1

Tips Feng Shui Menempati Rumah Baru

Kabar6-Menempati rumah baru adalah moment yang ditunggu-tunggu oleh anggota keluarga, namun sebelum Anda pindah sebaiknya perhatikan tips feng shui berikut untuk kelancaran acara pindah rumah Anda.

1. Penentuan Hari dan Tanggal Baik

Tanggal suatu kelahiran mengandung unsur shio dan elemen, maka hari yang menjadi pilihan Anda untuk pindah tersebut harus memiliki shio dan elemen yang baik. Sehingga memiliki interaksi yang harmonis baik dengan keluarga, termasuk juga dengan seluruh anggota keluarga.

Tanggal sangat memegang peranan untuk kemakmuran dan kesuksesan, dapat kita lihat Olimpiade China yang ditentukan tanggal 8 bulan 8 tahun 08 (yang merupakan hari dengan energi chi super, yang mengantarkan event ini berlangsung sangat sukses dan mendapat pujian secara global.

Konsultasikan dengan ahli feng shui Anda untuk mendapatkan layanan penentuan tanggal baik untuk pindahan yang disesuaikan berdasarkan tanggal kelahiran kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya.

2. Utamakan Kepala Keluarga

Setelah hari dan tanggal baik untuk pindah rumah tiba, sebagaimana lazimnya seringkali anak-anak dan istri demikian antusias untuk memasuki rumah baru tersebut, terlebih lagi mungkin anggota keluarga non inti turut serta untuk mengantar dan meramaikan suasana. Ternyata hal ini bukanlah merupakan hal yang terbilang baik, karena sebaiknya sang kepala keluarga-lah yang pertama kali membuka pintu dan memasuki rumah baru tersebut.

Lakukanlah dengan menghimpun segenap pemikiran dan perasaan yang positif karena hal ini akan mempengaruhi interaksi diri dengan energi rumah baru tersebut. Setelah kepala keluarga, barulah diikuti oleh istri dan anak-anak.

3. Penerangan dan Ventilasi

Nyalakan semua lampu yang ada untuk beberapa saat, biarkan nyala lampu di semua ruangan (termasuk lampu di eksterior) menjadi simbol akan benderangnya kemakmuran keluarga di rumah baru tersebut.

Lanjutkan dengan membuka semua jendela yang berguna sebagai simbolisasi masuknya udara dan energi baru yang fresh ke dalam rumah, dan bukalah secara bersamaan (untuk tempo sebentar) seluruh keran-keran air termasuk shower untuk melambangkan lancar dan berimbangnya aliran masuk maupun aliran keluar, tanpa adanya sumbatan.

4. Hindari Kegiatan Berbersih

Aktivitas bersih-bersih di hari pertama merupakan hal mengasyikkan dan alamiah bagi setiap istri dan ibu rumah tangga, tundalah kegiatan mencuci dan menyapu sampai minimal hari selanjutnya. Biarkan peralatan bersih-bersih ini ada di area luar atau belakang dari rumah dan jangan perlihatkan di dalam rumah terlebih di area dapur dan ruang makan.

5. Akhiri dengan Memasak

Prosesi kepindahan ini akan ideal bila diakhiri dengan aktivitas di dapur alias memasak oleh sang ratu di keluarga. Upayakan agar sang istri sudah menyiapkan bahan baku makanan saat kepindahan tersebut, untuk mengolahnya sendiri di dapur keluarga guna disajikan pada keluarga untuk disantap bersama.

Beberapa keluarga modern memang cukup sibuk sehingga lebih sering melakukan delivery order atau santap di restaurant, namun spesial untuk hari kepindahan ini, usahakan agar santapan dibuat sendiri langsung di dapur, sebagai simbolisasi terjadinya proses pembuatan dan penyajian berkat makanan di rumah baru tersebut.

Demikian sekilas tips praktis yang perlu diketahui untuk menunjang kemakmuran Anda dikala mulai menempati rumah baru. (BBS/sak)




Mempertahankan Tradisi Beras Jimpitan yang Hampir Punah

Kabar6-Tradisi mengumpulkan beras jimpitan dikalangan warga sudah hampir tak terdengar dan belakangan masyarakat sudah cenderung individual.

