1

333 Personel Polresta Tangerang Kawal Demo Buruh Tanpa Senjata

Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif.(ist)

Kabar6-Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif, mengimbau jajarannya agar tidak menggunakan senjata api dalam mengamankan aksi unjuk rasa buruh yang digelar di Kantor Bupati Tangerang, pada Kamis (28/9/2017).

“Dalam pengamanan ini anggota tidak diperkenankan menggunakan senjata api dan tetap bersikap humanis kepada masa aksi buruh saat pelaksanaan pengamanan nantinya,” ungkap Kapolres Alif, saat menggelar apel pengamanan aksi unjuk rasa  di halaman Gedung Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang di Tigaraksa, pagi tadi.**Baca juga: Buruh Resah, Makin Banyak Pekerja Asing di Tangerang.

Diinformasikan, dalam pengamanan ini, kata dia, Polresta Tangerang menerjunkan 333 personel, dibantu 1 Pleton dari anggota TNI dan 2 Pleton Sat Pol PP Pemkab Tangerang.**Baca juga: Ratusan Buruh “Kepung” Kantor Bupati Tangerang.

Aksi unjuk rasa dari Aliansi Serikat Buruh/Pekerja Tangerang  yang tergabung dalam Gerakan SPSB Geruduk Kantor Pemkab ini, untuk mendesak tuntutan diantaranya adalah tolak upah padat karya, tolak penurunan PTKP, tolak sistem kerja out sorscing, tolak union busting dan tolak rencana revisi UU 13/2003, Tentang Ketenagakerjaan.(Tim K6)




Ambulance Terperosok di Tigaraksa, 1 Warga Patah Kaki

Korban patah kaki saat dievakuasi ke rumah sakit.(ver)

Kabar6-Sebuah Ambulance milik Puskesmas Tigaraksa out control hingga terperosok di Jalan Kampung Pabuaran, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (28/9/2017).

Meski tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal itu, namun seorang warga bernama Madholil (37), terluka dan menderita patah kaki akibat diseruduk, mobil ambulance tersebut. 

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, kejadian bermula ketika ambulance tersebut parkir disekitar dilokasi.

Namun, saat turun, sopir yang mengemudikan ambulance tersebut lupa menarik rem tangan. Hingga, mobil terus melaju tak terkendali hingga ke patir yang ada disisi jalan. **Baca juga: Buruh Resah, Makin Banyak Pekerja Asing di Tangerang.

Mobil Ambulance yang terperosok di Tigaraksa.(ver)

Sementara, Madholil (37) yang berupaya menghentikan laju ambulance tersebut justru tertabak hingga terluka. **Baca juga: Keluhkan BPJS, Buruh Tangerang Minta RS Khusus.

Oleh warga sekitar, korban kemudian dilarikan ke RSUD Balaraja untuk mendapatkan penanganan medis. Sedangkan Kasus tersebut kemudian ditangani oleh unit Lantas Polsek Tigaraksa.(Vero/Res)




Keluhkan BPJS, Buruh Tangerang Minta RS Khusus

Aksi demo buruh di depan Kantor Bupati Tangerang.(res)

Kabar6-Pelayanan BPJS kiranya juga tak luput dari sorotan buruh dalam aksi demo buruh di halaman Kantor Bupati Tangerang, di kawasan Puspemkab Tangeranghari ini, Kamis (28/9/2017).

Ya, dalam orasinya, buruh sempat curhat ihwal buruknya layanan rumah sakit terhadap pasien pengguna BPJS. Itu karena masih banyak rumah sakit yang menolak pengguna BPJS dengan alasan ruangan penuh. 

“Permasalahan saat ini sangat kompleks, salah satunya adalah kesehatan. Seolah para buruh tidak boleh sakit, karena kami tidak punya jaminan kesehatan yang baik. Semua rumah sakit beralasan penuh. Keluhan ini sudah kami sampaikan ke pemda, namun tidak ada perubahan,” ungkap Hadi, Ketua Serikat Buruh Jabodetabek Perjuangan (SBJP).

