oleh

Anggota DPRD Sesalkan U-Turn di Jalan MH Thamrin Cikokol

image_pdfimage_print

Kabar6-Pengerjaan U-Turn (putar balik) di Jalan MH Thamarin, Cikokol, Kota Tangerang, oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten, membuat kalangan legislatif di Banten geram.

Pasalnya, akses putar balik tersebut, diketahui merupakan permintaan dari pihak Transmart, yang diduga hanya sebagai kepentingan bisnis semata, tanpa melihat dampak yang akan dirasakan masyarakat luas.

“Apakah dasar kajian mereka sudah melihat kebutuhan dan kepentingan masyarakat luas. Dilihat dari titik lokasinya saja, sudah jelas bahwa akan ada banyak dampak yang ditimbulkan,” ujar Herry Rumawatine, Anggota DPRD Provinsi Banten, kepada wartawan, Kamis (27/11/2014).

Salah satunya adalah, dampak kemacetan dan rawan kecelakaan, mengingat titik U-Turn yang saat ini sudah nampak dikerjakan tersebut, merupakan jalur cepat.

“Jadi tidak boleh sembarangan hanya untuk kepentingan komsersil semata. Pemerintah harus meninjau ulang, jika memang itu telah melalui kajian. Artinya, kajiannya seperti apa, harus jelas,” tukas dia.

Politisi Partai Demokrat ini juga membeberkan, bahwa saat dirinya dahulu menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Tangerang, kawasan swalayan yang saat itu dikelola The Best ini pun, pernah mengajukan permintaan pembuatan U-Turn di jalan tersebut.

“Dan saat itu di tolak oleh pemerintah Kota Tangerang, karena dinilai akan menimbulkan banyak dampak negatifnya. Itu semua merujuk atas kepentingan dan kebutuhan masyarakat luas,” tegas Herry. **Baca juga: Klaim Kajian, DBMTR Banten Amini Permintaan U-Turn Transmart.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Apanudin juga menyayangkan permasalahan tersebut. Seharusnya, kata dia, intansi terkait, baik yang ada di Pemprov Banten maupun Kota Tangerang, seyogyanya sama-sama melakukan kajian mendalam terlebih dahulu, agar tidak ada kesan dugaan penyalahgunaan wewenang demi kepentingan pribadi ataupun pihak tertentu.

“Adanya U-Turn tersebut disinyalir akan menjadi indikator meningkatnya kemacetan. Jadi harus dikaji secara komprenrenshif,” pungkasnya.(Ges)

Print Friendly, PDF & Email