1

Di Cisauk, Warga Pilih Liburan Ketimbang Ikut Pilkades

Bupati Zaki melihat Pilkades di TPS 01 Desa Sampora, Cisauk, Kab. Tangerang.(yud)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menyebutkan, warga perumahan elit BSD lebih memilih berlibur ketimbang ikut Pilakdes serentak di Kabupaten Tangerang 2017. Seperti yang terlihat di TPS 1 dan 2 Desa Sampora, Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang, Minggu (27/8/2017).

Tercatata Daftar Pemilih Tetap di Desa Sampora sebanyak 5.064 pemilih, namun hingga siang pukul 13.00 WIB angka partisipasi pemilih di Desa tersebut baru mencapai 59 persen jauh lebih rendah Desa-Desa lain yang menggelar Pilkades di Kabupaten Tangerang.

“Karena perumahan, banyak warga memilih liburan,” ucapnya Minggu (27/8), di TPS 01 Desa Sampora, Kabupaten Tangerang.

Menurut data miliknya, dibanding Desa-Desa lain yang ada di Kabupaten Tangerang, Desa Sampora adalah yang terendah partisipasi pemilihnya.

“Rata-rata sudah 70 persen bahkan ada yang sudah 90 persen lebih, di sini baru 48 persen,” ucap Zaki.

Dirinya juga tak menampik, rendahnya partisipasi pemilih di Desa Sampora karena kurangnya sosialisasi kepada warga perumahan.

“Karena perumahan jadi kurang tersosialisasi dengan baik,” ucap dia.

Namun begitu, pihaknya memastikan bahwa pelaksanaan Pilkades di Kabupaten Tangerang, berjalan aman, damai, tertib dan demokratis.

Dia rencananya akan memantau langsung pelaksanaan Pilkades kesejumlah Desa lainya pada hari ini.

“Saya akan pantau terus, terutama pelaksanaan Pilkades di Selatan Kabupaten Tangerang,” terang dia.(yud)




5 Terduga Pelaku Judi Pilkades Terjaring OTT

Pelaku judi di Pilkades. (Tim K6)

Kabar6-Lima terduga sindikat perjudian Pilkades serentak tahun 2017 di Kabupaten Tangerang, dibekuk Tim Operasi Tangkap Tangan (OTT) Polresta Tangerang, Sabtu (26/8/2017).

Ke lima orang sindikat perjudian yang diamankan tersebut berinisial JUH (66), ZS (41), MH (52), MR (48), dan JTM (48).

“Benar, Tim OTT telah mengamankan lima orang diduga pelaku perjudian pada Pilkades Desa Tegal Kunir Kidul, Kecamatan Mauk,” kata Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif.**Baca Juga: Jelang Pilkades, Kapolresta Tangerang Gelar Patroli Dialogis

Kapolres Alif menjelaskan, Tim OTT mendapat informasi bahwa ada sekelompok orang yang sedang melakukan pertaruhan atau perjudian.

Atas informasi itu, kata Kapolres, tim kemudian melakukan penyamaran sebagai pemasang taruhan. Setelah melakukan transaksi kemudian tim langsung melakukan penangkapan serta mengamankan barang bukti.

Dikatakan Kapolres, Tempat Kejadian Perkara (TKP) di counter handphone di Simpang Empat Tugu Mauk Kampung Mauk Timur, Desa Mauk Timur, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang yang merupakan milik salah seorang orang yang diamankan.

“Mereka yang diamankan memiliki peran berbeda-beda. Ada pengepul, perantara, pemegang uang taruhan, dan lainnya. Namun di luar peran itu mereka juga bermain,” ujarnya.

Menurut Kapolres,  barang bukti yang diamankan adalah tiga lembar Kuitansi dan uang tunai sebesar Rp38.250.000. Para pelaku beserta barang bukti kemudian dibawa ke Mapolresta Tangerang guna penyelidikan lebih lanjut.

