1

Alami Kebocoran, Perumdam Pandeglang Siapkan Mobil Tangki untuk Pelanggan

Kabar6.com

Kabar6- Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Berkah Pandeglang, saat ini tengah melakukan perbaikan pipanisasi yang mengalami kebocoran di sejumlah titik di Pandeglang.

Guna pelayanan kepada para pelanggan yang terdampak dari perbaikan pipanisasi tersebut, pihak Perumdam telah menyedikan sejumlah unit mobil tangki air yang bakal didistribusikan kepada para pelanggan secara gratis.

Direktur Utama Perumdam Tirta Berkah Pandeglang, Euis Yuningsih mengungkapkan, bahwa para petugasnya saat ini tengah melakukan perbaikan pipanisasi jalur Cikoromoy, lantaran pipa saluran air tersebut mengalami kebocoran.

“Iya, kami saat ini tengah melakukan perbaikan pipa transmisi sepanjang 300 mili miter di wilayah Kecamatan Cimanuk. Lantaran pipa transmisi itu mengalami kebocoran,” ungkap Euis saat ditemui di Alun-alun Pandeglang, Rabu (16/11/2022).

Atas dilakukannya perbaikan pipa transmisi tersebut, tentu berdampak pada kelancaran distribusi air kepada pelanggan. Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah mobil tangki untuk distribusi air gratis kepada pelanggan yang terdampak perbaikan tersebut.

“Kami juga sudah memberikan informasi kepada pelanggan yang terdampak perbaikan. Dan kami siapkan air tangki untuk pelanggan yang terdampak dan air tangki itu gratis,” katanya.

Dijelaskannya, wilayah-wilayah yang terdampak dari perbaikan tersebut diantaranya Cimanuk, Batubantar, Kaduhejo, Kaduliaung, Cipacung, Cidangiang, Sukaratu, Ciekek, Karaton, Kumalirang, Pasir Kalapa, Kadupeusing, Kadugajah, Kabayan dan Pandeglang Kota.

**Baca juga: Gempa 4,9 SR Guncang Pandeglang, Warga Terlelap Tidur Lari Keluar Rumah

Adapun pelanggan yang membutuhkan air tangki tersebut, bisa menghubungi pada nomor kontak persen yang disediakan diantaranya 081315534635-0838126734444-087879376083-082125707687.

“Bagi pelanggan yang terdampak perbaikan pipa transmisi, kami mohon maaf atas ketidak nyamanannya. Dan bagi pelanggan yang membutuhkan air tangki silahkan hubungi nomor kontak yang telah kami sediakan,” ujarnya.(aep)




Gempa 4,9 SR Guncang Pandeglang, Warga Terlelap Tidur Lari Keluar Rumah

Kabar6-Warga di sekitar Ujung Kulon, tepatnya di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang sedang tertidur lelap dikagetkan dengan guncangan gempa berkekuatan  4,9 SR (Skala Richter), sekitar pukul 00.21 WIB.

Karena kuatnya getaran yang dirasakan, ada warga yang lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri serta melihat kondisi sekitarnya.

“Kenceng 3 kali, tadi yang ke 3 paling besar, warga keluar rumah semua,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sumur, Bripka Ibnu Marjah, melalui pesan elektroniknya, Rabu (16/11/2022).

**Baca Juga: Main di Pantai Belmont Carita Pandeglang, Pelajar Hilang Terseret Ombak

Lokasi gempa berada di 6,84 Lintang Selatan (LS), 105,49 Bujur Timur (BT), di kedalaman 21 km.

Kini, pihak kepolisian bersama pemerintah kecamatan, desa, RW serta RT, tengah mengontrol lingkungannya, untuk memastikan dampak dari gempa tersebut.

Berdasarkan laporan sementara pada Rabu dini hari, 16 November 2022, pukul 01.07 WIB, belum ditemukan kerusakan ataupun korban.

