1

Diduga Intimidasi Warga, Lurah Gerem Dilaporkan ke Polisi

Penertiban bangli di lahan PT KAI Kota Cilegon.(bbs)

Kabar6-Warga Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, meradang. Mereka mengancam bakal melaporkan Lurah Gerem, Samlawi  ke Polda Banten, karena diduga melakukan intimidasi.

Peristiwa itu berawal dari adu mulut warga Cikuasa Pantai dan Keramat Raya RW 02, Kelurahan Gerem, dengan Camat Grogol dan Lurah Gerem.

Adu mulut itu terjadi saat kegiatan Jumat bersih di lokasi pembongkaran puing-puing pascapenertiban di lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Keramat Raya tepatnya depan PT Vopak, Jumat (26/8/2016).

Kuasa Hukum Warga, Evi Silvi Hayz mengatakan, saat adu mulut terjadi, Lurah Gerem diduga mengacungkan golok sambil memukulkan goloknya ke atap rumah milik Agus Rudiyanto.
Sontak, warga yang ada di lokasi kejadian pun kaget mendengar suara seng tersebut. **Baca juga: Polsek Legok Pastikan “Pembobolan” ATM BRI Masih Percobaan.

“Kita akan laporkan kejadian tersebut hari ini juga ke Polda Banten. Karena saya anggap lurah telah melakukan ancaman kepada warga dengan mengacungkan golok kepada warga, hal tersebut telah melanggar Undang-Undang darurat,” ungkap Evi menjelaskan. **Baca juga: Warga Tuding Pembongkaran Bangli di Cilegon Tebang Pilih.

Camat Grogol, Hudri Hasun mengatakan warga protes saat pihaknya sedang merapihkan bekas bongkaran penertiban PT KAI beberapa waktu lalu. **Baca juga: Pembongkaran Bangli, Warga dan Pendekar Nyaris Bentrok di Cilegon.

“Hal yang biasa jika ada protes dari warga, kita akan tetap lakukan perataan bangunan tersebut. Lagi pula bangunan itu tinggal 30 persen lagi,” tambahnya.(sus)




Warga Semendaran Adakan Gerakan Bersih Sungai

Warga saat bebersih Sungai Semendaran.(sus)

Kabar6-Warga Semendaran, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, mengadakan gerakan bersih sungai yang dilakukan di sepanjang hilir Sungai Semendaran.

Kegiatan ini dilakukan guna membersihkan sampah untuk mencegah terjadinya banjir jelang musim penghujan.

Didukung sejumlah peralatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, BPBD Kota Cilegon, TNI dan Polri, warga lingkungan Semendaran memunguti sampah dari sepanjang sisi kanan kiri sungai.

Camat Jombang, Agus Ariyadi mengatakan kegiatan aksi bersih Sungai Semendaran ini dilakukan sebagai edukasi terhadap masyarakat, tentang pentingnya menjaga lingkungan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan.

Dari hasil kegiatan ini pihaknya berharap lingkungan dan Sungai Semendaran menjadi bersih dan bebas dari tumpukan sampah. **Baca juga: Polisi di Tangerang Dilarang Berlebihan Gunakan Medsos.

“Kami selama koordinasi dengan pemerintah kota mengusulkan untuk penanganan banjir di wilayah kami, karena Jombang merupakan dataran rendah. Jadi kami bersama warga meminta bantuan peralatan dari BPBD Provinsi Banten dan BPBD Kota Cilegon untuk mengadakan gerakan bersih-bersih sungai,” katanya, Kamis (25/8/2016). **Baca juga: Warga Cilegon Serahkan Primata Langka ke BKSDA.

Nuriyah salah seorang warga pun berharap, banjir yang kerap merendam pemukiman warga sekitar tidak terjadi lagi. “Saya mah bersyukur kampung saya jadi bersih. Semoga nanti kalau hujan enggak banjir lagi,” paparnya.(sus)




Warga Cilegon Serahkan Primata Langka ke BKSDA

Primata Langka.(sus)

Kabar6-Seekor primata asal Sumatera akhirnya dikembalikan ke habitatnya. Primata tersebut diserahkan ke Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Barat Wilayah Banten, oleh warga yang sudah memeliharanya selama 20 tahun.