“Kasus ini akan terus kita kembangkan untuk mengungkap dan menangkap jaringan serta tersangka lain,” tandasnya.(Tim K6)




Meriahnya Puncak HUT Kemerdekaan RI di Green Savana Citra Raya

Puncak HUT RI di Perum Green Savana Citra Raya. (Tim K6)

Kabar6-Meski HUT RI Ke-72 telah berlalu sejak sepekan silam, namun semangat warga dalam merayakan hari kemerdekaan masih sangat tinggi.

Hal itu, terlihat dari antusiasnya warga di Perumahan Green Savana CitraRaya, Desa Ciakar, Kabupaten Tangerang, mengikuti serangkaian kegiatan yang digelar panitia pada acara puncak peringatan hari kemerdekaan.

Diiringi alunan musik dangdut koplo dan pop yang dimainkan sejumlah personel grup band Shavana Ria, kegiatan bertema Merah Putih ini kian membuat warga larut dalam suasana suka cita.**Baca Juga: DLH Tangsel Bantah Sampah Cipeucang Longsor ke Cisadane

“Ini acara puncak HUT Kemerdekaan RI Ke-72. Kami sengaja gelar untuk menghibur warga,” ungkap Ketua RT 003/005 Green Savana CitraRaya, Armanan, kepada Kabar6.com, Sabtu (26/8/2017) malam tadi.

Disamping menyuguhkan aksi panggung personel band Shavana Ria, pihak panitia juga membagikan beragam hadiah atau doorprize menarik kepada warga yang hadir. Doorprize itu, kata dia, diperoleh dari hasil sumbangan warga dan sejumlah sponsor.

“Alhamdulillah, acaranya sukses dan lancar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, khususnya bagi para sponsor,” tuturnya.(Tim K6)




Warga Green Savana Belum Terima SPPT PBB

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Warga Perumahan Green Savana CitraRaya, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, mempertanyakan lambannya pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari pemerintah daerah setempat.

Ina Nurjana, warga RT003/005 Green Savana CitraRaya mengatakan, pihaknya mengeluhkan hingga akhir Agustus ini belum menerima SPPT PBB atau Surat Keputusan Kepala (SKPP) mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam satu tahun pajak.

Sedangkan, jatuh tempo pembayaran PBB ditenggat pemerintah akan berakhir pada 31 Agustus mendatang.

“Sampai sekarang kami belum dapat SPPT PBB, gimana mau bayar pajak, keburu jatuh tempo,” ungkap Ina, kepada Kabar6.com, Minggu (26/8/2017).

Terpisah, Ketua RT 003/005 Green Savana CitraRaya, Armanan menjelaskan, SPPT PBB itu memang belum didistribusikan oleh pihak desa.**Baca juga: Jatuh Tempo Pembayaran PBB-P2 31 Agustus 2017.

Diakui dirinya, hingga kini sebagian besar warganya belum mendapatkan SPPT PBB yang dimaksud. “SPPT PBB itu memang belum dibagikan. Warga banyak yang belum dapat,” katanya.(Tim K6)




DLH Tangsel Bantah Sampah Cipeucang Longsor ke Cisadane

Kondisi TPA Cipeucang dan Sungai Cisadane.(ist)

Kabar6-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membantah bahwa terjadi longsoran di TPA Cipeucang. Tumpukan sampah yang sudah menggunung dikabarkan longsor dan materialnya jatuh ke permukaan Sungai Cisadane.

“Itu salah, sampah yang dari TPA tidak ada yang tumpah ke Cisadane,” ungkap Kepala Bidang Persampahan, Yepi Suherman saat dikonfirmasi kabar6.com, Sabtu (26/8/2018).

Ia mengklaim, ‎setelah dilakukan pemeriksaan sampah yang terbawa Sungai Cisadane itu berasal dari wilayah Sampora-Cisauk. Informasi itu diperolehnya dari hasil investigasi kepala UPT Cipeucang.**Baca juga: Petugas cek Kesehatan Hewan Kurban di Kota Tangerang.

Makanya, Yepi melanjutkan, informasi sampah di TPA Cipeucang tumpah tidak benar. Sebab radius jarak antara batas landfill TPA Cipeucang ke Sungai Cisadane berkisar 50‎ meter.**Baca juga: Sampah di TSPT Cipeucang Longsor ke Cisadane.

