Tips Aman Konsumsi Antibiotik

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.

Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman.

Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.

Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Bagaimana tips menggunakan antibiotik secara aman? Dikutip dari artikelkesehatand.com, disarankan agar Anda menggunakan antibiotik sesuai dengan resep dan jangka waktu yang sudah ditentukan oleh dokter.

Belilah antibiotik dari apotek yang sudah memiliki surat perizinan (lisensi). Anda pun sebaiknya bertanya kepada dokter, apakah obat antibiotik tersebut harus dihabiskan atau tidak.

Jika Anda diharuskan untuk menghabiskan obat antibiotik dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, maka habiskan obat tersebut. ** Baca juga: Mengenal Jenis Plastik

Perlu diketahui, jika Anda hanya terkena penyakit pilek, batuk, dan diare, pada umumnya ketiga penyakit tersebut tidak perlu menggunakan antibiotik untuk masa penyembuhan.

Hal yang perlu diingat adalah mengonsumsi antibiotik harus senantiasa melalui konsultasi dan resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat hanya akan mengakibatkan kerugian seperti efek samping, pengeluaran biaya yang sia-sia dan resistensi yang dapat menyebabkan infeksi parah di kemudian hari.(ilj/bbs)




Mengenal Jenis Plastik

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Pada beberapa rumah tangga, sering menggunakan wadah plastik dalam keseharian. Misalnya untuk wadah bumbu dapur, sayuran matang, maupun bekal makanan ke kantor atau sekolah.

Selain praktis, wadah plastik pun terjangkau harganya. Meskipun demikian, Anda sebaiknya lebih teliti memilih wadah plastik, karena beberapa di antaranya memakai bahan plastik yang tidak disarankan untuk kesehatan.

Karena itulah, sebelum membeli wadah plastik sebaiknya melihat kode yang biasanya terdapat pada bagian bawah wadah plastik. Kode tersebut menunjukkan dari jenis bahan apa plastik itu dibuat.

Kode tersebut berupa segitiga yang terdiri dari tiga anak panah atau dengan huruf yang merupakan singkatan nama bahan pembuat plastik.

Berikut kode-kode yang perlu diperhatikan, dikutip dari kumpulan.info/sehat:

1. Polyethylene Terephalate (PET/PETE)
Biasanya merupakan wadah dari minuman mineral dengan warna transparan. Wadah ini khususnya diperuntukkan sekali pakai. Karena semakin lama isinya berada dalam kemasan tersebut, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak pula.
 
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Biasanya digunakan sebagai kemasan obat atau bahan kosmetik.
 
3. Polyvinyl Chloride (PVC)
Merupakan zat yang paling berbahaya. Sering digunakan sebagai saluran air, bahan bangunan, kadang kala digunakan sebagai mainan anak. Untuk para orangtua bisa memperhatikan mainan anaknya karena untuk anak-anak di bawah usia
 
4. Low Density Polyethylene (LDPE)
Biasa digunakan untuk bungkus sayuran dan daging beku.
 
5 : Polypropylene (PP)
Digunakan untuk kemasan makanan, minuman, margarin, botol shampoo atau botol bayi.
 
6. Polystyrene (PS)
Polystyrene merupakan zat yang berbahaya bagi tubuh. Jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dapat berpindah ke dalam makanan, maka menggunakan bahan ini sebagai wadah makanan tidak dianjurkan.

Berupa gelas dan piring makanan styrofoam yang sudah lama dianggap sebagai penyebab kanker, sendok dan garpu, kotak CD.
 
7. Kategori lainnya
Bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan plastik yang tidak termasuk dalam enam kategori di atas. Dalam kategori ini termasuk Polycarbonate yang juga berbahaya bagi tubuh.

