1

Kapan Waktu Efektif Untuk Berolahraga Saat Puasa?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Bagi Anda yang gemar berolahraga, selama bulan Ramadan ini bisa jadi mengurangi porsi latihan, atau bahkan menghentikan sama sekali. Padahal, olahraga seringan apa pun diperlukan untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Dikatakan pakar fisiologi olahraga, Ermita I. Ilyas, seperti dikutip dari m.tempo.co, berolahraga kurang-lebih 30 menit saja selama berpuasa sudah cukup, dan lakukanlah sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Waktu yang tepat untuk olahraga adalah tiga jam setelah sahur, saat tubuh masih menyimpan banyak energi. Atau sekitar setengah jam sebelum berbuka puasa.

Olahraga malam pun bisa dilakukan, asalkan Anda memang merasa yakin dapat mengatur waktu pada malam hari dan tak akan terlambat bangun untuk sahur. Jangan lupa konsumsi sesuatu untuk menambah energi setelah berolahraga.

Mengapa olahraga dirasa penting saat puasa?
1. Membantu mempertahankan kebiasaan olahraga itu sendiri. Jika harus berhenti berolahraga selama sebulan, Anda menjadi malas berolahraga lagi.

2. Saat olahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon adrenalin yang bermanfaat untuk memecah sumber energi yang telah dikonsumsi menjadi energi.

Energi ini akan menjadi bekal untuk beraktivitas selama puasa. Jika hanya bermalas-malasan tanpa olahraga, hormon yang dihasilkan hanya sedikit sehingga banyak orang justru menjadi gemuk setelah puasa. Makanan manis pun memicu pertambahan berat badan setelah puasa. ** Baca juga: Ini Alternatif Sumber Cairan Selain Air

Yuk, tetap berolahraga selama Ramadan agar kondisi badan tetap fit.(ilj/bbs)




Ini Alternatif Sumber Cairan Selain Air

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Selama ini mungkin Anda mengira jika cairan hanyalah didapat dari air minum saja. Padahal buah, sayur, bahkan daging dapat memenuhi kebutuhan konsumsi cairan tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa rehidrasi tubuh bisa lebih efektif dengan mengonsumsi buah dan sayuran dibandingkan dengan meminum air saja.

Tidak hanya mengandung kadar air yang tinggi, dalam buah dan sayur pun terdapat mineral, gula alami, vitamin dan asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kandungan buah dan sayur itulah yang membuat tubuh menyerap dan menyimpan cairan lebih baik daripada hanya meminum air saja.

Kebutuhan dua liter air sehari tidak hanya dapat dipenuhi dengan mengonsumsi air dan minuman lain. Sekitar 20 persen dari jumlah ini bisa didapatkan dari sayuran dan buah-buahan yang bisa mengandung 90 persen cairan.

Nah, apa saja alternatif sumber cairan selain air? Berikut uraiannya, dikutip dari alodokter.com:

1. Semangka, pepaya & melon
Sekitar 90 persen komposisi ketiga buah ini terdiri dari air. Semangka mengandung likopen, zat pelawan kanker, dalam jumlah lebih banyak dibandingkan tomat. Selain itu, semangka juga merupakan sumber yang baik untuk kalsium, magnesium, sodium dan potasium.

2. Belimbing
Mengandung sekitar 91,4 persen air. Namun kandungan asam oksalat di dalamnya membuat belimbing sebaiknya tidak dikonsumsi pengidap gangguan ginjal.

3. Mentimun
Mengandung sekitar 96,7 persen cairan.

4. Selada
Mengandung cairan sebanyak 95,6 persen.

5. Tomat
Cairan dalam tomat didapat dengan kadar 94,5 persen.

6. Anggur
Selain menurunkan kadar kolesterol jahat, anggur mengandung sekitar 90,5 persen cairan.

7. Stroberi
Semua buah kelompok beri ternyata baik untuk mencegah dehidrasi. Namun dari semuanya, stroberi merah adalah yang paling banyak mengandung cairan, yaitu sebanyak 91 persen. ** Baca juga: Ini Saat Tepat Melatih Anak Mulai Berpuasa

Sementara itu, sayuran lain yang juga memiliki kadar air cukup tinggi adalah wortel, bayam, kol, sawi, dan brokoli. Jadi jangan lupa selipkan sayuran dan buah-buahan tadi dalam menu puasa Anda ya.(ilj/bbs)




Ini Saat Tepat Melatih Anak Mulai Berpuasa

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Tidak sedikit orangtua yang mulai melatih anaknya untuk menjalankan ibadah puasa. Entah itu hanya setengah hari, bahkan hingga satu hari penuh. Namun tak jarang pula para orangtua menjadi kebingungan, mengingat anak mereka masih menjalani proses tumbuh kembang.

