1

Medoknya Bumbu Mie Aceh di Cafe Hitam Putih

Mie Aceh Cafe Hitam Putih. (BM)

Kabar6-Siapa yang tak kenal dengan Mie Aceh, citarasa menu khas Aceh yang satu ini memang akrab dilidah pecinta kuliner nusantara. Tekstur mie yang kenyal dan lembut, Mie Aceh juga terkenal bumbunya yang medok dan pedas. 

Mie Aceh i menjadi salasatu menu andalan di Cafe Hitam Putih yang berlokasi di kawasan Taman Jajan Sektor 1.3 BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Sang pengelola cafe, Amrizal mengklaim, Mie Aceh hasil olahan chefnya memiliki taste (citarasa) yang berbeda dari Mie Aceh kebanyakan.

Mungkin, taste yang berbeda itu dikarenakan Mie Aceh olahan dapur Cafe Hitam Putih terbuat dari mie yang diolah sendiri. Bumbu dan rempah berkiblat pada daerah Gayo Aceh, yang terkenal dengan Mie Aceh dengan bumbu medok serta citarasa pedas yang mengundang keringat.

“Mie Aceh khas Café Hitam Putih memiliki taste yang berbeda dari Mie Aceh lainnya. Anda pasti ketagihan kalau sudah mencoba menu andalan café ini (Mie Aceh),” kata Amrizal kepada wartawan.**Baca Juga: Di Jepang Orang-orangan Sawah Pengusir Burung Liar Digantikan Robot Serigala Super

Pada sesi icip-icip, tekstur mie saat dikunyah begitu kenyal nan lembut. Sambaran medoknya bumbu dan rempah menyengat langsung ke seantero dinding mulut. Pedas!

Sesekali terkunyah potongan kecil cumi dan udang, yang memberi sensasi ‘sea food’ pada Mie Aceh ini. Kriuk gurihnya emping memberikan rasa sempurna pada seporsi Mie Aceh khas Café Hitam Putih.

Sensasi pedas yang begitu merangsang keringat tadi, langsung ‘nyes’ saat dinginnya segelas Blue Ocean special drink membanjiri rongga mulut.

Minuman khas Cafe Hitam Putih yang berisikan orange syrup, selasi, nata de coco dan pepsi ice ini dijamin dapat menyempurnakan wisata kuliner Anda di Cafe Hitam Putih.

Berbicara tentang interior, cafe yang bersegmen komunitas dan anak muda ini memiliki interior yang didominasi warna hitam dan putih.

Pada sofa dan sandaran didominasi dengan warna hitam. Kreativitas juga terlihat pada bangku yang diolah dari kaleng cat bekas namun jadi sangat menarik setelah di modifikasi menjadi bangku.

Soal harga, konsumen yang datang tak perlu khawatir. Pasalnya, Hitam Putih Coffee mematok harga yang bersahabat di kantong. Ya, beragam menunya dijual dengan harga mulai dari Rp10.000 sampai Rp27.000.

Amrizal juga mengaku, kalau cafenya itu menyiapkan ruang untuk pertemuan di lantai dua. Bisa dipakai untuk acara ulang tahun, meeting dan acara lainnya dengan kapasitas total 50 orang. (BM)




Yuk, Nikmati Bir Pletok Gratis di Bandara Soetta

Bir Pletok, Khas Betawi.(ist)

Kabar6-Festival Kuliner menu khas nusantara digelar di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Ya Festival ini sedianya menjadi bagian dari kemeriahan rangkaian hari jadi PT Angkasa Pura (AP) II yang ke 33.

 
Khusus hari ini, Festival Kuliner menyajikan Bir Pletok, minuman kahs Betawi, secara gratis kepada para pengguna jasa Bandara. Selain itu, Festival Kuliner juga menyajikan aneka menu lainnya, seperti Serabi Hijau dan Sate Taichan juga Es Cendol.

“Ini merupakan rangkaian HUT ke 33 PT AP II, selaku pengelola Bandara Soetta. Ada beberapa menu andalan yang disajikan, yaitu Sate Taichan, Serabi Hijau dan Bir Pletok. Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang SDM dan Keuangan Bandara Bandara Soetta, Indah Suryandari kepada wartawan, Minggu (13/8/2017) di Bandara Soetta.