Tetapi, ada juga bahan yang baik untuk lingkungan karena dapat diurai yang disebut bioplastik, terbuat dari tepung jagung,  kentang, tebu. ** Baca juga: Lebih Jauh Tentang Sakit Kepala & Migrain
 
Nah, dengan mengetahui jenis bahan baku plastik, kita dapat mengetahui apakah jenis tersebut berbahaya terhadap makanan atau tidak.(ilj/bbs)




Lebih Jauh Tentang Sakit Kepala & Migrain

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Sakit kepala termasuk migrain, merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat diobati dengan minum obat bebas yang dijual di pasaran.

Namun apabila sakit kepala atau migrain sering menyapa, tentu saja Anda tidak mau jika terus menerus minum obat. Solusi yang tepat adalah mengetahui cara mencegah sebelum sakit kepala dan migrain muncul.

Sakit kepala bisa dipicu oleh banyak hal, sehingga memahami cara memutus jalur yang bisa memicu sakit kepala akan mendatangkan banyak manfaat untuk anda, sekaligus menjaga dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

Berikut adalah beberapa tips sederhana yang dapat membantu mencegah timbulnya sakit kepala dan migrain, dikutip dari webkesehatan.com:

1. Menghindari stres
Tekanan hidup merupakan faktor penyebab utama untuk banyak jenis sakit kepala. Kondisi stres membuat tubuh memproduksi banyak hormon yang dapat mempengaruhi dan memperburuk kondisi sakit yang Anda alami.

Dengan mengontrol atau menghindari hal-hal yang dapat memicu stres dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa mengurangi risiko timbulnya sakit kepala. Banyak metode yang bisa digunakan untuk mengelola stres, misalnya teknik relaksasi, berolahraga, latihan pernapasan dan lain sebagainya.

Belajar untuk menyederhanakan hidup sehari-hari dengan menyusun jadwal dan mengerjakan sesuatu sesuai dengan prioritasnya, serta belajar mengelola waktu dengan baik, merupakan cara terbaik untuk mencegah stres.

2. Mengatur pola makan/diet
Banyak faktor pemicu sakit kepala yang berasal dari makanan, khususnya yang mengandung asam amino tyramine tinggi. Beberapa makanan yang biasanya dapat memicu sakit kepala antara lain daging yang tidak segar, keju fermentasi, minuman beralkohol, MSG (Monosodium glutamat), bahan penyedap rasa makanan, ragi, dan lain-lain.

Anda harus menghindari jenis-jenis makanan yang dapat memicu sakit kepala dari pola diet sehari-hari, agar terbebas dari risiko serangan sakit kepala.

3. Mengurangi kadar estrogen
Estrogen adalah hormon utama pada wanita, namun sangat berpotensi memicu migrain. Jadi jika Anda akan mengkonsumsi suplemen estrogen, atau obat-obatan yang mengandung estrogen, sebaiknya diskusikan dengan dokter.

4. Berhenti merokok
Nikotin dan unsur kimia lainnya dalam rokok dapat memicu, bahkan memperburuk gejala sakit kepala. Jika Snda adalah perokok aktif, pertimbangkan untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut.

5. Memperbaiki pola tidur
Pengaturan pola tidur yang konsisten sangat membantu mencegah migrain. Biasakan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Pola tidur yang tidak teratur bisa menyebabkan sakit kepala. ** Baca juga: Yuk Minum Kopi di Waktu yang Tepat

Sehat adalah karunia yang tidak ternilai harganya.(ilj/bbs)




Yuk Minum Kopi di Waktu yang Tepat

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Bagi sebagian besar orang, kopi merupakan salah satu pembangkit energi ketika kantuk melanda, atau teman terbaik di saat lembur. Tapi tahukah Anda kapan waktu terbaik untuk minum kopi?

Menurut para ilmuwan, dikutip dari webkesehatan.com, waktu terbaik untuk menikmati secangkir kopi favorit adalah antara pukul 9.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB.

Alasannya, kafein berinteraksi dengan hormon penting dalam tubuh, yaitu hormon kortisol, yang akan membantu meregulasi jam internal tubuh serta meningkatkan kewaspadaan.