Pada saat puasa, kadar gula dan nutrisi lainnya di dalam darah akan mengalami penurunan. Padahal, gula dan nutrisi sangat penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Meskipun demikian, orangtua bisa mulai mengenalkan sekaligus melatih anak untuk berpuasa secara bertahap. Berdasarkan penelitian, orangtua bisa memperkenalkan ibadah puasa pada anak yang sudah memasuki usia empat tahun.

Bagaimana melatih anak berpuasa? Berikut tipsnya, dikutip dari Klikdokter.com:

1. Kegiatan berpuasa pada anak adalah latihan
Puasa pada anak bertujuan untuk melatih anak terbiasa dengan kondisi ini. Jadi, latihan puasa bagi anak haruslah fleksibel dan disesuaikan dengan usia psikologis anak.

2. Waktu puasa yang fleksibel
Latih anak untuk berpuasa beberapa jam selama beberapa hari. Semakin dewasa usia anak, maka rentang waktu berpuasa juga semakin diperpanjang secara bertahap.

3. Perhatikan asupan gizi dan waktu tidur yang cukup
Usia 5-7 tahun adalah usia di mana anak bertumbuh dan berkembang sehingga jumlah, jenis, dan pola makannya harus benar-benar diperhatikan oleh orangtua.

4. Buatlah makanan sahur semenarik mungkin
Anak mungkin tidak terbiasa dengan pola makan sahur, yang dilakukan pada waktu dini hari. Oleh karena itu, buatlah menu-menu makanan yang menarik agar anak lebih bersemangat ketika sahur.

5. Kegiatan menarik selama anak berpuasa
Ajarkan anak agar tidak terlalu bermain secara berlebihan ketika ia sedang menjalani ibadah puasa. Kegiatan yang melelahkan akan menyebabkan anak berkeringat dan menyebabkan dehidrasi. Lakukan kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu melelahkan, tetapi membuat anak Anda lupa bahwa ia sedang berpuasa.

6. Berikan hadiah apabila anak Anda berhasil melakukan puasa
Anak yang berhasil melakukan ibadah puasa sudah seharusnya diberikan hadiah agar anak termotivasi untuk melakukan ibadah puasa keesokan harinya.

7. Jangan biasakan makan terlalu banyak ketika berbuka & sahur
Makan yang terlalu banyak ketika berbuka dan sahur bisa menyebabkan sakit perut. Hal tersebut bisa menyebabkan anak menjadi trauma untuk berpuasa, sehingga sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anak saat berbuka dan sahur.

8. Perhatikan jadwal tidur anak
Anak harus tetap mendapatkan istirahat yang cukup selama berpuasa. Jangan biarkan anak tidur terlalu malam, dan terapkan jam tidur siang pada anak untuk menggantikan waktu tidur yang hilang saat malam harinya. ** Baca juga: Cegah Kulit Kering & Dehidrasi Selama Puasa

Sudah siap melatih anak Anda berpuasa? (ilj/bbs)




Cegah Kulit Kering & Dehidrasi Selama Puasa

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Kulit menjadi kering dang mengalami dehidrasi adalah hal yang sering terjadi saat Anda menjalankan ibadah puasa. Dalam kondisi normal, volume cairan yang hilang dari tubuh setiap hari antara 1.000-4.500 ml.

Kehilangan cairan itu bisa melalui keringat, BAB, buang air kecil, dan insensible water loss (kehilangan cairan yang tidak terasa, misalnya sewaktu tidur).

Bagi beberapa orang, hal ini membuat mereka rentan terhadap serangan dehidrasi. Ditandai dengan munculnya rasa letih dan lesu, tidak nyaman, konsentrasi berkurang, sakit kepala, haus, mual, bahkan jatuh pingsan.

Sebagai upaya pencegahan, dikutip dari femina.co.id, Anda harus menyetarakan volume cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh. Caranya, dengan membagi asupan kebutuhan di antara waktu berbuka dan sahur.

