Kegiatan ini diikuti oleh sembilan negara yaitu Indonesia, Jepang, Bangladesh, Mongolia, Tiongkok, Malaysia, Kazakhstan, Thailand, and Vietnam.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto, kepala BATAN, didampingi oleh Dr. Anhar R. Antariksawan, Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir, sekaligus juga sebagai koordinator FNCA Indonesia. ** Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Ehipassiko School BSD City Gelar Baksos Donor Darah
Laporan dari negara anggota FNCA terkait kesiapsiagaan dan penanggulangan keadaan darurat radiologi atau nuklir menjadi agenda pertama FNCA. Sementara Seminar penerapan penanggulangan keadaan darurat dalam fasilitas nuklir yang sudah dilakukan serta kunjungan ke reaktor serbaguna GA Siwabessy, dan instalasi pengolahan limbah radioaktif, menjadi agenda hari kedua.
“Indonesia memiliki beberapa instalasi nuklir salah satunya adalah fasilitas Kanal Hubung, Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Nuklir Bekas (KHIPSB3). Dan yang paling menarik dari presentasi Indonesia adalah dipaparkannya sistem pemantau radiasi terpusat Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) dan KH-IPSB3 yang dapat difungsikan sebagai informasi dini saat terjadi kedaruratan nuklir”, tutur Ir. Suryantoro, MT, Kepala Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, saat hadir membuka seminar FNCA Rabu (18/11/2015) kemarin.(asri)