Mirip Dinosaurus, Ditemukan Kura-kura dengan Cangkang Runcing di Rusia

Kabar6-Wujud kura-kura yang satu ini memang tampak aneh, bahkan cenderung mengerikan. Hewan yang ditemukan di tepi sungai Amur, Rusia, ini memiliki cangkang runcing dan kepala yang menakutkan. Disebut-sebut, hewan ini lebih mirip dengan dinosaurus.

Kura-kura ini, dilansir Huffingtonpost, pertama kali ditemukan oleh Anastasia Steshina, yang saat itu datang bersama sejumlah temannya ke sungai tersebut. Anastasia pun mengabadikan gambar kura-kura, dan mempostingnya ke media sosial. Sayangnya, banyak yang menganggap foto tersebut palsu.

“Itu tertangkap oleh seorang nelayan. Saya langsung bergegas melihat untuk mengambil foto. Ketika kami melihat makhluk itu, kami bahkan tidak menyadari bahwa itu adalah kura-kura. Dia mengingatkan kami pada dinosaurus,” kata Anastasia.

Menurut para nelayan lokal, kura-kura yang mereka temukan itu bukan satu-satunya yang ada di wilayah tersebut. Nelayan kemudian menggiring kura-kura tersebut kembali ke air untuk kembali ke kawanannya.

Disebutkan, kura-kura mengerikan itu teridentifikasi sebagai kura-kura buaya gertakan (Alligator Snapping Turtle). Spesies kura-kura yang satu ini merupakan kura-kura air tawar terberat di dunia. Cangkangnya berduri, rahang kokoh dan tebal, ekor bersisik, membuat hewan ini sering disebut sebagai ‘dinosaurus dari dunia kura-kura’.

Cangkang mereka bisa tumbuh hingga sepanjang 66 cm, dan berat hingga 100 kg. Alligator Snapping Turtle terdaftar sebagai spesies yang terancam punah karena hilangnya habitat mereka dan banyak juga ditangkap untuk untuk dikirim ke perdagangan hewan eksotis. ** Baca juga: Langka, Pelangi Pink Terlihat di Langit Inggris

Kura-kura ini lebih banyak menghabiskan waktu di dalam air sehingga jarang sekali terlihat.(ilj/bbs)




Memiliki Perasaan Takut Ternyata Sehat

Kabar6-Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.

Tapi siapa sangka, ternyata rasa takut sendiri memiliki manfaat bagi kesehatan, lho. Dilansir Time, takut membuat otak Anda banjir dengan zat kimia yang sehat, menggairahkan suasana hati dan melepaskan perasaan euforia, atau kegembiraan besar.

Dr. Margee Kerr, seorang sosiolog, yang mempelajari takut mengatakan, ‘pukulan kimia kuat’ ini termasuk senyawa endorfin dan dopamin alami dalam tubuh yang menciptakan perasaan bahagia.

“Ketika Anda ketakutan, tubuh Anda juga memproduksi bahan kimia yang disebut oksitosin. Hormon ini membantu ikatan orang dengan satu sama lain. Ketika orang-orang berbagi pengalaman takut, itu bisa membuat mereka merasa lebih dekat. Jadi, jika Anda berada di sebuah rumah berhantu dengan beberapa teman-teman, pengalaman yang dapat membantu memperkuat persahabatan Anda,” katanya.

Ada juga beberapa bukti bahwa takut dapat membantu seseorang mengelola situasi stres. Hal-hal seperti memberikan presentasi di depan kelas atau tampil di drama sekolah dapat membuat kita takut dan gelisah. Tapi pengalaman ini membantu membangun semacam ketahanan takut yang membuat kita lebih percaya diri.

“Anda menjadi lebih nyaman dengan pengalaman ketakutan fisik, sehingga Anda akan lebih mampu bekerja meskipun dalam situasi tegang,” jelas Kerr.

Meskipun ketakutan bisa membuat kita lebih sehat, penting untuk diingat bahwa ada orang mengalami ketakutan dengan cara yang berbeda. Mungkin menyenangkan untuk bisa merasakan ketakutan, tapi belum tentu bagi beberapa orang. ** Baca juga: Ini 5 Fakta Tentang Keringat yang Sebaiknya Diketahui

Anak-anak muda dari enam dan atau tujuh tahun, menurut catatan Kerr, tidak dapat memisahkan kenyataan dengan halusinasi. Jadi melihat sesuatu yang menakutkan bisa memiliki efek negatif abadi. Artinya, Anda tetap harus berhati-hati jika ingin menakut-nakuti seseorang.(ilj/bbs)




Langka, Pelangi Pink Terlihat di Langit Inggris

Kabar6-Biasanya pelangi memiliki tujuh warna yang disebut dengan nama mejikuhibiniu. Namun pelangi yang terlihat di wilayah barat Inggris, tepatnya di Bristol, Tauton dan Yate, sungguh berbeda. Ya, pelangi kali ini hanya mempunyai satu warna yaitu merah muda.

