1

Tagana Masih Salurkan Bantuan Untuk Korban Bencana di Lebak

Kabar6-Bencana longsor yang melanda Kampung  Kuranji, Desa Margaluyu, Keacamatan Cimarga, Lebak, Banten kini masih menjadi perhatian serius bagi relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten.

Pasalnya, selain 36 rumah yang terlanjur tergerus longsor satu bulan silam, tepatnya pada 9 Januari 2013 lalu, kini masih dilokasi serupa juga masih ada 17 rumah yang terancam bakal mengalami nasib serupa.

“Sampai hari ini, kita masih terus menyalurkan bantuan logistik bagiwarga korban longsor di Kampung Kuranji tersebut,” ujar Ketua Tagana Banten, H. Andika Hazrumy kepada kabar6.com, Jumat (8/2/2013).

Anggota DPD RI asal Banten itu merinci, bantuan yang disalurkan meliputi bahan makanan, peralatan dapur, family kit hingga seragam sekolah untuk putra-putri warga korban longsor.

Tidak hanya itu, Tagana Banten juga sudah mengkoordinasikan kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk merelokasi pemukiman warga dilokasi rawan longsor itu ke tempat yang lebih aman.

“Kita terus berkoordinasi dengan Pemrov Banten, agar pemukiman warga dilokasi itu bisa segera direlokasi. Pasalnya, tingkat kemiringan lahan dikawasan itu sangat mengkhawatirkan,” ujar Andika lagi.

Bahkan, Andika berencana melibatkan pihak Kementrian Sosial RI untuk bisa merelokasi dan memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana. “Kita akan terus perjuangkan nasib warga korban bencana dilokasi itu,” ujar Andika lagi.(Rani)




2 Penadah Motor Bodong Dicokok Petugas Polres Lebak

Kabar6-Dua penadah sepeda motor tanpa surat-surat dan diduga hasil curian, diringkus petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisan Resor Lebak.

Dari tangan kedua penadah yang diketahui bernama Amir (30) dan Umin (35) itu, polisi menyita barang bukti kejahatan berupa belasan unit sepeda motor curian.

Wakil Kepala Polres Lebak, Kompol Yamin dalam jumpa pers yang digelar Kamis (7/2/2013) mengatakan, kedua tersangka perantara dan penadah sepeda motor bodong tersebut ditangkap dirumahnya masing-masing
Di Kecamatan Leuwidamar dan Kecamatan Binuangeun, Rabu (6/2/2013).

“Setelah kami lakukan penyelidikan dan dibantu Polsek Malingping dan Polsek Leuwidamar, barang bukti dan pelaku yang menjadi penyalur dan penadah berhasil kami amankan,” kata Kompol Yamin.

Sementara itu, kata Yamin, pelaku pencurian saat ini masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan terus dilakukan pengembangan lebih lanjut.

“Kami berharap kepada masyarakat dapat berperan serta aktif dalam memberikan informasi jika mengetahui keberadaan pelaku pencurian yang saat ini masih masuk dalam DPO,” Jelas Yamin

Umin, salah seorang pelaku, mengaku membeli motor bodong tersebut dari sesesorang berinisial JO yang diketahui merupakan warga Kecamatan Muncang.

Tersangka Umin mengaku, membeli motor yang dijual JO dengan harga kisaran dua hingga dua juta lima ratus ribu rupiah, yang kemudian dijual kembali dengan harga tiga juta rupiah.

“Hasil keuntungan penjualan motor tersebut saya belikan pupuk, dan kebutuhan lainnya,” Kata Umin.

Guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, kedua pelaku dikenakan pasal 481 dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.(dan/bad)




KUMALA Desak BPK Audit Anggaran Pemeliharaan Jalan di Banten

Kabar6-Sejumlah mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) Komisariat Latansa Mashiro, mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit anggaran pembangunan dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Sabtu (2/2/2013).

Desakan itu dilontarkan menyusul banyaknya ruas jalan di wilayah tersebut yang mengalami kerusakan parah serta perbaikan yang terkesan asal-asalan. Selain memicu kemacetan, jalan rusak itu juga mengancam kesematan jiwa warga penggunanya.

“Sebagai warga Banten, kami minta pihak terkait untuk melakukan audit terhadap besaran dan penggunaan anggaran untuk pemeliharaan ruas jalan yang ada di Banten ini. Karena, sejauh ini cukup banyak ruas jalan yang rusak dan belum diperbaiki,” ujar Arya, perwakilan dari KUMALA.