“Sementara belum ada laporan kerusakan,” jelasnya.(Dhi)




Main di Pantai Belmont Carita Pandeglang, Pelajar Hilang Terseret Ombak

Kabar6.com

Kabar6- Seorang pelajar hilang setelah diduga terseret ombak di pantai Belmont, Desa Pejamben, Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, selasa (15/11/2022) peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13 WIB.

Kejadian itu bermula korban bernama Robi warga Desa Kadu Jangkung, Desa Pejamben, Kecamatan Carita tenang bermain air di Pantai Belmont dan terbawa ombak.

“Korban tidak bisa berenang sehingga korban tenggelam,” kata Ketua Balawista Banten Ade Ervin.

**Baca juga: Ruminah Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah,DPRD Pandeglang Desak Kinerja Dinsos Dievaluasi

Menurut Ade, korban sempat ditolong oleh teman-temannya namun gagal sehingga korban dinyatakan hilang. Proses pencarian korban masih dilakukan oleh beberapa pihak.

“Saat ini team Balawista dengan beberapa pihak sedang melakukan pencarian,”tandasnya.(aep)




Ruminah Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah,DPRD Pandeglang Desak Kinerja Dinsos Dievaluasi

Kabar6.com

Kabar6- Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang Habibi Arafat mengaku kesal setelah mendengar adanya warga Cikedal yang tidak tersentuh oleh bantuan dari pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Politisi Golkar ini menegaskan, kinerja Dinas Sosial (Dinsos) dan jajarannya di bawah harus segera dievaluasi. Menurutnya, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) harus mengetahui kondisi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

“Saya sangat kecewa, untuk itu kinerja Dinas sosial harus di evaluasi. Mulai dari perangkat di lapangan juga harus di evaluasi, TKSK juga pasti tau kondisi masyarakat mana yang benar-benar harus mejadi prioritas,” kata Habibi, Senin (14/11/ 2022).

Menurut dia, Warga miskin seperti Ruminah tersebut harus menjadi prioritas pemerintah, soalnya selain bantuan sosial juga membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Tim dari Dinsos harus segera turun ke lapangan, untuk memastikan persyaratan administrasi kependudukannya, kalau belum punya harus dibantu sehingga secara administrasi lengkap, agar berbagai bantuan pemerintah bisa didapatkan. Karena harus menjadi prioritas mendapatkan bantuan sosial dan mendapatkan pelayanan kesehatan tidak ada alasan lagi harus diperhatikan oleh pemerintah,” tutur Habibi.

Sementara itu, Aktivis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pandeglang Iik mengatakan adanya kasus di Kecamatan Cikedal ini membuktikan bahwa para petugas TKSK di Kecamatan lemah dalam bekerja padahal sudah jelas Ruminah mengalami lumpuh itu dari sejak kecil, harusnya ia sudah terdata dengan rapih di Dinas Sosial Kabupaten, Provinsi sampai pusat. Namun hal ini tidak terjadi malah ketemu oleh para wartawan bukan petugas dari pemerintah.

“Saya harap kerja TKSK di masing-masing kecamatan di evaluasi jangan hanya mendata bantuan-bantuan yang menguntungkan saja,” katanya.

Terpisah dihubungi, Plt TKSK Kecamatan Cikedal Ahmad Suari membantah kalau selama ini kinerja petugas TKSK lemah, dia mengaku dirinya di Kecamatan Cikedal baru satu tahun, adapun kasus Ruminah ini bukan baru terdata, hasil penelusuran ibu tersebut sudah masuk dalam DTKS dan pernah dapat bantuan sosial saat covid 19 dan saat ini juga dalam proses pengajuan.

**Baca juga: DPRD Kritik Disparbud Soal Landmark Selamat Datang Kota Wisata Pandeglang

“Setiap turun kelapangan selalu saya sarankan kepada kesra di Desa agar melakukan pendataan. Terkait Ruminah ini, saya yakin oleh petugas TKSK sebelum saya sudah didata dan diajukan namun kalau bantuan itu tentukannya oleh pusat,” ujarnya.