Namun, tradisi tersebut masih ada disebuah pemukiman warga kalangan menengah atas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

“Hasil dari beras jimpitan ini sudah bisa buat tiga portal, bayar tambahan gaji petugas keamanan dan beli tempat tidur Posyandu dan memperbaiki sarana dan prasarana umum disini,” ungkap Dedi Kurniadi, Ketua RW 06 kelurahan Benda Baru, Pamulang, Kota Tangsel, ditemui Kabar6.com, Senin (10/9/2012).

Dedi menjelaskan, setiap rumah warganya yang berjumlah 234 KK di enam RT ini terdapat sebuah kemasan bekas obat-obatan berbahan plastik. Wadah ini dipergunakan untuk menyimpan beras dan diletakan didepan rumah warga.

Setiap malam, menurut Dedi, petugas keamanan pemukiman berkeliling mengambil beras jimpitan dari rumah untuk dikumpulkan. Rata-rata setiap malam bisa terkumpul 10 liter dan hasil perolehannyapun dilakukan secara terbuka.

Secara periodik, warga mendapatkan catatan laporan tentang hasil jimpitan beras. Bahkan hasil beras jimpitan yang dihimpun dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh seluruh warga. Selain menumbuhkan rasa sosial dikalangan warga sekitar, keamanan lingkungan juga dapat terjaga.

“Petugas keamanan saat menjimpit beras juga bisa mengontrol keamanan rumah-rumah warga. Sebulan bisa terkumpul minimal Rp 1 juta dari hasil beras yang dijual,” terang mantan wartawan senior stasiun televisi nasional TVRI ini.

Dedi mengungkapkan, beras yang terkumpul dari hasil jimpitan dijual khusus kepada warga sekitar yang tak mampu. Harganya pun sangat murah, yakni hanya Rp 5 ribu per liter, padahal  beras yang biasa dikonsumsi warganya berkualitas bagus dan mahal.

Sejak dirinya memimpin lingkungan pada April 2012, saat itu pula tradisi mengumpulkan beras jimpitan dilaksanakan. Dedi mengaku bahwa kegiatan seperti ini sudah diketahui Lurah serta Camat setempat dan mendapatkan respon positif.

Dedi menambahkan, sebenarnya mengumpulkan beras jimpitan itu tradisi yang sudah lama sekali. Tapi sayangnya kegiatan sosial yang menyimpan banyak manfaat sekarang ini sudah hampir punah. Maka itu, Dedi bersama warganya berusaha untuk terus mempertahankan.

“Setiap malam satu KK (kepala keluarga) hanya dimintai segenggam beras jimpitan. Saya rasa kalau hanya segenggam tidak berat dan banyak manfaatnya kalau dikelola secara baik dan benar,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai Produser Eksekutif berita nasional ini.(yud)




Motor & Uang Rp. 1,8 Juta Raib, Ade Setiawan Korban Perampokan

Kabar6-Ade Setiawan (18), remaja putus sekolah (bukan pelajar seperti diberitakan sebelumnya) yang ditemukan tewas mengenaskan di Jalan Poncol, RT 07/04, Tegal Rotan, Ciputat, tak jauh dari pintu masuk tol Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (6/9/2012) lalu, diduga kuat merupakan korban pembunuhan disertai perampokan.

Pasalnya, saat jenazah anak ke 4 dari 5 bersaudara pasangan Poniman (45) dan Juminah (40) ditemukan, uang Rp. 1,8 juta serta sepeda motor Yamaha Vino B 6785 GO yang dibawa korban saat berangkat dari rumahnya di Kampung Pondok Belimbing, RT 03/04, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, juga ikut raib.

“Waktu keluar rumah pada Rabu (5/9/2012), Ade ijin ingin membeli hand phone ke rumah temannya. Dia membawa uang Rp. 1,8 juta dan 3 unit hand phone dan sepeda motor. Tapi ternyata, sejak saat itu korban langsung menghilang,” ujar salah seorang kerabat korban, Nyomo (43), saat ditemui kabar6.com di rumah duka, Senin (10/9/2012).

