1

Bersama Calon Jemaah Haji, Menteri Agama Berangkat ke Tanah Suci Mekah

Kabar6-Memteri Agama Suryadharma Ali selaku  Amirul Haj Indonesia Berangkat bersama calon jamaah haji menuju tanah suci Mekah melalui terminal  VIP Bandara Soekarno–Hatta, Rabu (17/10).

Keberangkatan menteri agama sekaligus meninjau kesiapan penyelenggara haji dalam melayani puluhan ribu calon haji Indonesia yang sebagian besar kini sudah berada di kota Mekah, Arab Saudi.

Dalam kesempatan tersebut menteri agama juga menekankan bakal naiknya biaya pendaftaran  haji dengan dalih menekan antrian masyarakat yang ingin berangkat haji.

Ditemi di terminal  VIP Bandara Soekarno-Hatta sebelum keberangkatan, menteri agama menyatakan sejumlah permasalahan utama haji pada tahun ini.

Selain persoalan jamaah haji non quota dan  pemondokan, dan masalah komsumsi bagi bagi jamaah serta musiba kebakaran bus pengangkut calon jemaah haji uga mendapat perhatian serius.

Untuk menekan antrian calon jemaah haji  yang amat banyak, bahkan tidak sedikit yang harus menungu hingga 5 sampai 10 tahun, menteri agama mengatakan   pihaknya akan menaikan uang pendaftaran haji yang nantinya akan dikelola guna mensubsidi para calon jamaah haji. Hingga saat ini jampir semua calon jamaah haji Indonesia sudah menuju tanah sucui Mekah guna menunaikan ibadah haji (rani)

 




PSC On Ticket di BSH Menunggu Aturan IATA

Kabar6-Pemberlakuan Passenger Service Charge (PSC) on Ticket pada maskapai selain Garuda masih menunggu kesiapan maskapai bersangkutan serta aturan yang dikeluarkan oleh International Air Transport Association (IATA).

Sebelumnya, pemberlakuan ketentuan Passenger PSC on Ticket yang mulai diterapkan sejak 4 Oktober 2012 lalu, masih terbatas hanya untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia saja. 

”Untuk masyarakat yang menggunakan penerbangan selain Garuda Indonesia, penarikan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) masih dilakukan secara manual melalui loket sebagaimana yang berlaku sebelumnya,” jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura II (Persero) Trisno Heryadi, Senin (8/10/2012).

Pernyataan tersebut di disampaikan Trisno menyusul maraknya peredaran informasi gelap yang mendorong masyarakat untuk melakukan penolakan terhadap penarikan PSC secara manual oleh petugas di seluruh bandara.

Trisno menambahkan, untuk pelaksanaan PSC on Ticket pada penumpang Garuda Indonesia sendiri, sejauh ini berjalan dengan baik dan lancar.

Bahkan belum ditemukan adanya masalah atau komplain dari pengguna jasa penerbangan di bandara-bandara baik yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II maupun PT Angkasa Pura I.

“Kami telah melakukan pemantauan di bandara-bandara. Sejauh ini, pelaksanaan ketentuan PSC on Ticket berjalan baik dan lancar. Seluruh penumpang domestik penerbangan Garuda Indonesia yang sudah membayar PSC bersamaan dengan pembayaran ongkos perjalanan (air fare) dalam ticketnya tidak perlu lagi antri untuk membayar PSC di Bandara,” imbuhnya.

Namun, imbuhnya, bagi penumpang Garuda yang membeli tiket sebelum 4 Oktober 2012, penaikan biaya PSC tetap dilakukan scara manual melalui konter check-in Garuda Indonesia.

Pengecualian ini juga berlaku bagi penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia yang menggunakan tiket dengan fasilitas “interline”, yakni tiket airlines lain yang bermitra dengan Garuda Indonesia yang belum membayar PSC saat tiketnya diterbitkan.

Terkait beredarnya  pesan singkat (SMS) maupun Blackberry Broadcast Message (BBM) yang menginformasikan bahwa PSC on Ticket berlaku untuk seluruh penebangan, Trisno mengimbau masyarakat untuk mengabaikannya.

“Itu informasi gelap yang disebarkan pihak tak bertanggungjawab untuk membuat resah pengguna jasa. Karena, sekali lagi, ketentuan PSC on Ticket yang sudah berjalan saat ini masih terbatas untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia. Untuk maskapai penerbangan lain, belum berlaku,” tegasnya.