Indah menyebut, bila menu andalan dalam Festival ini adalah Bir Pletok, minuman khas betawi dibuat dari campuran beberapa rempah, yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai.

“Minuman ini untuk kesehatan dan tidak mengandung alkohol, dan kami sajikan gratis sebagai bentuk pelayanan kepada pengguna jasa Bandara,” ujarnya.

Sementara itu, Y. Menrofa, salah seorang pengguna jasa di Bandara Soetta mengaku sangat terbantu dengan festival kuliner yang diadakan oleh PT Angkasa Pura II.

“Saya mau ke Pekanbaru, dan boarding nanti jam 11. Untung ada festival kuliner ini, membantu menghilangkan kejenuhan menunggu boarding,” katanya.

Y. Menrofa juga berharap agar PT Angkasa Pura II tetap memberikan pelayanan yang baik dan mempertahankan semuanya.**Baca juga: HUT Ke-33 PT AP II, Besok Ada Bebersih Massal di Bandara Soetta.

“Pelayanan yang diberikan oleh PT Angkasa Pura II sudah sangat baik, semoga bisa dipertahankan. Seperti mengenalkan kuliner nusantara ini, saya jadi tahu Bir Pletok dan Serabi,” jelasnya.(Sly)




Idul Fitri, Cafe Bandar Durian Raup Omset Puluhan Juta

Cafe Bandar Durian. (agm)

Kabar6- Bisnis buah durian seakan tak pernah mati, seperti yang dirasakan pemilik Cafe Bandar Duren. Pada  Hari Raya Idul Fitri ini, Cafe Bandar Durian mampu meraup omset hingga puluhan juta rupiah.

Ucu Nurhayadi pemilik Cafe Bandar Duren ini mengaku dalam sehari mampu menjual 200 kilogram durian yang disajikan per porsi.**Baca Juga: Bila Makanan Dihinggapi Lalat

“Biasanya kita sehari 100 porsi, tapi sejak H-3 per hari mencapai 200 porsi,” ungkap pria yang membuka lapaknya di Jalan Boulevad Bundaran 2 Citra Raya.

Bicara omset, Ucu yang juga berprofesi sebagai anggota Polri ini mengaku mampu meraup untung bersih sebesar Rp15 juta per hari selama musim liburan hari raya ini.

“Keuntungannya bisa mencapai 100 persen dari hari biasanya,” jelas Ucu yang menjabat sebagai Kanit 2 Narkoba Polres kota Tangerang ini.

Selain menyajikan Sup Durian seharga Rp18 ribu, namun buah durian utuh pun dapat dibeli pelanggan atau dibawa pulang dengan harga Rp37 ribu perkilogram.

“Durian kami kualitas super lho, dan disortir dengan teliti. Jadi pelanggan tidak akan kecewa,” janji pria bertubuh tegap ini.(agm)




Yuk, Jajal Enaknya “Soto Ayam Doang” Mas Yusuf, Anti Amrozi

Mas Yusup, pemilik Soto Ayam Doang.(din)

Kabar6-Bagi Anda yang beraktivitas diwilayah pusat Kota Tangerang, dan butuh referensi tempat dan menu makan siang yang enak namun murah, sesekali silahkan mampir ke Warung “Soto Ayam Doang” milik Mas Yusuf.

Lokasinya yang berada di pusat kota, persisnya di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang, tentunya sangat mudah ditemukan.

Ya, di Warung Soto yang digawangi Mas Yusuf sejak 16 tahun lalu itu, Anda bisa menikmati soto ayam bening dengan rasa yang berbeda. Meski sotonya bening, namun rasanya seperti bersantan. Pokoknya berbeda dari soto lainnya. Apalagi, seporsi soto ini hanya dibanderol Rp13.000.

“Banyak warung soto yang menjual merek dagang Soto Lamongan namun pedagangnya justru bukan asal Lamongan. Kalau disini, saya tidak pakai brand Lamongan, meski saya sendiri asli Lamongan,” ujar Mas Yusuf saat ditemui kabar6.com, Selasa (23/5/2017).

