1

305 CPNS Kabupaten Tangerang Diangkat Menjadi PNS

Kabar6-Sebanyak 305 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Tangerang diambil sumpahnya dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Seremonial pengangkatan dan pengambilan sumpah dilakukan langsung oleh Bupati Tangerang Ismet Iskandar di Gedung Diklat Kitri Bakti Curug Kabupaten Tangerang, Selasa (11/12/2012).

Dari 305 PNS yang diangkat dan diambil sumpahnya tersebut, terdiri dari 79 orang dari golongan II dan 226 orang berasal dari golongan III.

“Bagi pegawai yang sudah diangkat diharapkan bisa mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku, serta bisa bersikap profesional dalam menjalankan tugas pada SKPD masing-masing,” ujar Bupati Tangerang Ismet Iskandar.

Sementara, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tangerang, H. Yani Sutisna mengatakan, pegawai yang dilantik merupakan peserta CPNS tahun 2010 lalu, telah melakukan Prajabatan tahun 2012 dan mengikuti pendidikan dan pelatihan PNS.

“Momentum pengambilan sumpah PNS ini memiliki arti penting, karena hal ini menandai awal pengabdian saudara-saudara sebagai seorang pelayan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang,” ujar Yani lagi.(hms/tom migran)

 




Tangsel Ingin Adopsi Festival Kemang dan Jaksa

Kabar6-Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terobsesi wilayahnya memiliki acara berskala nasional hingga internasional. Tentunya, konten acara tersebut mampu memperkenalkan seni dan budaya serta industri kreatif yang telah menjadi ciri khas.

“Kita ingin buat acara yang menampilkan seni dan budaya. Ingin buat acara skala nasional dan internasional karena kita sudah punya seni ciri khas. Banyak potensi budaya dan hasil usaha kreatif skala nasional yang bisa dikembangkan,” terang Airin, ketika membuka Sigi Fest di Situ Gintung, Ciputat Timur, akhir pekan kemarin.

Airin mengatakan, bila wilayah ibu kota  telah mempunyai acara Festival Jaksa dan Festival Kemang. Maka, hal serupa juga akan berlaku di Tangsel, yakni Situ Gintung Festival (Sigi Fest) yang akan digelar rutin setiap tahunnya.

Kolaborasi yang melibatkan Pemerintah Daerah dan para pelaku seni di Tangsel ini, lanjut Airin, harus terus dilanjutkan dari tahun ke tahun. Sosialisasikan kepada masyarakat di seluruh kecamatan bahwa Kota Tangsel telah memiliki Sigi Fest.

Apalagi selain dapat memperlihatkan potensi seni dan budaya, Sigi Fest sangat baik untuk pengembangan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

“Mari rekan-rekan media ajak dan sosialisasikan inilah budaya Tangsel. Sigi Fest harus mampu menunjukan ciri khas dari budaya yang menjadi tugas kolaborasi antara Kantor Kebudayaan dan Pariwisata dengan para pelaku seni di Kota Tangerang Selatan,” pesan Airin.

Penggagas Sigi Fest, Imam Mahendra, menjelaskan, dalam setiap pagelaran Sigi Fest nantinya akan menyuguhkan beragam seni dan budaya tradisional  dan usahawan kreatif untuk memperkenalkan karyanya khas Kota Tangsel.

Diharapkan setiap momentum tersebut mampu memperkenalkan Kota Tangsel ke pihak luar dan menyedot wisatawan domestik serta mancanegara.

“Sigi Fest 2012 targetnya adalah untuk memulai, sehingga di kesempatan berikutnya Kota Tangsel akan mempunyai event tahunan yang berkualitas dan menjadi event yang kehadirannya selalu dinantikan masyarakat luas,” papar Imam.

Program kegiatan acara yang bertajuk Sigi Fest ini menyuguhkan kokohnya bendungan raksasa Situ Gintung. Bendungan yang empat tahun silam jebol ini menjadi latar ekspresi eksotis dari sejumlah seniman untuk menghibur masyarakat.(yud)




Kota Tangerang Galakkan Program Penghijauan

Kabar6-Demi mewujudkan kota indah dan nyaman serta terbangunnya liviable city atau kota yang layak huni, Pemerintah Kota Tangerang bersama Forum Kota Tangerang Sehat  (FKTS) kembali beraksi, Minggu (9/12/2012).

Ya, bersama FKTS, Pemkot Tangerang menggelar seremonial penanaman 1000 pohon di Sekretariat FKTS, di Taman Asri Larangan, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Wakil Wali Kota Tangerang, H. Arief Wismansyah mengatakan, bahwa membangun kehidupan yang sehat bukanlah hal yang mudah apalagi di Kota yang heterogen seperti Kota Tangerang.

Namun sejak dicanangkannya kota sehat pada tahun 2010 masyarakat terus disadarkan akan pentingnya hidup sehat.

Dan, Pemkot juga terus melakukan berbagai sosialisasi melalui program-program yang dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya hidup sehat.

Selain sosialisasi program tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS), penghijauan juga merupakan salah satu pendukung terwujudnya hidup yang sehat.

“Lingkungan yang hijau, bersih dan asri sangat memberikan pengaruh pada kesehatan,” ujarnya seraya menambahkan bahwa banyak manfaat yang akan dirasakan kalau kita mempunyai lingkungan yang hijau.

Penghijauan juga merupakan hal yang sangat penting dimana Kota Tangerang harus dapat memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat tentang ruang terbuka hijau (RTH) sebanyak 30 persen.

Dan, beberapa saat yang lalu Walikota Tangerang H.Wahidin Halim telah menegaskan kepada para pihak pengembang dan swasta lainnya untuk melakukan penghijauan di pusat perbelanjaan atau mall.kantor-kantor swasta dan pabrik.

