Nenek Elih Korban Penganiayaan di Tangsel Akhirnya Tewas

Nenek Elih. (cep)

Kabar6-Elih (73), nenek renta yang terluka parah akibat diduga menjadi korban penganiayaan nyawanya tak bisa diselamatkan. Ia ditemukan sudah bersimbah darah di pos salahsatu ormas di Jalan Lengkong Karya RT 006 RW 002, Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Wanita tunawisma itu bersimbah darah setelah tangan kanannya terluka parah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medika Serpong, hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Tangerang.**Baca Juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara

“‎Pas nyampe di sini jam satu kayaknya sudah meninggal. Karena kemari untuk kepentingan autopsi,” kata Yadi, petugas kamar mayat di RSU Tangerang, Senin (17/8/2017).

Menurutnya, jasad korban dibawa oleh petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Serpong.

Elih diduga mendapat tebasan senjata tajam dari pelaku. Korban terluka parah pada bagian ‎pergelangan tangan kananputus, dan‎ lengan tangan kanan hampir putus.**Baca Juga: Nenek Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Bernama Elih

Juga terdapat dua luka robek di paha sebelah kanan, dan luka robek pinggang bagian kanan.‎ “Jasad korban dibawa oleh petugas dari Polsek Serpong,” terang Yadi.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa sadis yang menimpa Elih.(fbi/yud)




Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat

Balita terjun dari Gedun SDN 4 Ciputat. (yud)

Kabar6-‎Afkra (3), bocah belia warga Gang Langgar RT 12 RW 11 Nomor 41, Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan‎ (Tangsel) terjatuh dari lantai tiga bangunan sekolah. Ia sempat sekarat dan akhirnya meninggal dunia akibat gegar otak.

Insiden kecelakaan itu terjadi di SDN 4 Ciputat. Afkra diduga sedang bermain bersama teman-temannya tetapi tidak mendapatkan pengawasan dari kedua orangtuanya, Riyanto (30) dan Tia (23).**Baca Juga: Gapura di Tangsel Roboh, Ini Kata Airin dan Pesbukers

“Keponakan saya akan dimakamin,” kata Royani (53), paman korban ditemui di rumah duka, Senin (14/8/2017).

Menurutnya, anak semata wayang itu sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Sari Asih Ciputat. Namun nyawa Afkra tak tertolong lantaran mengalami luka parah.**Baca Juga: Diskusi Publik Soal Lelang Proyek, ULP Tangsel Ogah Hadir

Royani menjelaskan, korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum yang tak jauh dari lokasi kediamannya. Tampak tenda dan kursi-kursi masih berjejer di depan rumah duka.

“Dimakaminnya di TPU Kedaung. Kami pastinya berasa kehilangan,” kata Royani sedih.(yud/cep)




Gapura di Tangsel Roboh, Ini Kata Airin dan Pesbukers

Gapura roboh. (Tim K6)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany telah menginstruksikan kepada jajarannya segera memperbaiki bangunan gapura yang roboh. Padahal gapura di Kampung Setu RT 017 RW 04, Kelurahan/Kecamatan Setu, baru saja dibangun.

“Saya sudah minta agar dibangun lagi. Yang kokoh, yang kuat,” katanya kepada kabar6.com ditemui di kantor Kecamatan Setu, Senin (14/8/2017).

Insiden robohnya gapura yang membatasi wilayah Kelurahan Setu dengan Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, itu mendapat respon nyinyir dari pesbukers, sebutan bagi pengguna situs jejaring sosial‎ facebook.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Seperti pernyataan yang disampaikan pemilik akun bernama Andi Purwonegoro. Ia menduga bahwa material bangunan yang dipakai oleh pihak ketiga sebagai kontraktor pelaksana pembangunan gapura tidak bagus.**Baca Juga: Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

“‎Semennya kurang nyokot,” kata Andi Purwonegoro. Ungkapan sama bernada nyinyir juga disampaikan pesbukers lainnya pemilik akun bernama Eko Budi Prasetyo.

