Biadab! Kelompok Gerilyawan Culik dan Perkosa Seorang Wanita di Kongo, Dipaksa Makan Daging Manusia
Kabar6-Presiden kelompok hak-hak perempuan Female Solidarity for Integrated Peace and Development (SOFEPADI), Julienne Lusenge, menceritakan kisah tragis seorang wanita, saat berbicara kepada 15 anggota dewan tentang konflik yang dilanda konflik di timur Kongo.
Lusenge, melansir Hindustantimes, mengisahkan seorang wanita Kongo diculik dua kali oleh gerilyawan di Republik Demokratik Kongo, berulang kali diperkosa, kemudian dipaksa memasak dan memakan daging manusia. Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk pengarahan rutin tentang Kongo, di mana pertempuran sengit antara pemerintah dan kelompok pemberontak sejak akhir Mei telah memicu gelombang kekerasan.
Wanita malang tadi, dikatakan Lusenge, diculik oleh militan CODECO ketika dia pergi membayar uang tebusan untuk anggota keluarga lain yang diculik. Korban menuturkan kepada SOFEPADI bahwa dirinya berulang kali diperkosa dan dianiaya secara fisik. Kemudian dia mengatakan para militan menggorok leher seorang pria.
“Mereka mengeluarkan isi perutnya dan mereka meminta saya untuk memasaknya. Mereka membawakan saya dua wadah air untuk menyiapkan sisa makanannya. Mereka kemudian memberi makan semua tahanan dengan daging manusia,” ungkap Lusenge kepada Dewan Keamanan PBB.
Lusenge mengatakan, wanita itu dibebaskan setelah beberapa hari, tetapi ketika mencoba kembali ke rumah diculik oleh kelompok milisi lain yang anggotanya juga berulang kali memerkosanya. “Lagi-lagi saya diminta memasak dan memakan daging manusia,” kata perempuan yang akhirnya lolos itu kepada SOFEPADI.
Namun Lusenge tidak menyebutkan nama kelompok militan kedua selama pengarahan Dewan Keamanan PBB. CODECO sendiri tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. CODECO adalah salah satu dari beberapa milisi bersenjata yang telah lama memperebutkan tanah dan sumber daya di timur Kongo yang kaya mineral, konflik yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi selama dekade terakhir.
Tentara Kongo diketahui telah terlibat dalam pertempuran sengit sejak akhir Mei dengan kelompok pemberontak M23, yang melancarkan serangan paling berkelanjutan sejak pemberontakan 2012-2013 yang merebut sebagian besar wilayah.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan di Kongo selama lebih dari 20 tahun.(ilj/bbs)