oleh

Budayawan Usul Ada “Museum Tetenger” di Kota Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Nilai kebudayaan serta sejarah di Kota Tangerang saat ini dirasakan sudah semakin memudar. Hal itu lantaran kurangnya perhatian dan suport dari pihak pemerintah setempat.

Demikian diungkapkan Tubagus Saptani Suria, salah seorang penggiat budaya yang tinggal di Perumahan Banjar Wijaya Jalan Cempaka Blok A 27 Nomer 1, Kecamatan Cipondoh.

“Pembentukan awal karakter jatidiri Kota Tangerang tidak bisa dipisahkan dari sejarah budaya Provinsi Banten, yang dahulu masuk dalam wilayah kesatuan Kesultanan Banten,” jelas Saptani, kepada Kabar6.com, melalui BlackBerry Messenger (BBM), Jumat (3/5/2015) malam.

Menurutnya, babad Banten pun telah  mencatat sejarah tersebut pada tahun 1684, dimana saat itu sebelum Pangeran Sageri bin Sultan Ageng Tirtayasa menuju Batavia.

“Beliau menetapkan nama wilayah yang sekarang bernama Tangerang dengan membuat prasasti tetenger atau tenger yang artinya batas,” jelas dia.

Sayangnya, lanjut Budayawan ini, bahwa berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, prasasti yang terletak di wilayah Grendeng itu, kini telah hilang.

“Esensinya pembangunan sebuah kota seharusnya tidak terlepas dari tujuan cita-cita awal pembentukan karakter jatidiri sejarah budayanya. Sebaiknya, tugu prasasti tetenger menjadi perhatian serius oleh pemerintah yang tidak sekedar di bangun tugu melainkan museum,” pintanya, seraya menonjolkan tujuannya, yakni agar Kota Tangerang yang hakekatnya sebuah batas atau tetenger (tangerang) dapat menjadi benteng awal dari gejolaknya arus pembangunan modern.

TB Saptani juga menyindir, persoalan pembangunan patung serta tugu di Kota Tangerang. **Baca juga: Beraksi di Giant Serpong, Maling Pecah Kaca Ditembak.

“Tidak sekedar asal-asalan membangun tugu atau patung. Sudah sepatutnya pemerintah Kota Tangerang mempertimbangkan untuk membangun “museum tetenger” agar generasi muda terhindar dari arus budaya negatif,” pungkasnya.(ges)

 

Print Friendly, PDF & Email