Novi, pemilik primata jenis Monyet Beruk, warga Komplek BBS II Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, mengaku tidak sanggup mengurus primata tersebut setelah ibundanya meninggal dunia. 

“Tadinya kan itu (monyet-red) peliharaan almarhum ibu, tapi sekarang malah enggak ada yang urus. Makanya kita mau serahkan saja kepada pemerintah,” katanya kepada kabar6.com saat ditemui di kediamannya, Kamis (25/8/2016).

Petugas BKSDA Jabar Wilayah Banten, Uday Udaya mengatakan primata tersebut belum masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Namun masuk dalam daftar hewan yang diawasi karena keberadaannya mulai langka dan hanya hidup di Sumatera. **Baca juga: PAN Nyatakan Dukung WH-Andika.

“Dalam waktu dekat hewan primata jenis monyet beruk ini akan segera kita amankan. Monyet ini adalah hewan apendik yang kita awasi karena masuk daftar hewan langka,” jelasnya. **Baca juga: Polisi di Tangerang Dilarang Berlebihan Gunakan Medsos.

Monyet ini rencananya akan dikirim ke Pusat Lembaga Konservasi di Wilayah Bogor untuk dilatih hidup di alam liar sebelum nantinya kembali dilepas kembali ke habitatnya.(sus)




Ini Pencetus Teknologi Unggulan Sampah Tepat Guna

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Teknologi unggulan se-Provinsi Banten ditampilkan dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna XII Provinsi Banten tahun 2016, bertempat lapangan ADB KS (Helypad) Kota Cilegon, Kamis ( 25/8/2016).

Salahsatu teknologi unggulan yang diprediksi bakal meraih juara yakni teknologi pengolahan sampah tepat guna.

Teknologi Komposter pengelolah sampah tepat guna yang dicetus Stee Subagya, warga RW 07, Perumahan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, sebelumnya meraih juara pertama pada gelar teknologi tepat guna tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2016.

Teknologi tepat guna komposter pengolah sampah tepat guna ini berfungsi untuk pengelolaan sampah organik skala kecil dan besar, rumah tangga, rumah makan, perkantoran.

Selain itu, teknologi ini mengubah sampah organik menjadi pupuk organik cair dan padat yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.

“Teknologi ini juga sangat ramah lingkungan karena tidak menimbulkan bau, lalat, dan belatung sehingga dapat ditempatkan di dalam teras rumah atau dapur. Bahannya dibuat dengan bahan plastik dan PVC. Sehingga tidak mudah pecah dan tahan benturan serta tahan cuaca,” ungkap Stee.

Menurut Stee, ide pembuatan pengolahan sampah ini bermula dari kesulitan warga mengatasi sampah di komplek perumahan. Volume sampah sangat tinggi tidak diimbangi dengan dengan pembuangan sampah.

“Banyak sampah dibawa sama tikus sehingga sampah nunmpuk di selokan air mengakibatkan banjir,” katanya.

Bermula dari hal tersebut pada pada akhir tahun 2015, dirinya bersama warga mencari inovasi bagaimana mengatasi sampah yang semakin hari semakin banyak. Informasi pun dicari dari berbagai sumber, termasuk dari internet. **Baca juga: Di Banten, Tangerang Tampilkan 3 Teknologi Unggulan.

“Kami menemukan ide pengolahan sampah tepat guna yang mudah di lakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. Pada awalnya saya mencoba sampah dapur yang diletakan di tabung selama satu minggu ditambah cairan bioaktivator. Lalu sampah dipotong-potong dan sisa makanan dicuci untuk menghindari lemak. Hasil percobaan ternyata hasilnya bagus,” ujarnya.(hms)




DPRD Usulkan Bahasa Indonesia Jadi Syarat TKA di Cilegon

DPRD Kota Cilegon.(bbs)

Kabar6-Bahasa Indonesia didesak kembali menjadi syarat bagi masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia khususnya di Kota Cilegon.

