1

200 Warga Tangsel Direkrut Lipat Kertas Suara

Kabar6-Proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 mendatang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya juga memberikan rejeki bagi warga sekitar.

Kepastian ini terlihat dengan dibukanya kesempatan bagi masyarakat, untuk terlibat dalam proses pelipatan kertas suara. Ratusan warga sekitar, tentunya bakal mendapat tambahan uang dapur.

Pokja Divisi Logistik dan Umum, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel, Samani mengatakan, dalam kegiatan pelipatan suara dipastikan melibatkan masyarakat sekitar. Program ini sama seperti hajatan politik akbar sebelumnya.

“Kayaknya akan menyesuaikan tempat. Jumlahnya 200 orang warga,” kata Samani kepada kabar6.com ditemui di kawasan Serpong, Rabu (21/10/2015).

Menurutnya, kertas suara yang selesai dicetak selanjutnya dikirimkan oleh distributor ke KPU Kota Tangsel untuk dilipat. Lokasi pelipatan kertas suara yang dipilih terletak di Gedung Serba Guna (GSG) Kecamatan Pondok Aren.

Sam’ani bilang, tentunya sebelum kertas suara setiap warga yang dilibatkan mendapat pengarahan darinya. Petugas pelipat kertas suara mesti jeli mencermati kondisi kertas suara.

“Pelipat kertas suara harus lihat kondisi surat suaranya. Apakah ada kerusakan atau tidak,” jelasnya.**Baca juga: Mahasiswa: Pilkada 2015 di Tangsel Lebih Menarik.

Kerusakan biasanya seperti tinta cetakan luntur atau terdapat lubang di gambar pasangan calon. “Surat suara yang dinyatakan rusak harus dipisahkan. Dan, diganti dengan surat suara cadangan,” tambah Samani.(yud)




Mahasiswa: Pilkada 2015 di Tangsel Lebih Menarik

Kabar6-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2015 berlangsung di sekitar 269 kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia. Dan, pesta demokrasi pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di Tangerang Selatan (Tangsel), dinilai lebih menarik karena cukup menyita perhatian publik, termasuk dikalangan akademik.

Tika Yulianti, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berada di Kecamatan Ciputat Timur mengatakan, kondisi di atas ditilik dari maraknya perbincangan yang diulas lewat beragam media massa dan media sosial.

“Pilkada di Tangsel menurut pandangan kita lebih menarik dibandingkan dengan daerah lainnya,” ungkapnya kepada wartawan ditemui di Kantor Walikota Tangsel, Kecamatan Pamulang, Rabu (21/10/2015).

Tika mencontohkan, realitas kasat mata yang terjadi, banyak pengguna jejaring sosial memperbincangkan hiruk-pikuk Pilkada di Tangsel.

Beragam celotehan subyektif yang diposting lewat dunia maya, menandakan persaingan tiga pasangan calon tergolong ketat.

Iapun mengaku tertarik untuk melakukan kajian akademis terhadap prosesi pesta demokrasi lima tahunan di kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini. Sebab dinamika konstalasi politik yang terus berkembang selalu dinamis.

“Jadi bisa dibilang persaingannya lebih terasa,” terang mahasiswi semester 7 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam usai melakukan diskusi dengan Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie.

Menurut Tika, terbitnya Peraturan (KPU) Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye, punya  nilai tersendiri. Regulasi itu bahkan mengatur sampai ke proses kampanye masing-masing pasangan calon.

“Contohnya penyediaan sampai pemasangan atribut kampanye. Semua anggaran lewat pemerintah daerah dialokasikan kesana,” terangnya.

Dari kacamatanya, proses tahapan kegiatan Pilkada serentak di Kota Tangsel sejauh ini cukup berjalan lancar. Kendati, aroma persaingan di dalamnya dirasa cukup kuat.
“Tidak cuma persaingan secara langsung, kembali lagi, persaingan itu cukup ramai di dunia maya,” tambahnya.

Tak kalah menarik untuk diteliti, kontestan pemilihan kepala daerah di Kota Tangsel datang dari berbagai latar belakang dan karakter yang beragam.

Makanya, lanjut Tika, sangat diharapkan pula dapat lahir sosok pemimpin yang diinginkan masyarakat Kota Tangsel. **Baca juga: KPU Tangsel Rekrut 17.960 Petugas KPPS.