Padahal, lanjut Hadi, meski mereka cuma berstatus buruh, namun layanan kesehatan lewat BPJS itu juga berbayar.**Baca juga: Buruh Resah, Makin Banyak Pekerja Asing di Tangerang

“Kita kan sudah bayar, upah kita yang minim juga harus dipotong untuk membayar asuransi BPJS Kesehatan. Tapi kenapa ketika kita membutuhkan hak kami soal kesehatan, justru malah dipersulit,” ungkap Sugiono, buruh lainnya.**Baca juga: Meikarta Cocok Untuk Tempat Tinggal Karyawan.

Selain itu, demonstran juga menuntut pemerintah untuk menyediakan rumah sakit khusus buruh untuk meningkatkan jaminan kesehatan para buruh.(res)




Buruh Resah, Makin Banyak Pekerja Asing di Tangerang

Aksi buruh saat orasi di halaman Kantor Bupati Tangerang.(res)

Kabar6-Problem baru kini dihadapi buruh dan semakin memicu rasa ketakutan bagi buruh lokal di Kabupaten Tangerang.

Ya, problem baru dimaksud adalah soal makin maraknya tenaga kerja asing di Kabupaten Tangerang. Pertumbuhan pekerja asing tersebut, diakui semakin memicu rasa ketakutan buruh lokal.

“Sekarang pekerja asing semakin marak. Dan, dampaknya sangat terasa bagi kami kaum buruh,” ujar Hadi, Ketua Serikat Buruh Jabodetabek Perjuangan (SBJP) dalam orasinya di depan Kantor Bupati Tangerang, Kamis (28/9/2017).**Baca juga: Polres Tangsel Klaim Kejar Bos Pabrik Obat Illegal.

Selain itu, Hadi juga menyebut bila dampak terparah yang dirasakan buruh lokal adalah,  semakin banyak buruh yang kehilangan pekerjaannya, karena pihak perusahaan lebih memilih pekerja asing dibandingkan dengan pekerja lokal.**Baca juga: Ratusan Buruh “Kepung” Kantor Bupati Tangerang

“Pabrik tempat kami bekerja lebih memilih buruh asing ketimbang kami,” ujar Hadi lagi.(vero)




Ratusan Buruh “Kepung” Kantor Bupati Tangerang

Aksi konvoi buruh. (vero)

Kabar6-Ratusan buruh dari Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menggelar konvoi bermotor menuju Kantor Bupati Tangerang, Kamis (28/9/2017).

Ya, titik kumpul ratusan buruh dimulai dari gerbang Perumahan Citra Raya, Kecamatan Cikupa, sebelum bergerak menuju Kantor Bupati Tangerang yang berada di kawasan Puspemkab Tangerang di Kecamatan Tigaraksa.

Pantauan kabar6.com dilokasi, aksi konvoi buruh ini juga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian gabungan dari Polsek Cikupa dan Polresta Tangerang.

Joni, koordinator lapangan (Korlap) aksi buruh mengatakan, pada aksi unjuk rasa kali ini sedianya buruh mengusung lima tuntutan yang disuarakan. 

“Kelima poin tuntutan kami karena kami anggap sangat merugikan buruh,” ujar Joni.**Baca juga: Meikarta Cocok Untuk Tempat Tinggal Karyawan.

Adapun kelima poin tuntutan buruh tersebut diantaranya adalah, menolak upah padat karya, menolak penurunan PTKP, menolah sistem kerja kontrak atau outsourcing, menolak Union Busting, dan menolak rencana revisi UU ketenagakerjaan Nomor 13/2003.**Baca juga: Polres Tangsel Gerebek Pabrik Obat Keras di Jatiuwung.

“Kami disini menyampaikan aspirasi dari teman-teman buruh terkait rencana pemerintah yang akan memberlakukan lima poin tersebut,” ungkap Joni kepada Kabar6.com.(Vero/Res)




Polres Tangsel Klaim Kejar Bos Pabrik Obat Illegal

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pabrik yang digerebek aparat Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memproduksi obatan-obatan keras daftar G jenis Hexamine dan Tramadol. Di lokasi perkara polisi berhasil mengamankan lima orang tersangka.