Hal tersebut menyusul sudah tergerusnya budaya Indonesia akibat banyaknya jumlah TKA.

Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Sihabudin Syibli mengatakan, masuknya TKA di Indonesia, khususnya di wilayah Cilegon, sangat berpengaruh terhadap budaya lokal. Untuk itu, harus ada filter terkait masuknya TKA di Cilegon. **Baca juga: Berburu Burung Kuntul, Dua Pemuda Banten Ditangkap.

“Persyaratan Bahasa Indonesia untuk TKA harus kembali diterapkan. Ini untuk melakukan filter terhadap TKA. Yang tidak bisa Bahasa Indonesia ya tidak bisa masuk,” ungkap Sihabudin usai menghadiri acara Seminar DPRD Kota Cilegon bertema Perubahan Sosial Budaya akibat TKA, di Grand Mangku Putera Kota Cilegon, Rabu (24/8/2016). **Baca juga: Hari Ini, Pemohon e-KTP di Kabupaten Tangerang Membludak.

Bahkan kedepan, kata Sihabudin, pihaknya akan merancang Peraturan Daerah (Perda) terkait persyaratan Bahasa Indonesia bagi TKA di Cilegon. **Baca juga: Pemohon e-KTP di Tangsel Naik 100 Persen.

“Kami berkeinginan membuat aturan yang membatasi TKA di Cilegon,” tambahnya.(sus)




Warga Kramatraya Masih Bertahan di Lokasi Gusuran

Warga Gerem, Kecamatan Grogol, pingsan saat rumahnya dirubuhkan aparat.(sus)

Kabar6-Sebanyak 96 Kepala Keluarga (KK) warga Kramatraya dan Cikuasa Pantai, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, masih bertahan di lokasi gusuran.

Mereka tetap bertahan, meski hanya menggunakan tenda dan bekas bangunan liar yang sebelumnya adalah rumah mereka.

Sejumlah warga itu mengaku tak bisa berbuat apa-apa pascapenggusuran dan pembongkaran rumah yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.

Titin, salah seorang warga yang bertahan dilokasi mengaku, tak bisa mengontrak kamar kos atau tempat tinggal yang layak untuk saat ini.

Pasalnya, kata Titin, untuk makan saja mereka yang bertahan di lokasi masih kebingungan, akibat tempat tinggalnya yang juga digunakan untuk mencari nafkah diluluhlantahkan.

“Saya mau ngontrak juga gak punya uang. Jadi saya terpaksa bertahan disini. Pak Walikota juga gak tanggungjawab, main gusur-gusur saja. Tidak sedikitpun memikirkan nasib kami,” keluhnya, Senin (22/8/2016).

Diakui warga lainnya, Sumyati, dari 450 rumah yang dirobohkan, salah satunya adalah rumahnya, mengaku tak tahu lagi harus berbuat apa. 

Untuk bertahan hidup, warga bahkan hanya bisa membuat gubug-gubug kecil sambil memanfaatkan puing-puing reruntuhan bangunan untuk dijual sekedar memenuhi kebutuhan sehari-harinya. **Baca juga: Bangunan Liar di Kramatraya Dibongkar, Warga Protes.

“Sekarang saya dan keluarga tinggal di tenda dibuat gubug aja, habis mau tinggal dimana. Sekarang buat makan aja kami jual bata sama kayu bakar di bekas reruntuhan. Biasanya saya kuli nyuci sama pegawai dover,” jelas Sumyati.(sus)




Nelayan Tanjung Peni Keluhkan Sulitnya Tangkap Ikan

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sejumlah Nelayan Tanjung Peni, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, mengeluhkan sulitnya mencari ikan di laut perairan Tanjung Peni saat ini.

Keluhan para nelayan ini terjadi kiranya bukan tanpa alasan, lantaran sejak tiga hari lalu para nelayan yang pergi melaut tak membuahkan hasil.