Secara alami, hormon kortisol tubuh normalnya berada pada titik yang tinggi sesaat setelah bangun tidur, dan akan bertahan hingga beberapa jam. Puncaknya terjadi sekitar pukul 8.00 WIB hingga pukul 9.00 WIB.

Neuroscientist di Uniformed Services University of the Health Sciences di Maryland, Steven Miller, mengatakan bahwa waktu minum kopi yang paling bagus adalah setelah hormon kortisol melewati masa puncaknya, yaitu setelah pukul sembilan pagi.

Lebih jauh lagi, dia mengatakan jika seseorang minum kopi ketika hormon tersebut masih tinggi dapat menyebabkan tubuh meningkatkan toleransi terhadap kafein, yang artinya mereka akan membutuhkan jumlah kafein yang lebih banyak setiap pagi untuk mendapatkan efek yang sama.

Dengan kata lain, takaran kopi yang sama setiap paginya lama-kelamaan menjadi kurang efektif.

Hal ini seperti yang berlaku pada obat, yang diminum ketika dibutuhkan. Karena jika tidak, tubuh akan mengembangkan toleransi (resistensi) terhadap obat tersebut, sehinnga tubuh meminta dosis yang lebih besar untuk menciptakan efek yang sama.

“Ini karena produksi kortisol sangat berkaitan erat dengan tingkat kewaspadaan, dan dalam 24 jam kortisol berada di puncaknya sekitar pukul 8–9 pagi,” kata Miller.

Selain antara 8.00 WIB hingga pukul 9.00 WIB, kortisol akan mencapai puncaknya beberapa kali lagi dalam sehari, yaitu sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, dan terakhir pada pukul 18.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.

Kortisol, yang produksinya menjadi tinggi saat sedang stres, membantu mengubah cadangan energi dalam tubuh menjadi gula (glukosa), sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan bakar.

Itulah mengapa ilmuwan menyarankan jika ingin minum kopi, waktu yang paling tepat adalah antara pukul 9.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB, karena kortisol dalam tubuh sedang rendah, sebelum akhirnya memuncak di siang hari. ** Baca juga: Hubungan Antara Lemak Pada Perut & Pikun

Akan tetapi, para peneliti juga mengingatkan bahwa siklus kortisol bagi setiap orang berbeda-beda. Misalnya saja pada seseorang yang terbiasa bangun lebih awal setiap harinya, maka waktu yang tepat baginya minum kopi bisa jadi lebih pagi daripada waktu yang disebutkan di atas.(ilj/bbs)




Hubungan Antara Lemak Pada Perut & Pikun

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Seseorang yang memiliki lemak pada bagian perut di usia pertengahan, dapat berisiko terkena Alzheimer dan bentuk kepikunan lainnya.

Dikutip dari MediaIndonesia.com, orang-orang dengan perut besar di usia 50, menurut temuan studi terbaru, secara signifikan mempunyai otak yang lebih kecil.

Lemak perut dikenal paling berbahaya, termasuk tipe tersembunyi dan lebih berbahaya dibandingkan lemak di pinggul. Lemak ekstra ini terdapat di sekitar organ-organ dalam perut dan lebih aktif secara metabolik.

Lemak ini melepaskan lebih banyak asam-asam yang meningkatkan risikio penyakit jantung. Penelitian lain juga telah menghubungkan obesitas dengan penyakit kardiovaskular (yang turut berperan dalam kepikunan).

Peneliti dari Amerika Serikat mengukur obesitas perut pada 733 orang berusia 60 ke atas. Selanjutnya, peneliti membandingkan hasil tersebut dengan volume otak berdasarkan pemindaian (CT scan).

Hasil menunjukkan, partisipan yg memiliki jumlah lemak perut paling banyak memiliki otak lebih kecil dibandingkan partisipan dengan jumlah lemak terendah. ** Baca juga: Mengapa Uban Muncul di Usia Muda?