Sedangkan pihak keluarga sendiri, lanjut Nyomo, baru mengetahui peristiwa yang dialami Ade setelah membaca media massa dan langsung mengecek ke RS Fatmawati. “Setelah mengecek langsung ke RS Fatmawati, barulah kami yakin kalau itu memang adi,” ujar Nyomo.

Kapolsek Ciputat Kompol Alip mengatakan saat ini tengah menyelidiki kejadian itu. Polisi juga membenarkan bila ada dugaan putra pedagang ayam ini menjadi korban perampokan dan pembunuhan.

“Identitas korban sudah kami ketahui. Dan, masih berstatus sebagai pelajar. Saat ini, kami masih terus berupaya menyelidiki penyebab kematian korban,” ujar Alip, Senin (10/9/2012). (turnya)

 




Produk Import Banjir, PPH di Tangsel Rendah

Kabar6-Banjirnya produk import dan gaya hidup masyarakat membuat produk lokal terus tergerus. Termasuk di Kota Tangerang Selatan, dimana Pola Pangan Harapan (PPH) masih cenderung rendah.

Demikian hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel, Ferry Payacun, kepada Kabar6.com di Pondok Aren, Senin (10/9/2012). “Hanya mencapai 74,4 persen PPH kita,” ungkap Ferry.

Ia menjelaskan, idealnya PPH yang harus tercapai yakni di angka 88 persen. Belum lagi target pencapaian yang harus dikejar pada tahun 2015 mendatang, yakni 95 persen.

Oleh karena itu, lanjut Ferry, kini pihaknya terus menyebarkan informasi mengenai upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Melalui media sosialisasi tentang pentingnya mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman.

Selain itu pemerintah daerah juga ingin mendongkrak usaha kecil menengah dan rumah tangga disektor pangan olahan. Bila hal tersebut tak dilakukan, Ferry tak menampik bila petani dan pengusaha kecil terancam bangkrut.

“Kasihan petani yang ada di Lebak dan pembuat kue-kue yang ada di Tangsel bisa gulung tikar,” lanjutnya.

Sedangkan sosialisasi terkait sumber pangan alternatif ini, tambahnya, dilaksanakan di enam sekolah tingkat SMP. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendorong siswa berperan aktif dalam menerapkan dan menyampaikannya ke lingkungan terdekat.

“Ada 4200 siswa yang jadi target sasaran.Kegiatan ini juga untuk mengningkatkan jaringan pemasaran produk pangan, agar makanan lokal bisa bersaing dengan buatan luar negeri,” jelas Ferry.(yud)




Mayat Pria di Kolong Tol Pondok Aren Ternyata Pelajar

Kabar6-Teka-teki mayat pria yang ditemukan terkapar bersimbah darah dengen kondisi leher nyaris putus di Jalan Poncol, RT 07/04, Tegal Rotan, Ciputat, tak jauh dari pintu masuk tol Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (6/9/2012) lalu, akhirnya terkuak.

Korban diidentifikasi masih berstatus pelajar dengan inisial As (18), warga Kampung Pondok Belimbing, RT 03/04, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

“Identitas korban sudah kami ketahui. Berisial As dan masih berstatus sebagai pelajar. Saat ini, kami masih terus berupaya menyelidiki penyebab kematian korban,” ujar Kapolsek Ciputat Kompol Alip, tanpa merinci status dan alamat sekolah korban, Senin (10/9/2012).

Ya, saat ditemukan kondisi korban sangat mengenaskan. Selain tanpa identitas, sekujur tubuh korban juga dipenuhi oleh luka menganga. Jari telunjuk putus, dan bagian lehernya juga terdapat luka menganga.

Kuat dugaan, jenazah pemuda berusia sekitar 20 tahun itu merupakan korban pembunuhan. Pasalnya, sekujur tubuh hingga kepala korban dipenuhi luka bacokan. Selain jari telunjuk sebelah kanan putus, bagian leher korban juga terdapat luka menganga hingga nyaris putus. (turnya)

 




Rusunawa Gebang Ditarif Rp.260 Ribu-Rp.300 Ribu Perbulan/Bulan

Kabar6–Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meminta kepada masyarakat miskin menengah yang tidak punya tempat tinggal layak untuk memanfaatkan keberadaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Gebang Raya. Sebab, selain murah, Rusunawa Gebang kiranya mampu menampung hingga 270 Kepala Keluarga (KK).

