Multitasking Tidak Selamanya Baik?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Multitasking atau tugas ganda adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang dapat melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, wanita disebut sebagai makhluk yang multitasking. Bagaimana tidak, di saat sedang menerima telepon, wanita bisa melakukannya sembari mengeringkan rambut, bahkan menonton acara gosip di televisi.

Namun dikutip dari womenshealth.co.id, menurut sebuah studi yang dilansir dalam jurnal NeuroImage, multitasking tak selalu baik.

Dijelaskan, otak Anda sebenarnya memiliki keterbatasan. Meski tangan kita bergerak melakukan keduanya, namun otak Anda berada “di tengah-tengah”.

Alhasil, Anda malah tidak dapat mengerjakan semuanya secara maksimal. Para ahli memang belum menemukan akibatnya pada tubuh seperti sakit kepala atau kelelahan secara mental.

Jika diibaratkan komputer, saat Anda membuka terlalu banyak “window”, ia akan bekerja lebih lambat bahkan bisa eror.

Uniknya, tak semua multitasking itu buruk. Ada beberapa pekerjaan yang baik jika dilakukan bersamaan antara lain:

1. Mengobrol dengan teman sekaligus melakukan pekerjaan rumah tangga, akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan,  otak menjadi tajam.

Sebelum presentasi di kantor atau ujian tesis, cobalah menelepon kekasih atau ajak teman mengobrol. Penelitian oleh psikolog dari University of Michigan menemukan, mengobrol selama 10 menit sama dengan latihan otak.

2. Mendengarkan musik instrumental, musik tanpa kata, apalagi musik klasik, sekaligus melakukan pekerjaan di komputer, terbukti bisa meningkatkan konsentrasi dan mood bekerja. ** Baca juga: Kepribadian Seseorang Menentukan Jenis Olahraganya?

Apakah Anda termasuk wanita yang multitasking?(ilj/bbs)




Kepribadian Seseorang Menentukan Jenis Olahraganya?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Berolahraga secara teratur penting untuk kesehatan sekaligus kebugaran tubuh. Olahraga apa yang menjadi favorit Anda? Setiap orang sudah pasti memiliki kebiasaan berbeda saat berolahraga.

Nah, percayakah Anda bahwa jenis olahraga yang tepat ditentukan dari kepribadian seseorang? Dikutip dari intisari-online, perilaku dalam kehidupan sehari-hari ternyata berperan penting dalam rutinitas olahraga yang tepat untuk dipilih.

Penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang bahkan suasana hatinya akan menentukan jenis olahraga yang akan dinikmati. Misalnya, seorang yang introvert akan memilih jenis olahraga outdoor dan sendirian.

Sementara orang yang ramah akan memilih kelas olahraga berkelompok. Sedangkan orang yang sedang mengalami stres akan memilih yoga.

James Gavin, profesor ilmu manusia di Concordia University di Montreal, mengatakan bahwa aktivitas fisik adalah ungkapan lain dari keinginan serta gaya pribadi seseorang.

Gavin sudah lama bekerja meneliti hal terkait aktivitas dan kepribadian. Ia mengatakan pula bahwa ada cara untuk menunjukkan olahraga terbaik bagi kepribadian seseorang.

Ada penelitian yang mendukung teori ini, di mana diterbitkan dalam makalah dari Margaret Schneider, peneliti dari University of California, yang menemukan hubungan antara aktivitas fisik serta dua sistem kepribadian, aktivitas perilaku (BAS), dan penghambat perilaku (BIS). ** Baca juga: Apa Penyebab Mata Merah Usai Berenang?

Apa pun jenis olahraga pilihan Anda, tetaplah dilakukan secara rutin agar kesehatan tubuh tetap terjaga.(ilj/bbs)




Apa Penyebab Mata Merah Usai Berenang?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang beranggapan bahwa mata merah atau iritasi usai berenang karena disebabkan oleh klorin, atau yang biasa disebut kaporit. Nyatanya, mata merah juga bisa dijadikan indikasi bahwa kolam tempat Anda berenang kurang terjaga kebersihannya.

Para ahli kesehatan dari US Centres for Disease Control and Prevention (CDC), Water Quality and Health Council dan the National Swimming Pool Foundation (NSPF), dikutip dari webkesehatan, mengemukakan bahwa biang keladi utama dari masalah mata merah setelah berenang adalah karena adanya seseorang yang buang air kecil dalam kolam renang.

