1

Diduga Curi Kerbau, Balon Kades Dihajar Warga Lebak

Kabar6-Salah seorang Bakal calon (Balon) Kades Kadujajar, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak berinisial HA, terancam tidak bakal bisa mengikuti Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 30 Agustus mendatang.

Itu setelah HA dan komplotannya tertangkap warga saat sedang mencuri kerbau di Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak. Lokasi itu merupakan perbatasan antara wilayah hukum Polsek Gunung Kencana dengan Polsek Cijaku, Kamis (23/7/2015) malam.

Informasi yang diperoleh kabar6.com, Jum’at (24/7/2015), aksi pencurian itu terungkap dari kecurigaan warga setempat, terhadap gerak-gerik dua orang tidak dikenal disekitar kandang kerbau milik warga di Gunung Kendeng.

Berbekal kecurigaan itu, warga pun merencanakan penyergapan dengan melakukan pengintaian terlebih dahulu. Kecurigaan warga semakin kuat, setelah sejumlah pelaku tengah beraksi disalah satu kandang.

Saat itulah, warga langsung mengepung pelaku. Tiga pelaku, termasuk HA, berhasil disergap dan langsung dihajar beramai-ramai hingga babak belur.

Beruntung, sebelum massa bertindak lebih brutal, aparat dari Polsek Cijaku segera tiba dilokasi dan menenangkan warga, sebelum kemudian mengamankan pelaku. Sementara, dua orang lainnya berhasil kabur. **Baca juga: Ketua DPRD Banten Minta Kepala SKPD Mundur.

“Ya benar. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kami bekerjasama dengan Polsek Gunung Kencana. Dan, atas petunjuk pimpinan, ketiga diduga pencuri kerbau, termasuk HA, digelandang ke Mapolres Lebak guna penyidikan lebih lanjut,” ujar Kapolsek Cijaku, AKP Abdul Rosid.

Hasil penyelidikan polisi sementara, diduga pelaku berjumlah lebih dari lima orang. Barang bukti yang berhasil diamankan yakni, tali tambang besar sebanyak 3 Gulung dengan panjang 15 meter, pisau kecil dan truck jenis colt diesel.(bad)




Imam Besar FPI Banten Cermati Kasus Tolikara Via Medsos

Kabar6-Pernyataan Kapolri yang akan menuntaskan pengusutan kasus pembakaran Masjid di Tolikara, Papua, diakui telah berhasil meredam amarah anggota Front Pembela Islam (FPI).

Demikian disampaikan Imam besar Front Pembelas Islam (FPI) Banten, KH.A.Qurthubi Zaelan, Jum’at (24/07/2015).

Pria yang beralamat di Jalan Raya Cipanas-Warung Banten, tepatnya di Kampung Banjar Pahingeun, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten itu mengaku terus mencermati perkembangan kasus Tolikara melalui media sosial (medsos).

“Pernyataan kapolri bisa meredam amarah anggota FPI. Namun, jika tidak ada peryataan Kapolri, tidak menutup kemungkinan itu akan menjadi bencana,” kata KH.A.Qurthubi Zaelan.

Sementara, pencegahan terjadinya efek Tolikara di Provinsi Banten yang dikenal sebagai daerah Seribu Kyai, Sejuta Santri, pun dilakukan oleh pihak legislatif, lewat berbagai pertemuan dan audiensi dengan berbagai element. **Baca juga: Insiden Tolikara, FPI Banten Imbau Anggotanya Jaga NKRI.

“Kalau gak kita sikapi, takutnya ada yang memprovokasi. Mudah-mudahan dengan kehadiran alim ulama, HTI, tokoh Banten, yang audiensi ke DPRD, efek negatif bisa diredam. Biar segala sesuatunya diselesaikan oleh pemerintah,” kata ketua DPRD Banten, Asep Rakhmatullah.(tmn/din)




Hari Ini, Wisatawan Banjiri Pantai Sawarna

Kabar6-Pantai Sarwarna yang berada di Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (21/7/2015) dipadati  wisatawan domestik. Dalam waktu tiga hari semenjak Lebaran Idul Fitri sudah dikunjungi 15 ribu wisatawan.