Terakhir Wakil Walikota mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan merawat pohon-pohon yang telah ditanam agar tetap hijau dan asri.

Usai memberikan sambutan Wakil Walikota melakukan penanaman pohon yang didampingi koramil, Camat dan Lsetempat. Penghijauan dengan penanaman 1000 pohon akan dilakukan dibeberapa wilayah di Kecamatan Larangan.(hms/tom migran)




Kota Tangerang Sabet IGA 2012 dari Kemendagri

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dianugerahi Penghargaan Innovative Govermnet Award (IGA) tahun 2012 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI untuk katagori Pelayanan Publik.

Penghargaan diserahkan Sekretaris Jenderal Kemendagri RI Diah Anggraeni dan diterima oleh Wakil Wali Kota Tangerang H.Arief Wismansyah, di Studio 7 Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jalan Gerbang Pemuda Jakarta Selatan, Jum’at (07/12/2012).

IGA award tahun 2012 karena Pemkot Tangerang dinilai berhasil mengembangkan program inovatif dalam meningkatkan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, lewat program jaminan kesehatan gratis atau yang dikenal dengan program Multiguna.

Sedianya, program Multiguna yang mulai digelontorkan sejak tahun 2008 lalu itu ditujukan bagi masyarakat rentan miskin dan miskin.

Namun kemudian, program terus ditingkatkan hingga pada tahun 2012 Pemkot Tangerang menganggarkan dana APBD Rp. 50 miliar untuk membeck up pelayanan kesehatan seluruh masyarakat Kota Tangerang.

Program kesehatan dimaksud mencakup masyarakat ekonomi bawah, menengah hingga atas, agar bisa menikmati pelayanan berobat gratis di 32 rumah sakit yang telah bekerjasama dengan Pemkot Tangerang.

Pemkot Tangerang merupakan peringkat pertama dan menjadi pemenang untuk katagori pelayanan publik menyisihkan dua nominator lainya, yakni Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penghargaan IGA merupakan penghargaan bagi Kabupaten dan Kota se Indonesia yang mempunyai program inovasi untuk kemajuan daerah, masing-masing 4 kategori yaitu kategori tata kelola pemerintahan, kategori pelayanan publik, kategori pemberdayaan masyarakat dan peningkatan daya saing daerah.

Proses penilaiannya pun dilakukan melalui enam tahap yang dimulai dari identifikasi Kabupaten/Kota yang memilki program inovatif sampai dengan tahap akhir pemilihan 8 nominator dan 4 pemenang IGA.

Selain Kota Tangerang, Kabupaten/Kota yang menjadi pemenang IGA tahun 2012 yakni Kota Banda Aceh untuk kategori tata kelola pemerintahan, Kabupaten Ponorogo kategori pemberdayaan masyarakat dan Kabupaten Sumedang kategori daya saing daerah.

Sedangkan delapan Kabupaten/Kota yang menjadi nominator adalah, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Balangan, Kota Mataram, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantaeng.

Penghargaan IGA dibarengi dengan acara talk show dengan menghadirkan Sekjen Kemendagri RI dan para pemenang IGA tahun 2012.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen Kemendagri RI memberikan apresiasi dan mengucapkan terhadap Kabupaten/Kota yang telah berhasil melakukan program inovatif karena menurutnya bahwa program inovasi merupakan salah satu terobosan dan langkah strategis dalam meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kesejahteraan mayarakat.

Ditambahkannnya, bahwa Kemendagri RI terus memberikan pembinaan kepada Kabupaten/Kota yang telah berhasil membuat program inovasi, karena penilaian tahap awal Kemendagri telah mengidentifikasi sebanyak 108 Kabupaten/Kota yang memilki program inovasi.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Arief R Wismansyah mengatakan bahwa Pemkot Tangerang melalui Kepala Daerahnya Wali Kota Tangerang H. Wahidin Halim terus berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Program multiguna yang dikembangkan menjadi pelayanan kesehatan gratis sangat banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Tangerang, karena dengan hanya memiliki KTP dan Kartu Keluarga, masyarakat sudah dapat dilayani di 32 rumah sakit yang bekerjasama dengan Pemkot.

“Dengan dana Rp. 50 miliar Pemkot tidak membatasi jumlah minimal dan maksimal, jadi berapa saja biayanya Pemkot akan membayarnya,” ujarnya.(hms/tom migran)




Pemkab Tangerang Respon Positif Dua Raperda Inisiatif

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Tangerang merespon positif dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang diusulkan anggota DPRD setempat.

Kedua Raperda itu antara lain, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Kabupaten Tangerang, dan Perubahan Perda Nomor 10/2008 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (PDAM TKR).

“Menanggapi Raperda Inisiatif DPRD tentang Jamkesmas yang bertujuan untuk memenuhi hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan secara optimal, pada prinsipnya kami sangat setuju dan mendukung. Namun demikian dengan adanya transformasi kebijakan pembiayaan kesehatan yang digulirkan pemerintah pusat melalui SJSN dan BPJS,” ungkap Plt. Sekda Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad, saat membacakan tanggapan Bupati Tangerang Ismet Iskandar dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang, Senin (3/12/2012).

Sedangkan katanya, terkait Raperda Inisiatif DPRD Tentang Perubahan Perda Nomor 10/2008 Tentang PDAM TKR, terdapat beberapa hal yang perlu ditanggapi dan diberikan masukan, seperti yang tercantum pada Bab X Pasal 13 ayat (2) huruf c.

Pada poin itu lanjutnya, perlu dipertimbangkan kembali untuk besaran PAD dari 15 % menjadi 85%, hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 690/477/SJ tanggal 18 Februari 2009, agar PDAM dibebaskan untuk bayar PAD karena cakupan pelayanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk dalam wilayah administratif Kabupaten.

