegah Teroris dan Esek-esek, Polisi Data Rumah Kos di Tangerang

Pendataan rumah kos dan kontrakan di Tangerang.(Agm)

Kabar6-Mewaspadai gerakan kelompok terorisme, petugas Polsek Panongan hari ini, Rabu (12/7/)2017), mulai melakukan pendataan terhadap ratusan rumah kontrakan dan kos-kosan diwilayah hukuimnya.

Salah satu titik lokasi rumah kontrakan dan kos-kosan yang disisir petugas diantaranya di Kelurahan Mekar Bhakti, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang.

Babinkamtibmas (Bintara Pembinaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat,red) Polsek Panongan, Brigadir M. Habibie menjelaskan, pendataan terhadap para pemilik rumah kontrakan dan kos-kosan merupakan cara terbaik untuk mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan dan faham radikal.

“Pendataan ini merupakan cara terbaik untuk mengetahui identitas dan kegiatan sehari-hari dari penghuni kontrakan maupun kost-kostan,” ungkap Brigadir M. Habibie.

Selain itu, lanjut Habibie, langkah ini dilakukan agar tidak ada rumah kontrakan dan kos-kosan yang digunakan sebagai ajang prostitusi terselubung.

“Tiap penghuni kontrakan wajib memberikan identitas diri dan bagi yang sudah berkeluarga wajib memberikan surat nikah,” tegas Habibie.

Sementara itu, Lurah Mekar Bhakti Rahmat Hidayat berharap masyarakat dapat bekerjasama demi terciptanya ketertiban kenyamanan dan keamanan diwilayahnya.

“Data awal, ada sekitar 600 rumah kontrakan dan kost-kostan yang dimiliki oleh 60 orang pemilik,” terang Rahmat.

Rahmat mengaku, pendataan ini akan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.**Baca juga: Di Indonesia Ada 5800 Perlintasan Kereta Api Liar.

“Pendataan ini kami lakukan secara rutin. Tiap ada warga penghuni baru ya harus didata tanpa terkecuali,” tutup Rahmat.**Baca juga: Bank Pakistan Bangun Gerai ATM Tertinggi di Dunia.

Diketahui, dengan luas wilayah mencapai 350 hektar, Kelurahan Mekar Bhakti dihuni oleh 21 ribu jiwa yang terbagi menjadi 8 ribu kepala keluarga kedalam 16 RW dan 84 RT.(agm)




Lurah Ciputat: Penghuni Apartemen Sulit Dikontrol

Apartemen (illustrasi)

Kabar6. Menjamurnya apartement di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), tak ayal membuat aparatur pemerintah setempat tak dapat berbuat banyak dalam menertibkan keberadaan para penghuni yang mayoritas pendatang.

Seperti diakui Lurah Ciputat, Kecamatan Ciputat, Cecep Iswadi. Untuk mewujudkan terbentuknya Rukun Tetangga (RT) pada hunian vertical yang berada di wilayahnya itu dianggap tak mudah.

“Karena kalau kita bentuk pemekaran RT atau RW untuk di apartemen itu, telah diatur oleh Peraturan Walikota (Perwali) 33 tahun 2013 yang mengharuskan adanya 40 KK beridentitas lokal,” ujar Cecep Iswadi, Selasa (11/07/2017).

Sehingga untuk mengontrol keberadaan para penghuni itu, kata Cecep, ia bersama aparatur setempat rutin melakukan pendataan di apartemen yang berada di RT1/10.  “Seperti saat puasa kemarin. Dan nanti kita akan data lagi,” katanya.

Namun tak dipungkiri, nantinya keberadaan suatu RT di sebuah apartemen menang sangat diperlukan. 

“Suatu saat memang perlu. Tapi harus didata dulu. Mau tidak mereka menjadi penduduk sini. Karena kebanyakan mereka ialah pekerja atau mahasiswa yang menyewa apartemen itu,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi keberadaan teroris di wilayahnya, ia pun selalu mensosialisasikan kepada warga 

 “Sosialisasi itu dimulai dari saya main bola dan pengajian dengan warga. Karena menjaga lingkungan akan bahaya teroris, bukan hanya tanggung jawab polisi, Pemda dan RT/RW. Tapi tugas kita semua,” imbuhnya.(Cep) 

 




Takut Ditembak Mati, Teman Penembak Italia Menyerahkan Diri

Sudirman akhirnya menyerahkan diri.(*)

Kabar6- Sudirman, salah satu pelaku perampokan yang menewaskan seorang mahasiswi bernama Italia Chandra Kirana Putri (23), menyerahkan diri kepada aparat kepolisian.

“Pelaku menyerahkan diri karena khawatir atas pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang akan menindak tegas jika tidak menyerahkan diri,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho, Selasa (11/7/2017).

Italia  yang tinggal di Jalan Gunung Raung, Perum Bugel Indah, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Banten diberitakan tewas setelah ditembak orang tak dikenal yang tengah mencuri di depan rumahnya. Italia adalah mahasiswi Kedokteran Gigi Universitas Trisakti yang di kalangan teman-temannya dikenal sebagai sosok yang baik, cantik dan pintar.