Wakil Wali Kota Tangerang Arief R.Wismansyah mengatakan, Rusunawa Gebang Raya yang telah dibangun sejak tahun 2009  dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Tangerang yang belum memilki tempat tinggal karena Rusunawa yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang relative murah serta nyaman untuk ditempati.

“Bangunan ini memang untuk mereka yang miskin dan menengah ekonominya,” jelas Arief meninjau Rusunawa Gebang Raya, Kelurahan Gebang Kecamatan Periuk, bersama dengan Asisten Daerah (Asda) I Rahmat Hadis, Asda II Rostiwie, Kepala Inspektorat Dadi Budaeri dan Camat Periuk Zarkasyi, Senin (10/9/2012).

Saat ini, kata Arief, Rusunawa Gebang Raya yang dibangun di area seluas 19.725 m persegi terdiri dari lima lantai dan memiliki  900 unit dengan konsep 2 twin atau 4 blok bangunan.

Mengenai harga tentunya disesuaikan dengan lokasi lantai semisal lantai dasar per kamarnya dihargai Rp.300 ribu, lantai 1 Rp.290 ribu, lantai 2 Rp.280 ribu, lantai 3 Rp.270 ribu dan lantai 4 Rp.260 ribu. “Baru ada sekitar 270 dari kemungkinan 900 KK yang menempati Rusunawa itu saat ini. Masih banyak tempat,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Arief juga berkesempatan meninjau normalisasi kalisabi yang berada di kelurahan Sangiang Jaya Kecamatan Periuk.

Normalisasi yang akan dilakukan di sepanjang kali sabi berupa perkuatan tebing. Rencananya normalisasi kalisabi dilakukan sepanjang 4.5 km yang dimulai dari Jalan Gatot Subtroto sampai dengan Saluran Irigasi Cisadane.

“Rencananya juga, tanah pengairan seluas 3 meter dari sisi kali akan dipergunakan untuk normalisasi kalisabi ini. Diharapkan  masyarakat yang menempati tanah pengairan dapat menyerahkan kembali tanah pengairan sehingga proses normalisasi akan berjalan dengan baik,” singkatnya. (iqmar)

 




Buruh & Pengusaha sama-sama Ingin Hubungan Harmonis

Kabar6-Puluhan serikat buruh dan kalangan pengusahan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Banten berharap singkronisasi dan harmonisasi dalam memecahkan segala permasalahan yang membelit keduanya.

Demikian tertuang oleh masing-masing perwakilan dari buruh dan pengusaha dalam Halal Bihalal Buruh dan Apindo se-Provinsi Banten di Pondok Selera 2, Kecamatan Jatiuwung, Senin (10/9).

“Kami berharap dengan halal bihalal ini sinergisitas antara buruh dan pengusaha bisa terjalin baik. Keharmonisan juga bisa tercipta,” kata Dedi Junaedi, Ketua Apindo Provinsi Banten.

Sesuai tema, Apindo juga berharap, terciptanya harmonisasi ini, nantinya iklim usaha di Provinsi Banten ini bisa lebih baik dan kondusif. Bukan hanya itu, Serikat Pekerja, Serikat Buruh dan Apindo berkumpul juga untuk menyamakan visi menciptakan, Provinsi Banten yang aman, nyaman, dan harmonis.

“Pertemuan ini tentunya juga untuk menjamin iklim usaha dan hubungan industrial yang kondusif dan dinamis,” tandasnya.

Ketua Panitia Muhammad Ghozali yang juga Ketua DPC SPTSK mengatakan, Halal Bihalal antara serikat buruh se-Provinsi Banten dengan Apindo juga diharapkan bisa menjembatani permasalahan yang selama ini membelit pengusaha dan buruhnya.

“Misalnya soal pemutusan hubungan kerja (PHK), kerap kali hal ini merugikan buruh. Kedepan, dengan pertemuan ini perusahaan yang mem-PHK pekerja tidak ada lagi yang semena-mena. Keduanya kompak antara pengusaha dan buruh untuk memberikan haknya seuai dengan turan yang ada,” jelasnya.