Mahasiswa khawatir, anggaran perbaikan dan pemeliharaan ruas jalan tersebut justru dijadikan ajang untuk memperkaya diri sendiri oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Banten.

“Kami minta Bupati Lebak segera mencopot Satker (Satuan Kerja) yang melakukan pengerjaan jalan Citorek dan Citeras, karena sampai saat ini belum juga rampung,” ujar Arya mewakili aspirasi rekan-rekannya dalam KUMALA.

Dari catatan kabar6.com, sedianya ruas jalan protokol milik Provinsi Banten yang mengalami kerusakan tidak hanya di Kabupaten Lebak saja. MElainkan juga di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).(den/bad)




Perahu Rakit Ala Tagana Banten Mulai Diperkenalkan ke Masyarakat

Kabar6-Dengan mengusung falsafah kearifan lokal, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Kali ini, Tagana berupaya mengedukasi masarakat agar tanggap dan cakap dalam menghadapi bencana, khususnya dalam membantu sesama korban bencana sebagai langkah pertolongan pertama.

Dan, salah satu yang kini coba digerakkan Tagana adalah mengajarkan tekhnik membuat perahu rakit dari drum pelastik, yang sewaktu-waktu bisa gunakan warga untuk mengevakuasi korban bencana, khususnya banjir.

Ide ini mengacu pada pengalaman banjir yang sudah terjadi beberapa waktu lalu. Minimnya jumlah perahu karet yang dimiliki tim sar, tak urung membuat proses evakuasi menemui banyak kendala di lapangan.

“Perahu rakit ini sudah di uji coba di lapangan. Hasilnya lumayan bagus dan memiliki akselarasi keseimbangan yang bisa digunakan untuk mengangkut manusia dalam kondisi darurat,” ujar Ketua Tagana Banten H. Andika Hazrumy, Jumat (1/2/2013).

Ya, hasil uji coba juga membuktikan, bahwa perahu rakit hasil karya relawan Tagana ini bahkan bisa mengangkut hingga 15 orang. Selain itu, tekhnik pembuatannya juga cukup mudah dipeljari oleh masyarakat awam.

“Inilah satu kearifan lokal yang bisa diberdayakan oleh seluruh masyarakat,” ujar Anggota DPD RI asal Banten itu disela suji coba perahu rakit yang berlangsung di Danau Tembong Jaya, Kota Serang, Banten.

Menurut Andika, meski standar operasional prosedur Tagana dalam kegiatan evakuasi kebencanaan adalah perahu karet, namun dalam kondisi tertentu perahu rakit tentu bisa jadi solusi.

“Kami ingin masarakat juga mempelajari tekhnik pembuatan perahu rakit ini, agar mereka bisa sigap dan tanggap bila sewaktu-waktu bencana datang melanda,” ujar Andika lagi.(rani)




Tagana Ajarkan Pembuatan Perahu Rakit Untuk Warga Banten

Kabar6-Pengalaman banjir yang melanda wilayah Banten pada beberapa waktu lalu, kiranya menjadi catatan tersendiri bagi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten.

Betapa luasanya wilayah yang harus di jangkau serta sedikitnya jumlah relawan, menjadi edukasi tersendiri bagi masarakat dalam penanggulangan bencana termasuk pola evakuasi para korban.

Selama ini, pola evakuasi korban bencana justru cendrung lebih mengandalakan perahu karet milik relawan, baik tim SAR maupun milik Tagana yang jumlahnya sangat minim.
Padahal, evakuasi korban dalam bencana masuk kategori mendesak, dan tak boleh ditunda-tunda.

Kondisi masih banyaknya kekurangan dalam penanggulangan bencana itulah yang kemudian menjadi catatan penting Tagana Banten.

Dimana sedianya pola kearifan lokal bisa dijadikan alat untuk mengajak masyarakat bersama-sama peduli dan mengerti bagaimana cara melakukan evakuasi terhadap para korban bencana.

“Kita tersadarkan oleh kegiatan evakuasi yang dilakukan oleh salah satu masarakat korban banjir di kabupaten Serang. Dimana warga tersebut tanggap membuat perahu rakit dari drum pelastik dan bambu untuk dimanfaatkan membantu sesama korban banjir,” ujar Ketua Tagana Banten H. Andika Hazrumy, Senin (28/1/2013).