“‎Untuk saat ini masih aman dan dapat ditangani,” klaim Yepi.(yud)




Petugas cek Kesehatan Hewan Kurban di Kota Tangerang

Ilustrasi (ist)

Kabar6-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tangerang, menerjunkan tim guna memeriksa kesehatan hewan kurban di lapak pedagang yang beredar diwilayahnya, Sabtu (26/8/2017).

Ya, langkah pemeriksaan hewan ternak untuk kurban tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya hewan kurban yang tidak layak ataupun sakit di pasaran Kota Tangerang.

“Pengecekan dan pemeriksaan hari ini, seklaigus untuk melakukan pendataan terhadap jumlah lapak maupun hewan kurban yang dijual di Kota Tangerang. Tentunya, kita tidak ingin ada hewan kurban yang sakit maupun tidak layak di pasaran,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tangerang, Emed Mashuri.

Emed juga mencatat, dari hasil pengecekan pihaknya, sejak 15 Agustus lalu, terdapat sebanyak 2.756 ekor sapi kurban yang dijual dan 13 ekor kerbau, serta 6.032 ekor kambing yang tersebar dari ratusan lapak yang ada.**Baca juga: Jelang Pilkades, Kapolresta Tangerang Gelar Patroli Dialogis.

Adapun lapak hewan kurban yang diperiksa petugas diantaranya berada di Jalan Taman Makam Pahlawan (TMP)  Taruna, Kota Tangerang. Disini terdapat puluhan hewan kurban yang diperiksa kesehatannya dari sejumlah lapak pedagang yang ada.**Baca juga:  Sampah di TSPT Cipeucang Longsor ke Cisadane.

“Hewan di lapak sedianya sudah bebas penyakit. Karena hewan kami sudah menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum dibawa kesini,” ujar Dartam, salah seorang pedagang hewan kurban di TMP Taruna.(rani)




Sampah di TSPT Cipeucang Longsor ke Cisadane

Longsor sampah di Cipeucang.(az)

Kabar6-Tumpukan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disinyalir jadi penyebab longsornya bantaran Sungai Cisadane. Longsoran tanah bercampur sampah tersebut mengurug sebagian badan sungai.

Dari pantauan yang dilakukan, longsor terjadi akibat tumpukn sampah yang kian meningkat di TPST Cipeucang. Kontur tanah yang tidak stabil menyebabkan longsoran tanah bercampur dengan sampah turun hingga nyaris menutup arus aliran Sungai Cisadane.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel Chaerudin mengatakan pihaknya sudah melakukan tinjauan di lapangan terkait longsor tersebut.

“Petugas dari BPBD Kota Tangsel sudah turun ke lokasi longsor,” ungkap Chaerudin menjelaskan kepada Kabar6.com, Sabtu (26/8/2017).**Baca Juga: Bau Aroma Sampah TPST Cipeucang Katanya Berkurang

Menurut Chaerudin, secara detail teknis, BPBD belum melakukan pengecekan total di lokasi longsor. Akan tetapi, untuk sementara, pihaknya menyimpulkan di lokasi tersebut memang terindikasi rawan longsor akibat tumpukan sampah.

“Saran saya mari kita sama-sama benahi. Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” paparnya.(az)




Jelang Pilkades, Kapolresta Tangerang Gelar Patroli Dialogis

Patroli dialogis.(Tim K6)

Kabar6-Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) AKBP Sabilul Alif melaksanakan patroli dialogis kepada Calon Kepala Desa (Kades) dan pendukungnya di Desa Rancan Iyuh, Kecamatan Panongan, Jumat (25/8/2017) malam. Kegiatan itu dilakukan guna memantau petugas pengamanan yang diterjunkan.

“Saya mendatangi dua Calon Kades yang berkompetisi. Saya lakukan dialog dengan calon dan pendukungnya. Saya sampaikan, baik calon mau pun mendukung agar melaksanakan demokrasi yang sehat,” ungkap Kapolres Alif.