“Contoh kecilnya, ada calon yang berpolitik secara frontal dan tipe menyerang. Tapi disisi lain, ada pula yang tetap santun dengan tak mau ambil pusing dengan serangan yang terus diterimanya,” ujarnya.(yud)

 




KPU Tangsel Rekrut 17.960 Petugas KPPS

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Panitia Pemungutan Suara (PPS) di setiap kelurahan, akan merekrut 17.960 petugas KPPS yang akan ditempatkan di 2.245 Tempat Pemungutan Suara.

 

 

Komisioner KPU Kota Tangsel, Badrussalam, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan perekrutan petugas KPPS dimaksud. Pembukaan pendaftaran akan dilaksanakan pada 9-10 November 2015, sedangkan untuk pelantikannya pada 11 November 2015.

 

“Saat ini kami tengah mempersiapkan pengumuman terkait rencana dibukanya pendaftaran calon petugas KPPS dan untuk teknisnya nanti akan dilakukan oleh PPS,” terang mantan Komisioner KPU Kabupaten Tangerang ini saat ditemui kabar6.com di ruang kerjanya, Selasa (20/10/2015).

 

Badrussalam memaparkan, 17.960 petugas KPPS itu terdiri dari 13.470 Ketua dan enam Anggota dan 4.490 petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang akan bertugas menyebarkan undangan sampai proses perhitungan suara nanti.

 

Sementara itu, Sekretaris KPU Kota Tangsel, Wahyunoto, mengungkapkan untuk honor Ketua KPPS Rp1 juta dan masing-masing anggota Rp500 ribu sedangkan untuk petugas Linmas honornya Rp600 ribu. ** Baca juga: Kekurangan Gudang Logistik, KPU Sewa Ruko di BSD

 

“Honor seluruh petugas KPPS itu untuk satu kali kegiatan dan diprioritaskan masyarakat yang berdomisili di wilayah TPS itu berada yang menjadi petugas KPPS,” tegas Wahyu lagi.(ard)




Kekurangan Gudang Logistik, KPU Sewa Ruko di BSD

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata masih kekurangan tempat untuk menyimpan logistik Pilkada setempat yang akan dihelat pada 9 Desember mendatang.

 

 

Kapasitas gudang yang dimiliki KPU Kota Tangsel saat ini, yaitu di Jalan Siliwangi, Pamulang, tak kuasa menampung volume logistik Pilkada.

 

Untuk itu, KPU berencana menyewa satu unit Rumah Toko (Ruko) di kawasan BSD, Kecamatan Serpong.

 

Lidya, pemilik ruko yang bakal disewa KPU Tangsel mengungkapkan, ruko miliknya yang akan disewa itu berada tidak jauh dari Shuttle Bus BSD.

 

“Ruko yang saya miliki dua lantai dan memang untuk berjualan. Tetapi saat ini akan disewa oleh KPU Kota Tangsel selama satu tahun. Kalau soal harga sewa per tahunnya, silakan saja langsung ke Pak Sekretaris KPU,” kata Lidya saat ditemui kabar6.com, di Kantor KPU Kota Tangsel, Selasa (20/10/2015).

 

Sementara Sekretaris KPU Kota Tangsel, Wahyunoto, menyatakan menyewa Ruko merupakan suatu kebutuhan karena pihaknya memerlukan tempat untuk melakukan pengepakkan logistik dan tempat transit. ** Baca juga: Dana Kampanye Arsid dan Airin Bersaing Ketat

 

“Tempat untuk mengepak logistik dan tempat transit memang sangat dibutuhkan, terlebih lagi yang lokasinya berdekatan dengan Kantor KPU karena gudang lainnya berada di kawasan Pamulang,” pungkas Wahyu lagi.(ard)




Dana Kampanye Arsid dan Airin Bersaing Ketat

Kabar6-Persaingan antara dua rival politik bebuyutan, Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri dan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, telah menjadi sejarah klasik yang masih selalu menarik disimak oleh publik, khususnya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Arsid dan Airin bersaing bukan hanya sekedar ingin mendulang perolehan suara sebanyak-banyaknya. Di ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 mendatang, keduanya juga bersaing dalam nominal angka modal dana kampanye.