Artinya, lanjut anggota DPD RI ini, sedianya penanggulangan awal bencana bisa dilakukan secara mawas diri oleh masyarakat, sambil menunggu datangnya bantuan dari berbagai pihak.

“Kita akan melatih terus warga untuk membuat perahu rakit. Jadi kedepannya rakit tersebut bisa menjadi alat pengganti, sambil menunggu datangnya bantuan perahu karet,” ujar Andika lagi.(rani)

 




Relawan Tagana Banten Diterjunkan Bantu Korban Banjir Jakarta

Kabar6-Sebagai dua wilayah yang bertetangga, hubungan Propinsi Banten dan DKI Jakarta harus berjalan harmonis dan berkesinambungan. Termasuk ketika bencana melanda keduanya.

Inilah salah satu dasar kehidupan bertetangga yang baik. Karena sedianya bencana tidak mengenal wilayah atau teritorial dan kelembagaan. Namun, jika ada tetangga yang menderita karena bencana, seharusnyalah kita bertindak memberikan bantuan.

Demikian diungkapkan Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten H. Andika Hazrumy, terkait pengerahan tim relawan Tagana Banten untuk membantu warga korban banjir diwilayah Jakarta.

Ya, sebanyak 100 personil Tagana Sejak Senin (21/1/2013) lalu diberangkatkan ke Jakarta, untuk membantu warga korban banjir diwilayah tersebut.

Pengerahan relawan Tagana ke Jakarta, menyusul mulai berangsur surutnya banjir yang sebelumnya juga melanda wilayah Banten. “Sementara ini, banjir diwilayah Kota dan Kabupaten Tangerang, sudah bisa ditangani,” katanya.

Sedangkan personil yang diberagkatkan ke Jakarta sendiri, lanjut Andika, merupakan hasil seleksi dari Tagana Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kota Serang.

“Mereka sudah teruji secara fisik dan mental untuk menghadapi medan bencana yang lumayan berat seperti di jakarta,” ujar anggota DPD RI asal Banten itu lagi.

Dan, lanjut Andika, selama di lokasi bencana Jakarta, Tagana Banten selalu berkordinasi guna membantu tim Tagana DKI Jakarta serta Pemprov DKI Jakarta.

Tim Tagana Banten ditempatkan di dua titik, yakni di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur dan Pluit, Jakarta Utara. “Tim Tagana Banten yang diterjunkan berada dibawah komando Tagana DKI Jakarta,” jelas Andika.

Keberangakatan 100 personil Tagana Banten sebelumnya juga dilepas oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Nandy Mulya dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Ino Sutisno Rawita.

“Tugas Tagana adalah pelayanan kemanusiaan. Pelayanan kemanusiaan tidak kenal batas wilayah dan berbagai batas lainnya,” ujarnya.(rani)




Jembatan Sungai Ciujung Terputus, Warga Manfaatkan Perahu Tagana

Kabar6-Warga Kecamatan Kalanganyar dan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten akhirnya bernafas lega. Aktivitas di dua kecamatan itu kini tak lagi terganggu.

Pasalnya, jembatan gantung yang rusak akibat meluapnya Sungai Ciujung kini tengah diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat.

Warga dan anak-anak yang ingin berangkat sekolah tak lagi bersusah payah untuk bisa menuju dua kecamatan yang dipisahkan Sungai Ciujung tersebut.

Itu semua karena keberadaan relawan Tagana Banten dilokasi. Sambil menunggu hadirnya jembatan baru, warga dan anak-anak pun bisa memanfaatkan perahu karet yang disediakan Tagana Banten.

Seperti yang terlihat sepanjang Selasa (15/1/2013), para relawan Tagana Banten ini tak lelah membantu warga dan anak-anak di dua kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten untuk menyeberang.

Kehadiran relawan Tagana Banten itu tentu saja sangat membantu warga sekitar. Secara bergantian, mereka dengan setia menunggu perahu karet untuk menyebrangi Sungai Cijung yang saat ini tengah meluap akibat cuaca ekstrim yang terjadi.

Dedy (30), warga Kecamatan Kalanganyar mengatakan, kehadiran perahu karet milik Tagana Banten di sepanjang Sungai Ciujung itu, sangat membantu warga dalam beraktifitas, terlebih saat banjir seperti sekarang.