Hal ini relevan dengan program kerja PDAM yang akan mengembangkan cakupan pelayanan dengan membangun IPA Cihuni dan IPA Cisauk serta wilayah di Kabupaten Tangerang.

Disisi lain, terkait pengadaan barang/jasa yang harus mendapatkan persetujuan Bupati dan diketahui DPRD, karena hal itu telah berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54/2010 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70/2012.

Tentunya, jika mengacu pada peraturan itu PDAM akan sulit mengembangkan usaha dan kegiatan operasionalnya jika pengadaan barang/jasa harus mendapat persetujuan Bupati dan diketahui oleh DPRD.

“Setelah Kami pelajari secara seksama, dapat Kami simpulkan bahwa materi perubahan yang diusulkan tidak mencapai 50% dari materi Perda 10 Tahun 2008 tentang PDAM TKR Kabupaten Tangerang, sehingga menurut Kami cukup dilakukan perubahan pasal per pasal yang diperlukan dan  tidak perlu mencabut secara keseluruhan Perda 10 Tahun 2008 tentang PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Hal ini sesuai dengan penjelasan lampiran No. 237 Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,” kata Iskandar Mirsad. (din/hms)




Kejuaraan Tarung Derajat Wali Kota Cup 2012 Resmi Dibuka

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus menumbuhkembangkan olahraga dengan meningkatkanan potensi para atlit dan penyediaan berbagai sarana dan prasarana olahraga, demi memasyarakatkan olahraga.

Demikian dikatakan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) H.Arief R. Wismansyah saat Membuka Kejuaraan Tarung Derajat Wali Kota Cup di Gedung Olahraga (GOR) A. Yani, Jalan Dimyati, Kota Tangerang, Minggu (02/12/2012).

Menurut Arief, untuk meningkatkan potensi para atlit, Pemkot melalui berbagai Pengurus Cabang (Pengcab) olahraga KONI Kota Tangerang terus melakukan event pertandingan.

Tak hanya itu, Pemkot juga terus berupaya mewujudkan masyarakat yang sehat melalui olahraga. Sebagai bukti nyata, Pemkot terus membangun sarana dan prasarana di setiap Kecamatan.

”Pada tahun 2013 seluruh GOR mini telah selesai dibangun di seluruh Kecamatan. Dengan GOR mini, masyarakat diharapkan lebih peduli akan hidup sehat serta gemar berolahraga,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Parawisata (Disporbudpar) Kota Tangerang, Gatot Suprijanto meminta agar para atlit Tarung Derajat untuk bersama-sama menjunjung tinggi jiwa sportivitas selama bertanding.

“Saya berharap agar para atlit juga dapat menunjukan kemampuannya agar dapat terus berprestasi sampai ke tingkat nasional,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Panitia Kejuaraan Tarung Derajat Wali Kota Cup, Ibadurrahman melaporkan bahwa kejuaraan Tarung Derajat yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2012 diikuti oleh 43 atlit yang berasal dari Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.

Ditambahkannya, bahwa kejuaraan juga dalam rangka mencari bibit atlit yang berkualitas karena kejuaraan Tarung Derajat merupakan kejuaraan yang pertama kali di Provinsi Banten.(rilis/tom migran)




Perbaikan Infrastruktur Menjadi Prioritas Utama

Kabar6-Revitalisasi perbaikan infrastruktur menjadi skala prioritas utama Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pascapemekaran.

Kebijakan tersebut telah menjadi komitmen Walikota Airin Rachmi Diany sejak mulai memimpin jalannya roda pemerintahan definitif.

Perbaikan infrastruktur tersebut meliputi seluruh jalan-jalan kota dan lingkungan, saluran air (drainase), pelebaran ruas jalan di sejumlah titik, normalisasi daerah aliran sungai dan lain sebagainya.

Hasil dari proses perbaikan tersebut kini begitu mudah dilihat dan dirasakan masyarakat selaku pihak yang berhak mendapatkan pelayanan dari pemerintah daerah.

“Sudah menjadi target kerja saya bila kondisi infrastruktur harus bagus. Sebab, perbaikan infrastruktur menjadi skala prioritas utama selain perbaikan sarana dan pelayanan pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup serta pelayanan perizinan,” ungkap Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, kepada Kabar6.com di kantornya, kemarin.

Airin menyatakan, targetnya setelah tiga tahun pemerintahan yang dipimpinnya berjalan seluruh perbaikan infrstruktur tersebut telah rampung.

Sehingga pada tahun-tahun berikutnya pemerintah daerah hanya mengalokasikan dana untuk perawatan infrastruktur.

Sementara dana APBD tersebut nantinya akan dikucurkan untuk membangun gedung-gedung kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“Sekarang saja banyak SKPD yang kantornya masih menyewa. Makanya tiga tahun ini APBD Tangsel 70 persennya untuk belanja langsung dan sisanya belanja tidak langsung,” terang Airin.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Tangsel, Retno Prawati, memaparkan, mengalokasikan dana Rp 46 Miliar untuk melakukan pembebasan lahan dan pelebaran jalan menjadi empat lajur seluas 24 meter guna menekan kemacetan yang kerap melanda jalan raya Ciater, Serpong.

Pelebaran jalan, akan dilakukan terhadap ruas jalan Ciater Raya – Pertigaan Maruga dan Pertigaan Maruga – Pertigaan Jalan Arya Putra (Jalan Bukit Serua).

“Pelebaran jalan Ciater Raya hingga Pertigaan Jalan Aria Putra menjadi prioritas Dinas BMSDA pada tahun anggaran 2013 karena kerap dilanda kemacetan. Jalan yang dilebarkan sepanjang 4,4 Kilometer dari pertigaan Maruga hingga ke Serpong,” paparnya.

