oleh

Balita Pemakan Batu Bata, Akhirnya Dirawat di RSUD Banten

image_pdfimage_print

Kabar6-Daya tahan Nawasi (2,5) akhirnya tumbang. Balita pemakan batu bata, anak pasangan Hafsah dan Hambali warga Kampung Cipare Idul, Desa Bendung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang kini mendapatkan perawatan di RSUD Banten.

 

“Wasi paling sering memakan batu bata setiap harinya. Hobi itu membuat perawakan Wasi terlihat kurus dengan perut buncit seperti penderita bayi gizi buruk,” kata Hambali, saat ditemui di ruang perawatan balita ruang 462 lantai IV RSUD Banten, Jalan Syekh Nawawi, Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Selasa (12/05/2015).

 

Di tubuh Nawasi yang sudah setahun mengonsumsi batu bata ini, terpasang selang ke lubang hidungnya untuk jalan masuk makanan dan minuman. ** Baca juga: Kalimaya & Tenun Banten Melalang Buana ke Turki

 

Diketahui, Hambali mempunyai 10 anak. Empat di antaranya sudah meninggal dunia, di mana anak keduanya mengalami demam tinggi, dan dua orang kakak Nawasi mengalami gizi buruk.

 

“Saya juga tidak tahu, sebelumnya kakaknya Wasi empat orang meninggal, dengan kondisi seperti wasi. Yang satu keguguran, yang hidup cuma lima,” terang pria paruh baya yang juga mengalami kelainan kelenjar di lehernya.

 

Sementara itu menurut  Kepala Ruang rawat Inap Anak, Mirawati, bocah malang itu mengalami gizi buruk, pembesaran hati dan limpa, serta kelainan sel darah.

 

“Saat ini kondisinya lebih baik dibandingkan saat pertama datang. Berat badan Wasi 7,5 kilogram, seharusnya di usia dia di atas 10 kilogram. Juga hemoglobin nya pertama masuk hanya dua, lalu tujuh sekarang sudah sembilan,” ujarnya.

 

Menurutnya, Nawasi membutuhkan perawatan ekstra dan harus dilakukan secara bertahap agar balita tersebut dapat segera pulih dari penyakit yang di deritanya.

 

“Untuk kondisi seperti Wasi butuh perawatan ekstra, selain meningkatkan HB juga meningkatkan berat badannya,” tegasnya. (tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email