Dikatakan orang yang sempat melihat dan mengabadikan fenomena tersebut, pelangi merah muda itu digambarkan sebagai hal yang menakjubkan dan sangat cantik. Ia kemudian memposting foto pelangi merah muda itu di halaman Facebook BBC Points West.

Presenter BBC Weather, Simon King, dilansir standard.co.uk mengatakan bahwa tidak ada nama khusus untuk fenomena tersebut. Sedangkan para ahli menyebut fenomena langka itu sebagai ‘ilusi optik’ yang biasa terjadi.

“Itu hanya pelangi biasa yang berubah warna disebabkan oleh tetesan air di atmosfer yang memantulkan sinar matahari ke spektrum warna yang berbeda,” ucap Simon. ** Baca juga: Untuk Pertama Kalinya dalam 20 Tahun Terakhir, Kelinci Ili Pika Asal Tiongkok Terlihat Lagi

Memang warna yang langka.(ilj/bbs)




Ini 5 Fakta Tentang Keringat yang Sebaiknya Diketahui

Kabar6-Keringat merupakan cairan yang diproduksi oleh kelenjar kulit dengan komposisi utamanya adalah air dan garam (natrium klorida), mineral, laktat dan urea. Berkeringat menjadi reaksi tubuh yang merasakan kepanasan sehingga berusaha mendinginkannya.

Meskipun dialami semua orang, terdapat beberapa fakta tentang keringat yang mungkin belum Anda ketahui. Dilansir Times of India, berikut adalah lima fakta yang dimaksud:

1. Pria lebih banyak berkeringat ketimbang wanita
Pria dan wanita memiliki perbedaan pola berkeringat. Setiap hari, rata-rata pria dewasa menghasilkan keringat empat kali lebih banyak ketimbang wanita di usia yang sama. Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Experimental Physiology, pria lebih cepat berkeringat saat berolahraga ketimbang perempuan.

Untuk mulai berkeringat, wanita harus olahraga dengan intensitas yang lebih tinggi. Meskipun alasan di balik hal tersebut masih belum diketahui, terdapat sejumlah spekulasi dan teori. Banyak ahli yang percaya bahwa itu disebabkan oleh perbedaan hormonal.

2. Semakin banyak berkeringat semakin bugar
Banyak orang mengatakan bahwa banyaknya keringat yang keluar dari tubuh berhubungan dengan tingkat kebugaran yang berkurang. Faktanya, individu yang berkeringat berada dalam kondisi kebugaran yang lebih baik. Itu karena semakin banyak keringat yang keluar saat olahraga, semakin membantu mencegah suhu panas tubuh, karena keringat menghasilkan efek pendinginan tubuh.

3. Berkeringat dipengaruhi faktor keturunan
Berkeringat sangat dipengaruhi oleh molekul genetik yang disebut major histocompatibility complex. Karena molekul-molekul ini, kemampuan berkeringat tiap orang berbeda.

4. Keringat berlebihan
Hiperhidrosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi keringat berlebih pada individu yang memiliki banyak kelenjar keringat aktif. Orang-orang yang sering berkeringat tanpa alasan jelas, bahkan ketika mereka berada dalam ruangan yang sejuk cenderung mengalami hiperhidrosis.

Beberapa bagian tubuh yang paling sering terkena dampak hiperhidrosis adalah telapak tangan, kaki, ketiak, dan wajah. Namun, hiperhidrosis juga mengindikasikan kondisi seperti kanker, akromegali dan penyakit Parkinson.

5. Ada dua jenis kelenjar keringat
Ada dua jenis kelenjar keringat dalam tubuh, salah satunya adalah kelenjar keringat eccrine dan apokrin. Kelenjar keringat eccrine bertanggung jawab untuk memproduksi ‘keringat air’ yang pada dasarnya terdiri dari air dan garam.

