oleh

Bukan Pakai Nama, Warga di Desa Kongthong Dipanggil dengan Lantunan Nada

image_pdfimage_print

Kabar6-Setiap orang tentu memiliki nama untuk membedakan mereka saat dipanggil dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun saat ini cukup banyak orang yang memiliki nama sama.

Namun warga Kongthong, desa pedalaman di India, mempunyai cara berbeda untuk memanggil seseorang. Bukan dengan memanggil nama, melansir Dailystar, mereka menggunakan siulan dan nyanyian yang akan bergema di hutan-hutan. Para penduduk memanggil satu sama lain dengan alunan musik. Para ibu di sana, menggubah melodi spesial untuk setiap anak mereka.

Semua orang di desa Kongthong, yang kebanyakan merupakan orang-orang Khasi, akan menyapa setiap individu dengan nada buatan orangtuanya. Panggilan itu akan berlaku seumur hidup.

“Komposisi melodi datang dari dasar hatiku yang paling dalam. Itu adalah bentuk kebahagiaan dan rasa cinta kepada anak-anakku,” kata Pyndaplin Shabong, ibu dari tiga anak.

Tentu saja mereka memiliki nama, namun jarang yang menggunakannya. Rothell Khongsit, pemimpin masyarakat setempat, mengatakan bahwa nama asli akan digunakan orangtua jika memarahi anaknya.

“Contohnya, ketika anakku melakukan sesuatu yang buruk dan mengecewakan hatiku, saat itulah aku akan memanggil dengan nama aslinya. Tidak lagi melantunkan nada penuh cinta,” jelas Khongsit.

Diketahui, Kongthong sudah lama terputus dengan sisa dunia. Perlu waktu beberapa jam melewati perjalanan sulit untuk sampai ke sana. Listrik baru menyala di Kongthong pada 2000 dan jalan tanah pada 2013.

Penduduk desa menghabiskan hari-hari di hutan untuk mencari rumput sapu yang menjadi sumber utama pendapatan mereka. Saat memanggil satu sama lain di hutan, orang-orang Kongthong akan menggunakan versi panjang dari melodi musik masing-masing individu. Panggilan nada yang terinspirasi dari suara alam sekitar itu akan berlangsung selama 30 detik.

“Kami hidup di desa yang jauh dari hiruk pikuk dan dikelilingi oleh hutan lebat serta bukit. Setiap makhluk alam memiliki identitasnya masing-masing. Burung dan hewan-hewan lain selalu memiliki cara untuk memanggil satu sama lain, begitu juga kami,” urai Khongsit.

Tradisi saling memanggil dengan melodi ini dikenal dengan sebutan jingrwai lawbei yang berarti ‘lagu dari klan wanita pertama’. Mengacu kepada nenek moyang orang Khasi.

Asal mula jingrwai lawbei tidak diketahui. Namun penduduk lokal menduga, umur tradisi ini sama dengan desa Khongtong yang sudah ada sejak abad ke-5.

Tradisi ini mungkin sudah agak berbeda seiring perkembangan dunia modern yang mulai masuk ke desa mereka dalam bentuk televisi dan ponsel. Beberapa melodi yang dijadikan nama terinspirasi oleh lagu-lagu Bollywood. ** Baca juga: Hadiah Ig Nobel 2019 Diberikan pada Penemuan Sains Paling Aneh

Selain itu, anak-anak yang sebelumnya memanggil temannya dengan lantunan nada, terkadang lebih memilih untuk menelepon mereka. Tradisi yang tergerus zaman.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email