“Data kami menunjukkan hubungan kuat antara obesitas sentral dan risiko penyakit kepikunan,” tutur pemimpin studi Sudha Seshadri, dari Boston University School of Medicine, seperti dikutip situs dailymail.co.uk.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Neurology ini tak menyebutkan ukuran lingkar pinggang paling sehat. Tapi sebagai panduan dasar, para dokter menganjurkan agar ukuran pinggang lelaki tak lebih dari 40 inci dan perempuan sebaiknya sekitar 35 inci.(ilj/bbs)




Mengapa Uban Muncul di Usia Muda?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Uban adalah rambut yang berubah warna menjadi abu-abu kemudian putih. Saat rambut berubah menjadi putih dan menjadi uban, terjadi proses perubahan kadar melanin.

Pada uban yang berwarna putih melanin tidak lagi diproduksi, sehingga rambut baru tumbuh tanpa mendapatkan pewarnaan dari melanin.

Timbulnya uban biasanya terkait dengan usia dan kemampuan tubuh untuk memproduksi melanin, sehingga biasanya uban mulai timbul pada usia 40 tahun ke atas.

Akan tetapi uban dapat muncul pada usia lebih muda karena adanya faktor genetis. Mungkin Anda pernah melihat orang yang masih berusia muda, tetapi sudah memiliki uban.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Dilansir dari fimela.com, berikut adalah penyebab uban muncul di usia muda:

1. Diet yang salah
Diet haruslah dilakukan dengan cara benar. Diet yang salah akan mengakibatkan asupan nutrisi pada rambut tidak seimbang.

2. Kekurangan vitamin B12
Uban muncul bisa jadi karena kebutuhan vitamin B12 dalam tubuh tidak mencukupi. Vitamin B12 yang antara lain terkandung dalam susu, keju dan juga ikan.

3. Merokok
Merokok dapat mempercepat proses penuaan yang terjadi pada seluruh tubuh. Perokok aktif biasanya akan tumbuh uban lebih dini di rambut.

4. Faktor keturunan
Jika orangtua Anda memiliki uban di usia yang terbilang muda, maka bisa jadi uban akan muncul lebih dini pada rambut Anda pada usia yang sama.

5. Stres
Pada intinya stres dapat memperlambat proses produksi melanosit di folikel rambut, sehingga mengakibatkan munculnya uban di beberapa bagian rambut. ** Baca juga: Jangan Biasakan Menjilat Bibir

Selain faktor keturunan, empat penyebab munculnya uban pada usia muda dapat Anda antisipasi, dengan menjalani pola hidup sehat. Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Jangan Biasakan Menjilat Bibir

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Seringkali tanpa sadar Anda menjilat bibir saat terasa kering. Tahukah Anda jika kebiasaan tersebut tidak disarankan karena dapat memperburuk kondisi?

Bibir mudah kering karena merupakan salah satu bagian tubuh yang paling banyak terekspos berbagai hal, sementara bibir tidak memiliki kelenjar minyak untuk melindungi.

Mungkin selama ini Anda mengira jika menjilat bibir sebagai cara untuk melembabkan bibir. Nyatanya, setelah ludah mengering pada bibir, justru akan mengurangi kelembaban, sehingga bibir akan semakin kering.

Nah berikut adalah beberapa cara yang benar untuk melembabkan bibir, dikutip dari alodokter.com:

1. Jaga kecukupan cairan tubuh

Bibir kering hingga pecah-pecah kemungkinan disebabkan karena kurangnya cairan pada tubuh. Minumlah air yang cukup (1,6-2 liter) setiap hari. Jika perlu, gunakan alat pelembab ruangan (humidifier) untuk menjaga kelembaban sekitar.

2. Manfaatkan pelembab bibir
Seorang ahli merekomendasikan, pelembab bibir dengan bahan dasar emolien, akan meringankan bibir kering dan tidak menimbulkan iritasi. Hindari pelembab bibir dengan kandungan mentol atau fenol, dan pelembab bibir dengan aneka rasa, karena hanya akan membuat Anda menjilat bibir lebih sering. 