Retno merincikan, 2,2 Kilometer untuk ruas Jalan Ciater Raya – Pertigaan Maruga dan 2,2 Kilometer untuk ruas Pertigaan Maruga – Pertigaan Jalan Aria Putra. Dari Pertigaan Maruga ini, kata dia, akan ada simpang kaki ke arah Pamulang 2 sepanjang 145 meter.

Ruas jalan yang nanti dilebarkan, akan memiliki empat lajur dengan lebar 24 meter. Di ruas jalan ini, nantinya akan dibuat jalur sepeda, drainase dengan lebar 1,2 meter dan di atasnya bakal dibangun jalur untuk pedestrian atau pejalan kaki.

“Di Pertigaan Maruga ini nantinya akan ada bundaran. Selain itu akan ada pula penambahan geometri di titik itu,” jelas Retno.

Penambahan ini berfungsi agar di Pertigaan Maruga kondisi geometrinya tidak seperti yang sekarang ada. Pengguna jalan, nantinya tidak akan langsung menemui tanjakan saat berputar atau melintas di Pertigaan Maruga.

“Kita targetkan pada 2013 semuanya sudah dapat direalisasikan,” kata dia.

Terkait pelebaran jalan ini menurutnya, pelebaran ruas jalan penghubung Ciputat-Serpong merupakan skala prioritas kota Tangsel.

Untuk pengerjaan khusus di Pertigaan Maruga sudah dimulai dalam waktu dekat ini karena sudah dilakukan pembebasan lahan. “Sisanya hingga saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan,” demikian Retno.

Musim penghujan diprediksi akan terjadi di akhir tahun ini. Guna mengantisipasi tidak terjadi penurunan kualitas jalan akibat musim penghujan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus mengejar dan mempercepat penyelesaian pekerjaan pembangunan jalan  di kota yang dipimpin Airin Rachmi Diany ini.

Percepatan pekerjaan pembangunan jalan tersebut bisa terbukti dengan terselesaikannya pembanguan ruas jalan di beberapa kecamatan.

Diantaranya jalan Lengkong Gudang Timur atau lebih dikenal dengan Jalan Leguti. Jalan sepanjang 452 meter itu kini telah terealisasi dengan menggunakan konstruksi berbahan beton.

Kepala Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kota Tangerang Selatan, Retno Prawati menjelaskan, Jalan Leguti ini merupakan jalan penghubung bagi warga Tangerang Selatan dari Lengkong Wetan menuju Kampung Perigi ataupun sebaliknya.

“Pekerjaan jalan ini, (Leguti, red) merupakan pekerjaan yang telah kami laksanakan di pertengahan tahun 2012. Mudah-mudahan bisa lebih meningkatkan geliat perekonomian warga sekitar,” ujarnya.

Lebih lanjut Retno mengatakan, selain melaksanakan pembangunan jalan Lengkong Gudang Timur, DBMSDA juga telah menyelesaikan pembangunan jalan Lengkong Karya sepanjang 500 meter, dan Jalan Bhayangkara di kelurahan paku jaya sepanjang590 meter.

Kemudian, Jalan Villa Mutiara di Kelurahan Jalupang dengan panjang sekitar 285 meter, Jalan Talas 2,3 di Kelurahan Pondok Cabe Udik sepanjang220 meter dan Jalan Hutan Kota dengan panjang 102 meter.

Jalan sepanjang 611 meter di Mesjid Kubah-Pondok Kacang Raya di area kompleks Maharta juga tak luput dari percepatan pembangunan jalan ini.

Selain itu, Pemkot Tangsel juga telah menyelesaikan Jalan Kandang Sapi, Jalan Bambu Apus, Jalan Parung Raya, Jalan Pamulang Permai Barat, Jalan Kayu Manis Raya, dan jalan Mars Raya. Serta masih banyak lagi pekerjaan jalan lainnya yang telah terselesaikan.

Dinas Binamarga juga tengah memproritaskan penyelesaian pembangunan Sodetan Simpang viktor di antara ruas jalan Siliwangi dan jalan Buaran-Rawa Buntu (Viktor). Pekerjaan ini sudah dimulai pengerjaannya.

Tak berhenti sampai di jalan-jalan yang telah disebutkan tadi, Pemkot Tangsel juga saat ini tengah mengerjakan beberapa pembangunan.

Seperti pembangunan Sodetan Simpang viktor di antara ruas jalan Siliwangi dan jalan Buaran-Rawa Buntu (Viktor). Bahkan kini pembangunan sodetan itu menjadi prioritas mengingat akan memasuki musim penghujan.

“Sama dengan pekerjaan jalan yang lainnya, pembangunan Sodetan Simpang Viktor juga menjadi prioritas kerja DBMSDA Kota Tangerang Selatan. Untuk tahap awal pekerjaan sodetan simpang Viktor kami targetkan akan selesai pada tahun ini,” terang Retno.

Untuk diketahui, Pekerjaan jalan yang dilaksanakan oleh DBMSDA banyak yang merupakan pekerjaan lanjutan, dan sebagian besar paket pekerjaan yang ada di DBMSDA Kota Tangsel ini dapat terealisasi lebih cepat dari rencana ataupun jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan, salah satu diantaranya adalah Jalan Bhayangkara.

Selain memberikan kemudahan aksebilitas masyarakat sekitar, Jalan Bhayangkara juga merupakan jalan penghubung antara Kota Tangerang Selatan dengan Kota Tangerang.