Ketentuan pemberlakukan PSC on Ticket khusus untuk penumpang domestik Garuda Indonesia merupakan kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Garuda Indonesia Tbk di Jakarta pada 1 Oktober 2012.

Pemberlakuan PSC on Ticket untuk penerbangan domestik selain Garuda Indonesia dapat diterapkan secaraBusiness to Business (B to B) antara pengelola bandara dengan maskapai yang bersangkutan.

Sementara pemberlakuan ketentuan PSC on Ticket untuk penerbangan internasional masih harus menunggu hasil kajian dengan pihak International Air Transport Association (IATA), serta masih memerlukan waktu untuk persiapan, utamanya yang menyangkut berbagai ketentuan internasional.(rilis/tom migran)




Security BSH Ngamuk, 4 Taksi Non Stiker Dirusak di Terminal 1C

Kabar6-Seorang security mengamuk dan memukuli taksi non stiker yang menaikturunkan penumpang di Terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta (BSH), Minggu (7/10/2012).

Akibat aksi koboi sang security bandara itu, setidaknya 4 unit taksi nonstiker yang beraktivitas di terminal 1 C mengalami kerusakan. 

Keempat taksi yang rusak adalah, taksi Pusaka nopol B 2379 XU (penyok bodi samping kiri belakang),  Blue Bird B 2217 QR (kaca spion kanan patah), Pusaka B 1513 WTA (penyok bagian pintu kiri belakang dan Pusaka B 1030 WTA (kaca pintu belakang sebelah kiri pecah).

Saat ini, puluhan taksi non stiker yang tidak terima dengan aksi koboi security itu, mendatangi Polres BSH guna melaporkan kejadian itu.

“Kejadian berlangsung cepat. Begitu taksi tiba untuk menurunkan penumpang, petugas sucirity itu langsung mengejar dan menghajar body taksi secara membabi buta,” ujar Wawan, salah seorang pedagang asongan yang biasa mangkal diareal parkir terminal 1 C BSH.(Bad)




Ditangkap di Palu, Instruktur Bom Solo Tiba di BSH

Kabar6-Terduga teroris perakit bom Solo tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), Sabtu (6/10) malam. Pria bernama Wendy Febriangga alias Hasan Haryanto, tiba dengan pengawalan ketat tim Densus 88 Anti Teror.

Sumber kabar6.com di Mapolres BSH, mengatakan sedianya Wendy ditangkap Tim Densus 88/Anti Teror Polri di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu,  Sulawesi Tengah, pada Kamis (27/9) lalu.

“Saat ditangkap pria berumur 30 tahun itu mempunyai dua buah kartu tanda penduduk (KTP) atas nama  Wendy Febriangga beralamat di Surakarta dan Hasan Haryanto beralamat di Poso, “kata petugas tersebut.

Menurutnya, Wendy adalah seorang instruktur yang bertugas memberikan ilmu perakitan bom pada kelompok teroris yang ada di Beji, Depok dan Tambora.

Rencananya, Wendy akan langsung dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. “Dia (Wendy) lari dari Solo ke Poso, untuk membuat jaringan baru lagi disana,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya itu lagi.

Pantaun kabar6.com di Bandara Soetta, Wendy yang mengenakan baju berwarna orange tiba dengan kepala ditutup topi hitam. Wendy juga dikawal ketat dengan petugas berseragam dan bersenjata lengkap.

Setiba di Terminal 2 F Kedatangan BSH, Wendy kemudian langsung dibawa menggunakan sebuah mobil bus tiga prempat warna putih yang sudah menunggu sejak awal.(TMN/abie)




Pembuatan KTKLN Jadi Sarang Pungli bagi TKI

Kabar6-Proses pembuatan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Pendataan dan Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), diindikasi menjadi sarang terjadinya pungutan liar (pungli).

Para oknum BNP2TKI disinyalir sengaja memanfaatkan celah dari ketidaklengkapan administrasi calon TKI dalam pengurusan KTKLN, untuk mengeruk kentungan pribadi.

Pengakuan Lia (28), salah seorang calon TKI Asal Subang, Jawa Barat yang hendak bekerja di Arab Saudi mengaku, bisa mendapatkan KTKLN meski dirinya tidak memiliki surat Perjanjian Kerja (PK).

Padahal, salah satu dasar pengeluaran KTKLN adalah PK. “Saya bisa mendapatkan KTKLN berikut asuransi dengan membayar Rp. 1 juta kepada oknum BNP2TKI yang bertugas mengurusi pembuatan KTKLN,” ujar Lia.