Pengunjung di dominasi oleh wisatawan luar Banten karena memang akses nya lebih mudah dan jalanan lebih bersahabat jika melalui Bogor-Sukabumi-Sawarna.

“Dalam tiga hari ini, pantai sawarna dikunjungi 15 ribu wisatawan. Pengunjung dari Bogor, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan kota-kota lain di Jabar sama Banten,” kata koordinator Lifeguard Balai Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Lebak, Lili Suheli, Selasa (21/7/2015)

Demi kenyamanan dan keamanan bersama, dirinya meminta agar para pengunjung selalu mematuhi peraturan yang telah dipasang oleh tim Lifeguard Balawista. Sehingga, kecelakaan laut dapat diminimalisir.

“Kita kan punya standar keamanan yang harus dipatuhi para pengunjung. Jika aturan itu diikuti para pengunjung, kecelakaan bisa diminimalisir,” terangnya.

Tim lifeguard balawista Lebak yang hanya beranggotakan 10 orang dan harus berjaga selama 24 jam tersebut harus bekerja ekstra menjaga keamanan laut karena padatnya pengunjung agar tak ada yg terkena hempasan ombak laut selatan hingga adanya korban tenggelam karena melanggar peraturan yang ada.

Dari 10 personil lifeguard balawista tersebut, delapan personil bertugas di pantai pasir putih, dan dua orang bertugas di pantai tanjung layar. **Baca juga: Hari ini Arus Balik Muncul di Pelabuhan Merak.

“Alhamdulillah, menginjak hari ketiga Lebaran Idul Fitri 2015, tak ada kecelakaan laut,” tegasnya.(tmn/din)




Tangan Terikat, Mayat Pria Membusuk di Lebak

Kabar6-‎Sesosok mayat laki-laki dengan kondisi tangan terikat dan mulai membusuk menghebohkan Warga Desa Nayagati, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Minggu (5/7/2015).

Kuat dugaan, mayat tanpa identitas dengan ciri-ciri tubuh gemuk, usia sekitar 35 tahun, dan berkain sarung itu merupakan korban pembunuhan.

“Mayat pertama kali ditemukan pak Manta. Mayat terkapar di pinggir kali dengan kondisi penuh luka,” ujar Madtoni, Sekretaris Desa (Sekdes) Nayagati kepada kabar6.com, Minggu (5/7/2015)

Kata Toni, panggilan akrabnya, mayat itu diduga korban pembunuhan. Sebab, saat ditemukan dalam posisi tertelungkup dan terdapat luka bacokan di kepala dan tangan yang terikat.

Sementara, pihak kepolisian dari Sektor Leuwidamar yang mendapatkan laporan langsung terjun ke lokasi guna memeriksa dan mengevakuasi mayat tersebut.**Baca juga:Usai Muswil, Ketum PAN Berbagi Akik ke Wartawan

Demi kepentingan penyidikan, mayat di bawa ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung. (Bad)




Polda Banten Gerebek SPBU Ketua Kadin

Kabar6-Polda Banten menggerebek sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di Kabupaten Lebak.

Belakangan diketahui bila SPBU dimkasud milik Ketua Kadin Banten, Mulyadi Jayabaya atauyang akrab disapa JB tersebut, diduga menyelewengkan bbm bersubsidi dengan menjualnya ke industri.

“Penggerebekan dilakukan pada Sabtu (27/6/2015) kemarin. Dan, SPBU itu sudah lama beroperasi,” kata Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Banten, Kombes Pol Nurullah, Senin (29/06/2015).

Menurutnya, SPBU milik mantan Bupati Lebak dua periode tersebut di duga menjual solar bersubsidi dengan harga industri. “Kita masih selidiki,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan, dari penggrebekkan SPBU tersebut, petugas mengamankan tiga orang tersangka, yakni J sebagai membeli, S dan A pegawai.

Pihak kepolisian juga menyita sebanyak 1.000 liter solar bersubsidi.

