oleh

Begini Alasan Obat Harus Miliki Tanggal Kedaluwarsa

image_pdfimage_print

Kabar6-Tanggal kedaluwarsa obat berbeda dengan tanggal kedaluwarsa susu yang akan basi jika diminum lewat tanggal yang tertera. Tanggal kedaluwarsa obat adalah tanggal di mana produsen menjamin keamanan dan potensi penuh obat tersebut.

Namun, seberapa lama obat disebut aman dan efektif masih menjadi perdebatan hingga kini. Melansir Kompas, obat-obatan seperti insulin, nitrogliserin dan antibiotik cair memiliki bahan aktif yang diketahui kurang stabil dari waktu ke waktu, banyak obat mungkin memiliki umur simpan yang jauh lebih lama daripada yang disarankan oleh kemasannya.

“Namun tidak semua orang tahu, sehingga masih banyak didapati masyarakat telepon ke produsen karena khawatir akan dampak yang terjadi jika minum obat lewat tanggal kedaluwarsa,” kata Lee Cantrell, direktur California Poison Control System.

Efektivitas obat pasti dapat menurun seiring waktu, dan hal ini dijelaskan dalam beberapa studi. Cantrell mengaku pernah memeriksa obat lama yang tersimpan di gudang sebuah apotek, salah satunya anthistamin, penghilang rasa sakit, dan pil diet.

“Obat-obatan itu sudah lewat 40 tahun dari tanggal kedaluwarsa, tapi masih bisa berfungsi,” ujar Cantrell yang memuat studinya dalam jurnal JAMA Internal Medicine edisi 2012.

Studi lain yang dilakukan Cantrell pada 2017 menunjukkan, EpiPens atau auto injector mahal yang dipakai untuk mengobati reaksi alergi berbahaya, masih 84 persen dalam kondisi baik setelah empat tahun lewat masa kedaluwarsa. Ini menunjukkan bahwa EpiPen yang kedaluwarsa masih lebih baik daripada tidak memberikan itu sama sekali dan kehilangan nyawa seseorang.

Studi yang dilakukan SLEP pada 2006 juga pernah menguji 122 obat berbeda yang disimpan dalam kondisi ideal. Hasilnya, ini bisa memperpanjang batas kedaluwarsa obat menjadi rata-rata empat tahun.

Pada 2016, SLEP membantu menghemat lebih dari Rp29 triliun untuk mengganti obat yang sudah kedaluwarsa. Meski begitu, FDA masih sangat memperingatkan konsumen agar tidak minum obat yang kedaluwarsa.

“Obat-obatan kedaluwarsa berisiko memicu pertumbuhan bakteri dan antibiotik sub-poten akan gagal mengobati infeksi yang mengarah pada penyakit yang lebih serius dan resistensi antibiotik,” demikian tulis FDA dalam situs webnya.

Menurut Cantrell, perusahaan farmasi adalah satu-satunya badan yang mampu melakukan penelitian jangka panjang tentang kemanjuran obat. “Namun tidak ada insentif finansial untuk melakukannya,” katanya. ** Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Tisu Toilet atau Hand Dryer?

Hal ini mungkin bisa didukung oleh pemerintah untuk menganggarkan penelitian tentang umur simpan obat.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email