Di kediaman salah seorang calon, kata dia, sempat ada permasalahan terkait daftar pemilih. Calon Kades dan pendukungnya lalu menyampaikan permasalahan kepada dirinya agar tidak melebar.**Baca Juga: Keren, Polisi Ikut Bersihkan Sampah di TPS Desa Pasir Barat

Pada kesempatan itu, Alif juga langsung mengambil sikap dengan memanggil pihak Panitia Pilkades supaya masalah yang mengemuka tersebut bisa diselesaikan. Keadaan sempat memanas saat Calon Kades beradu argumentasi dengan panitia. Calon Kades dan pendukungnya sama-sama tidak terima dengan argumentasi yang disampaikan pihak Panitia.

“Saya kemudian melakukan tindakan persuasif. Dengan diplomasi yang akurat, saya beri arahan kepada Calon Kades dan pendukungnya soal kepatuhan terhadap rule of the game atau aturan main yang telah ditentukan. Diplomasi santun dan argumentasi yang tersusun alhamdulillah bisa mendinginkan suasana,” katanya.

Lebih lanjut Kapolres Alif menegaskan kunci penyelesaian masalah adalah kesabaran dan pengendalian emosi psikologis dari diri sendiri. Dengan begitu, semua pihak menurutnya tidak akan mudah tersinggung atau bahkan terpancing dengan situasi.

“Di samping itu, penguasaan materi dan identifikasi masalah harus dilakukan sejak awal. Agar, bisa melakukan pemetaan solusi sehingga permasalahan bisa diselesaikan,” tutupnya.(Tim K6)




Fasilitas Balaikota Tangsel Dirusak, Begini Pendapat Komunitas Blandongan

Polisi beri arahan di Balaikota Tangsel. (yud)

Kabar6-Sejumlah warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengatasnamakan Komunitas Blandongan mengajukan surat ke Kepala Kepolisian Resort (‎Polres) setempat. Langkah dukungan serta advokasi itu dilakukan usai terjadinya insiden perusakan fasilitasi di Balaikota Tangsel.

Warga juga melakukan aksi dukungan tandatangan terhadap Saderi A Sairie, salah seorang penggiat pemekaran Kota Tangsel yang diduga menjadi pelaku pemecahan kaca. Sederet warga dan tokoh masyarakat yang memberikan dukungan ada yang berprofesi sebagai legislator di Kota Tangsel dan Provinsi Banten.**Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Perusak Balaikota Tangsel ‎

Berikut petikan surat yang ditujukan ke aparat kepolisian:

Kepada Yth
Bapak kapolres
Kota tangsel.

Mencermati perihal kejadian di kantor Pemkot Tangsel, adanya warga masyarakat yang kesal dan berujung pecahnya kaca pintu partisi maka kami Komunitas Belandongan berpendapat:

1. Bahwa masyarakat Tangsel sesungguhnya masyarakat terbuka dan tingkat silaturahmi yang tinggi (kearifan lokal)

2. Bahwa dalam perjalanan lahirnya Kota Tangsel sesungguhnya benar-benar hasil perjuangan masyarakat untuk memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Oleh karenanya sejarah lahirnya Tangsel juga perlu menjadi perenungan. Ada kelompok yang ekspektasinya tinggi terhadap adanya Kota Tangsel barangkali juga bisa menjadi acuan kita semua. Bisa jadi banyak kelompok masyarakat yang belum beruntung.

3. Kami memahami bahwa terjadinya masalah di tengah-tengah masyarakat tidak harus diselesaikan secara hukum semata. Tapi lebih ideal kalau diselesaikan dengan musyawarah. Karena sesungguhnya pimpinan pemerintahan adalah bapak dari masyarakat Tangsel. Adanya anak yang baik, anak yang nakal itulah keluarga besar kita. Di situlah fungsi kepemimpinan perlu ditunjukkan. Karena semua adalah anak-anaknya dari pimpinan Pemerintahan Kota Tangsel.

4. Bahwa betul kiranya Gedung Pemkot Tangsel adalah fasilitas negara. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa gedung pemkot adalah gedung pusat pelayanan publik. Adanya sistem pelayanan yang belum maksimal itu juga harus kita bisa akui karena pemerintahan ini baru berumur delapan tahun.

5. Banyak hal yang sesungguhnya ingin kita sampaikan tetapi kalimat-kalimat di atas paling tidak sudah bisa mewakili bahwa masyarakat Tangsel menginginkan situasi yang kondusif. Oleh karena itu kami mengimbau dan menyarankan agar persoalan bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.

