oleh

Bagaimana Patah Hati Dijelaskan dari Sudut Ilmiah?

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada ungkapan yang mengatakan, ‘jika ingin jatuh cinta, berarti Anda harus siap patah hati’. Ya, jatuh cinta dan sakit hati mungkin menjadi satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.

Patah hati pada umumnya sangat menyakitkan hingga berpengaruh pada kehidupan pribadi seseorang. Lantas, bagaimana rasa patah hati dijelaskan secara ilmiah? Melansir mayoclinic, rasa sakit hati karena patah hati disebut sebagai broken heart syndrome. Kondisi ini terjadi pada jantung dan area dada. Saat patah hati yang hebat, Anda akan merasakan sakit di dada dan sulit bernapas akibat beban pikiran.

Jangan disepelehkan, jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, broken heart syndrome dapat berpengaruh pada penyakit jantung yang lebih serius. Dalam penelitian yang dilakukan Wake Forest University, North Carolina, Amerika Serikat, disebutkan bahwa patah hati dapat menimbulkan jerawat, kram perut, hingga nyeri otot.

Secara psikologi, pendapat lain menyebutkan bahwa patah hati dapat mempengaruhi otak seseorang. Hal ini karena reaksi yang dikeluarkan otak saat patah hati sama dengan reaksi otak pecandu kokain dan opium ketika sedang sakau.

Dampak buruk patah hati pada otak rupanya sangat buruk. Hal ini dapat mempengaruhi cara berpikir. Efek patah hati pun tidak sementara dan terjadi dalam waktu yang sangat lama. ** Baca juga: Jalan Kaki Baik untuk Kesehatan Jantung Wanita Usia 50 Tahun ke Atas

Agar terhindar dari broken heart syndrome, para ilmuwan menyarankan untuk tidak lagi mengingat-ingat mantan kekasih. Membatasi pemikiran tentang hal ini dapat membantu memulihkan Anda dari broken heart syndrome.

Tidak lagi bisa dianggap sepele, ternyata secara ilmiah, patah hati memberikan efek luar biasa pada tubuh dan kondisi otak seseorang. Jadi, sebelum mengakhiri hubungan, pastikan Anda siap dengan segala konsekuensinya, ya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email