Ia menuding pihak kontraktor tidak memenuhi spesifikasi dengan mengkorupsi material bahan bangunan.‎ “Biasa itu adonannya dikurangin dikit,” ujar Eko.**Baca Juga: Gapura Roboh di Tangsel, Warga: ‘Tepo Amat Kayak Kerupuk’

Abdul Aziz Pagar Alam, pesbukers lainnya mengungkapkan bahwa insiden bangunan roboh di Kota Tangsel sudah menjadi rahasia umum. Pun bukan pertama kali terjadi. “Tidak heran jika itu terjadi di Tangsel,” ungkapnya.(Tim K6)




Diskusi Publik Soal Lelang Proyek, ULP Tangsel Ogah Hadir

Ilustrasi.(Ist)

Kabar6-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan menggelar diskusi publik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Diskusi tersebut menyoroti persoalan lelang yang ada di Kota Tangsel.

Ketua Pengurus LBH Keadilan Abdul Hamim Jauzie mengatakan dalam dialog tersebut. pihaknya menghadirkan pembicara dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel yakni Ketua Komisi I Ahmad Syawqi, Koordinator Truth Suhendar dan mengundang pihak Unit Lelang Pengadaan (ULP) Kota Tangsel.**Baca Juga: Domisili Pemenang Lelang Proyek Rp11 M di Tangsel Diduga Fiktif

“Sayang sekali Kepala Bagian ULP Kota Tangsel tak hadir. Seharusnya Pak Deden menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pandangannya sebagai pemangku kepentingan yang selama mengurus pengadaan barang dan jasa Pemkot Tangsel. Pak Deden bisa menyampaikan kelarifikasi atas pertanyaan, pernyataan masyarakat,” ungkap Abdul menjelaskan dalam siaran pers hak jawab yang dikirim ke Kabar6.com, Senin (14/8/2017).

Menurut Abdul, dalam diskusi tersebut dibahas proses pengadaan barang dan jasa, meskipun sudah dilakukan secara elektronik, masih menyisakan celah untuk berlaku curang. Praktek korupsi masih ditemukan dalam pengadaan barang dan jasa. Proses lelang ini mendesain perusahaan yang akan memenangkan lelang di Tangsel.**Baca Juga: Aneh, Perusahaan Domisili Fiktif Bisa Punya Izin di Tangsel

“Peserta lelang yang difungsikan sebagai “boneka” peserta lelang agar terlihat ada kompetisi juga masih terjadi dalam pengadaan secara elektronik. Demikian juga permainan kecepatan dalam website LPSE yang sangat mudah dipermainkan sehingga perusahaan tertentu gagal mengupload dokumen perusahaan dalam website LPSE, katanya.(az)

Berita ini diturunkan untuk memenuhi hak jawab atas berita https://www.kabar6.com/tangerang/selatan/34914-knpi-dan-dprd-soroti-persoalan-lelang-proyek-di-tangsel.




Antisipasi Teror, Polrestro Tangerang Gelar Razia Gabungan

Ilustrasi. (ist)

Kabar6-Polres Metro Tangerang menggelar razia gabungan di Jalan MH Thamrin, Kota Tangerang, Minggu malam (13/8/2017). Razia tersebut digelar untuk mengantisipasi tindak teror jelang HUT Kemerdekaan RI ke-72.

Kabag Ops Polrestro Tangerang AKBP Deddy mengatakan pihaknya menghentikan kendaran yang melintas di Jalan MH Thamrin. Tak hanya memeriksa kelengkapan surat kendaraan, petugas juga memeriksa barang bawaan pengendara.**Baca Juga: Polsek Kelapa Dua Razia Balapan Liar di Gading Serpong

“Operasi ini digelar guna mempersempit ruang gerak pelaku teror jelang HUT Kemerdekaan RI,” ungkap Deddy menjelaskan.

Dalam razia kali in, polisi mengamankan sepasang pemuda yang mengendarai kendaraan dalam kondisi mabuk. Keduanya menolak ketiga petugas ingin memeriksa barang bawaannya. Saat diperiksa pemuda yang mengaku usai pulang dari pesta tersebut kedapatan membawa obat-obatan terlarang.

“Kedua dibawa ke kantor untuk dimintai keterangan. Sementara jika ada pengendara yang surat-suratnya tidak lengkap langsung ditilang,” katanya. (rani)




KNPI dan DPRD Soroti Persoalan Lelang Proyek di Tangsel

Ilustrasi.(Ist)

Kabar6-Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mulai menyoroti kinerja Unit Layanan Pelelangan (ULP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini dilakukan lantaran banyak persoalan yang muncul terkait mekanisme lelang pengadaan di Kota Tangsel.