Berdasarkan uraian data yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel, pasangan calon nomor urut 1 Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra melaporkan jumlah dana kampanye yang dikantongi sebesar Rp410 juta.

Dana senilai di atas berasal dari Grandung s Troy, pengusaha warga Jakarta Selatan yang memberikan suntikan dana Rp 25 juta kepada Ikhsan-Alin. Sementara sisanya dua orang pasangan calon ini mengklaim merogoh kantongnya sendiri.

Sementara pasangan calon nomor urut 2 Arsid-Elvier pada tahap kedua laporan dana kampanye ini menyertakan modal sebanyak Rp1,57 miliar. Uang tersebut sebagian besar diakui berasal dari kantong pribadi kedua pasangan calon.

“Besarnya sumbangan dana kampanye yang diberikan pendukung jumlahnya bervariasi, mulai dari Rp10 juta sampai Rp50 juta,” terang Drajat Sumarsono, koordinator tim pemenangan Arsid-Elvier.

Laporan terakhir juga telah diterima lembaga komisioner dari pasangan calon petahana. Bahkan jumlah dana kampanye yang dikumpulkan Airin-Benyamin beda tipis yaitu sebesar Rp1,5 miliar. **Baca juga: Donatur Dana Kampanye di Tangsel Minus Badan Usaha?

Selain merogoh kantong pribadi, pasangan calon Airin-Benyamin juga mendapat sumbangan dana dari para pendukungnya. Rata-rata nominal uang yang diberikan donator untuk modal kampanye senilai Rp50 juta.

“Ini juga bukti kalau masyarakat selama ini puas akan hasil pembangunan satu periode terakhir. Sehingga mereka merelakan materinya agar Ibu maju lagi di Pilkada,” ujar Rahmat Hidayat, koordinator tim pemenangan Airin-Ben.(yud)

 




Donatur Dana Kampanye di Tangsel Minus Badan Usaha?

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menerima surat laporan dana kampanye dari tiga kandidat pasangan calon walikota dan wakil walikota.

Berdasarkan catatan laporan dana kampanye Pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang, uang sumbangan yang diberikan ke pasangan calon mayoritas berasal dari perseorangan. Mereka merupakan tim pemenangan dan simpatisan.

Ketua Pokja Dana Kampanye, Bambang Dwitoro, mengatakan dalam aturan tersebut memang untuk penyumbang atas nama priobadi hanya dibatasi paling besar Rp50 juta.

“Untuk perorangan memang batasnya itu Rp50 juta. Dan, semuanya sudah memenuhi aturan yang berlaku,” katanya ditemui wartawan di kantornya, Senin (19/10/2015)

Bambang jelaskan, sesuai aturan yang berlaku, ada kewajiban yang meski dipenuhi donator dana kampanye kepada pasangan calon.

Donatur perseorangan penyumbang dana wajib melampirkan alamat lengkap serta nomor telepon yang bersangkutan. Ditambah lagi dengan adanya keterangan dalam berkas surat pernyataan sebagai donator pasangan calon.

“Penyumbang dana tidak ada yang berasal dari perusahaan. Semua penyumbang masih tergabung dalam tim pemenangan masing-masing pasangan calon,” jelasnya.

Di beritakan kabar6.com sebelumnya, jumlah maksimal dana biaya kampanye bagi masing-masing pasangan calon telah dipatok sebanyak Rp17,2 miliar. Setiap kandidat dilarang merogoh kocek lebih dari ambang batas di atas.

Ketentuan tersebut telah diatur dalam Pasal 12 ayat (4) Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Dana Kampanye Pilkada. Jika dilanggar, maka panitia penyelenggara pemilu bakal memberikan sanksi tegas. **Baca juga: Panwascam Serpong Pelototi Kampung Cicentang.

“Bagi pasangan calon yang mengeluarkan dana melebihi batas maksima bisa diberikan sanksi berupa pembatalan pasangan calon,” kata Divisi Kampanye KPU Kota Tangsel, Badrusalam.(yud)




KPU Tangsel Ikuti Bimtek dari KPU RI

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diberikan oleh KPU Republik Indonesia (RI). Hal dilakukan agar lembaga KPU itu dapat dipercaya oleh publik.

 

Komisioner KPU Kota Tangsel, Badrussalam, mengatakan pihaknya wajib untuk mengikuti kegiatan Bimtek yang dilakukan oleh KPU Pusat. Itu karena kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini akan menggelar hajat pesta demokrasi 9 Desember 2015 mendatang.