Mereka juga mengatakan bahwa orang-orang yang buang air kecil di dalam kolam renang perlu mendapatkan pengarahan mengenai dampak buruk yang dihasilkan oleh urine yang dikeluarkan apabila bercampur dengan klorin.

“Di dalam air klorin bertugas untuk mengikat segala sesuatu yang mencoba untuk masuk kedalam tubuh Anda seperti urine dan keringat dengan cara membentuk suatu reaksi iritasi kimia. Dan itulah yang menjadi penyebab mata Anda menjadi merah. Campuran yang diciptakan tersebut disebut Chloramine,” jelas Michael J. Beach, pemimpin dari program CDC, seperti dikutip dari Women’s Health.

Ditambahkan Beach, reaksi tersebut jugalah yang menjadi alasan mengapa Anda sering mendapatkan batuk saat berada di kolam renang, karena chloramine tersebut telah menginfeksi paru-paru.

Karena itulah disarankan kepada siapa pun yang akan berenang untuk mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kolam renang. Tujuannya supaya keringat dan minyak tubuh yang menempel di tubuh tidak masuk ke kolam dan membentuk chloramine. ** Baca juga: Benarkah Sprei Warna Merah & Hitam Lebih Disukai Kutu Busuk?

Selain itu, pastikan kolam renang memiliki aliran udara yang memadai dan kualitas air yang baik.(ilj/bbs)




Benarkah Sprei Warna Merah & Hitam Lebih Disukai Kutu Busuk?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae, yang senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya, dan bisa menggigit tanpa disadari korbannya.

Bekas gigitannya akan menimbulkan bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.

American Chemical Society, dikutip dari lifestyle.sindonews.com, mengungkapkan bahwa setiap tidur manusia meninggalkan 500 juta sel kulit mati di sprei. Bahkan tidak hanya sel kulit mati, ada juga keringat, minyak, bakteri hinga mikroorganisme seperti kutu busuk di atas seprai.

Meskipun tidak berbahaya, akan membuat sprei sulit untuk dibersihkan. Demikan dikatakan profesor dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Sally Bloomfield.

Untuk mengatasi kutu busuk, penelitian yang baru diterbitkan di jurnal Medical Entomology, menemukan cara yang efektif. Para peneliti membuat tenda mungil dari kertas warna yang ditekuk dalam delapan warna berbeda dan menaruhnya di atas cawan petri.

Dilansir dari News Health, selanjutnya kutu busuk dijatuhkan di tengahnya. Hasilnya, sebesar 29 persen kutu busuk memilih tenda merah dibandingkan warna lainnya untuk bersembunyi.

Sementara, hitam menjadi warna pilihan kedua, yaitu sebesar 23 persen. Serangga kecil tersebut juga menghindari tenda hijau dan kuning.

Menurut peneliti, hal ini disebabkan oleh warna seperti hijau dan kuning menandakan suasana di luar ruangan atau ruang yang diterangi dengan baik. Pasalnya, kutu tidak menyukai tempat-tempat tersebut.

“Namun, setelah dilakukan penelitian, alasan utama kutu busuk memilih merah adalah karena hewan itu sendiri tampak berwarna merah sehingga pergi ke ruang persembunyian itu karena kutu-kutu itu ingin bersama dengan yang lain karena dikenal hidup berkelompok,” papar penulis penelitian Corraine McNeill, asisten profesor biologi di Union College Nebraska. ** Baca juga: Stres Ternyata Diperlukan Juga Lho

Jika Anda mempunyai sprei warna merah atau hitam, bukan berarti harus dibuang, karena menjaga kebersihan adalah hal yang utama, apa pun warna sprei Anda.(ilj/bbs)




Stres Ternyata Diperlukan Juga Lho

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Setiap orang sudah pasti pernah mengalami stres. Ada banyak cara untuk mencegah stres, dengan tujuan agar hidup Anda menjadi tenang tanpa gangguan apa pun. Tapi mungkin ada satu hal yang belum Anda ketahui, bahwa stres itu penting untuk membuat kita dapat bertahan hidup.

Ketika stres, dikutip dari womenshealth.co.id, tubuh menjadi lebih waspada karena jantung terpompa lebih cepat dan keras, pembuluh darah menyempit, otak bekerja lebih cepat, dan hormon lebih aktif.