Selain itu pula, Jalan Serpong (Puspitek) – batasTangerang-Bogor sepanjang 1 km, Jalan Ciputat Serpong – Serpong (Puspitek) sepanjang 1,2 km, pelebaran jalan Pahlawan Seribu sepanjang 0,5 km, yang merupakan jalan Provinsi di Kota Tangerang  Selatan, masih dalam proses pengerjaan.

Sedangkan Jalan Provinsi yang lainnya yaitu Jalan Padjajaran Ciputat sepanjang 0,8 km dan rehabilitas Jalan Tangerang – Serpong (BSD) dengan panjang sekitar 5 km telah terselesaikan.

Ketika ditanya terkait pekerjaan jalan yang sudah dan akan dikerjakan, salah satu warga Pamulang, Didin (37) mengatakan sangat mengapresiasi program itu. Menurut dia, jalan merupakan infrastruktur vital yang harus terus dibenahi.

Bahkan, Didini juga beranggapan jika satu wilayah bisa terlihat maju atau tidaknya juga tergantung kondisi jalan. “Saya dengan warga lain sudah melihat ada perubahan atas jalan yang sudah dikerjakan Pemkot Tangsel. Tentu ini juga mempermudah kami melakukan akses,” kata Didin.

Didin berharap, Pemkot bersama DBM-SDA juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta terbuka dengan berbagai keluhan yang akan disampaikan, baik itu terkait jalan maupun infrstruktur lainnya.

“Banyak yang belum mengerti mana jalan yang merupakan kewenangan  Pemkot, dan mana milik Pemprov atau pun pusat. Sehingga, jika ada jalan rusak wajar saja jika warga menyalahkan Pemkot,” tuturnya.

Senada, warga lainnya Imam (27) mengatakan, dengan adanya program percepatan jalan, masyarakat menjadi tenang menghadapi musim penghujan. Untuk diketahui, kata dia, Tangsel merupakan wilayah yang sering terkena banjir.

“Banjir terjadi biasanya karena infrastruktur yang tidak memadai. Sekarang sudah ada perbaikan jalan, minimal akses lebih mudah jika nanti sampai terjadi banjir lagi,” ungkapnya.

Menanggapi keluhan masyarakat terkait banjir, Retno menjelaskan, pihanya terus berupaya untuk menangani banjir.

Diantaranya, memprioritaskan penanganan Sungai-Sungai utama dan Situ sebagai parkir air untuk dilakukan percepatan normalisasi, sehingga peningkatan daya tampung air dan penurunan muka air banjir dapat terwujud.

“Pada tahun anggaran 2012 ini, sedang dilakukan normalisasi Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Situ Pamulang dan Situ Ciledug, dan dalam rangka mendukung penataan sistem Drainase Kota sedang dilakukan penyusunanMaster Plan Drainase Kotamelalui Direktorat Penataan Lingkungan Perkotaan (PLP) Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum,” tutur Retno.(adv)

 




Walikota Airin Kampanyekan Tangsel Hijau dan Asri

Kabar6-Semangat melestarikan lingkungan hidup terus digaungkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui semboyan “Let’s Go Green”. Langkah dan terobosan terbaru yang kini segera diwujudkan, yakni membangun empat Hutan Kota Adiwiyata dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) 3R atau Reduce, Reuse, Recycle serta Bank Sampah Masyarakat (BSM) yang kini tengah dirancang.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, menjabarkan, keempat Hutan Kota Adiwiyata tersebut antara lain di SMA Negeri 9 Serua, Jombang, Witanaharja dan Pondok Benda. Selain sebagai sarana untuk daerah resapan air, melindungi kesuburan air dan tanah. Keberadaan Hutan Kota Adiwiyata dapat menambah oksigen atau paru-paru kota yang kondisinya saat ini kian memprihatinkan.

“Hutan Kota Adiwiyata juga dapat berfungsi sebagai laboratorium alam atau botani bagi masyarakat yang memerlukan untuk sarana penelitian. Selain fungsi mendasarnya sebagai pencegah banjir dan pencemaran lingkungan akibat polusi udara kendaraan bermotor,” kata Walikota Airin.

Kunci dari pelestarian lingkungan hidup, kata Walikota, adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk terus menjaga. Pembangunan mempunyai dampak yang berbeda diantaranya, dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dampak buruknya merusak kelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan ruang seringkali tidak sesuai dengan kemampuan lahan sehingga melebihi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Upaya penyelamatan lingkungan sudah mendesak dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan perilaku yang ramah lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu dilakukan secara konsisten. Sehingga, keseimbangan kepentingan lingkungan, sosial dan ekonomi dapat tercapai.

“Setiap pembangunan harus berwawasan lingkungan. Pelestarian lingkungan bisa dimulai dari tingkatan terkecil, dari diri sendiri dan keluarga. Harapan dan keinginan saya ada program yang terus berjalan. Diantaranya program satu orang menanamkan satu pohon. Dari empat Hutan Kota Adiwiyata sudah berjalan di SMA Negeri 9,” kata Walikota Airin.

Sebagai wujud keseriusan Pemkot Tangsel dalam program penghijauan lingkungan mendapatkan apresiasi dari pihak pengembang kawasan perumahan dan ekonomi. Pihak swasta tersebut telah menyumbangkan sebanyak 1000 batang bibit pohon. Sumbangan yang disalurkan melalui BLHD setempat untuk ditanam di Hutan Kota Adiwiyata Kota Tangsel.

Bibit pohon yang disumbangkan terdiri atas berbagai macam tanaman yang saat ini sudah langka. Jenis tanaman tersebut diantaranya, namnam hutan, waru gunung, keben, pulai, nyamplung, menteng, bintaro beringin sabre, saraca, meranti, sawo duren, sosis afrika dan flamboyant.