Kedua jenis kelenjar keringat ini dapat ditemukan di seluruh tubuh, tetapi sebagian besar terkonsentrasi di sekitar wajah, kaki dan tangan. Sedangkan kelenjar keringat apokrin hanya ditemukan di daerah di mana terdapat folikel rambut, seperti di daerah ketiak. ** Baca juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Berada Seharian di Ruang AC?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Untuk Pertama Kalinya dalam 20 Tahun Terakhir, Kelinci Ili Pika Asal Tiongkok Terlihat Lagi

Kabar6-Ili Pika yang merupakan spesies kelinci langka, terlihat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir. Hewan yang ditemukan oleh seorang peneliti bernama Li Weidong pada 1983 ini, merupakan salah satu spesien yang terancam punah. Jumlahnya lebih sedikit daripada panda yang juga dikenal sebagai hewan langka di Tiongkok.

Ili Pika atau Ochotona iliensis, seperti dikutip Boredpanda, memiliki panjang delapan inci, dan relatif lebih kecil dari kelinci biasa. Hewan ini juga memiliki telinga yang lebih pendek dari kelinci biasa, dan hidup di pegunungan Tianshan, wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Li Weidong dan timnya pertama kali menemukan Ili Pika di pegunungan Tianshan. Saat itu Li memperkirakan ada sekira 2.900 Ili Pika yang hidup di pegunungan itu. Nah, 20 tahun kemudian Li melakukan demografi baru, dan memperkirakan habitat Ili Pika turun menjadi 2.000 ekor.

Kini setelah Li dan timnya kembali melakukan demografi, ia memperkirakan bahwa jumlah Ili Pika yang tersisa hanya kurang dari 1.000 ekor. “Saya yang menemukan spesies itu, dan saya yang menyaksikan hewan itu terancam punah. Jika hewan itu punah di hadapan saya, saya akan merasa sangat bersalah. Spesies ini bisa punah kapan saja. Mereka tidak ada lagi di tempat mereka dulu pernah saya temukan,” kata Li. ** Baca juga: Derita Alergi Langka Bikin Balita Ini Tidak Dapat Konsumsi Semua Makanan

Sangat sedikit yang diketahui tentang spesies langka ini, dikarenakan tidak ada pengamatan spesifik terhadap ekologi, prilaku, atau reproduksi dari Ili Pika. Namun Li meyakini bahwa penyebab berkurangnya jumlah Ili Pika disebabkan oleh pemanasan global yang membuat ketinggian salju di pegunungan Tianshan terus meningkat.(ilj/bbs)




Apa yang Akan Terjadi Jika Berada Seharian di Ruang AC?

Kabar6-Nyaris sebagaian besar kantor atau perumahan di kota-kota besar menggunakan Air Conditioner (AC) di setiap ruangan, terlebih udara di daerah tropis memang cenderung panas.

Berapa lama dalam sehari Anda berada dalam ruangan ber-AC? Para peneliti di Louisiana Medical Center, dikutip dari Wartakesehatan, menemukan bahwa AC diketahui dapat menyebabkan penyakit pada pernapasan manusia, atau disebut legionairre (infeksi saluran pernapasan akut), serta penyakit menular yang berpotensi fatal menghasilkan demam tinggi dan radang paru-paru.

Lantas, bagaimana kondisi kesehatan seseorang yang berada dalam ruangan ber-AC selama seharian? ini dia tiga efek yang akan terjadi:

1. Sebabkan kelelahan
Penelitian menunjukkan, orang yang bekerja di lingkungan dan udara yang cenderung menggunakan AC setiap hari (nonstop) lebih rentan mengalami sakit kepala yang hebat serta mudah lelah.

2. Kulit jadi kering
Efek seharian di ruangan ber-AC ini paling terasa perubahannya pada kulit tubuh. Berjam-jam di ruangan ber-AC hanya akan menghilangkan kelembapan kulit. Setelah itu, kulit juga menjadi rentan sehingga muncul lipatan dan kerutan.

3. Anda jadi tak tahan suhu panas
Semakin lama menghabiskan waktu di ruangan ber-AC, semakin sulit pula Anda bisa menerima suhu tanpa menggunakan AC. Hal ini dinamakan stres pada tubuh yang secara drastis menghadapi perubahan suhu secara ekstrem. ** Baca juga: Jangan Remehkan, Polusi Udara Bisa Picu Penyakit yang Mematikan

Solusinya, cobalah untuk tidak selalu menggunakan AC, misalnya saat berada di rumah. Gunakan AC saat musim panas atau suhu di luar sedang benar-benar terik saja.(ilj/bbs)




Derita Alergi Langka Bikin Balita Ini Tidak Dapat Konsumsi Semua Makanan

Kabar6-Indi Rigby memang tidak seperti balita pada umumnya yang sudah mulai ‘diperkenalkan’ dengan berbagai jenis makanan padat. Bukan karena terlalu memilih makanan, bocah berusia dua tahun ini memang tidak dapat mengonsumsi makanan padat apapun.

