oleh

Bawahan ‘Pasha Ungu’ ke Pemkot Tangsel Belajar Urus Sampah

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya masif menggerakan kelompok masyarakat sekitar untuk mengelola bank sampah.

Hasilnya pun cukup optimal. Program upaya penanggulangan masalah sampah perkotaan ini telah mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah daerah lainnya di Indonesia.

Terbukti, program yang digerakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel dilirik Pemerintah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Tamu daerah berjuluk ‘Bumi Tadulako’ itu baru saja belajar inovasi penanganan masalah yang lazim terjadi di daerah perkotaan.

“Padahal kondisi diri sendiri masih tidak stabil,” ungkap Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie lewat siaran pers yang diterima kabar6.com, Jum’at (7/12/2018).

Ia bilang, mestinya rombongan Pemkot Tangsel lah yang bertandang ke Palu. Dilihatnya Pemkot Palu bisa sigap dan cepat bangkit dari masa tanggap darurat bencana alam gempa bumi disertai tsunami bermagnitudo 7,4 skala richter.

kabar6.com
Bank Sampah Al-Muhajirin RW 10, Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel.(DLH)

Benyamin memberikan apresiasi atas kesediaan tamu daerah mau belajar. Meski kota yang pada 26 November kemarin baru genap berusia 10 tahun atau satu dekade, tapi dijadikan sumber rujukan.

“Kota Tangsel yang baru berdiri tahun 2008 silam terus berupaya melakukan pengembangan konsep smart city (kota pintar),” bilangnya.

Menurutnya, program penanggulangan masalah sampah perkotaan telah tercantum dalam draft RPJMD 2016-2021.

Sementara itu, Asisten Daerah I Pemkot Palu, Mohammad Rifani mengungkapkan, ada dua sektor pelayanan yang ingin dipelajari daerahnya.

Para bawahan Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo Syamsuddin Said aliaz Pasha Ungu’ itu mengemban misi sangat penting.

“Kami membawa rombongan camat dan lurah untuk studi tiru terkait penanganan masalah sampah serta pelayanan di kantor-kantor kewilayahan di Kota Tangsel,” ungkapnya di ruangan yang sama.

Terpisah, Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Tangsel, Wisman Syah menjelaskan, Kecamatan Pamulang, ada di urutan paling atas wilayah penyumbang sampah rumah tangga. Ia punya kesan ketika melihat timbulnya semangat kepedulian warga sekitar.

“Kebahagian dalam tugas, melihat peran ibu-ibu untuk kebersihan lingkungan,” jelasnya saat dihubungi kabar6.com lewat pesan WhatsApp. Wisman menyebutkan, hingga kini terdata ada sekitar 200 kelompok bank sampah.

Wisman melihat antusiame warga terhadap fungsi bank sampah lumayan tinggi. Ia merasa, tumbuhnya kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan sekitar menjadi suplemen ampuh.

DLH Kota Tangsel semakin termotivasi untuk tak bosan menyadarkan publik. Setiap warga didorong selalu peduli terhadap persoalan sampah-sampah rumah tangga. “Tantangan kami, bagaimana kedepannya agar dari angka 78 kelompok bank sampah yang aktif jumlahnya bisa terus bertambah lagi,” ujarnya.

Pemkot Tangsel, ditambahkan, tentunya tak bosan melaksanakan kegiatan sosialisasi terkait efek domino pengelolaan bank sampah. Hasil dari limbah rumah tangga yang disetorkan warga bisa menjadi uang tabungan.

Wisman bilang, mayoritas warga nasabah bank sampah biasanya dua kali setahun mencairkan dana tabungan. Yakni, pada musim tahun ajaran baru sekolah dan lebaran ketupat.

Warga tidak lagi dipusingkan hasrat membeli kebutuhan pokok. Misalnya, belanja kerangkat sekolah anak maupun baju dan kue Hari Raya Idul Fitri. Alokasi uang belanja sudah ada dan siap dipakai nasabah bank sampah.

“Jadi istilahnya, warga bisa gepok celengan. Tentu mereka jadi merasa agak ringan dong bebannya. Ya itu, karena punya uang tabungan dari hasil ngumpulin limbah rumah tangganya ke bank sampah,” tambahnya.(ADV)

Print Friendly, PDF & Email