Bapak dua anak itu pun tak lagi berjalan sejauh 5 KM untuk bisa menuju Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten.

“Perahu karet Tagana Banten cukup membantu warga menyebrangi Sungai Ciujung. Sehingga kami tak lagi bersusah payah untuk bisa menuju Kecamatan yang ada diseberang Sungai Ciujung,” kata Dedy ketika ditemui Kabar6.com ketika memanfaatkan perahu karet Tagana Banten.

Ketua Tagana Banten, H. Andhika Hazrumy, merasa senang jika kehadiran puluhan relawan yang tergabung dalam Tagana Banten ternyata bisa bermanfaat bagi warga sekitar.

Saat ini, penyebrangan perahu karet milik Tagana Banten itu bisa digunakan sebagai sarana transportasi bagi warga sekitar untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.

Tak hanya mengangkut warga, perahu karet Tagana Banten ini juga digunakan untuk membawa para pelajar generasi muda Banten untuk menuntut ilmu.

“Sambil menunggu jembatan baru selesai diperbaiki, warga dan pelajar bisa memanfaatkan perahu karet Tagana Banten untuk digunakan sebagai alat tranportasi warga untuk menyebrangi sungai,” ungkap Andhika sambil mengusapkan air mata karena terharu Tagana Banten yang dipimpinnya itu bermanfaat bagi warga sekitar.(Rani)




Pasangan Suami Istri Dianiaya Perampok, Uang Rp.160 Juta Digasak

Kabar6-Pasangan suami istri  pengusaha peternakan ayam PT Ova Mas diserang gerombolan perampok bersenjata golok, Selasa (15/1) dinihari.

Pelaku berjumlah 6 orang,  menganiaya  Chan Yee Fai, 60, dan Nurlela isterinya karena melawan. Dari rumah korban, pelaku menggasak uang dalam brankas sebesar Rp 160 juta, kalung emas serta 8 BPKB mobil. Kerugian Rp 200 juta.

Perampokan di rumah warga keturunan ini terjadi sekitar pukul 02:00 WIB di Kampung Koper, Ds Sukawana, Kec. Curug, Kota Serang. Enam pelaku masuk setelah mendobrak pintu rumah. Korban Chan Yee Fai dan Nurlela yang sedang tidur di kamar sempat terbangun dan berusaha melakukan perlawanan.

Namun korban Chan Yee Fai tidak berdaya setelah jari kanan dan lutut kakinya terkena tebasan golok. Walau sudah terluka, pelaku mengikat kedua korban lalu disekap di dalam kamar dan memaksa minta  kunci brankas. Kawanan rampok ini kemudian menguras isi brankas berupa  uang Rp 160 juta, 20 sertikat tanah dan 8 buku BPKB kendaraan mobil.

Rupanya pelaku belum puas, sebelum kabur mereka  merampas kalung emas yang ada di leher Nurlela. Sepeninggal pelaku, korban kemudian berteriak minta tolong sambil melepaskan ikatan. Kejadian itu lalu dilaporkan ke Polres Serang. (pk/sak)

 




Tagana Banten Ambil Peran Penanganan Pasca-Bencana Banjir

Kabar6-Bencana banjir sudah terjadi di Banten. Saat ini, yang paling dibutuhkan adalah penanganan pasca-bencana. Karena, dalam pemahaman mitigasi, penanganan pasca-bencana juga merupakan hal yang sama pentingnya seperti ketika bencana sedang terjadi.

“Semua pihak bisa berperan untuk memikirkan apa yang harus dilakukan pasca-bencana, termasuk masyarakat. Sementara pemerintah di berbagai tingkatan, tentu juga akan mengambil tindakan-tindakan melalui kebijakan formal,” ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten H Andika Hazrumy, Senin (14/1/2012).

Tagana dan Karang Taruna sendiri, kata Andika, akan mengambil langkah guna membantu korban banjir untuk dapat mengakses bantuan dari luar. Seperti memprioritaskan pelaksanaan program  bedah rumah bagi korban banjir.

“Kami punya program itu bekerja sama dengan Bank BJB. Itu memang program Karang Taruna, tapi pelaksanaanya kami kerja sama dengan Tagana,” jelas Andika yang juga Ketua Karang Taruna Provinsi Banten.

