oleh

Apa Sebab Kulit Putih Jadi Standar Kecantikan Wanita Asia?

image_pdfimage_print

Kabar6-Tidak sedikit wanita di Asia yang berusaha keras untuk memiliki kulit putih. Ya, standar kecantikan sosial yang umum di Asia adalah ‘putih itu cantik’. Tidak heran, beberapa wanita melakukan perawatan kulit dengan krim hingga obat pemutih yang obsesif, atau injeksi mengurangi melanin sehingga lebih putih.

Spekulasi yang berkembang mengatakan, alasan wanita Asia ingin memiliki kulit putih karena melihat wanita di negara barat. Namun bukan itu sebenarnya, karena ada alasan lain yang ternyata lebih spesifik.

Lantas, apa alasannya? Melansir Woop, di Tiongkok, Jepang, dan Korea, kulit yang gelap dikaitkan dengan pekerjaan mereka di kelas bawah, sementara kulit putih menandakan tingkat sosial lebih tinggi. Karena itulah, para wanita bahkan rela menggunakan merkuri pada wajah mereka atau lintah demi mendapatkan warna kulit yang diinginkan.

Menurut Global Industry Analysts, penjualan produk pemutih di Asia sangat ramai. Tertinggi di Tiongkok sekira 40 persen dari seluruh Asia. Sedangkan di Jepang 21 persen dan Korea Selatan 18 persen. Masing-masing dari ketiga negara ini memiliki sejarahnya sendiri terkait dengan standar kecantikan putih itu cantik.

Standar kecantikan wanita Tiongkok bahwa kulit putih itu lebih baik telah berlaku sejak era Dinasti Han. Itu karena mereka percaya kalau warna kulit seseorang mencerminkan status sosial mereka. Memiliki kulit putih berarti Anda mempunyai ‘kemewahan’ untuk bisa bersantai di dalam ruangan daripada bekerja di bawah terik matahari.

Standar kecantikan tersebut rupanya juga mempengaruhi tren makanan di Tiongkok. Selama Dinasti Ming, pengobatan Tiongkok merekomendasikan makanan tertentu agar kulit lebih cerah. Bahkan, ada pengobatan yang meminta pasien menelan mutiara ditumbuk menjadi bubuk.

Kulit putih pun masih menjadi standar kecantikan di Tiongkok hingga saat ini. Berdasarkan studi yang dilakukan World Health Organization (WHO), sekira 40 persen wanita Tiongkok secara teratur menggunakan produk pemutih kulit.

Hal yang mengkhawatirkan, beberapa pencerah kulit dari Tiongkok masih mengandung merkuri yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, sehingga sudah dilarang di Amerika Serikat.

Sementara di Jepang, kulit putih dianggap bisa menyembunyikan ‘tujuh cacat’ dalam diri. Orang Jepang percaya, kulit putih itu indah dibandingkan kulit gelap yang terlihat kurang menarik.

Selama era Nara (710-794) sampai Heian (794-1185), produk kosmetik pemutih kulit selalu dikaitkan dengan kaum bangsawan. Pada era Edo (1603-1868), standar kecantikan sedikit berubah dan wanita mulai menciptakan kulit putih dengan cara lebih alami.

Pada masa lalu, wanita Jepang diminta menggunakan make-up dan diharapkan untuk menjaga riasan putih mereka dari pagi hingga larut malam, bahkan ketika mereka mandi.

Aktris dan aktor Korea Selatan (Korsel) populer karena warna kulit mereka dalam foto. Preferensi kulit putih itu bagus sudah ada sejak zaman Gojoseon, dinasti pertama dalam sejarah Korea.

Dengan alasan serupa seperti Tiongkok dan Jepang, kulit putih membuat wanita terlihat lebih terhormat. Kulit yang halus dan putih baik pria maupun wanita bangsawan digambarkan menyerupai batu giok pucat.

Wanita Koresel sering menggunakan ampas madu, lotion, hingga mencuci wajah menggunakan air bunga persik demi mendapatkan kulit putih. Bahkan saat ini, industri operasi plastik di Korea telah mengembangkan segala teknologi untuk prosedur pencerah kulit.

Banyak ahli bedah plastik percaya bahwa hampir semua selebriti Korsel telah menjalani prosedur tersebut. Wanita sering terlihat memakai foundation dengan warna lebih terang dari kulit asli mereka, dan menerapkan filter foto demi kulit kelihatan putih.

Kulit cerah masih sering dikaitkan dengan kekayaan, status sosial di negara-negara Asia dan industri produk pemutih kulit terus tumbuh di tahun-tahun selanjutnya.

Beberapa orang percaya, penyebaran kapitalisme dan budaya barat semakin membikin rumit standar kecantikan ‘putih itu cantik’ di Asia. Ini karena ada kaitannya dengan orang Kaukasia, kekayaan global, serta kekuatan Amerika dengan kulit putih.

Sebuah studi menemukan, pada industri kecantikan Asia, sebanyak 44 persen iklan Korea dan 54 persen iklan Jepang menampilkan model Kaukasia. Asia telah menciptakan standar kecantikannya sendiri. ** Baca juga: Tidur Lelap Tanpa Bantuan Obat

Jadi, standar kecantikan kulit putih ini kurang tepat kalau disebut upaya meniru fitur Kaukasia. Karena, lebih berkaitan dengan keinginan untuk dianggap sebagai orang kaya dan kelas lebih tinggi dalam masyarakat Asia.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email