oleh

Bau Menyengat Risaukan Warga Desa Kohod, Limbah Pabrik Karung?

image_pdfimage_print

Kabar6 – Warga Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, mengeluhkan bau tidak sedap yang diduga dari pabrik pencucian karung PT Citra Alfa.

Pabrik yang telah beroperasi empat tahun lalu itu membuang air limbah cucian karung, disaluran irigasi yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Hal ini menyebabkan bau menyengat, air menjadi hitam dan gatal.

“Sebelum ada pabrik karung itu air di sungai kecil ini bagus bisa dipakai nyuci dan mandi sama warga, tapi sekarang airnya jadi hitam juga gatel,” kata Komarudin, dikediamannya Kampung Alar, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Rabu (20/11/2019).

Bahkan, kata Komarudin, Bebek peliharaannya yang berjumlah 20 ekor mati setelah minum air sungai itu. Komarudin mengaku telah berusaha menegur dan meminta pengelola pabrik itu tidak sembarangan membuang limbah, akan tetapi usahanya itu sia-sia.”Sampai sekarang dicuekin,” imbuhnya.

Senada disampaikan Ujang, warga lainnya. Ujang mengaku mencium bau tidak sedap setiap harinya.”Bau banget, sangat menganggu, saya duga sih itu asalnya dari pabrik cucian karung, saya sudah datang temuin pihak pabriknya, hasilnya gitu-gutu saja sampai sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, pengawas pabrik pencucian karung milik Pt Citra Alfa, Didik Indarto menjelaskan baunya air yang berada disungai lantaran adanya musim kemarau. Namun dirinya mengakui membuang air cucian karung di sungai tersebut, akan tetapi dirinya menyangkal kalau air tersebut limbah B3.

“Kebetulan sekarang lagi jarang hujan jadi kering sungainya, karena tidak jalan airnya jadi bau, memang ada air yang kita buang, tapi bukan air limbah, cuma air kotor, kalau limbahkan beracun, tapi air yang kita buang tidak ada masalah, binatang ajah masih hidup di air itu,” tuturnya.

Didik mengatakan, bahwa pihaknya sudah membuat mesin pompa air besar untuk menghilangkan bau yang berasal dari sungai kecil, akan tetapi mesin tersembut sampai saat ini belum bisa dipergunakan, karena ada gangguan yang membuat mesin tersebut tidak bisa beroperasi seperti biasa.

**Baca juga: Rapat di Hotel, DPRD Kabupaten Tangerang Dinilai Hamburkan Uang.

“Kita sudah siapkan pompa besar untuk sedot air disungai cisadane. Setelah itu, airnya kita alirin ke sungai kecil, supaya air kotor cucian karung terkena dorong, jadi airnya tidak bau lagi karena mengalir, tapi mesinnya belum bisa kita gunain, karena terkendala tiang listrik roboh terus mati lampu,” tukasnya.

Didik juga membantah, sungai yang selama ini pergunakan untuk membuang air kotoran cucian karung, sebelumnya selalu dipakai untuk mencuci pakaian dan keperluan masyarakat, ia melihat masyarakat Desa Kohod selalu menggunakan air sungai cisadane untuk aktivitas mencuci pakaian setiap harinya. (Vee)

Print Friendly, PDF & Email