Namun tentu saja jika kondisi ini terjadi terus menerus, bukan hanya masalah mental dan emosi yang Anda hadapi, tapi juga kesehatan menjadi taruhannya.   

“Salah satu masalah terbesar yang saya lihat sepanjang karier saya adalah para wanita datang dengan beberapa tanda fisik stres,” ungkap Nancy Molitor, Ph.D., profesor psikiatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine.

Dalam sebuah penelitian ditemukan, stres dan emosi negatif lainnya secara konsisten terkait dengan kesehatan fisik yang buruk pada lebih dari 150.000 orang di 142 negara. Semua itu karena pikiran dan tubuh terhubung secara intrinsik.

“Stres emosional membuat tubuh memproduksi hormon stres seperti kortisol, yang jika diproduksi secara terus menerus dapat menurunkan kekebalan tubuh, mempengaruhi sistem pencernaan, saraf, dan muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh),” jelas Molitor.

Sisi negatifnya, gejala-gejala fisik akibat stres ini dapat memperparah kecemasan Anda. Jika siklus ini tidak segera diakhiri, bisa membawa Anda pada masalah serius seperti obesitas, depresi, dan penyakit jantung.

Cara terbaik untuk mengurangi stres secara keseluruhan adalah dengan tidur cukup, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, memiliki teman-teman yang menyenangkan, dan fokus hanya pada hal-hal yang ada dalam kendali Anda. ** Baca juga: Ahaay…Jatuh Cinta Bikin Wanita Makin Cantik

Menjalani hidup secara seimbang akan mendukung kesehatan tubuh Anda.(ilj/bbs)




Ahaay…Jatuh Cinta Bikin Wanita Makin Cantik

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Menjadi cantik adalah dambaan setiap kaum hawa. Wanita mana sih yang tidak mau dipuji cantik? Nah, menjadi cantik ternyata tidak melulu berkat perawatan wajah yang maksimal.

Jatuh cinta ternyata membuat wanita makin cantik. Dikutip dari life.viva.co.id, jatuh cinta memang membuat Anda terlihat ‘bersinar’.

Seperti dilansir dari youbeauty.com, menurut Helen Fisher, Ph.D., antropolog dari Rutgers University, saat seseorang jatuh cinta, otak akan merilis dopamin yang membuat lebih berenergi dan fokus.

“Energi Anda akan meningkat. Anda juga penuh rasa ingin tahu, optimis, penuh motivasi dan fokus. Hal ini berdampak pada keseluruhan gerak tubuh. Tersenyum lebih sering, berdiri lebih tegak dan suara yang lebih tegas, semuanya membuat Anda lebih menarik,” kata Fisher.

Bukan hanya jatuh cinta yang membuat Anda terlihat lebih cantik dalam sekejap. Menurut Gloria Brame, Ph.D., seorang seksolog dan penulis buku “The Truth about Sex”, bercinta atau mencapai kepuasan bercinta, akan membuat kulit lebih indah dan lebih efektif dibandingkan produk perawat kulit apa pun.

“Seks secara signifikan mengurangi stres, yang kita tahu adalah buruk bagi kulit. Seks juga meningkatkan aliran darah, seperti olahraga. Tentunya dengan manfaat tambahan menimbulkan produksi zat kimia seksual yang mempercantik kulit,” kata Brame. 

Mata Anda saat jatuh cinta juga akan terlihat lebih besar dan berbinar-binar. Hal ini karena asupan energi yang maksimal dan membuat Anda tetap terlihat ceria meskipun merasa lelah. Begitu juga pipi Anda, akan terlihat semu kemerahan, terutama saat bertemu si dia.

“Cinta membuat mata terlihat bersinar. Lalu saat bertemu dengan seseorang yang disukai, jantung orang yang jatuh cinta cenderung berdegup kencang dan menahan napasnya. Hal ini membuat pipi terlihat kemerahan,” kata Brame.

