1

Sidang Tipikor Mantan Walikota Cilegon Diwarnai Demo Ormas

Kabar6- Sidang perdana mantan Wali Kota Cilegon, Tb Aat Syafa’at  di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (22/10/2012), diwarnai aksi demonstrasi dari ratusan massa gabungan 69 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan OKP Banten.

Tubagus Aat Syafa’at dimejahijaukan terkait dugaan korupsi pembangunan dermaga trestle (tiang pancang) dermaga Pelabuhan Kubangsari, Kota Cilegon senilai Rp 98 miliar.

Dalam releasenya ke 69 LSM dan OKP Banten ini menduga institusi pengadilan di Banten akan berpihak pada kekuatan penguasaan, uang politik dan kekuatan jaringan siluman yang dirangkai secara sistematis dan rapih. LSM dan OKP akan terus mengawal majelis hakim agar para penegak hukum tidak memvonis ringan atau membebaskan Tb Aat Syafa’at.

“Tb Aat Syafa’at diduga telah mengkorupsi Rp 11,5 miliar dari proyek pembangunan trestle dermaga Pelabuhan Kubangsari senilai Rp 98 miliar,” ujar Abdul Latief, Korlap Aksi.

Aksi demonstrasi ratusan massa LSM dan OKP di jalan Abdul Hadi atau sekitar 150 meter dari gedung PN Serang mendapat hadangan dari ratusan aparat gabungan Polda Banten dan Polres Serang. Mahasiswa berusaha mendekati gedung PN Serang namun tidak diijinkan mendekat. Akhirnya terjadi aksi dorong-dorongan.

Meski terus didesak pendemo, petugas dalmas tidak terpancing emosi. Langkah para demontran, akhirnya terhenti setelah berhadapan dengan dalmas bersanjatakan tongkat dan tameng. Karena tak dapat menembus barikade dalmas, massa hanya dapat berorasi di jalanan. (pk/sak)

 




Libur Idul Adha, ASDP Pelabuhan Merak Siapkan 28 Kapal

Kabar6- Dalam upaya mengantisipasi lonjakan penumpang arus  mudik lebaran Idul Adha 2012, PT. ASDP Cabang Merak mengerahkan kapal sebanyak 28 unit selama 24 jam.

Di pelabuhan penyeberangan Merak diprediksi meningkat mulai H-3. Lonjakan diperkirakan bisa mencapai 5 hingga 10 persen dari hari biasanya.

Manager Pelayanan Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Nana Sutisna mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, lonjakan penumpang pada Hari Raya Idul Adha tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri.

“Peningkatannya mungkin antara 5 persen hingga 10 persen,” ujar Nana kepada wartawan, Minggu (21/10).

Meski demikian, kata Nana, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghindari kemungkinan membludaknya pemudik yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheuni, Lampung. Untuk itu, kata Nana, pihaknya telah menyiapkan kapal sebanyak 28 kapal yang siap beroperasi selama 24 jam tanpa henti.

“Kita juga siagakan kapal cadangan guna mengantisipasi kapal lainnya bila ada insiden,” tutur Nana.

Hingga saat ini, lanjut Nana, lonjakan penumpang belum terlihat signifikan. Penumpang masih terlihat normal. Untuk penumpang pejalan kaki masih berkisar 3.500 orang, sementara untuk kendaraan mencapai 2.400 lebih. “Masih normal belum ada lonjakan,” ungkapnya, seraya menegaskan tidak akan ada antrian kendaraan menjelang hari lebaran nanti di Pelabuhan Merak.(pk/sak)




700 Polisi Amankan Sidang Mantan Walikota Cilegon

Kabar6-Mantan Walikota Cilegon, Tb.Aat Syafa’at,  besok (Senin,22/10) akan disidang . Dalam sidang tersebut, sekitar  700 personil keamanan diterjunkan  di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (22/10) besok.

Mantan penguasa Kota Cilegon ini dimejahijaukan terkait kasus dugaan korupsi pembangunan dermaga trestle (tiang pancang) dermaga Pelabuhan Kubangsari, Kota Cilegon.