Penyakit langka ini berawal ketika bocah asal Lisburn, Irlandia, itu masih bayi. Ia mengalami masalah saat mengonsumsi susu formula. Dokter mengatakan bahwa Indi hanya mengalami alergi susu sapi, yang dapat diatasi setelah cukup usia untuk mengonsumsi makanan padat.

Namun saat berusia 10 bulan, dilansir mirror.co.uk, Indi mengalami muntah-muntah dan lemas hanya beberapa jam setelah mengonsumsi makanan padat. Setelah melalui pemeriksaan di rumah sakit, dokter mendiagnosis Indi mengalami alergi makanan langka yang disebut Food Protein Induced Enterocolitis Syndrome (FPIES). Itu berarti Indi alergi terhadap nyaris semua makanan padat.

Diketahui, FPIES adalah jenis yang tidak biasa dari alergi makanan, biasanya hanya terjadi pada bayi dan anak-anak di usia yang sangat muda. Secara umum, reaksi alergi dimulai sekira dua sampai empat jam setelah makan makanan padat dan alerginya dapat bertahan selama beberapa hari. ** Baca juga: Heboh, Wanita Ini Berkeringat Darah

Kini Indi hanya bisa mengonsumsi makanan formula khusus, karena tidak diketahui sampai kapan alergi tersebut berakhir. Namun dokter yang merawat Indi berharap alergi tersebut akan berhenti saat ia berusia empat tahun.(ilj/bbs)




Jangan Remehkan, Polusi Udara Bisa Picu Penyakit yang Mematikan

Kabar6-European Heart Journal melaporkan, masyarakat urban yang terpapar polusi udara secara konstan dapat meningkatkan risiko hipertensi, yang merupakan faktor risiko penyebab penyakit mematikan.

Studi yang dilakukan oleh 33 ahli pimpinan Barbara Hoffmann, seorang profesor di Heinrich Heine University di Dusseldorf, Jerman, memantau kehidupan dan kondisi kesehatan 41.071 orang di Norwegia, Swedia, Denmark, Jerman dan Spanyol selama lima sampai sembilan tahun.

Pada saat bersamaan, dilansir Femalesia, peneliti memeriksa kualitas udara setiap tahun dengan mengukur materi partikel berbeda yang terpapar di udara. Peneliti melihat setiap kenaikan lima mikrogram partikel kecil pada udara meningkatkan lima kali risiko hipertensi.

Selama penelitian, 15 persen orang atau sekira 6.207 yang diteliti ternyata sadar akan hal tersebut dan mengambil langkah pengobatan hipertensi. Polusi udara juga diperkirakan memengaruhi kesehatan jantung, pembuluh darah, penyebab peradangan, hingga ketidakseimbangan sistem saraf.

“Temuan kami menunjukkan bahwa paparan jangka panjang untuk partikel polusi udara dikaitkan dengan risiko penyakit lain yang lebih berbahaya dari hipertensi,” urai Hoffmann. ** Baca juga: Kenali Apa Itu Keracunan Makanan

Hindari paparan polusi udara semaksimal mungkin agar terhindar dari ancaman penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




Heboh, Wanita Ini Berkeringat Darah

Kabar6-Seorang wanita berusia 21 tahun mengalami hal tak biasa, sehingga membuat bingung dokter yang bertugas di sebuah rumah sakit Italia. Bagaimana tidak, wanita tersebut memiliki keringat darah yang merembes membasahi dahi serta mengalir ke kelopak mata hingga pipi.

Menurut kabar, kondisi tersebut sudah dialami sejak tiga tahun terakhir ini. Seperti dilansir Livescience, dalam tulisan Canadian Medical Association Journal edisi 23 Oktober 2017, dr. Roberto Maglie dan dr. Marzia Caproni menyebutkan bahwa kondisi pendarahan terjadi pada saat penderitanya sedang istirahat atau beraktivitas.