Mahdi, salah seorang nelayan Tanjung Peni mengatakan, kondisi itu terjadi sejak munculnya cairan merah pekat yang diduga limbah industri, diatas permukaan air sekitar kawasan perairan tanjung peni.

“Iya, sejak saya lihat ada cairan dipermukaan laut Tanjung Peni, setiap hari kami tak pernah memperoleh ikan,” jelas Mahdi. **Baca juga: Wakil Rano di Pilgub Banten Harus Bisa “Bawa Partai”.

Sementara itu, Sekjen Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Dedi Kurniadi, mengaku sempat mengecek langsung keluhan para nelayan tersebut hingga ke perairan Tanjung Peni. **Baca juga: Sebut Rano Karno “Penjajah”, JB Tekad Dukung WH-Andika.

Dan, dari hasil pemantauan yang dilakukan, diketahui bila saat ini kondisi di perairan laut Tanjung Peni sudah dalam kondisi normal. Bahkan pihaknya tak menemukan adanya indikasi pencemaran. **Baca juga: Hanura Banten Deklarasikan Dukungan Untuk WH-Andika.

“Saya sudah cek tadi ke tengah laut dengan menggunakan perahu moring. Tapi tidak ada tanda-tanda adanya limbah. Air sample yang kami bawa memang keruh tapi itu air yang normal, mungkin juga sudah menyatu dengan air laut atau sudah terbawa arus” kata Dedi, Sabtu (20/8/2016). **Baca juga: Lagi, Jasad Wisatawan Ditemukan Tersangkut Karang Pantai Tanjung Peni.

Namun demikian, pihaknya juga sempat mengamankan sample air yang diduga tercemar limbah, serta batu karang yang cokelat pekat diduga akibat terkena endapan material cairan limbah yang sempat muncul diperairan Tanjung Peni.(sus)




Manager Hotel GMP Cilegon “Ogah” Komentari Aduan Eks Karyawan

Hotel GMP di Kota Cilegon.(sus)

Kabar6-Assisten Manager Hotel Grand Mangku Putera (GMP), Al Ma’ruf, enggan berkomentar perihal adanya PHK puluhan karyawan yang berujung pengaduan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon.

 
“Saya cuma manager, makanya saya tidak bisa berkomentar apapun,” ujar Al Ma’ruf kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (18/8/2016) kemarin.

Al Ma’ruf juga mengaku, bila pihaknya hingga kini masih belum mengetahui secara jelas apa inti dari tuntutan dari mantan karyawan tersebut.

“Kita belum bisa berbuat apa-apa, karena kita juga enggak tahu tuntutannya seperti apa. Nanti akan dibicarakan dengan pimpinan,” jawab Ma’ruf singkat.

Diketahui, terdapat 32 karyawan yang tiba-tiba mendapatkan surat PHK dari pihak manajemen hotel pada 31 Juli 2016 lalu. Namun, dua orang diantaranya kemudian dipekerjakan kembali.

“Alasan pemecatan adalah efisiensi karyawan, karena hotel saat ini sepi dan mengalami kerugian,” kata Nurani, salah seorang mantan security di hotel tersebut.

Sementara, Agus, mantan karyawan lainnya mengaku, bila pesangon yang merupakan hak karyawan yang dipecat, tidak sesuai dengan prestasi kerja dan juga Undang-undang Ketenagakerjaan. **Baca juga: Mantan Karyawan Hotel GMP Belum Ajukan Laporan Resmi.

Dimana 30 orang yang diberhentikan tersebut, hanya mendapatkan pesangon 2 bulan gaji saja. Padahal, menurut Agus, masa kerja para mantan karyawan berbeda-beda, hingga tertinggi mencapai 7 tahun. **Baca juga: Hotel GMP Cilegon Dilaporkan Mantab Karyawannya.

