oleh

Angka Gizi Buruk di Tangerang Selatan Turun Drastis

image_pdfimage_print

Kabar6-Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kota Tangerang Selatan turun drastis, yang semula ada di angka 19,9 persen saat ini turun di angka 9 persen dan menjadi yang terendah se-Provinsi Banten.

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengapresiasi seluruh pihak atas kerja keras dalam menekan angka prevalensi stunting. Sekaligus ia menekankan kepada seluruh perangkat daerah agar tidak cepat puas atas hasil ini. Baginya, keberhasilan ini justru menjadi pemacu semangat untuk terus menurunkan bahkan menghilangkan kasus stunting di Tangerang Selatan.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan tinggi badannya berada di bawah standar.  Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Anak juga rentan mengalami gangguan pada tulang. Rentan mengalami gangguan kesehatan. Terlihat lemas terus menerus, dan kurang aktif.

“Alhamdulillah angka stunting kita turun, ini berkat kerja keras semua pihak. Tetapi, kita tidak boleh berpuas diri. Permasalahan stunting masih jadi PR kita bersama,” kata Benyamin Davnie saat ditemui di rumah dinas, pada Kamis (26/01/2023).

Tak hanya itu, ia menegaskan kolaborasi dan sinergi harus terus ditingkatkan di seluruh perangkat daerah dan bersama masyarakat. Termasuk kembali melaksanakan Langkah nyata untuk menekan dan menurunkan angka stunting.

“Mulai dari identifikasi kembali sebaran stunting dan ketersediaan program dan kendalanya, Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi stunting, rembuk stunting, hingga review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir,” ungkapnya.

Belum lagi, soal kepastian hukum bagi kelurahan untuk menjalankan peran dan kewenangan serta memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah dalam kaitannya intervensi gizi terintegrasi.

**Baca Juga: Ombudsman Apresiasi 9 Standar Pelayanan Publik di Pemkot Tangsel

“Dan jangan lupakan soal pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting,” tuturnya.

Bukan hanya itu saja, pelaksanaan pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, dan melaksanakan program Ngider Sehat untuk mendekatkan upaya promotif, preventif, dan kuratif kepada masyarakat.

“Masalah stunting ini menjadi masalah serius bagi kita dan menjadi investasi SDM menyongsong Indonesia emas tahun 2045, oleh karenanya langkah-langkah yang kami lakukan juga harus optimal dan terukur,” ucapnya.

Langkah-langkah yang jelas tersebutlah, kata Benyamin, jadi andalan pemerintah kota Tangerang selatan untuk terus menurunkan angka prevalensi stunting. (Red)

Print Friendly, PDF & Email