Bagi Ghozali, kegiatan yang baru terjadi setelah 30 tahun dirinya menjadi Ketua Serikat Buruh di Tangerang ini memang janggal. Namun, demi perbaikan dan kenyamanan dunia kerja di Provinsi Banten, pihaknya mau bersama-sama melakukan upaya pertemuan, seperti Halal Bihala ini.

“Kedepan juga kami harap, menyelesaikan sengeta bisa dilakukan bersama, UMK tidak ribut lagi, demo tidak ada lagi, tutup tol tidak ada manfaatnya. Kita ingin menjalin komitmen ini,” singkatnya.

Satu dari ribuan perwakilan buruh yang hadiri Trisnur Priyanto mengatakan, ia menyambut baik keinginan buruh dan pengusaha yang ingin menjalin komitmen soal perburuhan di Provinsi Banten. Bahkan, jika perlu, bukan hanya soal sengketanya saja, soal bagimana mensejahterakan buruh juga dibicarakan bersama.

“Pertemuan ini baik untuk semua. Asalkan komitmennya benar-benar dijaga,” imbuh perwakilan dari Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Tangerang Raya ini. (iqmar)

 




Kantor DPC PDIP Kabupaten Tangerang Pindah ke Legok

Kabar6-Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tangerang pindah Kantor dari sebelumnya di Jalan Perintis, Cikokol, Kota Tangerang ke Desa CirarabN Kecamatan Legok.

Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Tangerang Muhlis mengatakan, perpindahan kantor sekretariat ini bersamaan dengan verifikasi faktual partai politik (Parpol) peserta Pemilu 2014 mendatang.

“Kantor baru sudah dioperasikan. Bahkan, pengurus DPC sudah melakukan aktivitasnya di kantir baru itu,” ujarnya.

Muhlis menambahkan, sesuai aturan dalam keikutsertaan peserta Pemilu adalah Kantor sekretariat berada di wilayahnya masing-masing. Meski demikian, Kantor DPC PDIP di Cikokol tetap difungsikan, untuk menyelenggarakan kegiatan dalam moment-moment tertentu.

Sementara itu, dalam verifikasi faktual Parpol. DPC PDIP Kabupaten Tangerang telah menyerahkan berkas persyaratan administratif kepada KPU Kabupaten Tangerang Pada Jumat (8/9) lalu.

Berkas diantarkan oleh Wakil Ketua DPC PDIP Ahmad Supriyadi Dan Staf sekretaris DPC Heni yang diterima langsung Ketua Pokja Verifikasi faktual Parpol KPU Badrussalam.

Menurut Ahmad Supriyadi, dalam persyaratan administrasi Parpol peserta Pemilu 2014 tidak terjadi persoalan. PDIP dinyatakan lengkap dengan menyerahkan kopian KTA sebanyak 1.112 KTA melebihi batas minimal 1000 KTA.

“Ribuan KTA ini tersebar di 29 Kecamatan. DPC PDIP lengkap semua administrasi terpenuhi, seperti domisili Kantor Dan lain-lain,” katanya.(dre/*)




Pemkot Dinilai Lamban, DPRD Tangsel Kebut 11 Raperda

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mengajukan sedikitnya 19 rancangan peraturan daerah (Raperda) ke DPRD setempat untuk dibahas dan disahkan pada tahun 2012 ini.

Namun, hingga memasuki pertengahan 2012 ini, DPRD baru menyelesaikan 8 perda, sehingga mereka masih menyisakan 11 raperda yang masuk dalam Program Legislasi daerah (Prolegda).

Dari 11 Raperda tersisa itu, DPRD justru menuding pihak dinas, dalam hal ini pemkot Tangsel yang lamban. Padahal, pembahasan raperda tersebut sudah berupaya dikebut, mengingat tenggang waktu penyelesaian raperda tinggal tiga bulan lagi

“Memang masih ada 11 Raperda yang belum selesai,” terang Rizki Jonis Ketua Badan Legislatif (Banleg) DPRD Kota Tangsel, kepada Kabar6.com diruang kerjanya, Senin (10/9/2012).