Sementara, Kordinator Pengurusan KTKLN di Bandara Soekarno Hatta (BSH), Adjum mengatakan, pengurusan KTKLN itu sedianya tidak dipungut biaya alias gratis.

Adapun biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk asuransi sebesar Rp. 170 ribu per tahun atau 290 ribu untuk 2 tahun.

“Jadi, kalau ada temuan oknum nakal, maka bisa melapor langsung kepada kami. TEntunya, kami akan menjatuhkan sanksi tegas kepada oknum nakal dimaksud,” katanya.(arsa)




Terapkan PSC On Ticket, Garuda Indonesia Buka Escrow Account

Kabar6-Sehubungan dengan penerapan PSC on Ticket oleh PT Angkasa Pura (AP) II, Garuda Indonesia akan membuka Escrow Account pada bank milik Pemerintah sebagai jaminan hasil pungutan PJP2U/PSC dengan nominal jaminan sesuai yang telah disepakati.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, Minggu (30/9) mengatakan, besaran nominal Escrow Account tersebut akan ditinjau kembali apabila Garuda Indonesia melakukan penambahan rute atau meningkatkan kapasitas angkutan.

“Penyetoran hasil pungutan PJP2U/PSC dalam tiket dibayarkan Garuda Indonesia kepada PT Angkasa Pura II selambatnya dalam waktu lima hari kalendar, terhitung sejak penumpang berangkat,” kata Tri Sunoko.

Sebagai kompensasi, lanjut Tri Sunoko, PT Angkasa Pura II akan memberikan uang jasa pemungutan (collection fee) kepada Garuda Indonesia pada hari ke enam sejak diberlakukannya PSC on Ticket dengan besaran sesuai kesepakatan.
Ya, mulai besok, Senin (1/10), seluruh bandara dalam pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero) akan menerapkan pola penyatuan pembayaran tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) ke dalam tiket (Passenger Service Charge/PSC on Ticket).

Namun untuk tahap awal, kebijakan ini akan diberlakukan terbatas hanya kepada pelanggan maskapai Garuda Indonesia yang melakukan penerbangan pada rute domestik.

“Penerapan untuk rute penerbangan internasional maupun pada maskapai selain Garuda akan dilakukan kemudian, menyusul kesiapan dari maskapai masing-masing,” kata Tri Sunoko.(rilis/tom migran)




Mulai 1 Oktober 2012, AP II Terapkan PSC on Ticket Bagi Penumpang Garuda

Kabar6-Terhitung mulai hari Senin (1/10/2012), seluruh bandara yang berada dalam pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero) akan menerapkan pola penyatuan pembayaran tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) ke dalam tiket (Passenger Service Charge/PSC on Ticket).

Sebagai langkah awal, kebijakan ini diberlakukan terbatas hanya kepada pelanggan maskapai Garuda Indonesia yang melakukan penerbangan pada rute domestik.

”Penerapan untuk rute penerbangan internasional maupun pada maskapai selain Garuda akan dilakukan kemudian, menyusul kesiapan dari maskapai masing-masing,” jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, Sabtu (29/9/2012).

Penerapan kebijakan baru ini akan tetap dilakukan meskipun asosiasi maskapai internasional, IATA (International Air Transport Association), belum dapat menerbitkan kode reservasi yang biasa disebut dengan ”IATA Reservation Codes” kepada Garuda Indonesia selaku anggotanya.

Oleh karenanya, Garuda Indonesia memutuskan untuk menggunakan kode tersendiri bagi seluruh pelanggannya yang akan dikenai PSC on Ticket.

Tri Sunoko menegaskan, meski IATA belum mengeluarkan kode reservasi, hal tersebut tidak akan menjadi kendala dalam penerapan penarikan dana PSC oleh Garuda Indonesia kepada pengguna jasa bandara yang dikelola Angkasa Pura II.

Hal tersebut mengingat IATA Reservation Codes dapat untuk tidak digunakan pada penerbangan domestik di Indonesia, melainkan untuk kebutuhan penarikan pada proses reservasi rute penerbangan internasional.

”Kode reservasi IATA dapat digunakan setelah organisasi itu menerbitkannya. Tujuannya untuk penyeragaman ketika seluruh maskapai sudah secara merata siap untuk menerapkan PSC on Ticket, khususnya maskapai asing pada penerbangan internasional,” imbuh Tri Sunoko.

