oleh

Aneh, Gugatan Cerai Bidan di Gunung Kaler Cuma Berbekal Surat Puskesmas

image_pdfimage_print

Kabar6-Proses gugatan cerai Reny Mayaretna, salah seorang Bidan di Puskesmas Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang terhadap Aliyudin, suaminya dinilai janggal.

Pasalnya, Reny menggugat cerai suaminya hanya berbekal surat izin perceraian yang dikeluarkan Kepala Puskesmas Gunung Kaler pada 16 Maret 2020 lalu.

Aliyudin mengatakan, pihaknya mengaku telah digugat cerai oleh istrinya ke Pengadilan Agama Tigaraksa, dengan alasan telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

Sementara, KDRT itu harus dibuktikan dengan visum dari pihak kepolisian. Ia membantah bahwa sampai saat ini dirinya belum pernah melakukan kekerasan secara fisik terhadap istrinya.

“Selama ini saya belum pernah pukul istri, kok alasannya gugat cerai karena KDRT. Padahal secara aturan yang berhak membuat surat izin perceraian itu adalah Bupati Tangerang melalui Kepala BKPSDM, karena istri saya Aparatur Sipil Negara (ASN) golongan IIIB,” ungkap Aliyudin, kepada wartawan, Rabu (27/5/2020).

Dijelaskannya, meski Hakim Pengadilan Agama Tigaraksa tidak melanjutkan ketahap persidangan karena berkasnya dinyatakan kurang lengkap.

Namun sebagai seorang warga yang ditokohkan di Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, ia merasa didzolimi oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas Gunung Kaler.

Nama baiknya merasa tercoreng dan dicemarkan, karena tetangga dan pegawai Desa Kronjo serta Ketua Rukun Warga sudah terlanjur mengetahui tentang surat panggilan sidang tersebut.

“Dimana fungsi pembinaan berjenjang yang diamanatkan oleh undang-undang dan Peraturan Pemerintah, karena perceraian ASN itu tidak mudah hanya dengan secarik kertas dari Kepala Puskesmas. Seharusnya sebelum melangkah jauh, kedua belah pihak dimediasi terlebih dahulu oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan,” terangnya.

Pengusaha terkemuka di wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang ini menambahkan, semenjak istrinya kabur dari rumah pada 7 Pebruari 2020 silam dengan alasan ingin menenangkan diri, perkembangan psikologi dari ketiga buah hatinya otomatis terganggu.

Sebab, ketiga anaknya saat ini masih dibawah umur yang seharusnya membutuhkan kasih sayang ibunya, namun sebagai seorang ayah dirinya berusaha meyakinkan ketiga anaknya bahwa ibunya saat ini sedang bertugas diluar dan pasti akan kembali.

“Dan ini jelas kalau saya laporkan ke polisi tentang penelantaran anak sangat bisa, namun saya belum mengarah kesitu, saya ingin agar anak-anak yang masih dibawah umur butuh perhatian ibunya,” ujarnya.

Sementara itu, Bidan Reny Mayaretna belum bisa dikonfirmasi, meski wartawan berusaha mencoba menemuinya di Puskesmas Gunung Kaler beberapa waktu lalu.

Bidan Reny hanya menjawab pertanyaan yang dikirim wartawan melalui WhatsApp dengan kalimat singkat bahwa dirinya sedang sibuk.**Baca juga: Langgar PSBB, Panti Pijat Plus di Panongan Ditutup.

“Maaf pak saya tidak bisa menemui, saya sedang pembinaan bidan desa,” tulis Bidan Reny melalui pesan WhatsApp.(Tim K6)

Print Friendly, PDF & Email