Ditanya soal rasa sotonya yang beda, Mas Yusuf menyebut memang ada resep tertentu yang hingga kini masih terus digunakannya. Yaitu untuk bumbu campuran saya tetap menggunakan kerupuk udang giling yang dicampur bawang putih. “Itu yang bikin rasanya seperti bersantan,” ujarnya.

Sedangkan untuk bumbu dalam atau kuah sotonya, Mas Yusuf mencampurnya dengan ikan Bandeng giling. “Adonan ikan bandeng giling membuat kuah soto menjadi lebih gurih seperti berminyak. Dan itu yang membuat rasanya semakin maknyus,” ujarnya berpromosi.

Seorang pelanggan tengah menyantap Soto Ayam Doang.(BL)

Mas Yusuf mengaku, bila myoritas pelanggannya adalah para pegawai dan tamu Kantor Pengadilan Negeri (PN) Tangerang dan Kantor Kejari Tangerang.

“Apalagi kalau hari Jumat, biasanya selesai olahraga pegawai Kantor Kejari akan memborong habis soto dagangan saya. Kata mereka selain sotonya enak, juga rasanya ngangenin,” ujar Yusuf lagi.

Sedianya, ada sebab mengapa Mas Yusuf menamakan soto dagangannya “Soto Ayam Doang”. Itu karena dia sudah kehabisan akal untuk mencari nama yang bagus tanpa harus mengusung nama daerah tempat lahirnya, Lamongan.

“Memang yang ngetop itukan Soto Lamongan. Tapi saya gak mau pakai nama Lamongan, karena sering diteriaki Amrozi oleh para tentara yang sering lewat untuk berolahraga. Jadi biasanya kalau tentara olah raga itukan sering sambil bernyanyi, tapi pas lewat di depan warung soto saya, mereka justru berteriak Amrozi,” ujar Mas Yusuf sedikit keki.

Ya Amrozi bin Nurhasyim (biasa dipanggil Amrozi) adalah terpidana mati kasus Bom Bali 2002, merupakan pria kelahiran Lamongan, 5 Juli 1962 dan telah dieksekusi mati di Nusa Kambangan, pada 9 November 2008 di usia 46 tahun.

“Saya asal Lamongan, tapi tidak semua orang Lamongan identik dengan Amrozi. Makanya saya tidak menggunakan nama Lamongan di Soto dagangan saya,” ujarnya.(Bang Luhut)




Makan Enak di Festival Jajanan Bango ICE BSD

Ahmed Zaki Iskandar,  Hernie Raharja  dan Triawan Munaf.(foto;dina)

Kabar6- Para pencinta kuliner atau yang dengan bahasa akrab disebut orang-orang gila jajan, tumpah ruah di Festival Jajanan Bango 2017 yang digelar di Hall 1 Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai City, Sabtu (06/05/2017).

Acara yang diselenggarakan hingga Minggu (07/03/2017) besok, dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Tangerang Ahmed Zaki Iskandar bersama Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf dan Direktur Foods PT Unilever Indonesia Hernie Raharja, yang ditandai dengan pemukulan bedug.

Dalam event ini berkumpul sejumlah kuliner kondang nusantara seperti Sate Maranggi, Tongseng & Sate Sederhana, Sate Beureum Mang Soleh dan kuliner lain yang sudah sangat dikenal masyarakat pencinta kuliner. Jumlah seluruhya diperkirakan lebih dari 70 jenis.

Bagi yang ingin datang ke acara ini, pengunjung dikenakan tiket masuk Rp 20.000 (dewasa maupun anak-anak) yang bisa digunakan sebagai voucher untuk membeli makanan seharga Rp 20.000. Dan dibuka mulai pukul 08.00 hingga 21.00 Wib.

” Kita memang punya banyak keragaman kuliner, dari Sabang sampai Merauke, dan kecap Bango punya misi untuk melestarikan warisan kuliner nusantara, antara lain dengan cara menyelenggarakan kegiatan seperti ini.” kata Hernie Raharja. 