Sebelumnya, Polda Banten juga telah membongkar kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kawasan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Kelangkaan tersebut terkait aksi oknum pengusaha nakal menjual BBM bersubsidi jenis solar untuk kebutuhan industri dan galian tipe C. **Baca juga: Soal Air Keruh & Mahal, GMP2LT Surati PAM Citra Raya.

Sayangnya, hingga berita ini disusun, Mulyadi Jayabaya belum berhasil dikonfirmasi perihal penggerebekan SPBU dimaksud.(tmn/din)




Bayi Laki-laki Dibuang di TPSA Dengung

Kabar6-Sesosok mayat bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Dengung, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (29/6/2015).

Mayat bayi pertama kali ditemukan oleh pemulung bernama Kuming (55), saat tengah mencari barang bekas.

Oleh pemulung warga Kampung Dengung RT/03 Rw/01, Desa Sindang Mulya, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak itu, mayat bayi dilaporkan ke pengelola TPSA Dengung.

“Ditemukan tadi pagi oleh pemulung. Kemudian langsung kami laporkan kembali ke polisi,” kata Suherman, petugas TPSA Dengung.

Diduga, mayat bayi tak berdosa itu merupakan hasil hubungan gelap yang sengaja dibuang orangtuanya demi menutupi aib. **Baca juga: Perampok Nenek di Rest Area Pondok Aren Ditangkap.

Kapolres Lebak, AKBP Didi Hayamansyah, mengatakan saat ini masih menyelidiki kasus tersebut. “Kasusnya masih kami selidiki,” ujarnya.(tmn/din)




Pantau Pembangunan Jalan, Bupati Lebak Murka

Kabar6-Bupati Lebak, Iti Octaviana Jayabaya, murka. Itu terjadi saat memantau pembangunan ruas Jalan Rangkasbitung-Malimping, Kamis (25/6/2015).

 

Amarah sang Bupati cantik itu pecah, saat dirinya mendapati ulah sekelompok oknum warga memungut uang dari pengendara yang melintas.

 

Terlebih, oknum warga tersebut membuka ruas jalan yang baru di beton untuk dilintasi kendaraan. Padahal, usia beton belum boleh dilintasi semua kendaraan.

 

“Masyarakat harusnya juga ikut menjaga hasil pembangunan jalan itu. Karena, pembangunan itu berasal dari hasil pajak masyarakat,” ujar Bupati Iti.

 

Kepala Bagian Pemeliharaan Jalan dan Jembatan pada Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, Entoy Saepudin, mengatakan bila amarah pimpinannya itu sangat wajar.

 

“Normatifnya, jalan yang baru saja di beton boleh dilintasi kendaraan setelah berumur 28 hari. Dan, sekarang belum waktunya,” ujar Entoy. ** Baca juga: Bangkai Pesawat Di Lima Titik Apron Bandara Soetta Akan Dibersihkan

 

Idealnya, Entoy menyebut bila jalan sepanjang 75 kilometer yang baru di beton itu baru boleh dilalui pada lima hari menjelang Idul Fitri.(bad)




Telan Korban, Lubang Tambang Kalimaya di Lebak Ditutup

Kabar6-Pihak Kecamatan Sajira akhirnya menutup Tambang batu akik kalimaya di Kampung Cimalingping, Desa Pejagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (8/6/2015).

 

“Ditutup. Khususnya di Blok Cimalingping. Kita lakukan larangan dan penutupan tambang, karena telah menelan korban jiwa. Ini untuk menghindari korban berikutnya,” kata Camat Sajira, Yadi A Riyadi, Senin (8/6/2015). ** Baca juga: Penambang Akik Kalimaya di Lebak Tewas Tertimpa Batu

 

Untuk itu, Riyadi berharap agar para penambang dimanapun untuk mengutamakan keselamatan bekerja, terlebih saat melakukan aktifitas di dalam lubang tambang.

 

Riyadi juga mengaku prihatin atas musibah yang menimpa penambang batu akik kalimaya, Makmun (55), yang tewas akibat tertimpa batu saat menambang. ** Baca juga: Pemkot Tangsel Imbau Masyarakat Bongkar Polisi Tidur

 

Makmun (55), warga Kampung Kroya, Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, meninggal dunia akibat tertimpa batu seberat 50 kilogram di dalam lubang tambang kalimaya sedalam 18 meter.(tmn/din)




Penambang Akik Kalimaya di Lebak Tewas Tertimpa Batu

Kabar6-Tragis dialami Makmun (55), seorang penambang batu akik asal Kampung Kroya, Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten.

