oleh

Begini Sepinya Pasar Induk Rau Serang Sejak Pandemi Covid-19

image_pdfimage_print

Kabar6- Covid-19 dan PSBB membuat pedagang di Pasar Induk Rau (PIR), Kota Serang, Banten, menjerit karena sepinya pembeli.

“Sepinya karena kondisi lingkungan pasar yang amburadul ditambah corona. Itu yang paling mempengaruhi pedagang kios,” kata Hasballah (48), pedagang beras di PIR Kota Serang, Hasballah, ditemui dilokasi dagangannya, Blok I nomor 1, Jumat (18/09/2020).

Keluhan juga disampaikan pedagang seragam sekolah, Amir, 24 tahun. Dia mengaku semakin sulit menjual pakaian lantaran pembelajaran saat pandemi Corona dilakukan secara online. Jika kondisi normal, dia akan kebanjiran pembeli saat tahun ajaran baru.

“Kalau tahun ajaran baru normal bisa jual 100 potong sehari. Sekarang kurang dari 50 potong juga susah jualannya, sekarang sehari dua potong juga susah. Nambah jualan sarung kasur, bantal, guling,” kata Amir.

Amir yang baru saja menikah dengan istrinya, sudah berjualan seragam sekolah mulai SD hingga SMA selama empat tahun. Pendapatannya pun turun drastis, bahkan pernah berdagang online, namun tak mampu mendongkrak penjualannya.

“Jual seragam sekolah, udah jualan online juga, tapi enggak bisa juga. Harapannya segera membaik musibah ini, vaksinya juga cepat ketemu bisa kita bisa usaha lancar,” jelasnya.

Begitupun yang dikeluhkan sepasang suami istri pedagang sayur mayur, bumbu dapur dan sembako. Meski stok nya cukup, namun jualannya turun hingga 90 persen.

**Baca juga: 85 Anggota DPRD Banten Jalani Rapid Tes, Ini Hasilnya.

Bahkan saat ditemui di lapak dagangannya, sang Suami, Uci (50) sedang tertidur. Istrinya, Aminah (45), sedang mengupasi kulit bawang merah yang sudah mengering.

“Harga biasa, yang beli sepi. Kurang pengunjungnya, turunnya 90 persen, enggak ada orang, hari ini belum ada yang belanja. Pasokan banyak, stabil. Cuman orang nya enggak ada, orang yang beli. Harapannya pengen cepat normal lagi,” kata Aminah (45), ditemui dilapak dagangannya. (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email