Kepingin datang tapi malas bawa kendaraan sendiri, bisa menggunakan layanan GrabCar atau GrabTaxi dengan tujuan ke Festival Jajanan Bango ICE BSD dapat potongan diskon Rp 15.000 serta diskon voucer makanan.(dina)

 




Eee.. Ada Mbah Jingkrak di Serpong

Kabar6- Mbah Jingkrak itu bukan nama orang, tapi nama sebuah restaurant franchise yang menyajikan menu tradisional khas Jawa.Dan franchise ke 10 nya kini ada di Jalan Ciater Barat, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan yang mulai dioperasikan 1 April 2017 ini.

Ajeng Asteri Denaya, pemilik brand Mbah Jingkrak mengatakan, warga Serpong yang selama ini harus repot bila ingin ke Mbah Jingkrak, kini Mbah Jingkarknya ada di Serpong dan tidak lama lagi akan hadir di BSD.

restaurant Mbah Jingkrak yang sudah cukup dikenal penggemar kuliner Jabodetabek selama ini ada di kawasan Setiabudi, karena selain tempatnya asyik, menu-menunya juga lain dari yang lain dan tentu saja menggugah selera, seperti menu makanan Ikan Bejo, ikan mas berukuran kecil berbumbu cabe, Ayam Grandong,Teri Buta Ijo, serta minuman Es Jujur yang merupakan kombinasi kelapa muda, selasih dan jeruk nipis.(z)

 

 

 

 




Lezatnya Gudeg Bu Dibyo BSD

Gudeg Bu Dibyo.(ist)

Kabar6-Gudeg Bu Dibyo di Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sudah lumayan kondang di kalangan warga penggemar kuliner asli Yogyakarta ini.

Karena itulah, dalam waktu singkat Gudeg Bu Dibyo sudah memiliki tiga gerai. Yang satu di Pasar Modern Bintaro Blok KA-111, kemudian gerai lainnya di Sektor 3A dan di Sektor 4, Jl. Raya Pondok Betung, dan dalam waktu dekat gerainya akan ditambah satu lagi.

Gudeg Bu Dibyo memang dimiliki oleh orang yang berasal dari Yogyakarta, pemilik resep turun temurun keluarga, yang selama ini dikenal sebagai wartawan di salah satu media terbitanJakarta.

Gudek dan menu lainnya di Warung Bu Dibyo.(ist)

Di tempat ini, tidak hanya gudeg komplit dengan krecek dan aksesorinya, tetapi juga ada menu lain, seperti Bakmi Jawa Godog dan Goreng serta Garang Asem.

Gudeg Bu Dibyo buka setiap hari, mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Untuk pesanan bisa menghubungi 0838 7478 2442 atau melalui Go-Food. Untuk informasi lebih lanjut dan lokasi persisnya, silahkan tanya saja google.(zoel)

Warung Gudeg Bu Dibyo.(ist)



Belut Serba Pedas, Menu Kuliner Khas Bansel

Menu belut ala RM Belut Harewos Bojong.(tmn)

Kabar6-Siapa yang tak kenal dengan suasana alam nan asri di wilayah Banten Selatan (Bansel).

Maklum, perpaduan pemandangan persawahan, gunung dan perkampungan di wilayah ini, tak bisa dijumpai di hiruk pikuk perkotaan.

Selain menawarkan pemandangan alam yang memesona, wilayah Bansel juga menawarkan pengalaman kuliner yang siap menggoyang lidah wisatawan.

Salah satunya adalah, sajian aneka masakan berbahan belut di rumah makan bernama “Belut Harewos Bojong”, di Desa Citumenggung, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang.

“Ada belut harewos cabe ijo, balado belut harewos, lumpur laut harewos, dendeng belut dan lain sebagainya,” kata Wawan Setiawan, salah satu pengelola rumah makan Belut Harewos, saat ditemui kabar6.com, Sabtu (25/2/2017).

Sedianya, rumah makan itu bermula dari usaha patungan empat pemuda Desa Citumenggung. Berbekal uang patungan Rp500 ribu, mereka mulai merintis usaha rumah makan spesial belut.