Jantung yang berdegup kencang terjadi karena tubuh memompa adrenalin. Sirkulasi darah pun meningkat dan membuat pipi terlihat cantik karena memerah alami. ** Baca juga: Ah Gila, 53 Persen Orang Lebih Banyak Habiskan Waktu Dengan Gadget Ketimbang Pasangannya

Siap-siap cantik ya saat Anda jatuh cinta.(ilj/bbs)




Ah Gila, 53 Persen Orang Lebih Banyak Habiskan Waktu Dengan Gadget Ketimbang Pasangannya

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Menikmati waktu berkualitas dengan pasangan atau keluarga, menjadi salah satu hal yang menyenangkan. Berlibur ke tempat romantis atau hanya di rumah saja sambil memasak bersama, sudah lebih dari cukup untuk membangun ikatan emosi dengan orang terdekat.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Inggris, dikutip dari wolipop.detik.com, menguak fakta menarik, bagaimana teknologi dapat memengaruhi hubungan romansa.

Hasilnya, sebanyak 53 persen mereka mengakui lebih senang menghabiskan waktu dengan gadget dibanding bersama pasangan.

Smartphone adalah pilihan pertama yang paling banyak membuat seseorang kecanduan gadget. Diikuti dengan iPad, komputer, konsol game dan televisi.

“Kadang kita lupa jika hidup tak seharusnya bersembunyi di balik layar. Ini waktunya untuk menjauhkan handphone dan benar-benar bicara tentang hari-hari Anda dibanding hanya menulisnya di Twitter. Teknologi sangat luar biasa dan tak apa untuk memanfaatkannya saat waktu luang. Namun jangan lupa untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang-orang yang Anda sayangi,” ujar George Charles dari Voucher Codes Pro, yang membuat penelitian ini.

Diketahui, sebanyak 32 persen responden mengungkapkan jika mereka menghabiskan waktunya untuk saling bermain handphone dibanding bicara dengan pasangan.

Kemudian 76 persen di antaranya malah menolak menjauhkan handphone ketika bersama pasangan, dengan alasan takut ada panggilan penting.

Diungkapkan, ada 66 persen responden yang tetap tak memalingkan wajah dari handphone, walau tahu pasangannya tengah berusaha memberitahu mereka sesuatu atau sedang berbincang. ** Baca juga: Aaww…Broken Heart Bisa Bikin Berat Badan Wanita Turun

Waduh, apakah ini berarti gadget lebih berharga ketimbang pasangan yang menyayangi kita?(ilj/bbs)




Aaww…Broken Heart Bisa Bikin Berat Badan Wanita Turun

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Wanita, berat badan, dan diet adalah tiga serangkai yang sepertinya tak terpisahkan. Tidak sedikit wanita yang mati-matian menjaga atau menurunkan berat badan agar penampilan terlihat sempurna.

Beberapa cara yang ditempuh antara lain melalui diet ketat atau mengurangi asupan makanan berlemak tinggi.

Nah penelitian terbaru, dikutip dari antaranews.com, menunjukkan bahwa wanita cenderung mengalami penurunan berat badan secara drastis setelah patah hati.

Menurut hasil survei perusahaan suplemen diet Forza, satu bulan setelah mengalami patah hati, seorang wanita bisa kehilangan berat badan hingga lima pound (2,2 kilogram), karena mereka ingin terlihat lebih menarik setelah menjadi single lagi. 

Hasil survei pada 1.000 perempuan itu menunjukkan bahwa 77 persen responden cenderung lebih ramping ketika mereka berstatus single, dan dua pertiga di antaranya mengaku kehilangan berat badan setelah mengakhiri hubungan dengan suami atau pacar.

Para ahli meyakini hal itu terjadi karena perempuan cenderung berencana mengakhiri hubungan jangka panjang beberapa bulan sebelumnya, dan karena itu jauh lebih cepat menyesuaikan diri untuk hidup sendiri jika mereka yang memicu perpisahan.

Selain itu, pergolakan emosional bagi wanita yang mengambil keputusan untuk meninggalkan kekasihnya biasanya cenderung lebih rendah.

Apa yang tidak mengejutkan adalah bahwa tiga perempat dari responden perempuan mengaku berat badan mereka bertambah ketika mereka masuk ke dalam hubungan yang serius, karena segala sesuatunya terasa sedikit lebih nyaman.

Lebih dari sepertiga responden mengatakan berat badan mereka mulai bertambah tiga bulan setelah mapan dengan kekasih baru.

Direktur Forza Supplements, Lee Smith, mengatakan semua hasil riset perusahaannya menunjukkan bahwa hidup sendiri adalah penyelesain masalah berat badan.