Sementara terkait dengan sistem penanggulangan masalah sampah perkotaan di Kota Tangsel. Airin menyatakan pengoperasian TPST 3R menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah sampah perkotaan.

“Target saya selain mengoperasikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Cipeucang, juga membangun 54 TPST sampai 2014 mendatang,” kata Airin.

Walikota Airin mengungkapkan, daerah yang dipimpinnya ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,3 juta jiwa. Setiap harinya dari jumlah tersebut menghasilkan sampah sekitar 1600 meter kubik. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di kecamatan Setu dan TPST yang nantinya tersebar di setiap kecamatan.

Karenanya, keberadaan TPST 3R cukup efektif untuk menanggung beban volume sampah di TPA Cipeucang. Ketika sampah asal rumah tangga datang, maka TPST bertugas memisahkan antara jenis organik dan non organik. Kemudian, pemerintah daerah melalui Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman hanya mengambil residu sampah untuk dikirim ke TPA Cipeucang.

“TPST bisa mengurangi hingga 70 persen dan 30 persen yang masuk ke TPA Cipeucang karena yang kita ambil hanya residunya. Oleh karena itu, kita mengharapkan TPA ini bisa berumur lebih lama lagi untuk anak cucu kita nanti. Bukan hanya untuk jaman kita saja,” ujar  Airin.

Dia memaparkan, pada tahun 2010 lalu telah dibangun TPST 3R di 2 titik lokasi, yaitu di Perumahan Griya Serpong, kelurahan Kademangan, Setu dan Villa Pamulang Mas, kecamatan Pamulang. Sementara di tahun 2011 ada 8 TPST 3R, dimana 6 titik lokasi pembangunannya dilaksanakan langsung oleh masyarakat melalui KSM-KSM yang telah dibentuk.

Yakni, di kelurahan Pondok Betung, Pondok Karya, Pondok Maharta, Reni Jaya, Jombang dan Sarimulya. Serta 2 diantaranya dilakukan pihak ketiga (kontaktual), yaitu di Perumahan Pamulang Permai 1 dan Benda Baru.

“Tahun 2012 ini melalui APBD Perubahan harus tersedia 14 lokasi. Karena target kami tahun 2014 mendatang bisa menyediakan 54 TPST 3R di setiap kelurahan/desa di Kota Tangerang Selatan,” papar Airin.

Pencarian metode penanganan masalah sampah perkotaan yang tepat di Tangerang Selatan (Tangsel) terus menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Daerah setempat. Seperti melaksanakan kunjungan kerja ke kabupaten/kota Malang, Jawa Timur, untuk melihat proses keberhasilan sistem Bank Sampah Masyarakat (BSM) di daerah tersebut.

“Melihat luas Kota Malang 147 kilometer persegi dan jumlah penduduk 1,3 juta jiwa, rasanya sangat relevan jika kami studi komparasi ke sini,” ucap Airin di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kecamatan Talang Agung, Kabupaten Malang, akhir pekan kemarin.

Walikota Airin menyatakan, penyelesaian sampah tidak hanya di pemerintah saja. Hal terberat adalah mengubah sikap pola dan prilaku masyarakat yang terkesan kurang peduli terhadap masalah sampah dilingkungan masing-masing. Meski membutuhkan waktu, Walikota optimis budaya membuang sampah pada tempatnya di Kota Tangerang Selatan dapat terwujud.

Kedepannya, Walikota Airin, menginginkan disetiap RW di Kota Tangerang Selatan bisa membuat BSM. Ditambah lagi bila saat ini telah dioperasikan puluhan TPST 3R dan TPA Cipeucang di Kecamatan Setu. Kolaborasi sistem tersebut diyakininya mampu mengatasi masalah sampah perkotaan.

“Saya rasa bisa. Harusnya Tangsel bisa jauh lebih baik dari di sini. Setelah ini saya akan mengkaji mendalam, apa saja yang harus dilakukan. Lalu mengirim orang untuk belajar mendalam soal sampah di sini,” terangnya.(adv)

 




Pemkot Tangsel Rehab Bangunan Sekolah dan Terapkan Pendidikan Gratis

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menargetkan perbaikan seluruh sekolah diwilayahnya. Hal itu dilakukan agar pada tahun 2014 tidak ada lagi bangunan sekolah rusak atau sekolah yang menerapkan 2 shift belajar bagi siswanya.

Demikian dikatakan Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany. Perbaikan bangunan sekolah tersebut akan dikebut pada tahun 2012 hingga 2013. “Saya berharap sampai tahun 2014 sudah tidak ada lagi bangunan sekolah yang rusak,” katanya.

Perbaikan sekolah yang akan dilakukan Pemkot Tangsel meliputi tingkat SD, SMP dan SMA. Sedangkan klasifikasi pengerjaannya mulai dari perbaikan hingga rehab total.

“Saat ini kami sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat, guna meminta bantuan biaya pembangunan sekolah yang ada di Tangsel ini,” jelas Airin lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tangsel, Mathoda mengatakan, untuk anggaran rehab ringan 40 SD dialokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta setiap sekolah.

Sedangkan untuk 5 bangunan SMP direhab total dialokasikan anggaran sebesar Rp.6 miliar. Tiga SMK rehab total Rp 4,1 miliar. Enam bangunan SMA rehab total anggaran Rp 4,5 miliar.

Sembilan belas bangunan SD rehab total Rp 44,53 miliar. Kemudian, juga ada 36 bangunan yang akan direhab ringan, terdiri dari SD dan SMP dengan alokasi Rp 7,1 miliar.

Saat ini, di Tangsel terdapat sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) swasta 396, SD swasta 121 dan negeri 208. SMP swasta 107 dan negeri 17. SMA swasta 35 dan negeri 12. Sedangkan SMK swasta 55 dan negeri 3 sekolah.