“Untuk kelancaran jalannya persidangan ada sekitar 700 personel yang terdiri atas gabungan dari Polda Banten, Polres Serang, Polres Cilegon, Brimob, dan Ditpolair diterjunkan di PN Serang,” ujar Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno, Sabtu (20/10).

Dikatakan Kapolres, teknis pengamanannya akan dilakukan secara tertutup dan terbuka. Baik di luar pengadilan maupun dalam ruang sidang. Tidak hanya itu, lanjut AKBP Ady, pengunjung satu per satu akan melewati metal detektor saat akan masuk gedung PN Serang. “Ada metal detektor untuk memeriksa pengunjung sidang,” katanya.

Mengenai adanya kabar pergerakan massa ke PN Serang, menurut Kapolres, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. Kendati demikian, pihaknya tetap siaga mengantisipasi kejadian itu.

“Prinsipnya kami tidak ingin terjadi hal-hal yang mengganggu Kamtibmas. Jadi, kami antisipasi dengan mengerahkan kekuatan,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Panmud Tipikor Pengadilan Tipikor Serang, Anton Praharta mengatakan, sidang Aat akan ditangani lima hakim, Poltak Sitorus, SH, Ibnu Basuki, SH, Parnaehan Silotonga, SH Sigit Binaji, SH, dan Edward Nadeak, SH.

Sementara JPU dari KPK diketuai oleh Supardi, SH dengan anggota Elly Kusumastuti, SH, Irene Putrie, SH, Fitroh Rohcahyanto, SH, dan Hendra Apriansyah, SH.

“Sudah siap, kita sudah koordinasi dengan pihak kepolisian, sidang dimulai Senin pagi,” tuturnya.

Dalam persidangan nanti, Aat akan didampingi sepuluh penasihat hukumnya,  Arief Rahman, SH, Roni Hartawan, SH, Djufri Taufik, SH, Umar Husin, SH, Albani Andrian, Abdul Gafur, SH, Iko Mareata, SH, Andy Panroy, SH, dan Agus Bintoro, SH.(pk/sak)

 




Diduga Korban Pembunuhan, Bocah Ditemukan Tewas di Dalam Kotak

Kabar6- Bocah balita ditemukan tewas di dalam kotak perkakas di kamar mandi rumah kontrakan tetangga di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jum’at (19/10) siang.

Diperoleh keterangan,Fauzi ,4, dinyatakan hilang sejak Kamis (18/10) pukul 09:00. Korban diketahui keluar rumah untuk membeli jajanan, namun tak kunjung kembali. Keluarga bersama warga sempat mencari korban, namun Fauzi tidak ditemukan.

Petugas Reskrim Polres Serang dan Polsek Kasemen masih menyelidiki penyebab kematian bungsu dari dua bersaudara pasangan Hajizi dan Juhariah ini. Keluarga korban menduga Fauzi dibunuh.

Mayat korban pertama kali ditemukan  Dedeh, 37, tetangga korban  di dalam kotak perkakas saat akan mandi. Karena takut, penemuan mayat itu kemudian dilaporkan kepada warga setempat. Bersama warga kotak perkakas dibuka ternyata di dalamnya mayat Fauzi. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Mapolsek Kasemen.

Polres Serang setelah melakukan oloah TKP lalu membawa jenazah Fauzi  ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Serang untuk dilakukan otopsi. Menurut polisi, kematian korban akibat kehabisan oksigen.

Orang tua korban Hajizi  meminta  polisi mengungkap dengan jelas terhadap kematian anaknya itu. “?Tidak mungkin anak saya masuk sendiri dalam kotak tersebut,” ujar Hajizi. (pk/sak)

 




58 Imigran Gelap Melarikan Diri Dari Tempat Penampungan

Kabar6-Puluhan imigran gelap asal timur tengah yang ditampung di gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kota Serang, melarikan diri.

Para imigran yang berniat menyelundup ke Australia ini kabur secara bertahap sejak Jum’at (12/10). Hingga, Senin (15/10). Dari 66 orang imigran di tempat penampungan, kabur 58 orang dan kini  tersisa 8 orang.

Diperoleh keterangan, pelarian para imigran dimulai sejak pemindahan dari Pelabuhan Peti Kemas Indah Kiat Merak ke PKP-RI, Jumat (12/10) lalu.