Kini, usaha itu berkembang pesat, hingga mampu merekrut pemuda setempat untuk bekerja di rumah makan tersebut.

“Berawal dari keinginan untuk mengurangi angka pengangguran, kami nekat usaha dendeng belut harewos,” ujar Wawan.

Ya, aneka menu belut dengan rasa pedas yang disajikan oleh pengelola, kiranya juga bisa disesuaikan dengan lidah penikmatnya.

Tak heran, rumah makan belut itu setiap selalu ramai oleh pelanggan, baik pagi, sore hingga malam hari.

Selain rumah makan belut, di wilayah Bansel itu kiranya juga menawarkan penikmat wisata kuliner dan traveling, berbagai macam olahan makanan dan minuman lainnya. Seperti minuman jahe merah yang ditanam sendiri oleh warga.

Uniknya, minuman jahe merah ini sangat nikmat bila diminum sembari menikmati pemandangan pegunungan yang ada di Kampung Domba, Gunung Karang.**Baca juga: Anda Bisa Rayakan Valentine Bareng Hewan Kesayangan di Kafe Ini.

Nah, bagi Anda yang berencana berwisata ke kawasan Pandeglang, juga jangan sampai melewatkan pemandian air panas Cisolong, air dingin alam dan makan imar bakar di Cikole.(tmn)




Anda Bisa Rayakan Valentine Bareng Hewan Kesayangan di Kafe Ini

Nongkrong asik di Taman Bonakarta, Cilegon.(tmn)

Kabar6-Kabar gembira bagi Anda warga Banten yang ingin merayakan hari kasih sayang atau “Valentine’s Day” bersama hewan kesayangan.

Ya, di Taman Bonakarta, Kota Cilegon, ada sebuah kafe bernama Breakpoint yang menyiapkan layanan spesial bagi pengunjung yang ingin merayakan hari spesial bersama hewan peliharaannya.

“Bisa hewan apa saja. Asal hewan yang halal, seperti kucing dan kelinci. Kita siap menerimanya dari siang,” kata Dodi, pengelola Kafe Breakpoint, saat ditemui dilokasi, Senin (13/2/2017).**Baca juga: Ruang Konspirasi, Pas untuk Pencinta Kopi.

Pria yang akrab disapa Bejo ini menilai, bila kasih sayang berfatnya universal. Sehingga bisa dirayakan oleh dan dengan siapapun. Karena sudah selayaknya sesama mahluk ciptaan Tuhan untuk saling mengasihi dan menyayangi.**Baca juga: “Weekend”, Merapat ke Juego’s Cafe Yuk.

“Khususnya sama orangtua kita, saudara kita. Kasih sayang itu lebih universal sifatnya,” ujarnya.(tmn)




Makanan Tradisional Warnai Muktamar ke-9 Al Khairiyah

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Makanan ringan tradisional mewarnai kemeriahan Muktamar ke-9 yang digelar di aula kampus Al Khairiyah, Citangkil, Kota Cilegon.

Acara yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo ini, sengaja menyuguhkan makanan ringan tradisional, untuk menjaga dan melestarikan makanan tradisional yang hampir tidak pernah lagi ditemui sebagai menu makanan pembuka di setiap acara kegiatan.

Sejumlah makanan khas tradisional yang disajikan seperti jagung rebus, kacang rebus, singkong, pisang. Sementara untuk jenis minuman tradisional panitia menyediakan bandrek dan sekoteng.

Diakui ketua panitia pelaksanaan muktamar ke-9, Ali mujahidin, pihak panitia sengaja menyajikan penganan khas tradisional daerah agar masyarakat tidak melupakan makanan khas tradisional yang kini mulai ditinggalkan.

Padahal pada makanan tradisional inilah kandungan zat gizi banyak didapat, dan  banyak masyarakat masih menggantungkan hidup dengan menjadi petani.** Baca juga: Sambel Parah, Lezat Kenyang Murah

“Saya kira ini adalah keunikannya. Kita sengaja tampilkan makanan tradisional agar tetap terjaga dan terlestarikan,” terang Mumu, Sabtu (22/10/16).(sus)