Ini Kronologis Perusakan di Balaikota Tangsel Versi Warga
Kabar6-Insiden perusakan fasilitas pintu kaca di Balaikota Tangerang Selatan (Tangsel) ditenggarai akibat miss komunikasi. Sejumlah warga diduga tersulut emosinya saat bertandang ke gedung yang terletak di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat.
Iman Syah, salah seorang warga menceritakan awalnya rombongan tokoh masyarakat datang ingin bertemu dengan Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie. Tapi ditolak oleh petugas keamanan gedung dengan alasan kepala daerah yang dituju ternyata ada di dalam ruangan.**Baca Juga: Perusak Fasilitas di Balaikota Tangsel Harus Diproses Hukum
“Keluarlah Pak Hendra, dia tanya ada keperluan apa. Terus kita bilang mau ketemu pak wakil,” kata Iman lewat pesan WhatsApp, Jumat (25/8/2017).
Iman bilang, misi kedatangannya ke Balaikota Tangsel bertemu Benyamin sebagai pengurus organisasi Format. Sebab, saat organisasi tersebut dideklarasikan di Cilenggang, ketika itu Benyamin menjabat sebagai Asda 1 perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.**Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Perusak Balaikota Tangsel
Rencana mau bertemu dan beraudiensi dengan Benyamin pun gagal. Alasannya karena Benyamin enggan menemui sejumlah warga yang bertandang ke Balaikota Tangsel.
Iman bilang, justru pihaknya dikira akan menyerahkan proposal. Kepada anak buahnya Benyamin, warga menegaskan bukan bermaksud ingin memberikan proposal untuk meminta bantuan dana.
“Kita bilang ini bukan mau minta duit. Kita minta waktu 10 sampai 5 menit tapi tidak bisa juga,” tegasnya.
Akhirnya, Iman lanjutkan, warga coba menemui Suhendar, bekas Camat Pamulang dan Pondok Aren yang kini dikaryakan sebagai tenaga ahli di Balaikota Tangsel. Suhendar juga memastikan warga tidak bisa menemui Benyamin karena sedang rapat kerja.
Warga bersama Suhendar turun berjalan cepat ke arah bawah ke bawah. “Dan pintu berbalik kena kaki Pak sadri dan pecah. Mungkin masalahnya pak Suhendar tau pasti,” ujarnya.
Sebelumnya, Alvian (minta namanya disamarkan), pegawai honorer di salah satu organisasi perangkat daerah mengungkapkan insiden itu terjadi sangat cepat. Sejumlah warga terlihat emosi sambil pergi meninggalkan gedung simbol negara tersebut.
“Tiba-tiba bunyi prang. Mereka sempet ngomel juga ke petugas keamanan gedung,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (25/8/2017).
Ia mengaku saat kejadian berada tidak jauh dari dalam gedung. Meski demikian Alvian bilang tidak mengetahui kronologis persisnya.
Sejumlah warga yang juga tokoh masyarakat di Kota Tangsel itu, terangnya, menyatakan rasa kekesalannya. Informasinya diperolehnya, mereka gagal saat ingin bertemu dengan kepala daerah.
“Emangnya dulu pemekaran Tangsel meletek dewek. Mau ditemuin sama warganya sendiri saja susah,” terang Alvian menirukan ucapan seorang warga yang emosi.(yud)