Kondisi tersebut memburuk saat dibarengi tekanan emosional. Dikatakan dokter, hasil tes darah wanita yang tidak disebutkan namanya itu tidak juga mampu menjawab misteri keringat darah. Baik Maglie maupun Caproni mengatakan, hingga saat ini tak ada literatur medis yang mampu mengungkap penyebab kondisi keringat darah.

Ternyata, kondisi yang disebut hematohidrosis sudah terjadi sejak masa lalu. Hal iu dituturkan Jacalyn Duffin, sejarawan medis di Queen’s University, Ontario, Kanada, yang menjelaskan tentang hal tersebut pada jurnal yang sama.

Dari 28 kasus yang ditemukan Duffin, semuanya dialami wanita, kecuali dalam empat kasus. Mereka rata-rata berusia 14 tahun. Penderita mengalami gejala serupa, yakni aliran keringat yang mengucur di dahi, wajah, mata, dan telinga.

Tercatat juga, sekira separuh dari jumlah itu adalah mereka yang sedang dalam kondisi stres berat. “Semua penulis menekankan adanya rasa takut yang luar biasa dalam kasus hematohidrosis ini,” ucap Duffin. ** Baca juga: Pilek Tak Kunjung Sembuh, Dokter Temukan Gigi Tumbuh Dalam Rongga Hidung Pasien

Sementara itu para dokter di Italia merawat pasien wanita tadi dengan obat antidepresan dan penenang, meskipun pendarahan tetap berlanjut. Termasuk juga obat untuk tekanan darah tinggi agar mengurangi perdarahan.(ilj/bbs)




Kenali Apa Itu Keracunan Makanan

Kabar6-Keracunan makanan atau foodborne disease adalah kondisi akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular seperti bakteri, virus, dan parasit. Kontaminasi dapat terjadi saat makanan sedang diproses atau dimasak dengan tidak benar.

Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada 2015 lalu, penyakit ini bersumber dari makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun, dan membuat 150 ribu orang sakit dan membunuh lebih dari 175 ribu orang per tahun di Asia Tenggara.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), AS, dilansir Femina, mengungkapkan setidaknya ada 250 penyebab foodborne disease. Dan yng paling umum adalah bakteri, virus, parasit (jamur atau kapang), dan racun. Kasus foodborne disease yang paling banyak, karena kontaminasi bakteri dari campylobacter, E.coli, dan salmonella.

Campylobacter adalah penyebab paling umum penyakit diare di dunia, dengan gejala tambahan seperti demam, nyeri, dan kejang. Bakteri ini banyak ditemukan pada daging unggas mentah. Kebanyakan penderita memakan daging ayam yang tidak dimasak sempurna, atau makanan lain yang terkontaminasi cairan daging ayam mentah.

Sementara E.coli adalah bakteri yang bersarang di hewan ternak, dan umumnya mengontaminasi air dan makanan melalui tinja sapi. Gejalanya serupa dengan campylobacter. Namun, diare bisa lebih parah, disertai darah, dan nyeri pada perut, tanpa terjadi demam.

Sedangkan Salmonella menyebar ke manusia melalui berbagai makanan hasil ternak. Gejalanya pun persis seperti campylobacter. Namun, bagi orang-orang dengan daya tahan tubuh sangat rendah, bakteri ini dapat menginvasi aliran darah dan memicu infeksi yang mengancam jiwa.

Meskipun kebanyakan bakteri-bakteri tersebut berasal dari hewan, ternyata buah-buahan, sayuran, atau bahkan nasi matang juga dapat terkontaminasi, terlebih lagi jika diproses bersamaan dengan bahan makanan lain yang mentah.

Keracunan juga bisa terjadi jika kita mengonsumsi makanan yang dimasak sendiri sudah basi. Dijelaskan, makanan basi sering berisiko terkontaminasi patogen, seperti salmonella, listeria, atau micotoxin (jamur).

Jika Anda akan mengonsumsi makanan kemasan, pastikan produk tersebut sudah memiliki nomor izin edar resmi seperti dari BPOM, serta pastikan produk belum melewati tanggal kedaluwarsa. ** Baca juga: Konsumsi Roti Setelah Makan Nasi Bantu Atur Kadar Gula Darah

Produk makanan dan minuman yang telah melewati tanggal kedaluwarsa, tidak lagi dapat memberi manfaat optimal karena kandungannya sudah berubah, bahkan dapat berpotensi membahayakan tubuh.(ilj/bbs)