Menurut Mathoda, mulai 4 September tahun ini ada 36 SD Negri dan empat SD Swasta yang wajib melaksanakan rehab bangunan maupun penambahan ruang kelas baru di sekolahnya. Sedangkan waktu pengerjaan ditetapkan selama 105 hari atau tiga bulan.

“Besaran bantuan yang akan dikucurkan disesuaikan dengan tingkat kerusakan sekolah masing-masing. Umumnya, sekolah yang mendapatkan bantuan adalah sekolah yang kerusakannya mencapai 45 persen hingga 80 persen,” katanya.

Pada tahun ini juga, lanjut Mathoda, Kota Tangsel akan mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 34 miliar untuk rehabiltiasi dan mabeler di 31 SD. Sedangkan teknis pengelolaan DAK dilakukan oleh Dinas Pendidikan terkait.

“Insya Allah, DAK bisa segera dikucurkan ke 31 Sekolah Dasar yang tersebar di tujuh Kecamatan se Tangsel ini,” ujarnya.

Gratiskan Dana Pendidikan
Selain memperbaiki sarana pendidikan diwilayahnya, Pemerintah Kota Tangsel juga menggratiskan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) untuk jenjang SD, SMP dan SMA mulai tahun ajaran 2011 dan 2012.

“Kita telah mencabut peraturan Wali Kota nomor 36 tahun 2009, dan direvisi dengan Perwal nomor 3 Tahun 2010, tentang petunjuk pelaksanaan mekanisme sumbangan pendidikan secara sukarela dari masyarakat untuk satuan pendidikan dasar dan menengah,” kata Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

Kebijakan penghapusan SPP tersebut, kata Airin, mengacu pada penambahan alokasi belanja daerah untuk pembiayaan Bantuan Operasional Daerah (Bosda) bagi tingkat SD dan SMP, yang tertuang dalam Perubahan APBD tahun ini.

“Program wajib belajar sembilan tahun, yang semula dianggarkan sebesar Rp.113,5 miliar, menjadi Rp.129,9 miliar. Atau, bertambah sebesar Rp.16,4 miliar dalam APBD Perubahan, untuk mengcover SPP itu,” katanya.

Namun, penambahan belanja untuk penunjang kegiatan wajib belajar sembilan tahun tersebut, tidak hanya untuk penggratisan biaya SPP semata. Melainkan juga untuk kegiatan penambahan ruang kelas, pengadaan alat praktik dan peraga siswa, rehabilitasi sedang/berat ruang kelas serta peningkatan Bosda SMP.

“Untuk penerapannya, akan dimulai tahun ajaran baru ini. Kalau sudah diketuk palu, maka akan langsung dilaksanakan,” ujar Airin.

Selain itu, lanjut Airin, pihaknya juga tidak melakukan pungutan dana untuk SPP atau operasional bulanan untuk jenjang pendidikan tingkat SD.

Namun, untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA, pungutan dana SPP atau Biaya Operasional Pendidikan, masih dilakukan dengan besarannya yang telah ditetapkan.

“Untuk pungutan biaya SPP jenjang SMP, besaran dananya 100 ribu. Sedangkan untuk pungutan SPP jenjang SMA, besaran dananya 200 ribu,” katanya.

Dengan tidak adanya penarikan DSP, maka Pemkot Tangsel harus menambah lagi alokasi dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) kepada siswa.

Untuk jenjang pendidikan tingkat SD/Madrasah Islam Negeri, BOP untuk satu murid yang awalnya sebesar Rp 12.500, kini menjadi Rp 30 ribu setiap bulannya.

Dana tersebut kemudian ditambah dengan BOP dari pemerintah pusat sebesar Rp 33 ribu. “Jadi, untuk satu siswa SD di Kota Tangsel, menerima dana BOP sebesar Rp 63 ribu setiap bulannya,” katanya.

Kemudian, untuk jenjang pendidikan tingkat SMP/ MTSN, BOP yang awalnya hanya Rp 20 ribu perbulan, kini menjadi Rp 40 ribu perbulan bagi tiap siswa.

Dana tersebut kemudian ditambah BOP dari pemerintah Pusat sebesar Rp 47.500. “Total biaya yang diterima siswa untuk jenjang SMP, yakni sebesar Rp 87.500 setiap bulannya,” katanya.

Lalu, untuk jenjang pendidikan tingkat SMA/SMKN, dana BOP dilakukan dengan sistem per rombongan belajar yang besarannya Rp 2,5 juta. “Dana tersebut, diberikan setiap bulannya,” katanya.

Rencananya, kebijakan Pemkot Tangsel yang tidak melakukan pungutan DSP, akan di sosialisasikan kepada seluruh sekolah. “Saat ini, penerimaan siswa sudah berjalan. Maka, secepatnya surat edaran mengenai kebijakan baru ini, akan kami sampaikan kepada semua kepala sekolah,” katanya.(Adv/evan/yud)

 




Pemkot Tangsel Gratiskan Biaya Berobat di Puskesmas

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Kesehatan akan menggratiskan biaya pengobatan di Puskesmas. Fasilitas ini tidak hanya dikhususkan bagi warga yang tidak mampu, tapi untuk semua masyarakat yang tinggal di Tangsel.

“Ini sebagai komitmen kami dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ungkap Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, belum lama ini.

Airin menjelaskan, peningkatan layanan kesehatan telah termasuk skala prioritas. Setelah sebelumnya ditambah dan dibangun sarana dan prasarana Puskesmas di berbagai wilayah Kota Tangsel.