Sebagaimana diinformasikan badan perwakilan maskapai asing di Indonesia, BARINDO (Board of Airlines Representative in Indonesia), maskapai asing yang beroperasi di wilayah kerja Angkasa Pura II membutuhkan waktu antara 2-3 bulan untuk dapat menerapkan PSC on Ticket.

Kode reservasi yang diterbitkan oleh IATA tersebut nantinya akan menjadi identitas dalam sistem reservasi IATA Global Distribution System (GDS).

Kode tersebut untuk memudahkan IATA melakukan penghitungan penyatuan biaya PSC dan biaya tiket untuk seluruh airlines yang menggunakan GDS.(rilis/tom migran)




Terkatung 9 Bulan di Arab Saudi, Jenazah TKI Asal Kediri Tiba di Bandara Soetta

Kabar6- Setelah terkatung-katung selama 9 bulan di salah satu rumah sakit di Atab Saudi, jenazah Nurul Khasana, tenaga kerja Indonesia  asal Kediri, Jawa Timur tiba di Bandara Soekarno-Hatta,Kamis (27/9)sore

Rencananya pihak keluarga akan melalukan autopsi ulang untuk mengetahui penyebab kematian almarhumah yang dinilai janggal.

Kedatangan jenazah Nurul Khasanah di terminal kargo Bandara Soetta Tangerang disambut suami Zaenal Mustofa , pengurus Migrant Care dan jajaran Kemelu. Ibu beranak dua ini meninggal dunia saat bekerja di Jeddah Saudi Arabia pada Nopember 2011 tahun lalu.

Jenazah Nurul sempat terkatung-katung selama 9 bulan karena masih harus menjalani proses penyelidikan  pihak Kepolisian Kerajaan Ar Saudi.

Terkait niat Nurul melarilan diri , berdasarkan keterangan pihak Kepolisian Arab Saudi yang disampaikan kemenlu, almarhumah meninggal akibat terjatuh dari lantai 3 rumah majiannya Abdul Azis Muhammad Abdul Arif setelah berusaha melarikan diri dengan bantuan seutas kabel antena televisi.

Namun,keluarga menilai janggal karena informasi yang pertama kali didapat keluarga melalui  jasa penyalur PT. Bhaktir Ihwan,  Nurul  tewas tergantung kabel antena televisi .

Sementara itu, Zaenal Mustafa, suami Nurul mengaku selalu menerima keluhan istrinya melalui pesan singkat  dan telepon. Empat bulan bekerja sejak Juli 2011, Nurul Khasanah kerap mendapatkan penganiayaan dari majikanya yang merupakan tentara Kerajaam Arab Saudi .Bahkan, korban sempat beberapa kali diperkosa majikannya itu.

Tak kuat mendapat perlakuan tersebut, Nurul memutuskan untuk melarikan diri dari rumah majikannya.Namun, majikan korban selalu mengelak dan berdalih telah melakukan Nurul dengan baik.

Menurut Zaenal Mustofa, pihak keluarga berencana akan melakukan autopsi ulang di RSCM, Jakarta untuk mengetahui penyebab kematian korban dalam upaya mencari keadilan.  Pasalnya hasil autopsi rumah sakit di Jeddah diragukan. (bad)

 




Penumpang Lion Air Kehilangan Barang Senilai Rp. 100 Juta di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6- Penumpang pesawat Lion Air Corry Marchelinda, 23, kehilangan barang dan perhiasan senilai Rp. 100 juta saat tiba di Area Terminal 1A Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (26/9/2012)  pukul 10:20 WIB.

Saat melapor kepada petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta, korban menjelaskan ia bersama suaminya berangkat dari Padang menuju Jakarta dengan pesawat Lion Air JT 0351. Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, korban memeriksa tas koper miliknya, ternyata tas yang ditaruh di bagasi pesawat itu gembok yang mengunci retsleting sudah rusak. Barang-barang berharga milik korban juga hilang.

Marchelinda kehilangan satu set perhiasan emas Hello Kity, 3 buah gelang emas keroncong, 21 gelang emas ukuran kecil, 1 set anting emas putih, 1 buah liontin huruf C, dan 1 buah kalung liontin Angry Bird. Jumlah kerugian sekira Rp. 100 juta. Petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta masih menyelidiki kasus tersebut. (HP/sak)




Kebakaran di Cengkareng, Listrik ke Bandara Soetta Padam

Kabar6-Pasokan jaringan listrik ke terminal Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, tiba-tiba padam, Senin (24/9/2012) sore. Padamnya aliran setrum karena adanya kebakaran kampung di ruas Cengkareng, tower PLN di Duri Kosambi.

