1

Aksi Damai, Greenpeace Kembalikan Ribuan Plastik Saset ke Graha Unilever di BSD

Kabar6-Aktivis lingkungan hidup dari Greenpeace Indonesia gelar aksi damai kreatif di depan Graha Unilever, kawasan BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Sebanyak 50 kilogram plastik saset kemasan aneka produk dikembalikan ke produsen barang-barang konsumsi tersebut.

Logo huruf U berukuran besar ditempeli saset kemasan produk sabun pencuci piring, pengharum pakaian dan lain sebagainya. Di dekatnya terdapat tulisan Unaceptable, yang dalam bahasa Indonesia artinya tidak dapat diterima.

Aksi di atas menjadi simbol bagi aktivis Greenpeace mengingatkan kepada PT Unilever Indonesia Tbk untuk komitmen mengolah sampah plastik dari produk yang dihasilkan.

**Baca Juga:Dua Kelompok Mahasiswa Berencana Demonstrasi ke KPU Tangsel

Hasil audit merk Greenpeace bersama Aliansi Zero Waste Indonesia selama tiga tahun terakhir disebut menunjukkan Unilever menjadi salah satu pencemar teratas, terutama kemasan saset.

“Apa yang kita temukan hari ini kita kembalikan ke Unilever, artinya disini produsen selaku pemilik sampah sebenarnya,” kata Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia, Ibar Akbar di lokasi, Kamis (20/6/2024).

Ia mengaku berdasarkan penelitian, kemasan produk Unilever terbukti menjadi salah satu produk yang paling banyak mencemari lingkungan. Bukan hanya di Indonesia melainkan di Asia Tenggara,

“Di Indonesia, Filipina, Vietnam dan India Unilever salah satu top 3 nya penyumbang saset terbesar. Karena kita lihat saset ini multilayer terus jenis plastiknya berbagai macam dan susah didaur ulang,” lanjutnya.

Terpisah, Head of Division Enviroment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi mengklaim, pihaknya terus mengupayakan dan meningkatkan investasi dalam menemukan berbagai solusi untuk mengurangi penggunaan saset plastik serta menciptakan pendekatan sistematis yang lebih luas.

“Hal ini mencakup pengembangan sistem pengemasan yang dapat digunakan kembali dan dapat diisi ulang, alternatif bahan kemasan dan format baru yang inovatif, selain mendorong pengumpulan dan daur ulang dari bahan-bahan tersebut,” klaimnya lewat keterangan tertulis.

Maya bilang, secara global Unilever telah mendirikan Packaging R&D Centre yang fokus pada pengembangan bahan dan teknologi pengemasan masa depan. Tim terdiri dari sekitar 50 ilmuwan material dan profesional di bidang pengemasan.

“Yang mengembangkan solusi dan teknologi material terkini untuk membuka cara dan peluang baru dalam mengemas produk-produk kami,” tambahnya.

Diketahui, aksi damai Greenpeace Indonesia digelar bertepatan dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan dengan kode emiten ULVR tersebut.(yud)