“Sekarang kita sedang mengejar seorang yang bertanggungjawab atas operasional pabrik illegal ini,” kata Kapolres Kota Tangsel, Ajun Komisaris Besar Fadli Widianto, Kamis (28/7/2017).

Kelima tersangka dipergoki sedang ikut memproduksi sediaan farmasi illegal. Gedung bangunan pabrik terletak di Ruko Sentra Prima Tekno Park Blok E3/1, Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang

Ia memastikan bahwa operasional usaha dan produksi obat-obatan keras ini tidak mengantongi perizinan resmi. Kepada polisi tersangka mengaku sudah beroperasi sejak tiga bulan terakhir.

Target sasaran peredaran obat-obatan keras yang bebas beredar di wilayah Tangerang Raya. Menurut Fadli, komplotan tersangka sengaja mendistribusikan ke warung-warung serta toko-toko.

“Semua obat ini untuk penghilang rasa nyeri dan depresan (depresi-red). Tidak dijual ke apotek-apotek,” terangnya. Sehari pabrik obat keras illegal itu mampu memproduksi hingga 80 kilogram.**Baca juga: Polres Tangsel Gerebek Pabrik Obat Keras di Jatiuwung.

Fadli menegaskan, keenam tersangka dijerat melanggar Pasal 197 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. “Dengan ancaman 15 tahun kurungan penjara,” tegasnya.(yud)




Polres Tangsel Gerebek Pabrik Obat Keras di Jatiuwung

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berhasil menggerebek pabrik pembuatan obatan-obatan keras daftar G. Di lokasi itu polisi menyita ribuan butir obat-obatan terlarang berbagai merk dagang.

Lokasi pabrik yang digerebek beroperasi di Ruko Sentra Prima Tekno Park Blok E3/1, Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan atas maraknya peredaran obat-obatan keras dijual bebas di pasaran.

“Tim Vipers Polsek Serpong yang mengikuti dan membuntuti para pelaku,” ungkap Kapolres Tangsel, Ajun Komisaris Besar Fadli Widianto, kepada wartawan di lokasi perkara, Kamis (28/9/2017).

Menurutnya, pabrik itu merupakan tempat produksi langsung obat-obatan sediaan farmasi yang illegal. Polisi telah menyita sejumlah barang bukti yang ditemukan dari lokasi pabrik.

Antara lain, perangkat mesin pencetak, bahan-bahan dasar pembuatan obat seperti farmakope, titan, talt, zat pewarna dan pek. “Untuk tersangka yang kita amankan ada enam orang,” kata Fadli.**Baca juga: Efeknya Bikin Mabuk, Anak Muda Banten Gandrungi Obat Keras.

Seluruh tersangka sempat kaget melihat kedatangan polisi bersama awak media. Mereka dipergoki sedang sibuk memproduksi obat-obatan daftar G untuk didistribusikan ke pasaran.**Baca juga: Gawat, Ribuan Obat Keras Beredar di Tangerang.

Fadli menegaskan, keenam tersangka dijerat melanggar Pasal 197 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. “Dengan ancaman 15 tahun kurungan penjara,” tegasnya.(yud)




Warga Panik, Mobil Terbakar di Tigaraksa

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sebuah mobil bermuatan tiga orang, mendadak terbakar setelah sempat mogok di kawasan Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (19/9/2017).

Kuat dugaan, mobil nahas yang ditumpangi Samrani dan uda keluarganya itu mengalami korsleting listrik sebelum terbakar.

Hebohnya, kobaran api dari mobil yang terbakar dengan cepat membesar, hingga membuat warga sekitar panik, terlebih lokasi terbakarnya mobil berada dikawasan pemukiman.**Baca juga: Ingin Tobat, Pembunuh Juragan Mie Ayam ‘Ngumpet’ di Ponpes.