Sebelumya di beritakan, Ruminah (31) yang kondisinya mengalami kelumpuhan sejak kecil warga Kampung Cingenge RT/RW 014/005 Desa Padahayu, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang tak tersentuh bantuan pemerintah baik Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Program Keluarga Harapan (PKH).(aep)




DPRD Kritik Disparbud Soal Landmark Selamat Datang Kota Wisata Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Komisi IV DPRD Pandeglang, angkat bicara soal rendahnya kesadaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pandeglang, dalam melakukan pemeliharaan sarana penunjang wisata yakni “Landmark” Selamat Datang Kota Wisata Pandeglang.

Pasalnya, kondisi bangunan “Landmark” di sekitaran jembatan dua Goyang Ludah di Desa Curug Barang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang dipenuhi rumput liar dan kumuh.

Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang, Habibi Arafat mengungkapkan, sarana penunjang bagi kemajuan destinasi wisata di Pandeglang itu harusnya dirawat dan dipelihara, supaya penataan kotanya terlihat bagus dan indah sehingga menjadi daya tarik wisata.

“Jika wisata di Pandeglang ingin maju, Disparbud harus peka terhadap kondisi sarana penunjang wisata. Seperti Landmark di Goyang Lidah itu, harus dipelihara agar memiliki daya tarik wisata,” ungkap Habibi.

Dirasa Habibi, pemeliharaan lebih mudah dari pada membangun. Selain itu kan biasanya ada juga anggaran untuk pemeliharaan. “Kan biasanya ada anggaran untuk pemeliharaan,” katanya.

Menurutnya, Pandeglang ini banyak objek wisata yang memiliki potensi yang cukup besar. Kemajuannya harus didongkrak demi kesejahteraan masyarakat Pandeglang itu sendiri, karena jika wisata di Pandeglang maju maka ekonomi masyarakat akan tumbuh.

“Dinas terkait harus mampu secara maksimal dalam mempromosikan wisata Pandeglang. Jangan samapi hal kecil saja terbengkalai seperti “Landmark” di Goyang Lidah itu, karena kalau di pelihara dan dirawat kan itu bisa menjadi daya tarik wisata,” ujarnya.

Politisi Golkar tersebut juga menyayangkan dengan kondisi “Landmark” Selamat Datang Kota Wisata Pandeglang tersebut yang saat ini sudah tertutup rumput dan disekitaran lokasinya terdapat banyak baliho.

Menurutnya, itu kan simbol bahwa Pandeglang memiliki banyak objek wisata dan sebagai sarana untuk menarik para wisatawan berbondong-bondong datang ke Pandeglang.

“Jika kondisi sarana itu terlihat kumuh dan tertutup rumput, bagaimana bisa menjadi daya tarik wisata. Maka dari itu saya harap Disparbud mampu melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap sarana penunjang wisata itu,” pintanya.

**Baca juga: Ruminah, Satu dari Warga Miskin di Pandeglang Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Diberitakan sebelumnya, kondisi “Landmark” dengan tulisan Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang di Goyang Lidah, Desa Curug Barang, Kecamatan Cipeucang tersebut nyaris tak nampak lantaran tertutup rumput-rumput liar, sehingga kondisi Landmark tersebut terlihat kumuh.

“Bagaimana wisata Pandeglang mau maju, simbolnya saja tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik oleh dinas terkaitnya,” ungkap salah seorang pengendara roda dua saat melintas di jalan Pandeglang-Labuan tepatnya di jembatan dua Goyang Lidah, kemarin.(aep)




Ruminah, Satu dari Warga Miskin di Pandeglang Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Kabar6.com

Kabar6- Warga kurang mampu yang tak tersentuh dari pemerintah kembali mendapatkan sorotan di daerah yang di pimpin Irna Narulita.

Setelah Nenek Simot (70) warga Kampung Kebon Jaya, Desa Rahayu, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang tinggal tak layak huni atau reot, kini Ruminah (31) Kampung Cingenge RT/RW 014/005 Desa Padahayu, Kecamatan Cikedal.