Langkah selanjutnya yakni memberikan layanan secara cuma-cuma bagi setiap pasien khusus warga Kota Tangsel. Dengan demikian masyarakat dapat merasakan langsung peningkatan pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah pascapemekaran
daerah bergulir.

“Pelayanan cuci darah kedepannya juga bisa dilayani di beberapa puskesmas yang telah ditunjuk. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan yang sudah diberlakukan di Puskesmas,” tambah Airin.

Kebijakan pelayanan gratis di setiap Puskesmas ini telah memiliki ketetapan hukum dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 26 tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Pembebasan Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar di UPT Pusat Puskesmas Bagi Penduduk Kota Tangsel, tertanggal 13 Agustus 2012.

Pada bab III dalam asas, maksud dan tujuan di pasal 3, asas penyelenggaraan pembebasan biaya retribusi pelayanan kesehatan dasar. Antara lain, asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial.

Menyeluruh (komprehensif) sesuai standar pelayanan kesehatan dasar.terstruktur, berjenjang dan diutamakan ke Puskesmas dan jaringannya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar.

Dalam pasal 6, persyaratan untuk mendapatkan pembebasan biaya retribusi pelayanan kesehatan dasar. Yakni, memiliki KTP Tangsel dan masih berlaku serta memiliki identitas lain yang menyatakan bahwa pasien berdomisili di Tangsel asli dan masih berlaku.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Tangsel, Dadang M Epid, mengatakan bahwa pemberlakuan layanan tanpa retribusi di seluruh puskesmas mulai berlaku September 2012.

Warga Kota Tangsel, kata Dadang, cukup menunjukkan KTP kepada petugas puskesmas untuk mendapatkan pelayanan tanpa retribusi tersebut. “Hanya dengan menunjukan KTP kepada petugas puskesmas, maka pelayanan kesehatan akan gratis,” katanya.

Di Kota Tangsel terdapat 25 puskesmas dengan rincian, yakni 21 puskemas rawat inap dan empat lainnya yakni non perawatan. Untuk melancarkannya program tersebut, Pemkot Tangsel telah mengalokasikan anggaran Rp.20 miliar untuk operasional dan obat-obatan.

Bahkan, pihaknya pun sudah memberikan informasi hal tersebut kepada seluruh puskesmas melaku surat pemberitahuan nomor 441/0258/Dinkes/VI/II/2012 dan nantinya akan di perkuat oleh Peraturan Wali Kota (Perwal).

“Perwal mengenai layanan gratis di puskesmas tersebut, masih proses dan dalam waktu dekat akan segera diterbitkan sebagai payung hukum,” katanya.

Di samping penambahan Puskesmas, untuk meningkatkan derajat kesehatan di Kota Tangsel, Dinkes juga menambah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Rencananya, ada 26 Posyandu yang dibangun pada tahun ini.

Tak hanya itu, Dinas Kesehatan juga bakal melengkapi layanan kesehatan dengan mobil Puskesmas keliling dan mantri keliling (manling) yang mengendarai 54 sepeda motor.

Baik mobil puskesmas keliling dan mantri keliling ini ditujukan untuk masyarakat yang kurang terjangkau oleh pelayanan Puskesmas. “Pada prinsipnya semua akan kita lakukan agar kesehatan di masyarakat terus meningkat,” tandasnya.

Lanjut, Dadang, untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, 18 dari 28 puskesmas yang ada di Kota Tangsel saat ini sudah memiliki fasilitas mobil puskesmas keliling (Pusling).

“18 Puskesmas yang sudah memiliki mobil puskesmas keliling adalah puskesmas yang sudah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. JUmlah armada pusling yang ada saat ini sebanyak 22 unit,” kata Dadang M Epi.

Dadang mengimbuhkan, fasilitas Pusling tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pasien jika harus dirujuk ke rumah sakit, serta menjemput pasien yang sudah dalam kondisi kritis.

Dia menambahkan, 22 armada tersebut setiap hari mobil ke setiap pelosok daerah yang ada di Tangsel. “Jadi sistem armada Puskesmas Keliling, yakni menjemput bola, tidak menunggu karena sebagai bentuk peningkatan pelayanan,” katanya.

Sementara, Tahun 2013 mendatang dijadwalkan tiga puskesmas yang ada juga akan direhab total, dengan anggaran enam miliar. Selain itu, Pemkot Tangsel saat ini juga telah mengoperasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang berada di Jalan Raya Pajajaran, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Layanan kesehatan di RSUD itu juga dilengkapi dengan fasilitas pengobatan dan tim medis berpengalaman dengan sejumlah layanan untuk pasien, seperti ruang farmasi, laboratorium, konsultasi gizi, Poli dots (pelayanan untuk pasien TB).

Unit Gawat Darurat (UGD), I Transfusi Darah Cabang (HDCU) CU, High Care Unit (HCU), Unit Poliklinik penyakit dalam, spesialis orthodontis (gigi), paru-paru, kandungan, gizi, bedah umum.

Selain itu, ada pula laboratorium teknik kimia, hematologi, urinalisis, imunologi dan toksikologi. Serta sarana dan prasarana seperti “medical chek up”, apotek dan lain sebagainya.

“Semua tenaga dokter dan perawat yang bertugas di RSUD Tangerang Selatan telah mengantongi sertifikat PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) dan BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support),” katanya.

Sedianya, RSUD Kota Tangsel diresmikan langsung oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah pada tanggal 7 April 2010 silam, berdasarkan surat ijin Nomor. 445/01.oprs-Dinkes/III/2010.

RSUD Kota Tangerang Selatan telah bertekad untuk terus melayani setiap masyarakat secara maksimal dan optimal. Hal ini sesuai dengan motto RSU Kota Tangsel yaitu “Melayani dengan Sepenuh Hati”.(Adv/evan/yud)