oleh

Bahas Mekanisme Logistik, DPC INSA Banten: Koordinasi Antar Stakeholder di Pelabuhan Sangat Penting

image_pdfimage_print

Kabar6-Arus barang dari kapal kemudian bongkar di pelabuhan, hingga muat ke dalam truk dan mengirimkannya, harus terkoordinir dengan baik. Sehingga tidak kesemrawutan dalam arus barang logistik.

Alasan itulah yang membuat DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Banten, bertatap muka untuk memanajemen arus lalu lintas barang sejak dari atas kapal hingga mengirimkannya ke tujuan pemesan.

Ketua DPC INSA Banten, Agus Sutanto mengatakan, koordinasi antar stakeholder di pelabuhan sangatlah penting dalam memperlancar arus logistik. Hal itu perlu agar antar institusi baik regulator dan operator tidak saling berbenturan. Selama ini, kata dia, dalam implementasi di lapangan masih ada penerapan aturan yang tumpang tindih.

“Kita tidak bisa memungkiri, aturan yang ada di negara kita ini masih tumpang tindih. Kalau kita punya ego masing-masing, itu kita straight, kita jalankan secara penuh pasti ada benturan di lapangan. Makanya dengan ini, saya yakin masalah di lapangan kita bisa selesaikan dengan baik tanpa harus melanggar aturan,” ujarnya usai kegiatan Afternoon Tea di salah satu rumah makan di Kota Cilegon, Rabu (11/12/2019).

Ia menerangkan, tumpang tindih aturan kepelabuhanan secara tidak langsung dapat mrnghambat laju ekonomi. Karena usaha di pelabuhan dituntut bergerak cepat. Jika lambat maka akan menimbulkan dampak yang tifak baik.

Dia mencontohkan, penerapan ODOL di kepelabuhan masih harus perlu koordinasi. Karena jika melihat penerapannya dalam hubungan arus logistik dari bongkar muat barang hingga pengangkutan barang harus terintegrasi satu sama lain. Jika ada yang tidak lancar maka akan arus logistik dari hulu ke hilir secara keseluruhan akan terhambat.

“Hal simpel yang sedang tren, penerapan ODOL. Kalau kita tidak sinergi, kita tidak persiapkan dengan benar, pasti akan menimbulkan delay time kapal ketika sandar. Kita sudah siap belum ini. Kan jumlah angkutan truk kita juga terbatas. Misalnya truk yang tadinya satu kapal 300 rit, dengan ODOL kita siapkan 700 rit. Nah kalau (Pelabuhan) Cigading ini ada 10 kapal saja, sudah 7.000 rit. Kalau kita kurang koordinasi, truk ini bagaimana memanage. Butuh lapangan parkir yang luas,” paparnya.

Maka dari itu, Agus berharap, agar koordinasi dapat dijalin dengan baik dan ditingkatkan. Supaya penerapan aturan oleh regulator dapat diterapkan secara benar dan operator juga bisa menjalankan tugasnya sesuai aturan.

“Itu lah gambaran yang sedang trend. Kita harus koordinasi satu dengan yang lain. Sehingga penerapan aturan pemerintah bisa berjalan. Pengusaha juga diberi kesempatan, pelabuhan juga diberi kesempatan untuk menata dengan parkir yang lebih luas,” pungkansya.

**Baca juga: Pilkada Banten, PKS Incar Kepala Daerah Tangsel dan Cilegon.

Sementara itu, Kepala KSOP Banten, Herwanto berharap, kegiatan ini dapat dijadikan satu wadah untuk menjalin silaturahmi khususnya untuk dunia kemaritiman di Banten. Seluruh aturan yang diberlakukan pemerintah, kata dia, dapat dipersepsikan sama. Supaya arus logisitik berang dapat berjalan lancar.

“Kita haeus terus komunikasi, koordinasi dehingga terjadi harmonisasi di Pelabuhan. Itu yang paling penting untuk kita semua,” tandasnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email