 

“Yah, bukan cuma kami yang mengikuti Bimtek di KPU Provinsi Banten. Tapi semua komisioner KPU dari kabupaten atau kota di Banten yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akhir tahun ini,” ujar Badrussalam saat dihubungi kabar6.com, Senin (19/10/2015).

 

Badrussalam mengungkap, acara Bimtek Keterbukaan Informasi Publik itu sangat tepat dilakukan di tengah masyarakat yang sudah kritis terhadap segala sesuatu hal, terlebih lagi terhadap pesta demokrasi lima tahunan ini. ** Baca juga: Panwascam Serpong Pelototi Kampung Cicentang

 

“Jadi intinya kami sebagai penyelenggara Pilkada serentak di Kota Tangsel ini sangat terbuka terhadap segala informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait pelaksanaan Pilkada sehingga yang membutuhkan informasi jangan sungkan untuk mendatangi Sekretariat KPU Kota Tangsel,” tegas Badrussalam lagi.(ard)




Panwascam Serpong Pelototi Kampung Cicentang

Kabar6-Penyebaran basis massa pendukung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) di Kecamatan Serpong tergolong merata.

 

 

Indikasinya terlihat bahwa tiga kontestan Pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang memiliki kantong-kantong suara konstituen, yang menyebar di sembilan wilayah kelurahan yang ada.

 

Divisi Pengawasan, Panitia Pengawas Pemilu (Panwascam) Serpong, Hendri Suhendri, menyebutkan pihaknya belum rampung melakukan pemetaan titik rawan wilayah. Alhasil, hingga kini wilayah zona merah masih tetap ada di satu lokasi saja.

 

“Kalau untuk titik rawan gesekan antarmassa pendukung pasangan calon lokasinya ada di Kampung Cicentang,” sebutnya kepada kabar6.com, Senin (19/10/2015).

 

Berdasarkan data rekapitulasi yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel, di wilayah Kecamatan Serpong jumlah warga yang tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada sebanyak 100.643 jiwa.

 

Jumlah pemilih di atas terdiri dari 49.871 orang laki-laki dan 50.772 orang perempuan. Nantinya mereka akan berbondong-bondong menyoblos di bilik suara yang tersebar di 191 TPS.

 

Hendri jelaskan, di titik lokasi pemukiman padat penduduk yang terletak di Rawa Buntu itu ada tiga kubu massa pendukung pasangan calon.

 

Karakter warga pemilih di Kampung Cicentang juga punya rasa fanatisme juga cukup tinggi terhadap masing-masing kandidat jagoannya.

 

“Di Kampung Cicentang ada tiga kubu, dan makanya kemungkinan rawan gesekan tinggi di sana,” jelasnya.

 

Hendri bilang, sampai sekarang ia belum dapat memutuskan ihwal titik wilayah di Serpong yang termasuk dalam zona merah.

 

Pihaknya masih terus mengidentifikasi dengan cara mengambil sampel-sampel kondisi perkembangan suhu politik di Serpong.

 

Pemetaan dilakukan berbarengan dengan kegiatan sosialisasi kepada warga agar mau datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat untuk menyalurkan hak politiknya.

 

Hendri bilang, masa depan kota hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini ada di tangan warga setempat. ** Baca juga: Pemilih Pemula Rawan Tak Terdata

 

“Lebih kepada sosialisasi yang bersifat informal ke tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama yang ada di Serpong,” bilangnya seraya berharap semua massa pendukung pasangan calon bisa menjaga kondusivitas wilayah.(yud)




Pemilih Pemula Rawan Tak Terdata

Kabar6-Panwaskada Kota Cilegon meminta agar KPU lebih teliti dalam melakukan pendataan ulang terhadap pemilih pemula, pada masa perbaikan daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Kota Cilegon.

Soalnya, daftar pemilih pemula yang jumlahnya mencapai 25 persen dari total jumlah pemilih saat ini, berpotensi bertambah seiring banyaknya pemilih yang genap menginjak usia 17 jelang pemilihan.