Hal itulah yang kemudian memicu timbulnya protes dari mantan karyawan, hingga berujung pada pengaduan ke Disnaker setempat.(sus)




Imigrasi Cilegon Deportasi 29 TKA Ilegal Asal Tiongkok

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pihak Imigrasi Cilegon memulangkan sebanyak 29 dari total 37 pekerja asing asal Tiongkok kembali ke negara asalnya.

Itu lantaran puluhan pekerja asing tersebut tidak memiliki dokumen keimigrasian yang asli, saat bekerja di salah satu pabrik di Kota Cilegon.

Dan, pada Kamis (18/8/2016) malam, puluhan Tenaga Kerja asing (TKA) ilegal itu diterbangkan kembali ke negara asalnya melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang.

Sedianya, pelanggaran yang dilakukan TKA itu adalah, karena saat mereka masuk ke Indonesia dengan status sebagai tenaga ahli. **Baca juga: Imigrasi Cilegon Kesulitan Tangani Kasus Pekerja Asing.

Namun, belakangan terungkap bila TKA itu hanya berstatus sebagai pekerja di salah satu pabrik semen di Cilegon. **Baca juga: Tak Laporkan TKA, Disnaker Cilegon Sidak PT Semen Jakarta.

“Mereka juga rata-rata sudah menetap selama tiga bulan dikawasan industri Cilegon tersebut,” ujar Kasi Pengawasan dan Penindakan pada Imigrasi Cilegon, Hendra Kurniawan. **Baca juga: Minus Izin, Pembangunan Pabrik Semen di Cilegon Tetap Jalan.

Sedianya, puluhan TKA ilegal itu sebelumnya diamankan petugas Satuan Direktorat Kriminal Khusus Polda Banten di dalah satu pabrik semen di Kota Cilegon, awal Agustus lalu.(bad)




Tenggelam, Tiga Awak KM Kartika II Selamat

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Tiga awak Kapal Motor (KM) Kartika II bermuatan 1.972 tabung gas elpiji yang tenggelam di Perairan Selat Malaka pada 14 Agustus 2016 lalu, diselamatkan Kapal MT Southernpec 12 di Perairan Bangka Belitung.

Sebelum diselamatkan, tiga awak kapal nahas tersebut sempat terkatung-katung di tengah laut selama tiga hari.

Sudirman (27), Anak Buah Kapal (ABK), Aldi (32), ABK dan Andi Acok (34) Kapten Kapal, kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panggung Rawi,
Kota Cilegon.

Ketiganya harus menjalani perawatan intensif setelah terkatung-katung di tengah laut selama tiga hari setelah KM Kartika II tenggelam.

Andi Ucok mengatakan, dirinya tidak mengetahui penyebab pasti tenggelamnya KM Kartika II di Perairan Selat Malaka.

Kapal dengan kapasitas 24 grosston tersebut, bertolak dari Pelabuhan Pangkal Balam, Pangkal Pinang menuju Pelabuhan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, dengan awak sebanyak lima orang termasuk Ucok.

Namun, setelah melakukan perjalanan selama 14 jam, kapal nahas tersebut berhadapan dengan cuaca buruk dan diterjang ombak setinggi 1,5 meter. Akibatnya, mesin kapal mati dan lambung kapal mengalami kebocoran.

“Sudir dan Haji Asek ditemukan lebih dulu oleh nelayan Kurau,” paparnya, Kamis (18/8/2016). **Baca juga: Polisi Gerebek Lokasi Penyuntikan Gas 12 KG di Tangerang.

Sementara itu, Kepala Basarnas Pos Sar Banten Hairoe Amir Abyan mengaku tidak mengetahui adanya evakuasi korban kapal tenggelam di Selat Malaka. **Baca juga: Hotel GMP Cilegon Dilaporkan Mantab Karyawannya.

Meski begitu pihaknya akan berkoordinasi dengan Basarnas asal korban yang ditemukan selamat tersebut. **Baca juga: Mantan Karyawan Hotel GMP Belum Ajukan Laporan Resmi.

“Terima kasih informasinya, nanti kita akan koordinasikan dengan yang di sana (Jambi-red),” jelasnya singkat.(sus)