Kalimat “Kau ditinggalkan” bisa sangat menyakitkan, tapi buat banyak orang, khususnya perempuan, ini memercikkan niat mereka untuk melakukan perubahan gaya hidup.
** Baca juga: Hati-hati, Keseringan Unggah Foto Selfie Bisa Picu Cekcok

Bagaimana pengalaman Anda?(ilj/bbs)




Hati-hati, Keseringan Unggah Foto Selfie Bisa Picu Cekcok

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Belakangan ini semakin banyak orang yang memiliki kebiasaan selfie, atau memotret diri sendiri dengan menggunakan kamera digital atau telepon kamera. Dengan kecanggihan dan kualitas kamera smartphone yang dimiliki, hasil foto menjadi lebih bagus, terlebih setelah melalui proses pengeditan.

Namun sebuah penelitian, dikutip dari lensaindonesia.com, membuktikan bahwa kebiasaan selfie ternyata berdampak buruk terhadap hubungan cinta yang dimiliki pasangan.

Dilansir dari Mashable, sebuah penelitian yang dilakukan Florida State University menyatakan bahwa mereka yang kerap update foto selfie di medsos, lebih sering mengalami konflik dengan pasangan akibat cemburu yang berujung pertengkaran.

Penyebabnya, perhatian yang diberikan orang lain terhadap foto selfie tersebut, membuat hubungan asmara yang dimiliki pasangan bakal terus memburuk.

Dua peneliti, Jessica Ridgway dan Russel, mengatakan ketika seseorang sering memasukkan foto selfie mereka yang menarik di medsos, maka akan muncul rasa cemburu dari pasangan.

Akibatnya, akan ada pengawasan yang berlebih terhadap medsos yang dimiliki pasangan sehingga berujung pada masalah yang lebih besar.

Hal lain akibat unggah foto selfie di medsos adalah karena ketika seseorang menunjukkan foto selfie yang dimilikinya, maka akan muncul perasaan terasing pada pasangannya, lantaran merasa tidak dilibatkan.

Perasaan yang muncul ini berujung pada rasa tidak puas terhadap hubungan yang dimiliki saat ini. ** Baca juga: Jangan Sedih, Ada Hikmah di Balik Perselingkuhan Pasangan

Jadi bijaksanalah mengunggah foto selfie, untuk menjaga perasaan pasangan Setuju? (ilj/bbs)




Jangan Sedih, Ada Hikmah di Balik Perselingkuhan Pasangan

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Selingkuh adalah istilah yang umum digunakan terkait perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur dan menyeleweng terhadap pasangannya, baik pacar atau suami isteri. Istilah ini umumnya digunakan sebagai sesuatu yang melanggar kesepakatan atas kesetiaan hubungan seseorang.

Diketahui, perselingkuhan akan meninggalkan luka mendalam bagi mereka yang diselingkuhi.

Dalam studinya terhadap 6.000 responden dari 96 negara, Binghamton University, New York, AS, dikutip dari wolipop.detik.com, ditemukan sesuatu yang melegakan dari sebuah perselingkuhan.

Pada dasarnya, responden yang semuanya sudah berpasangan mengaku sedih dan hancur hatinya bila cintanya dikhianati.

Namun, pengalaman tersebut pada akhirnya menjadikan mereka menjadi lebih tegar dan lebih selektif dalam mencari pasangan hidup.

“Wanita yang kehilangan pasangannya karena ‘wanita lain’ akan mengalami luka yang membakas, tapi dari situ mereka bisa belajar memilih kekasih yang lebih baik. Bicara soal hubungan jangka panjang, dia menang,” ujar Craig Morris, pemimpin riset tersebut, seperti dikutip dari Shape.

Sebaliknya, lanjut Craig, ‘wanita lain’  yang kini sudah bersama pria yang pernah mengkhianati Anda adalah pihak yang dirugikan. Ia gagal dalam mengenali tanda-tanda pria yang tidak setia.

“Dengan kata lain, dia kalah untuk hubungan jangka panjang,” ujar Craig. ** Baca juga: Mengapa Wanita Sangat Bahagia Ketika Dipanggil “Sayang”?

Jadikan pengalaman sebagai ‘jalan’ untuk masa depan lebih cerah.(ilj/bbs)