Warga yang kawatir kobaran api dari mobil yang terbakar merembet hingga ke pemukiman, langsung bahu-membahu berupaya memadamkan api. Terlebih lagi, sempat terjadi ledakan kecil saat api membesar.**Baca juga: Pembunuh Juragan Mie Ayam di Cipondoh Kesal Dibilang ‘Anunya’ Kecil.

Meski demikian, kobaran api baru padam  sekitar setengah jam setelah satu unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tangerang didatangkan kelokasi kejadian.**Baca juga: Selingkuh, Pembunuh Juragan Mie Ayam di Cipondoh Juga Diusir Istri.
 
Peristiwa terbakarnya mobil terserbut kini masih dalam penanganan pihak kepolisian setepat.(rani)




Penggunaan Bahasa Indonesia di Pemkot Tangerang Dinilai Baik

Pemkot Tangerang. (Dok K6)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dinilai sudah cukup baik dalam penerapan penggunaan Bahasa Indonesia sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Pujian tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dadang Sunendar saat bertemu dengan Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah di ruang Rapat Walikota Geduang Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (19/09).

“Kalau di Kota Tangerang itu 60-70 persen sudah cukup bagus banyak pengumuman yang sudah menggunakan ejaan yang benar,“ ujarnya.**Baca Juga: Fase IV, MRT Bakal Dibangun di Serpong

Dadang juga menyampaikan bahwa hal tersebut tidak terlepas dari komitmen Kepala Daerah terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkup Pemkot Tangerang.

“Walikota Tangerang memiliki komitmen yang bagus dan kuat untuk menertibkan penggunaan bahasa negara yang kita cintai di lingkup Pemkot Tangerang,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani MoU antara Pemkot Tangerang yang langsung dilakukan oleh Walikota dengan Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa terkait advokasi penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

“Kami siap membantu dalam memberikan padanan kata dan kosa kata di ruang publik seperti spanduk dan juga media luar ruang yang lain. Saya juga menghimbau kepada masyarakat Kota Tangerang agar bisa mengutamakan Bahasa Indoensia sebagai Bahasa Negara karena itu jati diri bangsa, yang kedua melestarikan bahasa daerah yang ada di lingkungan Tangerang dan mendorong masyarakat untuk menguasai bahasa asing,” paparnya.(az/tmn)




Selingkuh, Pembunuh Juragan Mie Ayam di Cipondoh Juga Diusir Istri

Jonny, pembunuh juragan mie ayam di Cipondoh. (don)

Kabar6-Rumah tangga Jonny Setiawan (36) berantakan lantaran dirinya selingkuh dengan Fera Yusita Sumarna. Namun, asmara Jonny dan Fera pun berakhir maut. Jonny tega membunuh Fera lantaran dirinya tak terima dihina selingkuhannya.

“Pembunuhan itu terjadi karena korban menolak ajakan pelaku untuk mengulangi berhubungan badan. Pelaku juga tersinggung dengan omongan korban: dasar kamu enggak tahu diri, lo mana hidup tanpa gua, lo aja di usir sama bini lo,” Kapolrestro Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan, ketika menirukan keterangan pelaku, Selasa (19/9/2017).Pembunuh Juragan Mie Ayam di Cipondoh Kesal Dibilang ‘Anunya’ Kecil 

Menurut keterangan yang berhasil diterima Kabar6.com, menyebutkan peristiwa itu berawal pada Sabtu (16/9/2017) lalu, ketika pelaku menemui korban di tokonya sekira pukul 18.00 Wib. Pelaku mengajak korban untuk pergi ke kontrakannya untuk melakukan hubungan badan.**Baca Juga: Ingin Tobat, Pembunuh Juragan Mie Ayam Ditangkap di Ponpes

Jonny Setiawan (36) ditangkap polisi di Pondok Pesantren (Ponpes) Leuweung Gede, Bogor. Jonny mendatangi pondok pesantren tersebut bermaksud ingin tobat usai menghabisi nyawa Fera.(don)