Sebanyak 30 imigran kabur dengan  cara memanjat pagar tembok. Keesokan harinya (14/10), belasan imigran juga kabur dengan cara menjebol pagar tembok di belakang asrama.

“Dari 66 imigran yang ditampung di gedung PKP-RI, 58 diantaranya melarikan diri. Sisanya yang masih ada sebanyak 8 orang, dua orang asal Afganistan, enam lainnya warga Iran.

Rata-rata mereka kabur pada dini hari menjelang subuh,” ujar staf bagian Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Serang, Tri Hermawan di PKP-RI, Senin (15/10).

Tri mengungkapkan, pihak keamanan berusaha melakukan pencarian di sekitar lokasi, namun tak membuahkan hasil. “Sebenarnya petugas pernah berhasil menangkap kembali dua orang imigran yang kabur. Tapi, pada keesokan harinya mereka kabur lagi. Kami memang kesulitan, pintu kamar mereka memang tidak dikunci, karena kalau dikunci mereka sering gedor-gedor kaca, khawatir pecah jadi akhirnya tidak dikunci,” kata Tri.

Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno membenarkan banyaknya imigran yang melarikan diri dari penampungan. Menurut Kapolres, persoalan pengawasan kepada para imigran memang sulit karena mereka bukanlah tahanan sehingga tidak dapat diperlakukan sebagai tahanan.

“Saat ini kami menginstruksikan kepada polsek-polsek untuk melakukan pencarian. Kaburnya para imigran tidak  sepenuhnya polisi yang dipersalahkan. Setiap harinya, kami mengerahkan 25 personel untuk melakukan pengamanan di areal penampungan,” ujar Kapolres.

Diberitakan, sebanyak 66 Imigran gelap asal Afganistan, Iran dan Pakistan diamankan petugas Dit Polair Polda Banten di Perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Jumat (12/10) lalu. (pk/sak)




Diduga Stres, ABG Tusuk Adik Kandung Pakai Kayu Terbakar

Kabar6-Penganiayan di dalam rumah tangga yang dilakukan ABG kepada adik kandungnya  yang masih berusia 8 bulan terjadi di Serang, Minggu (7/10) siang.

Akibat penganiayaan itu, Muhamad Yusuf Abdul Karim, bayi berusia delapan bulan itu kini tergolek di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Serang, akibat lehernya ditusuk pakai kayu yang yang ujungnya terdapat bara api i oleh AL,15, kakak kandungnya.

Pelaku, anak ke-5 pasangan Hj. Rohmah dan Sidik, selain  menusukkan bara api ke leher sang adik juga membantingnya hingga sekarat. .

Diperoleh informasi, peristiwa penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 11:30 WIB di Komplek Bina Bakti, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Menurut keterangan, siang itu, korban sedang lelap tidur  di kamar  dihampiri AL yang memegang kayu berukuran 30 centimeter dengan ujungnya terdapat bara api.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba  AL menusukkan kayu tersebut ke leher korban. Perbuatan AL tentu saja membuat korban menjerit kesakitan.Hajah Rohmah yang ketika itu sedang diluar kamar mendengar suara jeritan bayinya, kemudian berlari  ke kamar. Namun,  kamar terkunci dari dalam. Karena curiga, Hj Rohmah berteriak minta tolong.

Tetangga mendengar teriakan Rohmah berdatangan lalu mendobrak pintu kamar. Sontak, warga  terkejut melihat Muhamad Yusuf  berada di lantai dan AL memegang kayu.

Melihat korban menderita luka bakar di leher kemudian dilarikan ke RSUD Serang. Sementara AL diamankan warga dan diserahkan ke Mapolsek Kasemen.

Hj Rohmah mengaku, dirinya tidak menyangka AL berbuat kejam dengan adik kandungnya sendiri. Menurutnya, sehari-hari sang bayi dirawat AL. Hanya saja, Hj. Rohmah curiga AL sedang dalam kondisi mabuk karena dicekoki pil anjing oleh temannya.

“Dia itu dibawa temannya dan diberi pil anjing. Tapi sehari-hari memang dia yang rawat bayi. Baru kali ini saja dia begitu,” kata Hj Rohmah.

Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Fredya Triharbakti dikonfirmasi Minggu (7/10) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara diduga AL mengalami gangguan jiwa. Pasalnya, AL tidak dapat diintrogasi karena jawaban tidak nyambung dengan pertanyaan penyidik.

“Sekilas, dari hasil pemeriksaan tadi pelaku ini mengalami gangguan kejiwaan. Ya, jawaban dia ngelantur, tidak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan penyidik. Tapi untuk memastikan pelaku nanti akan kami cek kejiwaannya oleh ahli,” ujar AKP Fredya.

Mengingat pelaku masih dibawa unur pihak kepolisian akan  meminta pendampingan dari Bapas. “Sementara ini pelaku dijerat dan diancam pasal 44 UU nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan ancaman lima tahun penjara,” katanya. (pk/sak)

 




Buntut Demo di Banten, Polisi Tembakan Gas Air Mata ke Kampus

Kabar6-Bentrok mahasiswa dan polisi pada peringatan HUT Provinsi Banten ke 12 yang terjadi  di depan gedung DPRD Banten di Jalan Syech Nawawi, berlanjut ke  Kampus IAIN di Jalan Jend. Sudirman, Kota Serang, Rabu (4/10) sekitar pukul 15:00.

Aparat gabungan Polda Banten dan Polres Serang terpaksa menyerang dengan tembakan gas air mata dan water canon setelah mahasiswa merusak fasilitas umum.

Usai bentrok didepan Gadung DPRD Banten sekitar pukul 13:00, ratusan mahasiswa   beranjak pergi dari gedung dewan. Dalam perjalanan, di depan kampus IAIN, mahasiswa merusak fasilitas umum. Petugas yang melakukan pengawalan berusaha menenangkan namun mendapat perlawanan.

Melihat situasi semakin tak terkendali, pasukan water canon dan pengurai massa didatangkan. Hujan batu dan tembakan gas air mata menjadi pemandangan yang menakutkan. Mahasiswa membalasnya dengan lemparan batu.

Tak kuasa menghadapi gas air mata, mahasiswa berhamburan masuk kampus. Polisipun terus menembaki gas air mata kedalam kampus. Tak mau kalah, mahasiswapun balik menyerang dengan melempari batu dari dalam kampus. Hingga saat ini belum diketahui korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut. (pk/sak)

 




Hujan Batu dan Tembakan Gas Air Mata Mewarnai Demo di Banten

Kabar6- Hujan batu dan tembakan gas air mata mewarnai aksi demonstrasi dalam rangka memperingati HUT ke-12 Provinsi Banten di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (4/10/2012) siang.

Sejumlah mahasiswa dan wartawan terluka akibat terkena pukulan aparat saat berusaha membubarkan demo. Tak hanya itu seorang balita juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena asap gas air mata.

Bentrok antara mahasiswa dan polisi ini berawal saat mahasiswa berusaha masuk ke dalam halaman gedung DPRD Banten. Saling dorong sehingga mahasiswa dan polisi saling baku hantam.

Akibat perlawanan mahasiswa, polisi mengeluarkan kekuatan dengan menyemprotkan air menggunakan water canon. Upaya polisi inipun mendapat perlawanan dari mahasiswa dengan melempari kendaraan water canon dengan batu. Hujan batu tak hanya diarahkan ke mobil water canon tapi juga kearah pasukan dalmas yang ada dibelakang kendaraan penyemprot.

Ketika terjadi hujan batu, pasukan pengurai massa berkendaraan trail langsung mengejar mahasiswa sambil menembakan gas air mata. Hujan batu terus berlangsung hingga mengakibatkan polisi kehilangan kontrol mengejar dan menghajar pendemo. Satu wartawan juga menjadi korban pukulan aparat karena dikira pendemo.

Asap gas air mata terbawa angin melewati warga yang menyaksikan kerusahan. Akibatnya dua warga, satu diantaranya balita menangis kesakitan. Melihat situasi tersebut, petugas langsung mengamankan dan membawa korban ke dalam mobil ambulance  lalu dibawa  dibawa ke rumah sakit terdekat.