Sekjen DPD KNPI Kota Tangsel Sigit Sasongko mengatakan pihaknya pada Sabtu 12 Agustus 2017 lalu meggelar dialog dengan pihak ULP Kota Tangsel dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel menyikapi persoalan lelang di Kota Tangsel. Akan tetapi, pihak ULP tidak datang memenuhi undangan.**Baca Juga: Domisili Pemenang Lelang Proyek Rp11 M di Tangsel Diduga Fiktif

“Pihak ULP, termasuk Kepalanya Deden Deni tidak hadir,” ungkap Sigit menjelaskan kepada Kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Dialog ini, kata Sigit dilakukan untuk menyikapi persoalan lelang di Kota Tangsel. Termasuk persoalan dugaan domisili fiktif perusahaan pemenang lelang Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Jombang senilai Rp11 miliar.**Baca Juga: Domisili Fiktif, OPD Penerbit Surat Izin di Tangsel Harus Dibenahi

“Kita lihat banyak persoalan dan berita yang muncul di media. Makanya, kami bersama DPRD Kota Tangsel juga ikut menyoroti persoalan tersebut,” katanya.(az)




Gapura Roboh di Tangsel, Warga: ‘Tepo Amat Kayak Kerupuk’

Gapura roboh di Setu, Tangsel. (Tim K6)

Kabar6-Banyak konstruksi bangunan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dikerjakan pemborong kualitasnya buruk. Contohnya seperti gapura yang ada di Kampung Setu RT 017 RW 04, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, yang baru saja dibangun sudah roboh.

Adi Priyatna, warga RT 016 RW 04 mengaku, merasa miris melihat konstruksi bangunan yang dibiayai dari APBD Kota Tangsel ini. Ia menduga muatan penyelewengan dana kas daerah sangat kental lantaran spesifikasi bangunan tidak sesuai.**Baca Juga: Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

“Alokasi dana kas daerah jadi terbuang percuma. Itu gapura dibuat dari pasir segerobak sama semen sesendok doang kali,” sindirnya saat dihubungi kabar.com, Minggu (13/8/2017).

Adi jelaskan, dirinya mengetahui insiden robohnya dari warga di lingkungan sekitarnya. Penasaran, ia pun coba melongok dan hanya bisa geleng kepala melihat konstruksi bangunan roboh diterjang angin kencang.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Ia bersama warga sekitar sempat membantu evakuasi‎ material bangunan yang roboh menutupi jalan. “Kayaknya baru dua bulan deh ini gapura dibangun. Tepo amat kayak kerupuk,” sindirnya.

Kronologis robohnya gapura di Kampung Setu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Gapura roboh akibat pondasinya terkikis aliran air yang deras mengalir.

Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat turun bersama warga sekitar mengevaluasi material bangunan. Hingga berita ini diturunkan pejabat dari Dinas Bangunan dan Penataan Ruang belum dapat dikonfirmasi.(Tim K6)




Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

Gapura roboh di Kampung Setu.(Tim K6)

Kabar6-Dari data yang diperoleh Kabar6.com, pembangunan gapura pada 2016 diduga ada di tiga titik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Salahsatu gapura yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel tahun 2016 tersebut roboh di Kampung Setu, RT17/04 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Minggu (13/8/2017).

Selain di Kampung Setu, diduga ada dua gapura lainnya. Yakni di Perumahan Citra Prima Setu dan Perumahan Permata Pamulang.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

“Yak, itu ada tiga gapura yang dibangun pada 2016. Untuk lengkapnya silahkan tanya ke dinas terkait,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Kabar6.com.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Bangunan dan Penataan Ruang (DBPR) Kota Tangsel belum bisa dimintai keterangan terkait pembangunan gapura tersebut.
 
Berita sebelumnya, salah seorang warga sekitar, Cahyono (45) mengatakan, gapura di kampung Setu tersebut roboh usai hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangsel dan sekitarnya sekira pukul 15.00. Pada pukul 17.30 gapura tersebut tiba-tiba roboh.**Baca Juga: Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

“Tiba-tiba roboh kayak tertiup angin. Kayaknya pondasi gapuranya terkikis oleh air,” ungkapnya menjelaskan kepada kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Menurutnya, gapura tersebut baru saja dibangun pada 2016 lalu oleh Pemerintah Kota Tangsel. Dirinya pun bingung gapura yang usianya tergolong baru itu mudah roboh.