6. Tentu cara seperti ini bukan berarti kita “mengangkangi” hukum atau bukan juga berarti bapak-bapak para pejabat Tangsel hilang kewibawaannya. Tetapi demi kepentingan semua masyarakat Tangsel maka hemat kami jalan yang sarankan mudah-mudahan bisa menjadi pilihan kebijakan untuk menyelesaikan masalah hari ini yang ada di Pemkot Tangsel.

Demikian surat ini disampaikan sebagai bentuk perhatian kami terhadap masa depan kota yang kita cintai bersama.

Wassalam

Komunitas Blandongan.‎(yud)




Ini Kronologis Perusakan di Balaikota Tangsel Versi Warga

Polisi di Balaikota Tangsel. (yud)

Kabar6-Insiden perusakan fasilitas pintu kaca di Balaikota Tangerang Se‎latan (Tangsel) ditenggarai akibat miss komunikasi. Sejumlah warga diduga tersulut emosinya saat bertandang ke gedung yang terletak di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat.

Iman Syah, salah seorang warga menceritakan awalnya rombongan tokoh masyarakat datang ingin bertemu dengan Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie. Tapi ditolak oleh petugas keamanan gedung dengan alasan kepala daerah yang dituju‎ ternyata ada di dalam ruangan.**Baca Juga: Perusak Fasilitas di Balaikota Tangsel Harus Diproses Hukum

“Keluarlah Pak Hendra, dia tanya ada keperluan apa. Terus kita bilang mau ketemu pak wakil,” kata Iman lewat pesan WhatsApp, Jumat‎ (25/8/2017).

Iman bilang, misi kedatangannya ke Balaikota Tangsel bertemu Benyamin sebagai pengurus organisasi Format. Sebab, saat organisasi tersebut dideklarasikan di Cilenggang, ketika itu Benyamin menjabat sebagai Asda 1 perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.**Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Perusak Balaikota Tangsel ‎

Rencana mau bertemu dan beraudiensi dengan Benyamin pun gagal. Alasannya karena Benyamin enggan menemui sejumlah warga yang bertandang ke Balaikota Tangsel.

Iman bilang, justru pihaknya dikira akan menyerahkan proposal. Kepada anak buahnya Benyamin, warga menegaskan bukan bermaksud ingin memberikan proposal untuk meminta bantuan dana.

“Kita bilang ini bukan mau minta duit. Kita minta waktu 10 sampai 5 menit tapi tidak bisa juga,” tegasnya.

Akhirnya, Iman lanjutkan, warga coba menemui Suhendar, bekas Camat Pamulang dan Pondok Aren yang kini dikaryakan sebagai tenaga ahli di Balaikota Tangsel. Suhendar juga memastikan warga tidak bisa menemui Benyamin karena sedang rapat kerja.

Warga bersama Suhendar turun berjalan cepat ke arah bawah ke bawah‎. “Dan pintu berbalik kena kaki Pak sadri dan pecah. Mungkin masalahnya pak Suhendar tau pasti,” ujarnya.

Sebelumnya, Alvian (minta namanya disamarkan), pegawai honorer di salah satu organisasi perangkat daerah mengungkapkan insiden itu terjadi sangat cepat. Sejumlah warga terlihat emosi sambil pergi meninggalkan gedung simbol negara tersebut.

“Tiba-tiba bunyi prang. Mereka sempet ngomel juga ke petugas keamanan gedung,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (25/8/2017).

Ia mengaku saat kejadian berada tidak jauh dari dalam gedung. Meski demikian Alvian bilang tidak mengetahui kronologis persisnya.

Sejumlah warga yang juga tokoh masyarakat di Kota Tangsel itu, terangnya, menyatakan rasa kekesalannya. Informasinya diperolehnya, mereka gagal saat ingin bertemu dengan kepala daerah.

“Emangnya dulu pemekaran Tangsel ‎meletek dewek. Mau ditemuin sama warganya sendiri saja susah,” terang Alvian menirukan ucapan seorang warga yang emosi.(yud)