“Kerawanannya itu justru bukan pada mobilisasi pemilih pemula khususnya pelajar, tetapi lebih kepada pemilih pemula yang tidak terdaftar padahal sudah waktunya memilih. Nah sehingga kami imbau agar KPU juga teliti melakukan pendataan ulang dimasa perbaikan DPT ini,” kata Ketua Panwaskada Cilegon, Achmad Achrom saat dihubungi kabar6.com, Minggu (18/10/15). **Baca juga: Pilkada Cilegon, Aparatur Negata Dituntut Netral.

Seperti diketahui, Pilkada Kota Cilegon saat ini diikuti dua pasangan calon yakni nomor urut 1 Sudarmana-Marfi Fahzan dan nomor urut 2 Tb Iman Ariyadi-Edi Aryadi yang akan bertarung pada 9 Desember 2015 mendatang.(sus)




Ini Titik Rawan Gesekan Massa Pendukung di Pamulang

Kabar6-Panitia Pengawas Kecamatan (Panwacam) Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah melakukan pemetaan terhadap titik-titik rawan gesekan antarmassa pendukung pasangan calon pada Pilkada Serentak yang akan dihelat 9 Desember mendatang.

Di wilayah terdiri dari delapan kelurahan itu, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada sebanyak 210.411 jiwa, yang sebaran titik lokasi menyoblosnya di 568 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Identifikasi titik potensi rawan gesekan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya insiden yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban wilayah.

Lewat pemetaan tentu harapannya agar kondusivitas wilayah dapat tercipta selama pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 mendatang bergulir.

“Zona merah yang menjadi titik rawan gesekan antar massa pendukung pasangan calon di Pamulang tersebar di empat kelurahan,” ungkap Ketua Panwascam Pamulang, Joehalemba ditemui kabar6.com di kantornya, Minggu (18/10/2015).

Ia memaparkan, zona merah itu berada di Kelurahan Benda Baru dan Pondok Benda. Di kedua wilayah itu, ada basis massa pendukung pasangan calon nomor urut 2 Arsid-Elvier Aridiannie Soedarto Poetri, serta warga pemilih rival bebuyutannya, yakni Airin Racmhi Diany-Benyamin Davnie selaku kandidat petahana.

Zona merah selanjutnya ada di Jalan Daarusallam, Kelurahan Kedaung, Pamulang. Di wilayah yang berdekatan dengan Pasar Ciputat itu, tingkat jumlah penduduknya tergolong padat. Apalagi kondisi faktual pada tatanan tingkat bawah massa pendukungnya pecah.

Juga terdapat di sekitar RW 07 Kelurahan Pamulang Barat. Menurutnya, pada wilayah itu terdapat tokoh masyarakat merupakan keluarga besar dari salahsatu pasangan calon, yang tentunya sudah punya basis massa fanatisme kedaerahan.

“Ada yang mendukung sebelah, ada yang mendukung sebelah. Di situlah titik rawannya,” ujar Lemba.

Meski begitu, lanjutnya, bukan berarti wilayah yang lainnya sudah tergolong aman. Panwascam Pamulang masih terus mempelajari apakah juga ada titik lokasi lainnya yang termasuk dalam zona merah rawan gesekan antarmassa pendukung.

Seperti di wilayah Kelurahan Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang.

Lemba jelaskan, di wilayah tugasnya Panwascam Pamulang telah membuat langkah antisipasi dengan menempatkan satu orang personel polisi di setiap dua titik TPS.
Bila termasuk dalam zona merah, setiap TPS akan dijaga oleh satu personel polisi. Kebijakan penempatan aparat keamanan pada titik lokasi rawan gesekan biasanya yang dipilih RW 016 Kelurahan Pamulang Barat.

Lokasi penyoblosan yang berada tepat di kawasan komplek perumahan Witanaharja itu, setiap TPS akan dijaga oleh satu personel polisi. **Baca juga: Fanatisme Massa Pendukung di Pamulang Masih Tinggi.

Padahal sesuai analisa umum, penentuan zona merah selalu berada di kawasan perkampungan yang tingkat hunian penduduknya tergolong padat. Bukan halnya seperti di kawasan komplek perumahan elite.

“Paling ledek-ledekan saja. Tapi kalau enggak saling menyadari kan bisa memicu gesekan,” jelas pria yang bermukin di perumahan Puri Pamulang, dan pernah mengenyam sebagai Panitia Pemungutan Suara (PPS) setempat.(yud)