Ruminah mengaku tak tersentuh bantuan pemerintah baik Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Porgam Keluarga Harapan (PKH), padahal Ruminah yang mengalami kelumpuhan sejak kecil. Sedangkan suaminya Rakman yang bekerja serabutan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Belum pernah dapet bantuan dari pemerintah, baik bantuan beras maupun bantua yang lainnya. Padahal katanya warga yang lain mah suka mendapatkan bantuan beras telor, bahkan ada yang dapat bantuan uang juga,” kata Ruminah, Minggu ( 13/11/2022).

Kata dia, dengan kondisinya tersebut susah untuk beraktivitas, bahkan sulit untuk buang air besar dan kecil. Soalnya, rumahnya tidak memiliki MCK, sehingga harus ke kali ketika mau buang air besar dan kecil.

“Jarak ke kali sekitar 20 meter, apalagi kalau musim penghujan seperti ini sangat susah. Kalau harapan sih, pengen punya MCK di dalam rumah biar tidak susah ketika ke buang air besar atau kecil, apalagi saya punya anak yang baru berumur 5 tahun setengah,” tuturnya.

Sementara itu Rakman (34) suami Ruminah mengatakan, dirinya bukan tidak mau membuatkan MCK di dirumahnya, tetapi karena tidak memiliki biaya. Soalnya, jangankan bukan memperbaiki rumah untuk kebutuhan makan sehari-hari juga kesulitan.

“Kerja saya juga hanya mengambil kelapa muda, itu juga kalau ada yang ngajak. Kalau kondisi seperti ini (musim penghujan) sudah tidak bisa mengambil kelapa muda, sehingga tidak ada kerjaan lain,” tuturnya.

**Baca juga:Tinggal Dirumah Reot, Mensos Tri Rismaharini Kirim Utusan Cek Kondisi Rumah Nenek Simot di Pandeglang

Sementara itu kepala Desa Padahayu, Kecamatan Cikedal Eman Rajudin membenarkan, kalau Ruminah tidak mendapatkan bantuan BPNT ataupun PKH. Untuk itu, pihaknya akan memasukan agar bisa mendapatkan bantuan BLT DD.

“Kami juga sudah ajukan agar bisa mendapatkan bantuan BPNT atau PKH, tetapi kita tidak tahu itu kenapa sampai sekarang belum menerima bantuan tersebut. Selain itu, kita juga sudah masukan agar bisa mendapatkan bantuan BLT Covid dari provinsi tetapi, kayanya belum keluar juga bantuannya. Tapi tahun depan mah bisa masuk dari desa juga,” ujarnya.(aep)




Tinggal Dirumah Reot, Mensos Tri Rismaharini Kirim Utusan Cek Kondisi Rumah Nenek Simot di Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Pasca ramai diberitakan kondisi rumah Nenek Simot (70) warga Kampung Kebon Jaya, Desa Rahayu, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang lantaran kondisinya tak layak huni atau reot mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Menteri Sosial Tri Rismaharini bahkan mengirimkan utusan untuk mengecek kondisi rumah tersebut. Kondisi memprihatinkan dari warga Bupati Pandeglang Irna Narulita tersebut lantaran tidak layak huni atau reot.

“Rumah nek Simot ini menjadi atensi ibu menteri (Tri Rismaharini-red), untuk itu kami datang langsung kesini untuk memastikan kondisi rumahnya,” kata Fenny Sriseptayana pekerja sosial setra galih Pakuan Bogor perwakilan kementrian sosial, ketika berkunjung ke lokasi, Sabtu (12/11/2022).

Untuk itu, kata dia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan semua pihak, agar pembangunannya bisa cepat dilakukan.

“Kami juga telah meminta pihak desa membuat proposalnya, estimasi anggarannya sekitar Rp19 juta lebih dengan ukuran rumah panjang enam kali lima meter hasil dari perhitungan RAB nya. Mudah-mudahan dalam satu Minggu juga bisa langsung cair dan dibangunkan rumahnya,” kata Fenny.

Menurut dia, selain pembangunan rumahnya, pihaknya juga telah memberikan bantuan berupa, peralatan dapur, makanan atau sembako, kasur, lemari, peralatan sekolah dan peralatan lainnya.