Hingga saat ini para pendemo masih berada di jalanan depan kantor DPRD Banten. Sementara itu ribuan polisi juga kembali ke tempat masing-masing untuk menjaga kantor DPRD. (pk/sak)




55 Imigran Afganistan dan Pakistan Diserahkan ke UNHCR

Kabar6- Kantor Imigrasi Kota Cilegon mengirim  55 imigran asal Afganistan dan Pakistan ke Rumah Detensi Imigrasi (rudenim) ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, setelah lebih dari sebulan ditampung di Hotel Ferry Merak, Kota Cilegon.

Ke 55 imigran itu selanjutkan akan diserahkan ke Badan Pengungsian Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan  International Organization for Migration (IOM).

Kepala Kantor Imigrasi Kota Cilegon, MT Satiawan mengatakan, pemindahan imigran yang ditangkap di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Lebak, pada Jumat, 31 Agustus 2012 lalu itu dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 23 orang dan tahap kedua dikirimkan sebanyak 32 orang.

“Jadi sudah tidak ada lagi imigran yang menginap di Hotel Ferry Merak. Seluruh imigran sudah kami kirim ke rudenim Tanjung Pinang,” ujar MT Setiawan, Selasa (2/10).

Puluhan imigran itu selanjutnya  dibawah kewenangan UNHCR dan IOM. “Sekarang  bukan kewenangan kita lagi, tapi kewenangan UNHCR dan IOM. Selama di Cilegon, kami sudah perlakukan mereka dengan baik,” tuturnya.

Tim gabungan dari Ditpolair Polda Banten dan Mabes Polri serta Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menyelamatkan 57 imigran. Namun, satu orang imigran ditemukan dalam kondisi sudah meninggal.

Puluhan Imigran asal Afganistan dan Pakistan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Indah Kiat dengan menggunakan kapal Enggano dan Basarnas.
Mereka hendak menuju Kepulauan Christmas, Australia. Namun nahas kapal yang mereka tumpangi bocor dan akhirnya mereka terombang-ambing selama satu hari. (pk/sak)




Ratusan Massa Dari Sejumlah Elemen Tuntut Kapolres Cilegon Dicopot

Kabar6-Ratusan masa dari berbagai elemen masyarakat  tergabung dalam Forum Masyarakat Cilegon (Formaci), Selasa (2/10/2012), melakukan aksi demo menuntut AKBP Umar Surya Fana dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Cilegon.

Aksi unjuk rasa, selain didepan Mapolres Cilegon,  juga dilakukan didepan gedung DPRD Cilegon dan kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Cilegon.

Masa terbagi dalam dua arah kedatangan,datang dari Masjid Agung Kota Cilegon, sementara ratusan masa lainnya datang dari arah ADB PT Krakatau Steel (KS)  melakukan Long March. Mereka berte,i dan  berkumpul di depan  Mapolres Cilegon di Jalan Jenderal Sudirman.

Dalam aksinya massa melempar telur busuk yang diarahkan ke foto Umar S Fana serta membakar keranda mayat. Mereka menilai keranda tersebut  sebagai simbol matinya netralitas dan profesionalisme pihak kepolisian atas penjagaan aksi demo yang dilakukan masa di Kantor Walikota Cilegon. Dalam demo tersebut,  fasilitas pemkot rusak, pada (25/9) lalu.

Korlap Formaci, Arif Rahman mengatakan, Kapolres Cilegon, Umar Surya Fana agar  segera pergi dari Kota Cilegon. Menurutnya, Umar tidak pantas memimpin kepolisian di kota industri ini, karena selama menjabat kapolres tidak memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap masyarakat.

Hal itupun terbukti pada saat adanya unjuk rasa dari elemen masyarakat bebarap waktu lalu, fasilitas pemkot rusak. “Lebih dari itu Kapolres juga telah melakukan provokasi terjadinya anarkis aksi unjuk rasa pada 25 September lalu,” kata Arif.

Pihaknya meminta agar kapolres segera pindah dari Kota Cilegon. “Umar Surya Fana harus angkat kaki sekarang juga dari Cilegon,” teriaknya.

Sementara itu, menurut informasi Kapolres Cilegon, AKPB Umar Surya Fana  sebetulnya sejak dua minggu yang lalu sudah dipindahkan ke Garut, Jawa Barat. Hanya saat ini  tinggal menunggu serah terima saja. (pk/sak)