Meski begitu, minum sewajarnya saja, karena minum terlalu banyak justru bisa menyebabkan distensi (penggelembungan) lambung yang menimbulkan rasa mual dan muntah. Apalagi di saat puasa, lambung lebih sensitif.

Kurangi aktivitas outdoor yang membuat Anda rentan kehilangan banyak cairan. Bagi Anda yang pekerjaannya banyak di luar ruangan, lindungi kepala dari paparan sinar matahari.

Anda bisa mengenakan pakaian berwarna cerah dan ringan yang bisa membantu “menolak” sinar matahari dan menghindari keringat berlebih.

Sementara itu, kekeringan pada kulit rentan terjadi di  bulan puasa, sebagai akibat dehidrasi. Tanda-tanda kulit kering adalah terbentuknya garis kerut halus, terutama di tulang pipi, sekitar mata, dan dahi.

Rasanya gatal, kaku, dan kemerahan di kulit. Bila berlangsung terlalu lama, akan terjadi kematian sel sehingga kulit mengelupas dan menjadi kusam.

Bila dehidrasi terjadi pada saat puasa, maka kerusakan kulit akan lebih parah, karena cairan yang hilang tidak segera tergantikan.

Cobalah untuk menjauhkan diri dari paparan suhu panas atau dingin yang terlalu ekstrem, memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat sahur dan berbuka, mandi dengan sabun ber-pH seimbang yang cocok dengan kulit Anda, dan rajin menggunakan pelembab. ** Baca juga: Sering Pukul Bokong, Bikin Anak Tidak Pede

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Sering Pukul Bokong, Bikin Anak Tidak Pede

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Setiap orangtua menghukum anaknya dengan cara yang berbeda-beda, Salah satunya adalah dengan memukul bokong. Mereka percaya jika cara ini dapat memperbaiki perilaku anak.

Namun para peneliti dari University of Texas dan University of Michigan, dikutip dari u.msn.com, mengatakan bahwa memukul bokong anak memiliki banyak dampak negatif yang mulai terlihat ketika anak telah beranjak dewasa.

Para peneliti melibatkan lebih dari 160 ribu anak-anak dalam penelitian yang dilakukan selama 50 tahun ini. Dalam kurun waktu tersebut, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dipukul orangtua cenderung memiliki masalah kognitif, peningkatan agresi serta masalah kesehatan mental dan perilaku antisosial.

Memukul bokong anak, ungkap peneliti, memiliki 13 dampak negatif yang akan berpengaruh pada anak hingga mereka dewasa. Beberapa dari 13 dampak negatif dari memukul bokong tersebut ialah adanya peningkatan pada agresi, sikap antisosial, serta masalah-masalah kesehatan mental pada sang anak.

Dampak negatif lain dari memukul bokong anak menurut penelitian ini ialah timbulnya lebih banyak masalah eksternalisasi dan internalisasi serta rendahnya internalisasi moral.

Anak yang pernah dipukul orangtua pun akan tumbuh dengan kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lainnya yang tidak dipukul oleh orangtua.

Di samping itu, peneliti juga mengungkap bahwa memukul anak dapat membuat hubungan anak dan orang tua menjadi lebih negatif. Anak-anak yang dipukul oleh orangtuanya juga akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan diri rendah ketika dewasa.

Oleh karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa memukul bokong anak bukan cara yang pantas dan efektif dalam mendidik anak. Sebaliknya, memukul bokong anak membuat risiko 13 masalah mental pada anak meningkat.

“Tidak ada bukti bahwa memukul bokong anak dapat memperbaiki perilaku anak,” jelas peneliti dalam jurnal yang diterbitkan pada Journal of Family Psychology.

Memukul bokong merupakan bentuk sanksi yang sama sekali tidak memiliki dampak baik bagi tumbuh kembang anak. ** Baca juga: Cara Tepat Usir Bau Mulut Selama Puasa

“Semua bukti mengarah pada risiko (memukul bokong) yang merugikan,” tegas para peneliti, dikutip dari Independent.(ilj/bbs)




Cara Tepat Usir Bau Mulut Selama Puasa

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Makanan yang disantap dan jumlah air yang diminum berpengaruh terhadap aroma mulut. Selain itu, dehidrasi pun bisa menyebabkan aroma mulut berbau tidak sedap selama berpuasa.