 

Akibat kurang hati-hati saat bekerja, penambang ini tewas mengenaskan setelah tertimpa longsoran batu seberat 50 kilogram.

 

“Kena batu bongkahan besar didalam (lubang tambang). Luka di bagian kepala sama punggung, dan tewas di lokasi kejadian,” ujar Usman, keluarga korban, Senin (8/6/2015).

 

Dijelaskan Usman, saat kejadian korban bersama enam rekannya tengah mencari batu kalimaya di Blok Cimalingping, Desa Pejagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.

 

Saat kejadian, korban sendiri tengah memperbaiki tiang penyangga lubang tambang kalimaya. Tiba-tiba, bongkahan batu yang diperkirakan seberat 50 kilogram meluncur ke dalam lubang dan tepat mengenai kepalanya.

 

Akibatnya, korban tewas seketika di dalam lubang tambang. Bagian kepala dan punggungnya luka parah.

 

Rekan korban yang mengetahui kejadian itu segera mengevakuasi korban dari lubang tambang sedalam 18 meter. Sulitnya medan mengakibatkan proses evakuasi berlangsung hingga satu jam lamanya. ** Baca juga: Zaki: Pejabat Berijazah Palsu Bakal Dicopot

 

Jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah duka dan langsung dimakamkan oleh pihak keluarga.(tmn/din)




Transparansi Rekrutmen Calon Komisioner KTP Lebak Dipertanyakan

Kabar6-Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) Kabupaten Lebak mempertanyakan mekanisme rekrutmen calon komisioner KTP Lebak jilid empat yang terkesan tertutup dan subyektif.

 

Hal itu diungkapkan Ketua KTP Lebak, Hafidz, Minggu (7/6/2015). “Tim Panitia Seleksi (Pansel) seharusnya terbuka menyampaikan hasilnya kepada publik,” ujar Hafidz.

 

Hafidz mensinyalir, tersisihnya calon komisioner dari incumbent menjadi indikasi bahwa ada aroma kepentingan dan intervensi elite di tubuh pansel.

 

“Saya menyayangkan kondisi ini memang, saya tidak memungkiri ada oknum anggota KTP yang diragukan kredibilitas dan integritasnya, namun tidak semuanya seperti itu,” ujar Hafidz.

 

Selain itu, Hafidz juga mempertanyakan itikad baik dari pemda Lebak, yang selama ini selalu menggaungkan bila KTP merupakan ikon dan kebanggaan warga Lebak.

 

“Faktanya, tidak diimbangi dengan dukungan baik secara fasilitas maupun kesejahteraan,” katanya. ** Baca juga: Airin: Pembangunan Polres Tangsel Tak Mungkin Tahun Ini

 

Dijelaskannya, dari jilid 1 sampai jilid 3, tetep saja dukungan anggaran tidak berubah. Bahkan, bertambahnya jumlah komisioner menjadi masalah tersendiri di internal.

 

“Kalau sampai hal ini dibiarkan, saya tidak yakin KTP jilid 4 akan lebih baik. Bahkan, saya menyarankan lebih baik KTP dibubarkan dan dimerger menjadi KIP Kabupaten, saya kira itu solusi konkret dan cerdas,” paparnya

 

Hafidz pun menilai, selama ini KTP hanya menjadi lembaga yang mandul. Karena tidak memiliki kekuatan secara hukum untuk mengadili sengketa informasi. Banyak pengaduan yang tidak bisa pihaknya tindaklanjuti karena berbagai kendala koordinasi dan komunikasi dengan Bupati.

 

‎”Apalah artinya kebanggaan kalau itu hanya sekadar simbol saja. Saya berharap semoga ada kebijakan pemerintah yang lebih cerdas untuk menuntaskan percepatan pembangunan di Lebak,” pungkasnya.(bad)