3. Pilih produk bibir dengan tabir surya
Produk tabir surya dapat melindungi kerusakan pada bibir dengan mencegah paparan sinar matahari yang berlebihan.

4. Hindari menggigit atau mengelupas kulit pada bibir.
Mengelupas kulit bibir yang halus dan tipis dapat menyebabkan rasa sakit dan perdarahan. Justru hal ini dapat memperlambat proses pemulihan pada bibir.

5. Menjauhi kontak dengan penyebab alergi atau iritasi.
Umumnya yang dapat menyebabkan alergi dan iritasi pada bibir seperti produk kulit atau kosmetik yang mengandung pewangi atau pemutih kulit.

6. Mengganti teknik pernapasan.
Tak banyak yang menyadari bernapas melalui mulut dapat memicu bibir kering. Ganti teknik pernapasan melalui hidung untuk menjaga bibir tetap lembab.

7. Hindari penyebab bibir kering
Udara dingin memiliki kelembaban lebih rendah dibandingkan udara hangat atau panas.

Radiasi ultraviolet pada sinar matahari dapat meresap pada kulit. Bahkan, sinar matahari yang muncul pada musim dingin pun tetap memiliki risiko membuat kulit kering. Terutama area bibir yang banyak terpapar radiasi ultraviolet. ** Baca juga: Hati-hati, Jangan Sembarangan Potong Kuku

Selain itu, minuman panas atau mandi air panas saat udara dingin, ternyata juga tidak bersahabat bagi kulit termasuk bibir.(ilj/bbs)




Hati-hati, Jangan Sembarangan Potong Kuku

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Bagi sebagian wanita, memotong kuku kaki maupun tangan sekaligus membersihkan dan mempercantik penampilan kuku sering dilakukan di salon. Kegiatan itu lebih dikenal dengan pedicure menicure.

Memotong kuku sebaiknya dilakukan dengan benar, untuk menghindari risiko kuku tumbuh ke dalam. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat menimbulkan rasa nyeri di kaki atau bahkan infeksi serius.

Alan K. Mauser, DPM, podiatrist di Louisville, seperti dikutip dari panduanhidupsehat.com, mengatakan bahwa masalah kuku yang tumbuh ke dalam perlu ditangani dengan pembedahan.

Meski terdengar aneh, Anda sebaiknya mengetahui teknik dasar memotong kuku. Jika dipotong dengan bentuk melengkung, maka di kedua ujung kuku, baik yang di kiri atau kanan dapat meningkatkan risiko kuku tumbuh ke dalam. Apalagi jika yang dipotong adalah kuku kaki Anda, terutama pada ibu jari.

Hindari memotong kuku terlalu pendek, karena dapat mengakibatkan area kuku menjadi rentan terhadap infeksi. Kebiasaan memotong kuku terlalu pendek akan menimbulkan rasa risih saat kuku baru saja tumbuh.

Untuk menghindari infeksi, gunakan disinfektan baik sebelum atau setelah memotong kuku. Sebelum memotong kuku, pastikan kuku dalam keadaan kering. ** Baca juga: Hal Sepele Perusak Keindahan Kulit

Kuku yang basah meningkatkan risiko kuku robek, tidak lancar saat dipotong atau bahkan memungkinkan untuk membentuk lengkungan saat dipotong. Jangan lupa, pastikan alat pemotong kuku dalam kondisi bersih.

Jika kuku Anda terlalu panjang, jangan memotongnya dalam satu waktu. Potonglah sedikit demi sedikit. Pastikan permukaan kuku telah dikikir hingga halus. Hal ini sangat bermanfaat untuk menghindarkan luka saat terkena permukaan kuku. (ilj/bbs)




Hal Sepele Perusak Keindahan Kulit

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Memiliki kulit sehat merupakan dambaan setiap wanita. Kulit yang putih, mulus, dan halus akan menunjang penampilan seorang wanita menjadi semakin cantik menawan.