Bagaimana cara tepat agar Anda dapat meminimalisir bau mulut selama menjalankan ibadah puasa? Berikut uraiannya, dilansir dari laman Boldsky:

1. Konsumsi buah & sayur
Kedua makanan ini membantu menyegarkan aroma mulut Anda saat berpuasa, dan secara alami mampu melindungi gigi dari plak.

2. Berkumur dengan baking soda
Agar mulut terasa segar selama bulan puasa, Anda bisa menambahkan 1/4 sendok makan baking soda ke dalam air kumur. Tambahkan juga sedikit garam, dua sendok makan air lemon. Berkumur dengan larutan ini dapat menghindarkan Anda dari bakteri yang mengakibatkan mulut berbau.

3. Berkumur dengan cengkeh
Rebus beberapa siung cengkeh dengan air dan biarkan hingga dingin. Saat sahur, kumurlah dengan air rebusan tersebut.

4. Hindari makan bawang
Mengonsumsi bawang putih, bawang merah, dan bombai dapat menyebabkan mulut terkontaminasi bau tak sedap.

5. Hindari keju
Keju dapat menghasilkan aroma yang tidak sedap pada mulut Anda. Jika Anda sudah telanjur makan keju, makanlah seiris lemon yang ditambahkan garam, sehingga dapat menetralkan bau mulut.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Benarkah Mengonsumsi Nasi Putih Berlebihan Bikin Tubuh Jadi Lemas?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Nasi putih adalah makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa belum kenyang jika tidak makan nasi putih.
Karena itulah tidak sedikit orang mengonsumsi nasi putih dalam jumlah besar, dengan alasan untuk memberikan suntikan energi, karena dianggap tinggi kandungan karbohidratnya.

Faktanya, seperti dilansir dari laman Daily Mail, terlalu banyak makan nasi tidak secara serta merta dapat membuat tubuh bertenaga, tapi justru merasa lemas,

“Nasi merupakan makanan berglikemiks tinggi. Ketika masuk ke dalam tubuh, nasi akan meningkatkan aliran darah dan memberikan kenaikan gula darah yang cepat. Ketika gula darah turun, maka kemudian tubuh akan merasa mudah lelah, lemas, dan suasana hati yang menurun,” terang Dr Marilyn Glenville, seorang ahli nutrisi dan penulis The Natural Health Bible for Women, dikutip dari lifestyle.dreamers.id.

Dikatakan, sebaliknya jika seseorang mengonsumsi makanan dengan glikemiks yang rendah, maka pelepasan gula darah juga melambat sehingga membuat energi dan gula darah dalam tubuh stabil. Kita pun bisa terhindar dari kelelahan.

Selain nasi, makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti pasta, roti, dan mie juga mampu membuat tubuh mudah lemas jika dikonsumsi terlalu banyak. ** Baca juga: Puasa Tanpa Lemas Dengan Tips Ini

Oleh karena itu, mengkonsumsi nasi harus diimbangi dengan sayuran atau makanan berserat lainnya, karena makanan tinggi serat mampu mengontrol kenaikan gula darah dengan baik sehingga tubuh tidak akan mudah lemas.(ilj/bbs)




Puasa Tanpa Lemas Dengan Tips Ini

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Seringkali selama menjalani bulan suci Ramadan, Anda yang tengah berpuasa menjadi mengantuk, letih, dan hal yang paling sering dialami adalah kondisi tubuh menjadi lemas.

Hal ini tentu saja mengganggu aktivitas di kantor maupun saat Anda bertugas di lapangan. Bagaimana mengatasi kondisi tubuh lemas saat puasa? Ini tipsnya, dikutip dari laman dokterkita:

1. Atur pola makan
Puasa sebenarnya hanya mengubah jam makan. Sahur sebagai pengganti sarapan pagi, berbuka sebagai pengganti makan siang, dan setelah tarawih sebagai pengganti makan malam.

Kuncinya, jangan terlalu banyak  mengkonsumi makan saat berbuka. Konsumsi makanan berat selepas tarawih, dan jangan melewatkan sarapan sahur.

2. Menu berbuka
Setelah berpuasa sepanjang siang, kadar glukosa akan semakin sedikit menjelang buka puasa. Karena itu, saat berbuka kita butuh  makanan yang bisa menaikkan gula darah dengan cepat.