“Kita juga sudah memberikan bantuan peralatan buat rumahnya, agar setelah rumah tersebut dibangun nanti lengkap dengan peralatan rumahnya,” katanya.

Selain itu kata dia, pihaknya juga membantu biaya sekolah untuk cucunya, dan juga akan memberikan bantuan usaha seperti ternak ayam, dan kambing agar depan memiliki usaha.

“Kalau memiliki usaha seperti ternak ini, kan kalau terus di pelihara bisa tambah banyak. Sehingga bisa buat kehidupannya sehari-hari,” ucapnya.

**Baca juga: Setelah Ramai Diberitakan, Pemkab Pandeglang Janji Bangun Rumah Reot Milik Simot

Sementara itu Sekdes Rahayu, Kecamatan Patia Abdul Rohman mengatakan, dari berbagai pihak sudah datang ke rumah nenek Simot termasuk dari Kementrian yang akan membangunkan rumahnya.

“Dari pemkab melalui DPKPP pak Roni juga sudah kesini, dari beliau hanya akan memberikan bantuan untuk pembangunan pondasinya. Rencananya Rabu besok kami bersama masyarakat akan gotong royong, untuk membongkar dan pemasangan pondasinya,” katanya.(aep)




Setelah Ramai Diberitakan, Pemkab Pandeglang Janji Bangun Rumah Reot Milik Simot

Kabar6.com

Kabar6 – Setelah ramai diberitakan akhirnya Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Pandeglang Roni berserta jajarannya turun mengecek kondisi nenek Simot warga desa Rahayu Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang yang tinggal di rumah reot, Jum’at (11/11/2022).

Setelah turun ke lokasi DPKPP memastikan rumah tersebut akan segera dibangun secara swadaya. “kami akan bergerak dengan melakukan langkah-langkah untuk persiapan swadaya dan kami bersama pak kadis merespon baik untuk membantu swadaya pondasinya,” ucap Kabid Perumahan DPKPP Pandeglang Aip kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa swadaya akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Perkim secepatnya akan dikoordinasikan dengan pihak Desa Rahayu.

“Rabu esok rencananya akan kami turunkan material semen, pasir dan batu untuk mempercepat proses guna mengambil sikap cepat merespon atas pemberitaan yang Viral,” ujarnya.

Sarmin Kepala Desa Rahayu menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga dapat terlaksananya Kegiatan pembangunan rehabilitasi RTLH milik Nenek Simot.

**Baca juga: Nasib Tragis Nenek Simot Tinggal di Rumah Reot di Pandeglang

“Dimana tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan tersedianya pelayanan perumahan yang layak huni bagi penduduk miskin agar hidup lebih sejahtera,” ungkap Kades.

Sebelumnya diberitakan Nenek Simot yang memiliki penyakit Rabun dan tinggal di Rumah Tidak Layak Huni selama tiga tahun dan minim perhatian pemerintah kabupaten Pandeglang.(aep)




Males Banget! Tulisan Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang Kumuh dan Tak Terawat

Kabar6.com

Kabar6 – Tulisan “Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang” sekitaran jembatan dua Goyang Lidah, Desa Curug Barang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang kumuh tertutup rumput liar.

Akan tetapi, kondisinya memprihatinkan karena terlihat kumuh dan nyaris tak nampak akibat tertutup rumput liar dan gambar-gambar besar atau baliho yang dipasang di sekitaran lokasi tersebut.

“Bagaimana wisata Pandeglang mau maju, pemangku kebijakannya saja terkesan malas dan tidak giat dalam membangun wisata. Tulisan branding “Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang” saja tak terurus,” ungkap Abdul Rosid, salah seorang pengendara roda dua, Jumat (11/11/2022).

Harusnya kata dia, jika objek wisata ingin maju, dimulai dari hal yang kecil dulu kemudian mengurus kepada hal yang besar. Tapi kalau melihat faktanya seperti itu, yang tidak punya kepedulian merawat sebuah branding, bagaimana wisatanya mau maju.