Menurut Rizki, meski masih tersisa 11 Raperda lagi, namun pihaknya merasa sangat optimis bisa menyesaikan  hingga akhir tahun ini.

Politisi Partai Demokrat ini menuturkan, lambannya penyelesaian 11 raperda bukan terletak pada kinerja mereka yang lamban, tetapi lebih disebabkan karena pembahasan Raperda itu tidak gampang.

Sehingga mereka harus benar-benar fokus dan membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaiannya. “Pengesahan Raperda harus di koreksi terlebih dahulu baru dikembalikan kepada kami (DPRD, red) untuk disahkan. Namun kami optimis Raperda tersebut akan selesai pada tahun ini,” terangnya.

Ia juga meyakini, ke 19 Raperda akan dapat diselesaikan ditahun 2012 dengan peran aktif seluruh anggota DPRD dalam setiap pembahasan Raperda.

Kerja legislasi DPRD Kota Tangsel sangat diharapkan, karena pemerintahan kota Tangerang Selatan sangat diharapkan dapat melaksanakan program visi-misi serta pembangunan umum dapat ditunjang dengan adanya peraturan yang komprehensif.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Tangsel lainnya, Amar mengatakan, pemkot melalui bagian hukum harus sering proaktif untuk menyelesaikan raperda itu.

Menurutnya proaktif tersebut tidak hanya dilakukan dengan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saja, melainkan proaktif dengan DPRD yang berhubungan dengan raperda yang akan diselesaikan.

“Ini menunjukkan masih lemahnya pemahaman pejabat pemerintah tentang makna sebuah produk hukum, termasuk Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang muncul dari inisiatif dewan,” tegas

Terpisah Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, target DPRD menyelesaikan sebelas Raperda hanya dalam tempo tiga bulan jelas tidak realistis. Fungsi legislasi lembaga ini menurutnya sangat minim dan tidak efektif melihat baru delapan Raperda yang selesai dibahas selama Sembilan bulan terakhir.

“Memangnya selama ini ngapain aja, jelas tidak realistis kalau melihat jumlah yang sudah mereka selesaikan selama setengah tahun lebih ini,” ujarnya saat dihubungi kabar6.com.(evan)

 




Marlan Akip : Tangerang Surga Pelanggaran

Kabar6-Marlan Akip, Anggota DPRD Kabupaten Tangerang menegaskan Kabupaten Tangerang termasuk wilayah surga surga pelanggaran dalam berbagai aspek kehidupan.

“Kabupaten Tangerang ini surga bagi pelanggaran,” ujar Marlan yang juga selaku Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Tangerang kepada kabar6.com, beberapa waktu lalu.

Penilaian Marlan terhadap Kabupaten Tangerang ini bukan tidak mendasar. Kata dia, selama kurun waktu sepuluh tahun ini tidak ada perubahan yang mendasar di Kabupaten Tangerang.

“Saya dua periode duduk sebagai wakil rakyat. Selama itu pula, belum ada perubahan yang mendasar,” tandasnya.

Selama dua periode sebagai wakil rakyat, Marlan mengaku kerap melakukan protes kencang terhadap hasil pembangunan yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dibawah kepemimpinan Bupati Ismet Iskandar.

“DPRD itu kolektif kolegial. Sekencang apapun kita bersuara, kalau keputusan bersama menerima hasil pembangun. Maka, tetap diterima. Padahal semrawut,” ujar Marlan.

Marlan mencontohkan, hingga saat ini  persoalan infrastruktur yang masih menjadi pekerjaan rumah, proses perijinan semrawut, ketidakjelasan pendapatan daerah, persoalan kemiskinan yang masih absolut, dan pembangunan sektor lainnya yang juga amburadul.

“Selama sepuluh tahun pembangunan di Kabupaten Tangerang tidak terarah,” tukasnya.

Untuk itu, jika Kabupaten Tangerang bisa menjadi lebih baik, maka harus ada perubahan kepemimpinan di daerah ini.

“Pemilukada sebentar lagi digelar. Kami berharap masyarakat bsa menilai, mana pemimpin yang dapat mengubah Kabupaten Tangerang menjadi lebih baik,” pungkasnya.(dre/*)