Pilihannya adalah makanan yang manis namun tidak tinggi gula seperti kurma, air kelapa murni, susu, atau segelas jus.

Kurma mengandung glukosa tinggi dan vitamin kompleks yang dibutuhkan tubuh. Glukosa dalam kurma mudah diserap sehingga bisa menaikan kadar gula darah dengan cepat.

Makanan atau minuman manis juga baik untuk berbuka puasa. Namun gunakan gula aren atau madu sebagai pemanis, jangan gula pasir atau gula diet yang mengandung aspartan. Buah pisang bagus untuk berbuka karena pisang adalah sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat.

Hindari berbuka dengan minuman yang dingin karena akan membuat perut yang kosong menjadi kembung. Air dingin akan membuat asam lambung meningkat.

Setelah berbuka, meminum takjil (manisan), sebaiknya jangan langsung makan nasi atau makanan berat lainnya. Perut butuh istirahat untuk menyesuaikan diri. Selama waktu istirahat, Anda bisa menjalankan salat Maghrib terlebih dahulu.

3. Menu setelah tarawih
Makanan besar atau menu utama, sebaiknya dikonsumsi usai salat maghrib, setelah pencernaan beristirahat, atau sekitar 30 menit setelah berbuka.

Menu berbuka seharusnya mengandung karbohidrat, vitamin, lemak, protein, dan mineral. Nasi merah, sayuran dan buah-buahan cocok untuk menu berbuka. Hindari makanan yang tinggi kalori dan berlemak tinggi seperti makanan bersantan, gulai, atau gorengan.

Sebagai penutup anda bisa mengonsumi buah, jus atau makanan ringan lainnya untuk menambah tenaga dan persiapan puasa besok. Minum air putih sebanyak 3-4 gelas untuk memenuhi kebutuhan cairan

4. Menu sahur
Jangan lewatkan makan sahur karena sahur merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan tenaga dalam menjalankan aktivitas berpuasa.

Pilih menu utama yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, spageti, roti gandum, oatmeal, atau bubur kacang hijau dengan gula aren. Jenis karbohidrat ini lebih tahan lama dalam membuat gula darah stabil, sehingga mood menjadi relatif lebih baik.

Nasi merah kaya nutrisi dan padat serat, juga mengandung karbohidrat kompleks yang dicerna secara bertahap sehingga membantu tubuh mempertahankan rasa kenyang yang lebih lama sehingga kita tidak mudah lapar saat puasa.

Hindari makanan berlemak karena hormon insulin tubuh akan berlebihan. Insulin akan mempercepat turunnya kadar gula darah dan ini membuat Anda cepat lapar.

Jangan lupa serat, baik dari sayur atau buah. Kurang makan protein dan sayur saat sahur dapat menghambat proses metabolisme, yang pada akhirnya dapat menyebabkan lemas dan lemah. Sumber protein lainnya yang baik bagi tubuh berasal dari daging ikan.

Sebagai penutup minum air secukupnya, buah-buahan, jus buah tanpa gula atau air kelapa. Karena ketika tidur tubuh kita kehilangan berat 1-2 kg, dan itu adalah air.  Selain itu, batasi asupan teh dan kopi karena dua asupan ini membuat metabolism berjalan cepat sehingga cepat haus.

5. Makan dengan porsi normal
Makanlah dengan porsi normal, seperti hari-hari biasanya. Makan yang berlebihan akan membuat perut kekenyangan dan tidak nyaman. Asupan makanan yang terlalu banyak, juga bisa membuat tubuh dehidrasi lebih cepat. Juga jangan makan terlalu sedikit, karena tubuh akan kekurangan cadangan energi sehingga tubuh bisa lemas dan sulit berkonsentrasi kerja.

6. Tidur cukup
Dalam banyak kasus, orang mengantuk saat puasa bukan karena tidak makan tetapi karena kurang tidur. Dengan tidur cukup dan pola teratur, puasa tidak perlu jadi alasan untuk mengantuk. Selain itu kebanyakan tidur juga bisa membuat tubuh menjadi lemas.