“Penyebab listrik di bandara mati setelah terjadi kebakaran di tower PLN Duri Kosambi. Jadi, aliran kabel ke bandara terputus,” kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Trisno Heriyadi.

Trisno menjelaskan, mati listrik di bandara terjadi lebih dari satu jam sejak pukul 15.00 WIB, dan hingga pukul 16.30 WIB, listrik pun belum hidup. Meski demikian, dampak padam listrik tidak berpengaruh besar terhadap operasional di bandara.

Sebab, pengelola bandara telah menyiapkan setrum back-up berupa UPS, untuk mengalirkan listrik di bandara. Kalaupun listrik padam, fasilitas pendukung di bandara akan tetap menyala dengan adanya bantuan dari listrik back up tersebut.

“Saat pertama kali listrik di bandara padam, AC dan lampu mati hanya sebentar. Setelah itu kembali menyala dengan adanya back up listrik yang kita miliki,” kata Trisno.

Berdasarkan informasi, kebakaran itu terjadi di sebuah kampung di bawah saluran udara tegangan esktra tinggi atau sutet 150 KV. Sehingga memutuskan jaringan listrik di ruas Cengkareng-Duri Kosambi tower 7-8.

Akibat kebakaran itu, PT. PLN wilayah Jakarta-Tangerang sedang melakukan perbaikan jaringan listrik yang terbakar. PT AP II, belum memastikan sampai kapan listrik padam di bandara akan hidup kembali. Karena, yang memiliki tanggung jawab atas padamnya listrik di bandara adalah PLN.

“Justru itu PT PLN yang lebih tahu mengapa sampai listrik di bandara putus. Kami juga kurang tahu sampai jam berapa listrik akan kembali menyala,” kata Trisno.

Kendaraan Ke Bandara Diperiksa
Sementara, pasca penangkapan teroris di Solo, Jawa Tengah, akhir pekan lalu. Kepolisian Resort Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, giat mengelar patroli pemeriksaaan kendaraan di pintu masuk M1 setiap hari.

Kepala Polres Kota Bandara, Reynhard Silitonga mengatakan, pihaknya saat ini makin memperkuat pengawasan di bandar udara itu. Ini menindaklanjuti proses pengamanan di Bandara Soekarno Hatta. Menyusul, serangkaian penangkapan Tim Densus 88 terhadap para teroris baik di Solo, Depok dan Tambora, Jakarta Barat.

Pengawasan itu dengan terus mengencar patroli kendaraan roda empat-sejenisnya dan roda dua yang mempergunakan pintu M1 sebagai pintu masuk dari barat menuju Bandara.

“Setiap hari kendaraan yang masuk ke bandara kami periksa dan melakukan patroli sebagai antisipasi keamanan bandara dan masyarakat,” kata Reynhard, Senin (24/9/2012).

Selain melakukan patroli di pintu M 1 Bandara. Peningkatan sistem keamanan di bandara juga dilakukan petugas dengan melakukan patroli secara random atau acak.

Patroli random tidak hanya memusatkan kepada salah satu titik vital, tetapi beralih ke tempat lain dan menganti personal. Langkah itu dinilai cukup mujarat untuk lebih intens melakukan pengawasan dan pengamanan bandara.

“Jika patroli rutin bisa diketahui. Maka, saat ini kami mengunakan sistem random. Dengan menganti personal dan pengawasan di secara acak,” kata Deputy Senior General Manager PT Angkasa Pura II, Bram Bharoto Tjiptadi ketika dihubungi, kemarin.

Bram menuturkan, selain antisipasi terhadap para pengujung bandara. Pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap siapapun, termasuk karyawan perusahaan itu ke tower.

Setiap karyawan harus menunjukan kartu pass, sebagai bukti mereka benar sebagai petugas di tower, tempat di mana petugas Air Trafict Control melakukan tugasnya sebagai pemandu pesawat udara.

Langkah itu untuk memastikan tidak adanya orang asing yang bisa membahayakan sistem pengamanan. “Siapapun kami perketat, termasuk saya untuk masuk tower,” kata Bram.

Selain itu, menurut Bram, PT AP II juga memperketat jalur ke obyek vital pengisian bahan bakar. Selama pengamatan pihaknya sistem keamanan di bandara, sudah berjalan dengan baik. Karena adanya pembenahan dalam memperketat bandara dari orang-orang yang tidak berkepentingan.(rah)