“Kalau soal struktur bangunannya saya kurang paham. Tapi yang saya tahu itu baru 2016 lalu dibangun,” katanya.

Dari pantauan di lapangan, material reruntuhan gapura tersebut menutupi badan jalan dan jembatan di Kampung Setu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.(Tim K6)




Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Gapura roboh di Kampung Setu. (Tim K6)

Kabar6-Sebuah gapura di Kampung Setu, RT17/04 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Diduga, robohnya gapura disebabkan oleh struktur bangunan yang rapuh.

Salah seorang warga sekitar, Cahyono (45) mengatakan, gapura tersebut roboh usai hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangsel dan sekitarnya sekira pukul 15.00. Pada pukul 17.30 gapura tersebut tiba-tiba roboh.**Baca Juga: Parah…! NEM Kecil Bisa Masuk SMPN Tangsel

“Tiba-tiba roboh kayak tertiup angin. Kayaknya pondasi gapuranya terkikis oleh air,” ungkapnya menjelaskan kepada kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Menurutnya, gapura tersebut baru saja dibangun pada 2016 lalu oleh Pemerintah Kota Tangsel. Dirinya pun bingung gapura yang usianya tergolong baru itu mudah roboh.**Baca Juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong

“Kalau soal struktur bangunannya saya kurang paham. Tapi yang saya tahu itu baru 2016 lalu dibangun,” katanya.

Dari pantauan di lapangan, material reruntuhan gapura tersebut menutupi badan jalan dan jembatan di Kampung Setu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.(Tim K6)




Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan bahwa surat sertifikat bagi atlet berprestasi yang beredar di sekolah Tangsel saat berlangsungnya PPDB kemarin, dipastikan fiktif.

Kuat dugaan, bila Sertifikat fiktif tersebut sengaja dimanfaatkan oleh oknum orangtua calon murid untuk melolos anaknya dalam ajang Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP Negeri.

Ketua KONI Kota Tangsel, Rita Juwita, menegaskan pengurus maupun cabang olahraga tidak pernah mengeluarkan sertifikat di luar pertandingan. Kalau  prestasi fiktif muncul tiba-tiba maka membawa dampak kurang baik untuk memotivasi atlet-atlet lain yang benar-benar ingin mengukir prestasi

“Kalau memang itu (sertifikat Kriket) ada, itu kerjaan oknum. Kita akan telusuri. Biar bagaimana juga, ini menyangkut predikat olahraga. Sertifikat itu kan predikat seseorang berprestasi,” tegasnya, Minggu (13/8/2017).

Atas maraknya kasus dugaan sertifikat olahraga fiktif ini, kedepannya KONI Kota Tangsel membuka diri bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) setempat untuk melakukan legal formal menyangkut hal serupa.

Diimbau pula, seluruh sekolah dapat melakukan pengecekan secara ketat dengan memeriksa sertifikat asli jika calon murid menggunakan jalur prestasi saat mengikuti seleksi masuk. KONI Tangsel pun bisa membantu melakukan verifikasi kalau ada permintaan dari Inspektorat Pemerintah Kota Tangsel.

“Ini supaya jangan kasus seperti ini terulang kembali. Sekarang tugas Inspektorat untuk menelusuri dari mana sertifikat palsu itu didapat orang tua murid,” utaranya.**Baca juga: Parah…! NEM Kecil Bisa Masuk SMPN Tangsel.

Di Kota Tangsel, lanjut Rita, pembinaan sejumlah cabang olahraga sudah dilakukan sejak usia dini. Cabang-cabang olahraga tersebut dimana sudah mulai diperlombakan pada kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).**Baca juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong.

“Setahu saya baru olahraga panahan yang diperlombakan oleh atlet usia SD. Kriket baru tingkat profesional. Tapi nanti tetap kita klarifikasi lagi ke ketua cabang olahraga bersangkutan di tingkat kota dan provinsi,” tandasnya.(yud)