7. Aktifitas fisik
Tetap melakukan aktifitas fisik yang ringan dan berolaraga teratur. Berolahraga kecil di depan rumah setelah salat subuh sambil menghirup udara segar akan membuat tubuh lebih segar dan bugar. ** Baca juga: Konsumsi Kurma Dianjurkan Saat Buka Puasa & Sahur

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Konsumsi Kurma Dianjurkan Saat Buka Puasa & Sahur

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Selama bulan puasa, kurma merupakan salah satu penganan yang banyak dicari sekaligus dihidangkan sebagai menu berbuka puasa atau saat sahur. Selain rasanya yang enak, kurma diyakini baik untuk kesehatan. Kurma diklaim mampu menyehatkan pencernaan. Dikutip dari lifestyle.okezone.com, lima butir kurma mengandung sekitar 115 kalori.

Dengan demikian, kurma tinggi serat dan bisa membantu meningkatkan kesehatan pencernaan, khususnya saat puasa.

Mengapa kurma dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur? Berikut manfaat kurma, seperti dilansir dari Realbuzz:

1. Meningkatkan kesehatan otak
Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan, mengonsumsi kurma selama puasa bisa mengembalikan fokus dan menjaga kesehatan otak selama puasa. Kurma juga bisa membantu menurunkan jumlah hormon kortisol atau hormon stres.

2. Menurunkan kolesterol
Ahli jantung di Uni Emirat Arab menemukan, mengonsumsi kurma selama mampu mengurangi kolesterol dalam darah. Dengan begitu, mengonsumi kurma bisa menyehatkan jantung.

3. Detoksifikasi
Kandungan tinggi karbohidrat dan fruktosa yang mudah dipecah akan menjadi energi membuat tubuh lebih sehat selama puasa. Kurma juga mengandung vitamin A, C, B kompleks, tiamin, riboflavin, niasin, dan asam folat serta diperkaya dengan mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, fosfor, selenium, magnesium, natrium, cobalt, dan zink.

4. Menyerap lebih banyak nutrisi
Menjalankan puasa membuat tubuh mengalami peningkatan hormon yang disebut adiponectin. Akibatnya, otot akan mudah menyerap lebih banyak nutrisi. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, Anda bisa mengonsumsi kurma. ** Baca juga: Empat Jenis Makanan/Minuman yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

Yuk, selalu sediakan kurma di rumah.(ilj/bbs)




Empat Jenis Makanan/Minuman yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Sebagian orang biasanya malas bangun untuk sekadar sahur. Padahal, sahur sangat penting untuk menjaga stamina karena sepanjang siang, tubuh tidak akan mendapat asupan apa pun.

Meskipun demikian, Anda pun disarankan agar tidak sembarangan mengonsumsi makanan saat, karena akan menyulitkan sistem pencernaan, sehingga membuat puasa menjadi lebih berat.

Untuk tetap sehat selama Ramadan, dikutip dari health.detik.com, tubuh harus mendapatkan jumlah normal makanan dari kelompok makanan utama, seperti karbohidrat (nasi merah, roti gandum, ubi, kentang), susu dan produk susu, ikan, daging dan unggas, kacang-kacangan, buah dan sayuran.

Mengingat panjangnya waktu puasa, maka Anda harus mengonsumsi karbohidrat kompleks pada saat sahur, sehingga makanan berlangsung lebih lama (sekitar delapan jam), dan membuat Anda tidak terlalu lapar di siang hari.

“Karbohidrat kompleks ditemukan dalam makanan yang mengandung biji-bijian dan seperti barley, gandum, oat, millet, semolina, kacang-kacangan, lentil dan tepung gandum,” jelas Dr Liza Thomas, dokter penyakit dalam di Canadian Specialist Hospital, seperti dilansir KhaleejTimes.

Hal lain yang juga penting adalah minum cukup air dan banyak serat selama sahur dan juga setelah berbuka puasa.

Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat sahur:
1. Makanan berlemak & gorengan
2. Makanan pedas & kalengan
3. Makanan yang mengandung banyak gula & karbohidrat olahan
4. Minuman yang mengandung kafein

“Makanan yang digoreng, makanan yang sangat pedas dan makanan yang mengandung terlalu banyak gula seperti permen dapat menyebabkan masalah kesehatan dan harus dibatasi selama bulan Ramadan. Makanan-makanan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri ulu hati dan masalah berat badan. Sedangkan minuman kafein harus dihindari terutama saat sahur,” tegas Dr Liza. ** Baca juga: Cara Agar Tubuh Tetap Sehat Selama Berpuasa

Selamat sahur ya.(ilj/bbs)