Andika juga menilai, perlu dipikirkan langkah-langkah untuk menyalurkan bantuan berupa alat tulis bagi anak-anak yang menjadi korban banjir.

“Ini penting, karena asumsi sederhana saja. Mungkin banyak buku dan alat-alat tulis yang tidak sempat terselamatkan saat banjir melanda. Kita akan pikirkan hal itu juga,” kata Andika.

Baginya, membantu kelompok remaja di wilayah yang terkena banjir, merupakan sebuah prioritas. Langkah itu juga merupakan sasaran dari program pelatihan service handphone, yang kini sedang dalam tahap penyelesaian.  

“Sementara ini kita fokus dulu dalam penanganan bencana. Tagana, sejak awal sudah ada di lapangan untuk melaksanakan tugas-tugasnya, seperti membuat posko bencana, mengevakuasi warga, dan membuat dapur umum,” jelasnya.

Ditanya soal dapur umum, Andika menjelaskan bahwa sejak awal terjadi bencana, seluruh anggota Tagana dikerahkan untuk membangun posko siaga. Seperti di Pantai Sawarna, lalu di Kampung Cipedang, Sukatani, Kecamatan Wanasalam. 

“Selain itu, kami juga membantu warga dengan membuat posko di dekat jembatan kebonkopi, Desa Gununganten, Cimarga. Semuanya di Kabupaten Lebak,” kata Andika.

Sementara di Pandeglang, lanjut Andika, Tagana malah langsung membuat posko darurat yang menyediakan dapur umum di Ciputri, Pagelaran.

“Itu untuk mem-back up makan pengungsi di dua kecamatan. Lalu Dapur Umum  Sidamukti, Sukaresmi  untuk memback up 3 kecamatan,  yaitu Sukaresmi, Panimbang, dan Sobang, “ jelasnya.

Sedangkan di  Kabuaten Serang, Tagana membangun dapur umum di Keboncau, Tunjungteja. Lalu di Kampung Cikangkung, Kibin, Kampung Nagreg, Kragilan, dan  Tol km57, gabungan dengan BPBD dan TNI.

“Kemampuan dapur umum Tagana, bisa memproduksi dua ribu nasi bungkus untuk sekali makan. Maka, bila dikalkulasi sederhana, sejauh ini Tagana sudah memproduksi 192 ribua-an nasi bungkus,” jelas Andika.

Keberadaan Dapur umum Tagana tergantung pada kebutuhan masyarakat. Kami akan terus mobile ke wilayah-wilayah yang lebih membutuhkan.(Long/rani/tmn)




Terekam CCTV, Pelaku Pembobol Toko Sembako Dibedil

Kabar6- Pelaku  spesialis bobol toko sembako tak sadar terekam kamera CTV saat beraksi di toko milik Fatoni, 42, di Kp Warung Pasar, Kel. Warung Jaud, Serang. Dari rekaman tersebut, Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) Polres Serang. berhasil membekuk tersangka, Minggu(13/1) petang

.

Dalam penyergapan di rumah tersangka Sana’in, 40, warga Kp Sukasabar, Kel. Warung Jaud, Kec. Kasemen, polisi terpaksa menembak kakinya lantaran melawan saat disergap petugas. Dari rumah tersangka polisi mengamankan puluhan dus rokok berbagai merk, puluhan dus minuman suplemen dan kopi.

Kaur Reskrim Polres Serang, Iptu Rensa Aktadivia mengatakan terungkap kasus pembobolan toko sembako milik Fatoni, 42, itu dar hasil rekaman kamera CCTV. Tersangka beraksi seorang diri, pada Jumat (10/1) dinihari lalu

Tersangka saat eraksi terekam kamera CCTV yang dipasang pemiliknya di ruangan toko. Selain mengambil barang dagangan, tersangka juga mengambil uang  dalam laci meja sebesar Rp 250 ribu.

Berbekal dari rekaman itu, Tim Tekab yang dipimpin Aiptu Adi Priyanto langsung bergerak mencari tersangka.  Namun saat akan ditangkap, tersangka jebolan Rutan Serang kasus tadah motor terpaksa ditembak karena berusaha melawan dan melarikan diri.

Tersangka mengaku, masuk ke dalam toko dengan cara naik atap dan bobol plafon. Aksi kejahatan itu, diakui karena desakan ekonomi. “Barang yang saya ambil untuk keperluan sendiri dan keluarga,” katanya.(pk/sak)