Namun, ada beberapa hal sepele yang mungkin tanpa sadar Anda lakukan, justru dapat merusak keindahan kulit.

Berdasarkan informasi dari Beauty High, seperti dikutip dari polahidupsehat.web.id, meskipun memakai berbagai produk untuk memutihkan dan menghaluskan kulit, hasilnya akan sia-sia jika Anda selalu mengulang lima kesalahan berikut:

1. Salah memilih minuman
Ketika merasa haus, Anda sebaiknya tidak salah dalam memilih minuman. Minum kopi, teh, susu memang baik bagi tubuh, tapi Anda harus tetap mengimbanginya dengan air putih, agar tubuh selalu terjaga kelembabannya, sehingga kulit juga ikut terawat dengan baik.

2. Tidak menggunakan tabir surya
Ketika melakukan kegiatan di luar seringkali Anda mengabaikan sengatan sinar matahari. Padahal terlalu lama terkena radiasi sinar matahari, dapat mengganggu kesehatan dan kecantikan kulit. Lindungi kulit dengan menggunakan tabir surya.

3. Tidak mencuci muka
Membersihkan make up tidak cukup hanya memakai cleanser saja. Anda harus tetap membersihkan wajah menggunakan sabun, agar sisa-sisa make up tidak mengendap pada pori-pori.

4. Begadang
Jangan anggap remeh kebiasaan begadang, karena dapat membuat kulit kehilangan kelembaban dan kemilaunya.

5. Mengesampingkan sayur
Jangan lewatkan sayuran. Selain kaya akan kandungan air, sayur juga memiliki banyak nutrisi dan vitamin yang bisa merawat kecantikan dan kesehatan kulit. ** Baca juga: Jangan Sembarang Mengonsumsi Makanan Kaleng

Menjadi cantik tidak sulit bukan?(ilj/bbs)




Jangan Sembarang Mengonsumsi Makanan Kaleng

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Gaya hidup yang serba praktis, membuat orang sering membeli sekaligus mengonsumsi makanan kaleng. Selain mudah, harganya pun tidak membuat kantong jebol.

Pengalengan pada awalnya bertujuan untuk kepraktisan kemasan serta menambah tingkat keawetan makanan. Namun kemudian berkembang fungsi, bahwa makanan yang dikemas di dalam kaleng membantu penampilan makanan menjadi lebih menarik sehingga mendongkrak sisi promosi bagi perusahaan yang memproduksi makanan tersebut.

Makanan kaleng, dikutip dari artikeltentangkesehatan.com, tetap dapat memenuhi standar kesehatan, asal mengikuti proses yang telah ditentukan oleh departemen yang terkait dengan keamanan makanan dan perlindungan konsumen.

Makanan kaleng yang diberi tambahan pengawet dalam jumlah banyak, atau bahan yang berbahaya bagi kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi.

Proses pemanasan pada makanan kalengan seperti buah, sayur atau makanan yang mengandung protein, tidak boleh sampai merusak zat gizi yang terkandung di dalamnya.

Jika zat gizi menjadi rusak, maka makanan tersebut sudah tidak lagi berfungsi optimal bagi kesehatan.

Kondisi kaleng yang rusak misalnya bocor, rentan untuk terjadi masuknya bakteri atau jamur. Akibatnya, makanan menjadi berbahaya bagi kesehatan.

Anda pun disarankan untuk selalu berhati-hati dan teliti saat memilih produk kalengan. Selain perlu diperhatikan komposisi bahan yang digunakan di dalam proses memproduksi makanan, bentuk kaleng pun harus dicermati.

Bentuk cembung berbahaya, karena mengindikasikan adanya udara fermentasi yang menunjukkan terdapat mikrobia seperti jamur, kapang atau bakteri dalam makanan.
** Baca juga: Sudah Tepatkah Cara Anda Mencuci Tangan?

Tanggal kedaluwarsa juga harus diperhatikan, agar makanan tidak meracuni tubuh.(ilj/bbs)