Kombes Rudy Heriyanto menyatakan pelaku dan keluarganya khawatir bahwa petugas akan melakukan tindakan tembak di tempat apabila Sudirman tidak menyerahkan diri.

Aparat Polda Metro Jaya telah mengidentifikasi wajah dan identitas salah satu pelaku yang berperan sebagai ‘joki’ saat berupaya merampok sepeda motor dengan menggunakan senjata api. Wajah Sudirman terekam jelas dalam rekaman closed-circuit television (CCTV) tetangga Italia di Karawaci, Kota Tangerang. Sudirman memboncengkan Saiful setelah penembakan.

Sebelumnya, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang telah menembak mati eksekutor yang menewaskan Italia yang bernama Saiful di Lampung Tengah pada Minggu (9/7/2017) sekira pukul 14.00 WIB. Petugas menembak mati Saiful karena dia melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata api ketika penyergapan di tempat persembunyiannya berlangsung.(Z/hpmj)

 




Bandar Besar Narkotika Dibekuk di Serpong Utara

Barang bukti narkotika. (dina)

Kabar6-Polresta Tangerang Selatan (Tangsel) berhasil mengungkap peredaran ekstasi ribuan butir. Tiga pelaku yakni SRD (17), MF (210 dan AG (26) ditangkap dengan barang bukti ekstasi sebanyak 1.835 butir.

Wakapolres Tangsel Kompol Bachtiar Alponso mengatakan pihaknya lebih dulu menangkap SRD dan MF di Pakujaya, Serpong Utara, Kota Tangsel. Keduanya ditangkap saat akan melakukan transaksi sat paket sabu.

“Dari keterangan SRD dan MF polisi mengantongi identitas AG dan meringkusnya di Pakujaya, Serpong Utara,” paparnya.**Baca Juga: Yah Beib Aku Kena Razia KTP di Serpong

Bachtiar mengatakan dari tangan AG, polisi menyita barang bukti ekstasi sebanyak 1.835 butir. Bahkan, AG mengaku dirinya usai bertransaksi puluhan ribu butir ekstasi dan satu kilogram sabu.

“Kurang lebih ada 50 ribu butir ekstasi dan 1,5 kilogram sabu. Semuanya sudah diantar ke pemesan,” katanya.

Kepada polisi, AG mengakui barang haram tersebut diperoleh dari bandar bernama Abeng. Setiap mengantar, AG diberi upah Rp10 juta.**Baca Juga: Warga Resah, Jalan di Cilenggang Kurang PJU

Atas perbuatannya, SRD dan MF dijerat Pasal 114 dan Pasal 112 dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara.
Sedangkan AG terjerat Pasal 114 dan 112 ayat (2) dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau pidana mati dan denda paling sedikit Rp1 miliar.(dina)




Yah Beib Aku Kena Razia KTP di Serpong

Operasi Yustisi di Serpong. (yud)

Kabar6-Ribuan pengendara yang melintasi Jalan Raya Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tak berkutik. Mereka hanya bisa pasrah ketika dicegat oleh petugas gabungan yang memaksa berhenti.

Seperti yang dialami seorang wanita cantik pengendara motor Honda Scopy.‎ Mimiknya memperlihatkan sikap panik bercampur kesal saat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel minta ia memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) miliknya.**Baca Juga: Hawa Panas di Rumah Warga, BMKG Banten Diminta Turun Tangan

“Yah beib aku‎ kena razia nih di Serpong,” katanya saat menghubungi pria teman dekatnya lewat sambungan telepon di depan BSD Square, Kecamatan Serpong, Selasa (11/7/2017).

Wanita cantik yang diduga berusia kurang dari 25 tahun itu coba bertanya-tanya kepada petugas. Ia kembali mencoba merayu petugas pria yang ikut Operasi Yustisi Kependudukan (OYK)‎.**Baca Juga: Banjir, Begini Nasib Santri di Ponpes Al-Tsaniyyah

Petugas pun tak bergeming. Selanjutnya wanita yang mengaku hendak berangkat kerja ini digiring  menuju tenda. Sikapnya terlihat risih saat kabar6.com mencoba mewawancarai alasan dirinya tak memiliki dokumen resmi kependudukan.

Di tenda itu terdapat jejeran meja duduk petugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel dan Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Petugas pun langsung melakukan sidang di tempat karena melanggar Tindak Pidana Ringan (Tipiring)‎.

“(KTP-elektronik) punya saya belum jadi,” kilah wanita berbalut jaket hitam yang mengenakan kaos warna pink.

Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Kota Tangsel, Heru Sudarmanto mengungkapkan pada OYK kali ini terjaring sebanyak 2.375 orang pengendara motor dan mobil. Total warga yang terbukti melanggar ada 100 orang.

“Ke-100 orang pengendara tidak membawa KTP,” ungkapnya. Bagi setiap orang yang terbukti kena tipiring‎ dikenai sanksi denda administrasi sebesar Rp50 ribu.

