oleh

Banjir Tiga Bulan, Warga Kampung Gaga Rindu Sosok Bupati Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Warga di Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, terdampak sudah tiga bulan dilanda banjir setinggi lutut orang dewasa, kini sudah surut.

Puluhan warga di kampung tersebut sudah normal kembali melakukan aktivitas didalam rumah. Meskipun masih terdapat sejumlah titik genangan yang berada di jalan permukiman warga. Namun itu masih dapat dilalui.

Genangan air tersebut cukup memperihatinkan. Lantaran air tersebut hitam pekat dan terdapat jentik-jentik yang mengancam kesehatan warga. Bahkan warga menyebutkan bila malam tiba nyamuk begitu banyak di dalam rumah.

Bahkan beberapa hari lalu para warga mulai terserang penyakit kutu air. Pemkab Tangerang melalui Dinas Kesehatan memberikan obat-obatan untuk warga dalam mengatasi penyakit tersebut. Selain itu, terdapat posko dapur umum yang berada di kantor Desa yang tak jauh dari lokasi kebanjiran.

Seorang warga, Amah (75) tahun hanya berharap kepada pemerintah daerah untuk memberikan solusi kepada warga. Sebab, warga merasa was-was ketika hujan tiba. Ia menyebut banjir mulai melanda kawasan rumahnya itu sejak pengurukan yang tak jauh kawasan perkampungan tersebut.

Pada saat banjir berbulan-bulan itu warga tetap bertahan di rumah. Tidak ada tempat mengungsi atas bencana tersebut.

“Masih bertahan di rumah. Tidur pakai bale (bangku yang lebar). Kita mendadak beli bale untuk tidur,” ujar Amah.

Amah harus merogoh kocek sebesar Rp100 ribu untuk membeli bale tempat ia bisa tidur dan bertahan di rumah. Ibu paruh baya tersebut yang mempunyai anak sebelas hanya berharap agar dibuat saluran air. Supaya air yang mengalir dapat terserap.

“Harusnya ada saluran air yang dapat diserap dan masuk ke kali. Kalau begini ya gimana lagi bisa banjir terus,” harapnya.

Ia meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk dapat menemui warga. Lantaran dapat memberikan solusi atas permasalahan banjir yang melanda permukiman warga tersebut.

“Pak Bupati Zaki datang ke sini untuk menemui kami dan memberikan solusi supaya tidak banjir lagi. Jangan datang saat musim kampanye saja,” harapnya kembali.

Senada harapan sama yang diungkapkan oleh warga lainnya, Isak (65). Ia hanya berharap ada saluran air supaya saat musim hujan air berjalan lancar tanpa membanjiri rumah warga.

Meski terdapat drainase namun tidak berfungsi secara maksimal. Namun pada saat terjadi hujan warga merasa khawatir.

“Kami hanya minta saluran air. Jangan saat hujan langsung banjir, kita tidak bisa tidur. Itu saja yang saya minta,” katanya.

**Baca juga: Pengembang Ruko Mega Ria Cikupa Sebut Pakai Tanah Desa

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

“Was-was lah pak saat terjadi hujan,” ujarnya sambil menunjukkan kakinya yang terkena kutu air namun tidak terlalu parah. Sementara kaki sang istrinya terkena penyakit kutu air yang cukup parah.

Untuk mengobati kutu air tersebut, ia beserta sang istri mendapatkan jatah obat sebanyak empat buah salap. Ia juga bercerita soal tanah yang berada di samping rumah itu terlihat kumuh akibat banjir berbulan-bulan. “Biasanya tanah ini tempat orang hajatan dan anak-anak bermain bola. Kalau begini lama untuk memperbaikinya,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email