**Baca juga: Warga Leuwibalang Langganan Ditandu Akibat Jalan Rusak, DPUPR Pandeglang: Nomenklaturnya Bukan Jalan Kabupaten

“Padahal tulisan itu dibangun sebagai upaya dalam memajukan objek wisata di Pandeglang. Tapi kalau tidak dirawat seperti itu, bagaimana wisatanya mau maju merawat branding nya saja tak mampu,” katanya.

Warga Pandeglang lainnya, Agus mengaku, miris ketika melihat simbol Kota Wisata yang tidak terawat dan kumuh tersebut. Gimana wisatawan mau tertarik datang ke Pandeglang, jika hal kecilnya saja tak dirawat dengan baik.

“Padahal jika dipelihara dan dirawat dengan baik, branding itu menjadi daya tarik wisata. Tapi kesannya pihak terkaitnya malas, buktinya sebuah branding saja tak terurus,” ujarnya.(aep)




Warga Leuwibalang Langganan Ditandu Akibat Jalan Rusak, DPUPR Pandeglang: Nomenklaturnya Bukan Jalan Kabupaten

Kabar6.com

Kabar6 – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan Asep Rahmat memastikan status jalan di Desa Leuwibalang, Kecamatan Cikeusik jalan yang jadi langganan menandu warga yang akan melahirkan merupakan kewenangan pihak desa bukan Pemkab Pandeglang.

Asep mengungkapkan, warga sebelumnya sempat beranggapan jalan itu kewenangan Pemkab Pandeglang lantaran pada 2018 sempat dibangun oleh PUPR lantaran kondisinya rusak parah ditambah lagi ada perintah dari kepala Daerah saat ini.

“Memang dulu tahun 2018 pernah dibangun oleh Bina Marga dan Bina Marga sebetulnya membangun jalan kabupaten, tapi karena waktu itu sangat urgent jalan tersebut rusak parah, pimpinan juga perintahkan untuk dibangun. Sehingga beranggapan jalan Leuwibalang itu masuk jalan kabupaten,” kata Asep saat dikonfirmasi, Selasa (8/11/2022).

Asep menjelaskan, kriteria jalan yang masuk jalan Kabupaten, diantaranya harus masuk di surat keputusan bupati Pandeglang tentang jaringan jalan kabupaten dan juga jalan tersebut masuk dalam nomenklatur pangkal awal dan akhir jalan kabupaten.

“Sementara Jalan Leuwibalang gak ada nomenklaturnya. Jadi dari nomenklaturnya aja bukan jalan kabupaten dan di cek di SK ya juga gak ada,”jelasnya.

Pemkab Pandeglang saat ini lanjut Asep tengah fokus pada program unggulan Jalan Kabupaten Mantap Betul (Jakamantul). Kendati demikian, Asep mengklaim tidak sedikit jalan desa dibangun oleh Pemkab Pandeglang.

Terkait jalan Leuwibalang, Asep belum bisa memastikan apakah Pemkab Pandeglang ikut intervensi, pasalnya jika hendak dibangun oleh DPUPR masuk harus di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) DPUPR 2023 nanti.

“Kalau mau di bangun atau tidak tahun depan jalan tersebut sudah ada di DPA. Kami akan berupaya survei dulu dan memerintahkan tim mensurvei jalan tersebut dan diestimasi nanti dilaporkan kepada saya untuk dipelajari bersama nantinya disampaikan ke pimpinan,”tandasnya

Diberitakan sebelumnya, dua warga Desa Leuwibalang harus ditandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan saat hendak melakukan persalinan. Kedua warga itu dari kampung Babakan Sawah yakni Sukminah (39) dan Asmariah (21).

**Baca juga: Nasib Tragis Nenek Simot Tinggal di Rumah Reot di Pandeglang

Sukminah terpaksa harus ditandu untuk bisa kembali ke rumahnya sejauh lima kilometer usai menjalani operasi caesar di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang, Minggu (6/11/2022) kemarin malam.

Sedangkan harus ditandu sepanjang 1 kilometer menggunakan sarung oleh warga saat hendak melakukan persalinan ke Puskesdes Leuwibalang.(aep)