oleh

Bapeten: Radiasi di Batan Indah Masih Jauh di Atas Normal

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepala Bagian Komunikasi, Publikasi dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Abdul Qohhar mengatakan, pengecekan terakhir radiasi di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Kota Tangerang Selatan adalah 90 microsievert per jam.

Sementara itu pada saat awal, Qohhar menerangkan, terjadi paparan radiasi di angka 200 microsievert per jam dengan perbandingan laju paparan di background atau normal 0,03 microsievert.

“Jadi pada waktu sebelum proses, waktu penemuan awal, itu setelah terdeteksi kemudian temen-temen melakukan pengukuran di lokasi waktu itu terbaca angka laju paparan dilokasi 200 microsivert perjam dengan perbandingan laju paparan di background itu 0,03 micro,” katanya kepada wartawan di lokasi perkara Minggu (16/2/2020).

Kemudian, setelah diketahui ada paparan radiasi, pihaknya langsung proses pengangkatan sumber, dan pada awalnya di gali pada kedalaman 10 centi meter.

“Itu sebelum menemukan sumbernya itu naik paparannya menjadi 680 microsievert perjam,” terangnya.

Qohhar melanjutkan, dilakukan kembali proses pengambilan tanah itu dan terjadi penurunan paparan radiasi di angka 130 microsievert per jam

“Karena masih jauh diatas background akhirnya waktu itu dilakukan pengerukan, proses pengambilan tanah dan vegetasi kemudian proses itu dilakukan dimulai tanggal 12 dan 13 Februari lalu,” tuturnya.

“Kemudian dilakukan pengukuran ulang di tanggal 13 Februari 2020 Itu diperoleh nilai paparan 90 microsivert perjam, jadi memang kalau dilihat dari proses kegiatan yang sudah dilakukan temen-temen Bapeten dan Batan memang ada penurunan, dari posisi semula,” paparnya.

Qohhar menerangkan, karena masih jauh diatas normal sehingga diputuskan kegiatan pengerukan masih dilanjutkan hingga hari ini.**Baca juga: Batan dan Bapeten Kembali Ambil Tanah Terpapar Radioaktif di Batan Indah.

“Masih dilakukan kegiatan pengerukan oleh temen-temen Batan, sampai nanti didapati nilai mendekati normal lagi 0,03 (microsievert, red) lah kalau bisa, jadi wilayah ini sudah clean, sehingga masyarakat bisa beraktifitas normal lagi,” tutupnya.

**Baca juga: Batan Latihan Penanggulangan Darurat Nuklir di Puspiptek.

Diketahui, Sievert adalah satuan standar Internasional untuk Dosis ekuivalen. Satuan ini menggambarkan efek biologis dari radiasi. Nama satuan ini diambil dari dokter Swedia bernama Rolf Sievert, yang menekuni pengukuran dosis radiasi dan penelitian pengaruh radiasi secara biologi.(eka)

Print Friendly, PDF & Email