Heru menjelaskan, kegiatan OYK‎ menjadi sarana edukasi bagi seluruh masyarakat yang telah diatur oleh undang-undang. Setiap warga negara wajib membawa kartu identitas kependudukan bila bepergian.

“Semua yang kena tipiring ini Warga Negara Indonesia. Kalau warga asing tadi bisa memperlihatkan dokumen resminya,” jelasnya.(yud)




Ini Anggaran Pengamanan Pilkades Kabupaten Tangerang

Persiapan pasukan di Kabupaten Tangerang. (shy)

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menggeluarkan anggaran untuk pengamanan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) sebesar Rp1,4 miliar.

Dana hibah tersebut diberikan kepada tiga Polres yang berada di Kabupaten Tangerang yakni, Polresta Tangerang, Polrestro Tangerang dan Polresta Tangerang Selatan (Tangsel).**Baca Juga: Jelang Pilkades, Pemdes Gelar Tahapan

“Untuk pengamanan pilkades yang akan dilaksanakan pada 27 Agustus nanti, kita mendapatkan dana hibah dari pemerintah daerah. Dana itu kita berikan pada tiga polres mengingat, desa yang mengadakan pilkades tidak semuanya bernaung diwilayah hukum Polresta Tangerang,” ungkap Kepala Bidang Pemerintah Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD), Tisna Hambali, Selasa (11/7/2017).

Diketahui, untuk Polrestro Tangerang sebesar Rp150 juta, Polresta Tangsel Rp150 juta dan Polresta Tangerang Rp1,1 miliar.**Baca Juga: Pascakisruh, Desa Cijeruk Siap Gelar Pilkades

“Untuk Polresta Tangerang lebih banyak, karena ada 12 desa yang masuk wilayah hukum mereka. Selebihnya, wilayah hukum Polrestro Tangerang dan Polresta Tangsel,” ujarnya.

Berikut sejumlah desa yang melaksanakan Pilkades berikut wilayah hukum :

Polresta Tangerang

Kecamatan Jambe : Desa Pasir Barat
Kecamatan Solear : Desa Cikasungka
Kecamatan Mekarbaru : Desa Cijeruk
Kecamatan Mauk : Desa Tegal Kunir Kidul
Kecamatan Cikupa : Desa Bitung Jaya
Kecamatan Tigaraksa : Desa Pasir Nangka
Kecamatan Panongan : Desa Rancaiyuh
Kecamatan Kemiri : Desa Kemiri dan Legok Sukamaju
Kecamatan Sukadiri : Desa Pekayon, Desa Kosambi dan Desa Gintung.

Polrestro Tangerang Kota

Kecamatan Pakuhaji : Desa Keramat
Kecamatan Teluknaga : Desa Tanjung Burung

Polresta Tangerang Selatan

Kecamatan Curug : Desa Cukanggalih
Kecamatan Cisauk : Desa Sampora. (Shy)




Warga Resah, Jalan di Cilenggang Kurang PJU

Kondisi Jalan Raya Serpong. (dina)

Kabar6-Warga dan pengendara  di pertigaan Jalan Raya Serpong, Cilenggang, Serpong, Tangsel resah. Pasalnya, di jalan ini berlubang dan kurang Penerangan Jalan Umum (PJU).

Kusmanto (43), warga yang tinggal di daerah Cilenggang, seringkali melewati jalan tersebut pada malam hari dan dan tidak melihat adanya jalan rusak di depannya.

“Iya di sini kurang lampu jalan, ditambah lagi jalanannya juga rusak. Jadi kalau jalan malam-malam tidak terlihat, bahaya sekali untuk pengendara motor yang melintasi,” ujarnya, Selasa (11/7/2017).**Baca Juga: Banjir, Begini Nasib Santri di Ponpes Al-Tsaniyyah

Pantauan Kabar6.com, memang di jalan tersebut kurang penerangannya dan berbahaya bagi pengendara yang melintasi jalan tersebut. (dina)




Hawa Panas di Rumah Warga, BMKG Banten Diminta Turun Tangan

Ilustrasi lantai panas.(ist)

Kabar6-Kepala Desa Cikande, Edin mengatakan, bila sedianya kondisi hawa panas yang muncul di rumah warganya di Perumahan Taman Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, sudah dilaporkan kepada pihak BMKG Kabupaten Tangerang.

Namun, karena keterbatasan peralatan, warga juga meminta agar pihak BMKG Provinsi Banten juga ikut datang ke lokasi guna memeriksa fenomena yang ada.**Baca juga: Pemotor Tewas Terlindas Truk di Pondok Aren.

Guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, petugas kepolisian setempat memasang garis polisi di dua rumah yang mengalurkan hawa panas tersebut.**Baca juga: Aneh, Muncul Hawa Panas di Perumahan Taman Cikande.

Sementara ini, fenomena alam yang melanda dua rumah tersebut tak urung mengundang perhatian warga. Bahkan kini sejumlah warga dari berbagai lokasi berdatangan guna melihat langsung fenomena alam dimaksud.(rani)